MOTOR INDUKSI SPLIT PHASE SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Your logo. Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE ABSTRAKSI

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

PENGARUH KAPASITOR BANK TERHADAP OUTPUT DARI GENERATOR INDUKSI 1 FASA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KECEPATAN PUTAR TERHADAP KELUARAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA GENERATOR INDUKSI 1 FASA

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor induksi tiga fasa rotor belitan merupakan salah satu mesin ac yang

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

PENGATURAN TEGANGAN PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA 1 HP SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKOHIDRO

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB I PENDAHULUAN. adanya tambahan sumber pembangkit energi listrik baru untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dengan : f = frekuensi stator (Hz) n s = kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub.

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BANK KAPASITOR TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASA KECEPATAN RENDAH

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

Mesin Arus Bolak Balik

BAB II GENERATOR SINKRON

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

RANCANG BANGUN MODEL PENYEIMBANG BEBAN PADA GENERATOR INDUKSI

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN BEBAN TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE KECEPATAN RENDAH

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

MODUL I TRANSFORMATOR SATU FASA

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUATAN SENDIRI MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM)

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI. Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

Vol: 4, No. 1, Maret 2015 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Analisis Operasi Paralel Generator Induksi Penguatan Sendiri

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

Kautsar Wira Difitra S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Transformator (trafo)

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

PEMODELAN SISTEM GENERATOR INDUKSI TEREKSITASI SENDIRI (SELF-EXCITED INDUCTION GENERATOR (SEIG))

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Transkripsi:

MOTOR INDUKSI SPLIT PHASE SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA Sofian Yahya 1), Toto Tohir ) Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 1,) Jln. Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga, Bandung 4559 Telepon () 13789 ekst 65 E-mail : sofianyahya@gmail.com 1) t_tohir@yahoo.com ) Abstrak Salah satu alternatif untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik ini, terutama untuk daya rendah (low power) <3 Kw adalah dengan memanfaatkan motor induksi satu fasa sebagai generator induksi. Generator induksi lebih murah, dan mudah diperoleh dalam berbagai ukuran dipasaran, tidak menggunakan sikat atau komponen lain yang memerlukan perawatan. Adapun kelemahan utama generator induksi adalah tegangan yang tidak konstan. Perubahan beban pada generator dapat menyebabkan perubahan pada tegangan dan frekuensi keluaran. Tujuan penelitian ini adalah melakukan perhitungan dan pengujian untuk menentukan nilai kapasitor minimum yang dibutuhkan untuk mengubah motor induksi satu fasa split phase sebagai generator induksi satu fasa, dengan daya keluaran 5 Wattt, tegangan Volt dengan frekuensi 5 Hz dan membuat alat pengontrol untuk menstabilkan tegangan dan frekuensi keluaran generator akibat perubahan beban. Berdasarkan hasil pengujian, untuk membangkitkan tegangan generator sebesar Volt diperlukan kapasitor dengan nilai 4,83 µf. Pengontrolan tegangan dengan mengatur besarnya nilai kapasitor yang terhubung ke belitan generator dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega 8535 mampu menjaga tegangan keluaran generator antara 5 Volt s.d Volt dengan frekuensi antara 46 Hz s.d 5 Hz saat generator diberi beban resistif antara Watt s.d 3 Watt. Kata Kunci : Motor Induksi Split Phase, Generator Induksi Satu Fasa, Mikrokontroler,Kapasitor PENDAHULUAN Salah satu alternatif untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik adalah mendorong dan membina masyarakat pedesaan yang berdekatan dengan sumber saluran irigasi, untuk mencoba membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) daya rendah (low power) <3 Kw dengan memanfaatkan motor induksi satu fasa sebagai generator induksi. Generator induksi lebih murah, dan mudah diperoleh dalam berbagai ukuran dipasaran, tidak menggunakan sikat atau komponen lain yang memerlukan perawatan. Adapun kelemahan utama generator induksi adalah tegangan yang tidak konstan. Perubahan beban dapat menyebabkan perubahan pada tegangan dan frekuensi [1, ]. Apalagi jika diterapkan pada PLTM yang tidak menggunakan governor. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengubah motor induksi split phase menjadi generator induksi satu fasa dengan tegangan dan frekuensi yang relatif konstan, walaupun beban generator berubah-ubah [3, 4, 5]. Tujuan penelitian ini adalah, pertama melakukan perhitungan dan pengujian untuk menentukan nilai kapasitor minimum yang dibutuhkan untuk mengubah motor induksi satu fasa split phase sebagai generator induksi satu fasa, dengan daya keluaran 5 Wattt, tegangan Volt dan frekuensi 5 Hz. Kedua merencanakan dan merealisasikan alat pengontrol tegangan keluaran generator induksi satu fasa dengan pengaturan nilai kapasitor berbasis mikrokontroler, sehingga tegangan dan frekuensi generator tetap walaupun terjadi perubahan beban. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. Pertama menentukan parameter mesin induksi berdasarkan percobaan beban nol dan percobaan hubung singkat, data-data paremeter ini dibutuhkan untuk menentukan nilai minimum kapasitor yang dibutuhkan untuk mengubah motor induksi split phase menjadi generator induksi satu fasa. Kedua melakukan pengujian pada motor induksi split phase setelah dipasang kapasitor minimum berdasarkan hasil E-83

