JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Solution treatment Singkat pada Paduan Al-Si-Mg : Sebuah Studi Awal

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

PENGARUH SOLUTION TREATMENT DALAM GARAM CAIR DAN DAPUR PEMANAS KONVENSIONAL T6 TERHADAP SIFAT MEKANIK Al-Si-Mg.

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN AL 2014 HASIL PROSES AGING DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Please refer as: M. Fani Indarto dan Bondan T. Sofyan, Pengaruh Temperatur dan Waktu Tahan Perlakuan Pelarutan Terhadap Pengerasan Penuaan Paduan

Karakterisasi Sifat Mekanik Paduan Aluminium AA. 319-T 6 Akibat Pengaruh Waktu Tahan Pada Proses Precipitation Hardening

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006

Dosen Pembimbing : Sutarsis, S.T, M.Sc.Eng

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGARUH WAKTU PEMINDAHAN SELAMA PROSES AUSTEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BESI TUANG NODULAR FCD 500

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS (CrO 3 )

Pengaruh Temperatur dan Waktu Tahan Aging Presipitasi Hardening terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Paduan Mg-6Zn-1Y

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

HEAT TREATMENT PADA ALUMINIUM PADUAN

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PEMBENTUKAN FASA INTERMETALIK α-al 8 Fe 2 Si DAN β-al 5 FeSi PADA PADUAN Al-7wt%Si DENGAN PENAMBAHAN UNSUR BESI DAN STRONSIUM SKRIPSI

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM A356.0 DENGAN CARA MENAMBAHKAN Cu DAN PERLAKUAN PANAS T5

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

HASIL PENGUJIAN KOMPOSISI

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fluida : Semi Lean Benfield Solution (K 2 CO 3 ) Masalah Pompa 107-J. Produksi Tinggi. Why??

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (7%, 8%, 9%) Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB 3 Metode Penelitian

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Natural dan Artificial Aging Pada Velg Bahan A356.0 Centrifugal Casting Dengan Variasi Putaran Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Pengaruh Perlakuan Panas Pada Anoda Korban Aluminium Galvalum Iii terhadap Laju Korosi Pelat Baja Karbon Astm A380 Grade C

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENGARUH SILIKON (Si) TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DARI BAJA TUANG PERKAKAS YANG MENGALAMI FLAME HARDENING SKRIPSI

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Studi Eksperimental Perbandingan Pengaruh Variasi Solution Treatment pada Perlakuan Panas Precipitation Hardening T6 terhadap Sifat Mekanik Paduan Al-Si-Mg Asri Kusumaningtyas, Indra Sidharta, ST. M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: sidarta@me.its.ac.id Abstrak Paduan aluminium merupakan paduan yang sering digunakan dalam industri otomotif karena memiliki ketahanan korosi dan kemampuan mampu-bentuk yang baik. Proses pembentukannya melibatkan perlakuan panas precipitation hardening T6, dimana proses tersebut memiliki kekurangan berupa waktu proses yang panjang. Waktu proses ini dapat dipersingkat dengan memanfaatkan peranan salt bath tanpa mengesampingkan tujuan dari perlakuan panas precipitation hardening T6. Tahap short solution treatment dilakukan dalam dapur salt bath dengan variasi temperatur 550 C dan 560 C, serta waktu penahanan 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Tahap solution treatment juga dilakukan dalam dapur konvensional sebagai pembanding. Pengujian impact dan pengamatan struktur mikro dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi perlakuan panas terhadap sifat mekanik spesimen. Hasil penelitian ini adalah seiring meningkatnya temperatur solution dan waktu penahanan, energi impact akan semakin menurun. Energi impact pada spesimen short solution treatment memiliki nilai energi impact yang lebih tinggi dibandingkan dengan energi impact pada spesimen solution treatment dan spesimen as cast. Kata Kunci paduan Al-Si-Mg, precipitation hardening T6, salt bath, solution treatment P I. PENDAHULUAN ADUAN aluminium terutama paduan Al-Si-Mg merupakan logam yang umum digunakan dalam industri otomotif. Paduan ini banyak digunakan karena memiliki kemampuan mudah dibentuk (castability) dan ketahanan korosi yang baik. Tahap fabrikasi yang sering diberikan pada komponen berbahan paduan Al-Si-Mg adalah perlakuan panas precipitation hardening T6. Proses perlakuan panas precipitation hardening T6 bertujuan untuk meningkatkan kekerasan dan ketangguhan logam paduan dengan memanfaatkan dekomposisi senyawa intermetalik dari larutan metastabil padat jenuh yang diperoleh dari tahap solution treatment dan artificial aging [1]. Kekurangan dari proses precipitation hardening T6 adalah lamanya total waktu proses selama dua belas jam dengan rincian proses solution treatment selama delapan jam dan proses aging selama empat jam. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang dan Shivkumar [1, 2] menunjukkan bahwa waktu solution treatment dapat dipersingkat dan energi impact dapat meningkat 80% dari hasil as cast. Hal ini menunjukkan bahwa pada proses solution treatment yang dipersingkat, energi impact paduan tetap dapat meningkat dengan cukup tinggi, sehingga hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda dari hasil proses solution treatment standar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi perlakuan panas precipitation hardening T6 terhadap sifat mekanik material. Penelitian akan difokuskan pada pengaruh variasi temperatur dan waktu penahanan solution treatment terhadap energi impact dan struktur mikro material, dengan batasan bahwa spesimen yang digunakan dianggap homogen dan padat di seluruh bagian spesimen uji, serta pengaruh cacat dan porositas akibat proses pengecoran dapat diabaikan. II. METODOLOGI PENELITIAN Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah paduan Al-Si-Mg dengan komposisi paduan 92,845%Al-6,6%Si- 0,25%Mg. Perlakuan panas yang dikenakan pada spesimen adalah precipitation hardening T6 yang terdiri dari solution treatment, pendinginan cepat (quenching), dan dilanjutkan dengan artificial aging. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan memperpendek waktu penahan solution treatment pada dua temperatur solution yang berbeda. Tahapan perlakuan panas dilakukan sesuai dengan gambar 1. Label (T sol, t sol ) menunjukkan bahwa temperatur dan waktu penahanan solution treatment divariasikan. Proses solution treatment dilakukan dengan menggunakan dapur salt bath pada variasi temperatur 550 C dan 560 C dengan variasi waktu penahanan 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Salt bath (garam cair) yang digunakan adalah campuran garam nitrat KNO 3 dan NaNO 3 dengan perbandingan massa 40:60. Proses solution treatment konvensional dilakukan dengan menggunakan dapur biasa (non-salt bath) dengan variasi temperatur 550 C dan 560 C dengan waktu penahanan selama enam jam. Proses solution treatment konvesional dilakukan dengan tujuan sebagai pembanding antara hasil penelitian dan hasil dari proses yang umum digunakan dalam dunia industri. Proses selanjutnya akan dilakukan proses pendinginan cepat (quenching) ke dalam air dengan temperatur 60 C. Kemudian proses dilanjutkan ke tahap aging, dimana spesimen dipanaskan hingga temperatur 150 C selama empat jam. Setelah waktu aging tercapai, spesimen