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 8 Bidang Teknik Elektro perhitungan. Berdasarkan hasil pengujian diharapkan diperoleh beberapa nilai kapasitor yang dibutuhkan untuk menjaga tegangan dan frekuensi generator induksi tetap konstan walaupun terjadi perubahan pada beban. Ketiga merancang dan membuat rangkaian sensor arus, rele pengatur kapasitor dan rangkaian mikrokontroler ATMega 8535 yang berfungsi sebagai pengontrol besarnya nilai kapasitor yang harus terhubung ke belitan generator, sehingga tegangan dan frekuensi yang disalurkan oleh generator induksi konstan. TINJAUAN PUSTAKA Konstruksi Dan Prinsip Kerja Motor Split Phase Struktur motor induksi fasa tunggal sama dengan motor induksi tiga fasa jenis rotor sangkar, kecuali kumparan statornya yang hanya terdiri dari satu fasa. Pada motor Split Phase, lilitan stator terdiri dari lilitan utama (starting winding) dan lilitan bantu (running winding) yang mempunyai saklar sentrifugal. Konstruksi motor Split Phase seperti terlihat pada gambar 1(a).[6, 7] sentrifugal dan motor tetap berputar dengan memanfaatkan fluks megnetik yang dibangkitkan oleh lilitan utama. Mengubah Motor Induksi Satu Fasamenjadi Generator Induksi Satu Fasa Untuk mengoperasikan motor induksi sebagai generator dibutuhkan daya mekanis sebagai penggerak mula yang akan memutar rotor melebihi kecepatan sinkronnya [7]. Dengan kata lain, pada generator induksi slip selalu dalam negatif. Hal ini dapat dilihat dari persamaan berikut. Ns Nr S (1) Ns S Slip Ns Kecepatan stator Nr Kecepatan rotor Untuk membangkitkan tegangan pada terminal keluaran generator induksi maka dibutuhkan daya reaktif sesuai dengan kebutuhan daya reaktif mesin induksi tersebut. Kebutuhan daya reaktif dapat dipenuhi dengan memasang suatu unit kapasitor pada terminal keluaran generator induksi. Pada generator induksi terdapat fluksi sisa atau medan magnet pada kumparan stator. Proses pembangkitan tegangan tidak akan terjadi jika tidak terdapat fluksi sisa. Rangkaian ekuivalen generator induksi satu fasa seperti terlihat pada gambar. Rangkaian ini memperlihatkan kapasitor eksitasi yang dihubungkan paralel dengan lilitan utama dan beban. (a) (b) Gambar 1. (a) Konstruksi motor Split Phase (b) Rangkaian motor Split Phase Pada saat motor mulai dijalankan, saklar sentrifugal akan berada pada posisi menutup dan medan magnetik dari kedua lilitan akan menghasilkan gaya putar yang diperlukan untuk menjalankan rotor hingga mencapai kecepatan penuhnya. Ketika motor telah mencapai kecepatan putaran kira-kira 8% dari kecepatan penuhnya, lilitan bantu diputuskan oleh saklar Gambar. Rangkaian ekuivalen generator induksi satu fasa Nilai kapasitor minimum yang diperlukan dinyatakan dengan formula: Xc jax 1 + JaXm j Xc ax1 + axm a Xc (X + Xm) b ( X + a a 1 1 Xm) E-84