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 2 didinginkan secara cepat hingga temperatur ruang. Gambar 1. Skema perlakuan panas precipitation hardening T6 yang dilakukan. Label (T sol, t sol) memnunjukkan temperatur dan waktu penahan solution treatment divariasikan. Pengujian impact dilakukan dengan metode Charpy dengan dimensi spesimen uji yang sudah dibentuk sesuai dengan standar JIS H 5202 [10]. Dari pengujian yang dilakukan akan didapatkan nilai energi yang dibutuhkan untuk mematahkan tiap spesimen (Joule). Pengamatan struktur mikro dilakukan pada spesimen yang telah diberi perlakuan short solution treatment serta spesimen as cast dan spesimen dengan proses solution treatment konvensional sebagai pembanding. Preparasi spesimen disesuaikan dengan standar prosedur metalografi yang terdiri dari grinding dan polishing, dilanjutkan proses pengetsaan dengan menggunakan larutan keller yang terdiri dari campuran 1 ml HF dan 250 ml H 2 O selama dua detik, kemudian segera dicuci dengan menggunakan alohokol 98%. Struktur mikro yang tampak akan diamati lebih lanjut dengan menggunakan mikroskop optik yang dilengkapi dengan kamera digital. Struktur mikro spesimen juga akan dianalisa dengan menggunakan mikroskop elektron yang dilengkapi dengan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) untuk mendapatkan analisa detail tentang struktur mikro dan komposisi kimia lokal dari fase yang ada. Ganbar 2. Grafik nilai energi untuk mematahakna spesimen sebagai fungsi dari waktu solution treatment pada temperatur solution treatment 550 C dan 560 C. Gambar 3. Struktur mikro spesimen as cast dengan perbesaran 500 kali III. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI A. Hasil Penelitian Hasil dari pengujian impact yang dilakukan dapat dilihat dalam grafik energi yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen (Joule) sebagai fungis dari waktu solution treatment dengan variasi temperatur solution 550 C dan 560 C (gambar 2). Secara keseluruhan, grafik menunjukkan tren yang menurun seiring bertambahnya waktu solution treatment. Selain itu, semakin tinggi temperatur solution treatment, nilai energi yang dibutuhkan akan semakin berkurang. Pada waktu solution 30 menit hingga 60 menit, spesimen pada temperatur solution 550 C mengalami penurunan nilai energi sementara spesimen pada temperatur solution 560 C mengalami kenaikan nilai energi. Spesimen pada temperatur solution 550 C dan 560 C mengalami penurunan nilai energi pada waktu solution 60 menit hingga 90 menit. Nilai energi untuk mematahkan spesimen pada kedua variasi temperatur di Gambar 4. Foto mokro spesimen hasil solution treatment pada temperatur 550 C dengan waktu penahanan (a) 30 menit (b) 60 menit (c) 90 menit (d) 360 menit dengan perbesaran 500 kali. dapur salt bath pada waktu solution 30 menit hingga 90 menit lebih tinggi dibandingkan dengan nilai energi untuk mematahkan spesimen as cast dan spesimen yang menggunakan dapur konvensional. Hasil pengujian pengamatan metalografi berupa foto mikro untuk tiap variasi pengkondisian spesimen dapat dilihat pada

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 3 Gambar 5. Foto mokro spesimen hasil solution treatment pada temperatur 560 C dengan waktu penahanan (a) 30 menit (b) 60 menit (c) 90 menit (d) 360 menit dengan perbesaran 500 kali. gambar 4, dan 5. Foto mikro spesimen as cast pada gambar 3. menunjukkan struktur mikro pada spesimen sebelum diberikan perlakuan panas. Struktur mikro yang didapatkan berupa struktur primer aluminium, partikel silikon yang tersebar merata, serta fase minor β-alfesi dan π-alfesimg. Gambar 4 dan 5 menunjukkan bahwa seiring bertambahnya waktu solution treatment, ukuran partikel silikon speroid akan semakin besar. Selain itu, jarak antar partikel silikon speroid akan semakin bertambah pula. Seiring naiknya temperatur solution treatment, pecahan partikel silikon yang terfragmentasi akan semakin sedikit, sehingga jarak antar partikel silikon speroid akan semakin besar. Ukuran partikel silikon speroid juga akan bertambah seiring naiknya temperatur solution treatment. Terlihat adanya perbedaan jika struktur mikro spesimen as cast dibandingkan dengan struktur mikro yang diberi variasi perlakuan panas precipitation hardening T6. Ukuran partikel silikon pada spesimen as cast lebih kecil dibandingkan partikel silikon pada spesimen yang diberi variasi perlakuan panas. Jarak antar partikel silikon pada spesimen as cast juga jauh lebih rapat dibandingkan spesimen yang diberi variasi perlakuan panas. Hal ini menandakan bahwa saat proses solution treatment berlangsung, banyak silikon yang terlarut ke dalam matriks. B. Diskusi Paduan Al-Si-Mg hasil gravity dies casting (as cast) yang digunakan memilki kadar silikon 6,6% dan magnesium 0,25%. Gambar 3 menunjukkan struktur mikro dari spesimen as cast dimana struktur mikro yang paling dominan adalah matriks α- Al dan paduan eutektik Al-Si disertai struktur minor π- AlFeMgSi 2 dan β-alfesi. Struktur minor Mg 2 Si yang terbentuk tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optic. Dari pengujian mekanik berupa pengujian impact, didapatkan nilai energi sebesar 10,7134 Joule. Zhang menyatakan bahwa pada paduan Al-Si-Mg yang diberi proses short solution treatment dalam dapur salt bath pada temperatur 540 C selama 30 menit pada dapur salt bath akan mengalami peningkatan energi impact sebesar 80% dari nilai energi impact maksimum spesimen as cast [1]. Spesimen pada temperatur solution 550 C dengan waktu solution 30 menit pada gambar 4 (a) memiliki nilai energi impact sebesar 16,0524 Joule dengan peningkatan energi impact sebesar 49,83%. Sementara untuk spesimen pada temperatur solution 560 C dengan waktu solution 30 menit pada gambar 5 (a) memiliki nilai energi impact sebesar 12,2892 Joule dengan peningkatan energi impact sebesar 14,79%. Fenomena yang terjadi sesuai dengan pernyataan Zhang [1] bahwa terjadi peningkatan nilai energi impact setelah spesimen diberi perlakuanshort solution treatment, meskipun peningkatan nilai energi impact tersebut tidak mencapai 80% dari nilai energi impact spesimen as cast. Peningkatan nilai energi impact ini disebabkan oleh pecahan partikel silikon yang tersperoidisasi saat proses short solution treatment berlangsung. Speroidisasi partikel silikon ini berpengaruh terhadap sifat mekanik spesimen, karena kondisi speroid memberikan sifat keuletan, ketangguhan, dan kemampuan mampu bentuk (machinability) yang baik. Paduan Al-Si-Mg yang diberi variasi temperatur solution dengan waktu solution yang sama akan mengalami penurunan nilai energi impact. Kenaikan temperatur solution akan menyebabkan naiknya jumlah silikon speroid dengan diameter yang lebih besar dari diameter kritisnya. Dalam hal ini rate of coarsening berperan besar, dimana rate of coarsening akan meningkat seiring naiknya temperatur solution [1]. Peningkatan rate of coarsening akan mengakibatkan peningkatan diameter partikel yang tersperoidisasi. Sesuai dengan pernyataan Zhang [1], dengan meningkatkan temperatur solution, jumlah silikon speroid dengan diameter yang lebih besar dari diameter kritisnya akan meningkat sebesar 10%. Kondisi speroid akan menyebabkan timbulnya tegangan antara partikel silikon dengan matriks sekelilingnya. Semakin banyak jumlah partikel silikon speroid dan semakin besar diameternya, maka tegangan yang ditimbulkan akan semakin besar. Inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan energi impact pada variasi temperatur solution. Paduan Al-Si-Mg yang diberi variasi waktu solution dengan temperatur solution yang sama akan mengalami penurunan nilai energi impact. Bertambahnya waktu short solution treatment menyebabkan proses coarsening berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Partikel silikon speroid dengan diameter yang lebih besar dari diameter kritisnya akan mengalami proses coarsening, sementara partikel silikon speroid dengan diameter yang lebih kecil dari diameter kritisnya akan larut dan bergabung dengan partikel silikon speroid yang lebih besar. Hal ini menyebabkan bertambahnya jarak antara partikel silikon speroid seiring bertambah waktu solution. Bentuk speroid pada partikel silikon memang memberikn sifat keuletan yang baik, namun dengan adanya proses coarsening jumlah partikel silikon speroid akan menurun sementara tegangan yang terjadi antara partikel silikon speroid