ISBN : 978-979-398-15-7 Yogyakarta, November 8 C min 1 ϖ b ( X1 + Xm) () Dimana: C min nilai kapasitor eksitasi (µf) ω.π.f a perbandingan frekuensi keluaran dengan frekuensi dasar (p.u) b perbandingan antara kecepatan putaran rotor dengan kecepatan putaran sinkron yang disesuaikan dengan frekuensi dasar (p.u) X 1 nilai reaktansi stator X m nilai reaktansi magnetisasi Pengendali Tegangan Generator Induksi Satu Fasa Pengendalian tegangan generator induksi satu fasa dilakukan dengan mengatur kapasitor secara otomatis berbasis mikrokontroler [8] ATMEGA 8535. Sensor arus mendeteksi beban yang masuk ke generator. Apabila terjadi penurunan atau penambahan tegangan secara otomatis kapasitor akan dinaikkan atau diturunkan. Pengendalian tegangan generator induksi seperti terlihat pada gambar 3. Gambar 4. Pengujian Generator Induksi Satu Fasa Pengukuran Resistansi Stator (R 1 ) Pengukuran resistansi stator dilakukan dengan memberikan tegangan DC pada belitan stator, kemudian mengukur nilai tegangan dan arus yang mengalir pada stator, maka resistansi stator dapat diketahui dengan menggunakan formula : Vdc 6,1 R1 4,7 Ω I 1,5 dc Gambar 3. Diagram blok pengendali tegangan generator induksi PENGUJIAN GENERATOR INDUKSI SATU FASA Dalam perancangan generator induksi perlu dilakukan beberapa percobaan untuk menentukan parameter dan rangkaian ekuivalen generator. Setelah parameter generator induksi diketahui, maka dapat ditentukan nilai kapasitor minimum yang diperlukan untuk membangkitkan tegangan keluaran generator induksi. Gambar 4 menunjukkan foto dokumentasi pada saat alat dilakukan pengujian. Pengujian Beban Nol Percobaan beban nol dilakukan dengan menghubungkan motor induksi tersebut dengan suatu tegangan dan frekuensi tertentu. Bagian rotor pada kondisi pengetesan tidak terhubung dengan beban mekanis. Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut: V Volt I,9 Ampere P 145 Watt Impedansi beban nol: V Z 75,86 Ω I,9 Resistansi beban nol: P 145 R 17,4 Ω I (,9) Reaktansi beban nol: X Z R ( 75,86) 73,88 Ω Faktor daya beban nol: P 145 Cosϕ V.I.,9 ϕ 76,86 (17,4),7 E-85