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 4 Gambar 6. Mapping komposisi kimia hasil pengujian SEM (a) spesimen as cast bagian pinggir (b) spesimen as cast bagian tengah (c) spesimen short solution treatment bagian pinggir (d) spesimen short solution treatment bagian tengah (e) spesimen solution treatment bagian pinggir (f) spesimen solution treatment bagian tengah dan matriks di sekelilingnya akan bertambah besar seiring bertambahnya diameter partikel. Fenomena inilah yang menyebabkan turunnya nilai energi impact seiring bertambahnya waktu solution pada temperatur solution yang sama. Peningkatan nilai energi impact yang tidak mencapai 80% dari nilai energi impact spesimen as cast disebabkan oleh kurang meratanya distribusi panas ketika proses short solution treatment berlangsung. Temperatur pada inti spesimen tidak mencapai temperatur solution yang diset pada set point, sehingga pada inti spesimen proses fragmentasi dan speroidisasi partikel silikon tedak terjadi secara sempurna, sementara proses coarsening terus berlanjut. Tidak meratanya distribusi panas juga menyebabkan partikel silikon yang terlarut tidak dapat berikatan dengan magnesium karena kurangnya energi yang dibutuhkan untuk berikatan yang membentuk Mg 2 Si. Hal ini mengakibatkan Mg 2 Si yang berperan sebagai presipitat hanya sedikit terbentuk. Oleh sebab itu, peningkatan nilai energi impact tidak mencapai 80% dari nilai energi impact spesimen as cast. Pengujian Scanning Electron Microscope (SEM) dilakukan pada spesimen dengan temperatur solution 560 C, karena dari hasil pengujian impact nilai energi impact pada spesimen yang diberi proses solution treatment dalam dapur konvensional pada temperatur 560 C lebih rendah dibandingkan pada temperatur 550 C. Hasil pengujian SEM dapat dilihat pada gambar 6, berupa mapping komposisi kimia dari spesimen. Pengujian SEM dilakukan untuk melihat indikasi adanya Mg 2 Si yang terbentuk setelah proses solution treatment dilakukan. Mapping hasil pengujian SEM pada spesimen as cast (gambar 6 (a) dan (b)) memperlihatkan bahwa partikel magnesium dan aluminium tersebar secara merata pada spesimen, sementara partikel silikon terkonsentrasi pada beberapa titik tertentu dengan volume kecil. Mapping pada spesimen yang diberi proses short solution treatment dengan menggunakan dapur salt bath (gambar 6 (c) dan (d)) memperlihatkan partikel magnesiu yang masih terjebak dalam matriks Al-Si eutektik. Hal ini membuktikan bahwa partikel silikon mengalami proses fragmentasi, namun tidak atau sedikit sekali proses pembentukan Mg 2 Si selama proses short solution treatment berlangsung. Jika panas yang masuk ke dalam spesimen mencukupi, maka magnesium yang terjebak pada matriks Al-Si eutektik akan keluar melalui mekanisme difusi, kemudian akan membentuk Mg 2 Si dengan partikel silikon yang terlarut. Namun pembentukan Mg 2 Si ini juga bergantung pada kadar magnesium, dimana semakin rendah kadar magnesium dalam matriks, maka Mg 2 Si yang terbentuk akan semakin sedikit. Mapping pada spesimen yang diberi proses solution treatment dengan menggunakan dapur konvensional (gambar 6 (e) dan (f)) memperlihatkan partikel magnesium yang terjebak pada aluminium dendritik dan Al-SI eutektik serta partikel silikon yang terkonsentrasi di beberapa titik dengan volume yang jauh lebih besar dari partikel silikon pada spesimen as cast. Partikel silikon pada spesimen ini memiliki volume yang jauh