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 8 Bidang Teknik Elektro Reaktansi magnet: Z 75,86 Xm 77, 89Ω Sinϕ Sin 76,86 Pengujian Hubung Singkat Pada saat pengujian dilakukan rotor diblok. Kurangi tegangan suplai ( ± 15 atau % dari tegangan normal) dan diatur sampai arus beban penuh mengalir dalam stator. Dari hasil percobaan didapat data sebagai berikut: V 5 V I 1,45 P 7 W Impedansi hubung singkat V 5 Z 34,38 Ω I 1,45 Resistansi hubung singkat P 7 R 33,9 Ω I (1,45) Reaktansi hubung singkat X X Z X (34,48) (33,9) Resistansi rotor R R R 1 33,9 4,7 9, Ω Reaktansi rotor X 8,99 X X 4,5 1 8,99 Ω Tabel 1 dan menunjukkan pengujian beban nol dan hubung singkat pada Generator Induksi Satu Fasa. Tabel 1. Pengujian Beban Nol Resistansi Pengujian Beban Nol Stator R 1 R Z X φ X m 4,7 17,4 75,86 73,88 76,86 77,89 Ω nilai kapasitor yang diperlukan berdasarkan persamaan maka diperoleh nilai kapasitor minimum 4,83 µf. Perancangan Rangkaian Pengendali Kapasitor Generator Gambar 5. Blok diagram pengendali tegangan generator induksi satu fasa Gambar 5 memperlihatkan blok diagram rangkaian pengendali tegangan generator induksi satu fasa terdiri dari AVR mikrokontroler, relay dan sensor arus. Dari hasil percobaan, nilai kapasitor bantu yang dibutuhkan sebagai penyeimbang tegangan generator adalah sama yaitu C 1 C C 3 1 µf. Sensor arus digunakan untuk mendeteksi perubahan yang dihasilkan generator akibat adanya perubahan beban. Untuk memperkecil arus beban agar bisa terbaca oleh mikrokontroler, maka diperlukan CT (Current Transformer). Mikrokontoler tidak bisa membaca arus, tetapi hanya bisa membaca tegangan. Untuk itu pada CT dipasang resistor agar dihasilkan tegangan. Tegangan keluaran CT terlalu kecil, maka diperlukan Op-Amp sebagai penguat untuk memperbesar nilai tegangan. Besar kecilnya penguatan yang dihasilkan bisa diatur dengan mengubah nilai tahanan sebagai pengali tegangan. Tegangan yang dikeluarkan oleh Op- Amp adalah tegangan bolak-balik (AC). Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC maka diperlukan dioda bridge sebagai penyearah, dan diperlukan kapasitor untuk memperkecil tegangan ripple yang keluar dari diode bridge, serta tahanan untuk membuang sisa muatan kapasitor seperti gambar 6. Tabel. Pengujian Hubung Singkat Pengujian Hubung Singkat Z HS R HS X HS 34,38 33,9 8,99 9, 77,89 R X 1 X Perhitungan Nilai Kapasitansi Generator Agar generator induksi bisa membangkitkan tegangan maka diperlukan kapasitor. Nilai kapasitor yang dipasang harus lebih besar dari nilai kapasitor minimum yang diperlukan untuk proses eksitasi. Besar Gambar 6. Rangkaian sensor arus Rangkaian relai dibutuhkan sebagai pengendali kapasitor dan rangikaian relai ini merupakan output dari mikrokontroler seperti yang ditunjukkan gambar 7. E-86

ISBN : 978-979-398-15-7 Yogyakarta, November 8 Gambar 7. Spesifikasi rangkaian relay pengendali kapasitor Hasil Pengujian Generator Induksi Satu Fasa Pada pengujian generator induksi beban resistif tanpa pengendali, setiap perubahan beban mengakibatkan perubahan pada tegangan, seperti terlihat pada gambar 8. Kenaikan beban menyebabkan tegangan keluaran (11 pt bold) Pendahuluan Hasil Pengujian Generator Induksi Satu Fasa Pada pengujian generator induksi beban resistif tanpa pengendali, setiap perubahan beban mengakibatkan perubahan pada tegangan, seperti terlihat pada gambar 8. Kenaikan beban menyebabkan tegangan keluaran generator menurun. Daya yang dihasilkan saat kapasitor 47,6 µf hanya mencapai 1 Watt. VL (Volt) 5 15 1 5 3 6 VL f (PL) 1 14 PL (Watt) Gambar 8. Karakteristik V L f(p) beban resistif tanpa pengendali dengan rating kapasitor 47,6 µf Pada pengujian pengendali kapasitor dengan alat pengendali, tegangan kapasitor dapat distabilkan antara Volt sampai dengan 5 Volt, seperti terlihat pada gambar 9. Daya yang dihasilkan dapat mencapai 3 Watt karena terjadi penambahan nilai kapasitor. 17 1 Gambar 9. Karakteristik V L f(p L ) KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian terhadap motor induksi split phase sebagai generator induksi satu fasa, dapat diperoleh beberapa kesimpulan. Kapasitor minimum yang digunakan untuk menghasilkan arus eksitasi adalah 4,83 µf. Maka kapasitor yang diperlukan untuk membangkitkan tegangan generator sebesar Volt dengan daya 5 Watt dan frekuensi 5 Hz harus 4,83 µf. Dengan bertambahnya kapasitor maka tegangan keluaran generator naik. Sehingga kapasitor bisa digunakan untuk menaikkan tegangan generator yang turun akibat kenaikan beban. Pengujian dengan nilai kapasitor 47,6 uf dihubungkan paralel ke belitan generator, kemudian beban diatur dari Watt s.d 1 Watt, hasilnya frekuensi generator tetap sebesar 5 Hz dengan tegangan bervariasi dari 155 Volt s.d Volt semakin besar beban, maka tegangan semakin turun. Pengujian dilakukan dengan mengatur besarnya nilai kapasitor yang terhubung ke belitan generator yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega 8535, dengan kecepatan awal generator 1.533 Rpm. Nilai Kapasitor awal 47,6 uf, selanjutnya nilai kapasitor dapat diubah ke dalam tiga tahap, yaitu 59,6 uf, 71,6 uf, dan terakhir 83,6 uf. Besarnya nilai kapasitor yang terhubung tergantung pada besarnya beban yang terhubung pada generator. Berdasarkan hasil pengujian dengan perubahan beban dari Watt s.d 3 Watt, frekuensi generator bervariasi antara 46 Hz s.d 5 Hz, sedangkan tegangannya bervariasi antara 5 Volt s.d Volt. E-87

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 8 Bidang Teknik Elektro UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kami sampaikan kepada Sdri Linda Amaliyah dan Qori Hastuti yang telah membantu dalam pembuatan alat dan melakukan pengujian di Laboratorium Mesin Listrik-Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung (Polban). DAFTAR PUSTAKA [1] B.S, M. Isnaeni. 5: Motor Induksi Sebagai Generator (MISG), Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Elektro Fak Teknik- Universitas Diponegoro. [] Ion, Catalin Petra. Serban, Ioan. 6: A Single- Phase Dump Load For Stand-Alone Generating Units with Induction Generator, Annals of the University of Craiova, Electrical Engineering series, No 3. http://www.elth.ucv.ro/fisiere/anale/6/4_8.pdf [3] Kavasseri, Rajesh G., Steady State Analysis of Induction Generator Infinite Bus System, Department of Electrical and Computer Engineering, North Dakota State University, Fargo, ND 5815-585, USA. http://www.ndsu.nodak.edu [4] Rahim, Y.H.A. Al-Mudaiheem, R.I. 1993: Perfomance of Single Phase Induction Generator, IEEE Transactions on Energy Conversion, Vol 8, No 3 http://docs.ksu.edu.sa/pdf/articles6/article6 71.pdf [5] Robinson. L. Holmes, D.G. A Single Phase Self- Excited Induction Generator with Voltage and Frequency Regulation for use in a Remote Area Power Supply.http://www.itee.uq.edu.au/~aupec/aupec6/ htdocs/content/pdf/7.pdf [6] Singh, B., Shilpkar, LB.1999: Steady-state analysis of single-phase self-excited induction generator, IEE Proc.-Gener. Transm. Dislrib., Vol. 146, No. 5.41-47. http://www.eprint.iitd.ac.in/dspace/bitstream/74/ 1961/1/singte1999.pdf E-88