lebih besar dari partikel silikon pada spesimen as cast karena partikel silikon tersebut mengalami proses coarsening setelah proses fragmentasi dan speroidisasi terjadi. Partikel silikon dengan diameter yang lebih kecil dari diameter kritisnya akan larut ke dalam matriks, dan jika panas yang masuk tidak mencukupi, partikel silikon yang terlarut akan bergabung dengan partikel silikon yang tersperoidisasi sehingga volume partikel silikon tersebut akan bertambah. IV. KESIMPULAN Pada paduan Al-Si-Mg dengan kadar silikon 6,6% dan magnesium 0,25% yang diberi variasi perlakuan panas precipitation hardening T6, energi impact akan menurun seiring bertambahnya temperatur solution treatment dan bertambahnya waktu solution treatment. Hal ini disebabkan terjadinya proses fragmentasi, speroidisasi, dan coarsening pada partikel silikon dalam matriks. Seiring bertambahnya waktu solution, maka ukuran partikel silikon speroid akan bertambah besar dan jarak antar partikel akan semakin besar. Sementara seiring naiknya temperatur solution, rate of coarsening dari partikel silikon speroid akan bertambah besar sehingga jumlah partikel silikon speroid akan menurun. Peningkatan energi impact yang tidak mencapai 80% dari nilai energi impact maksimum spesimen as cast disebabkan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 5 oleh tidak terdistribusinya panas yang masuk ke dalam spesimen secara merata. Hal ini mengakibatkan proses fragmentasi dan speroidisasi tidak terjadi secara sempurna, sementara proses coarsening terus berlangsung. Panas yang tidak terdistribusi secara merata ini juga menyebabkan tidak terbentuknya Mg 2 Si yang berperan sebagai presipitat, karena magnesium yang terjebak pada Al-Si eutektik tidak dapat keluar melalui mekanisme difusi. Namun pembentukan Mg 2 Si juga bergantung pada kadar magnesium yang terdapat dalam matriks. DAFTAR PUSTAKA [1] Zhang, D. L., et al. Effect of a short solution treatment time on microstructure and mechanical properties of modified Al-7wt.%Si- 0.3wt.%Mg alloy. Journal of Light Materials, vol. 2, page 27-36. 2002. [2] Shivkumar, S., et al. Effect of solution treatment parameters on tensile properties of cast aluminium alloys. Journal of Heat Treatment, vol. 8, page 63-70. 1990. [3] Kaufmann, J. G. Introduction to Aluminium Alloys and Tempers. Ohio: ASM International. 2000. [4] Wang, Q. G. and C. J. Davidson. Solidification and precipitation behaviour of Al-Si-Mg casting alloys. Journal of Materials Science, vol. 36, page 739-750. 2001. [5] Pedersen, L. and L. Arnberg. The effect of solution heat treatment and quenching rates on mechanical properties and microstustures in Al-Si-Mg foundry alloys. Metallurgical and Materials Transactions A, vol. 32A, page 525-532. 2001. [6] Alexopoulos, N. D. and S. G. Pantelakis. Quality evaluation of A357 cast aluminium alloy specimens subjected to different artificial aging treatment. Materials and Design, vol. 25, page 419-430. 2004. [7] Kaufmann, J. G. and E. L. Rooy. Aluminium Allot Castings. Ohio: ASM International. 2004. [8] Callister, W. D. Materials Science and Engineering: An Introduction, 7 th Edition. New York: John Willey and Sons. 2007. [9] Li, R. X., et al. Age hardening behaviour of cast Al-Si base alloy. Materials Letters, vol.58, page 2096-2101. 2004. [10] JSA, JIS Handbook. 2008. [11] Totten, George E. Handbook of Aluminium: Volume 1 Physical Metallurgy and Processes. USA: Marcell-Dekker.