I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial, politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perbuatan yang Termasuk dalam Tindak Pidana. Hukum pidana dalam arti objektif atau ius poenale yaitu sejumlah peraturan yang

teknologi informasi adalah munculnya tindak pidana mayantara (cyber crime). Cyber

I. PENDAHULUAN. hukum tentang kejahatan yang berkaitan dengan komputer ( computer

I. PENDAHULUAN. diyakini merupakan agenda penting masyarakat dunia saat ini, antara lain ditandai

BAB II KEJAHATAN PEMBOBOLAN WEBSITE SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

I. PENDAHULUAN. berkembang dari waktu kewaktu semakin pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

I. PENDAHULUAN. Para ahli Teknologi Informasi pada tahun 1990-an, antara lain Kyoto Ziunkey,

NCB Interpol Indonesia - Fenomena Kejahatan Penipuan Internet dalam Kajian Hukum Republik Indonesia Wednesday, 02 January :00

Oleh Prihatin Effendi ABSTRAK. a. PENDAHULUAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya internet yang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

BAB I PENDAHULUAN. Secara kodrati, manusia merupakan makhluk monodualis 1, artinya selain

kearah yang tidak baik atau buruk. Apabila arah perubahan bukan ke arah yang tidak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum Pidana. 1. Penegak Hukum dan Penegakan Hukum Pidana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

Berdasarkan keterangan saya sebagai saksi ahli di bidang Hukum Telematika dalam sidang Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Maret 2009, perihal Pengujian

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

Bab 2 Etika, Privasi


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

permasalahan bangsa Indonesia. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. PENERAPAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK 1 Oleh: Deisi A. Bawekes 2

Keamanan Sistem Informasi

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

I. PENDAHULUAN. dan sejahtera tersebut, perlu secara terus-menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan

BAB IV. A. Pengaturan tindak pidana pencemaran nama baik melalui media. internet berdasarkan undang-undang hukum pidana pasal 310

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, khususnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Nip : Tangerang. : Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Tangerang. Nip : : Dosen Hukum Pidana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah tindak pidana atau strafbaar feit diterjemahkan oleh pakar hukum

I. PENDAHULUAN. dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1967, merek merupakan karya intelektual yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

I. PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun seluruh manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban pidana ( criminal liability) atau ( straafbaarheid),

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA. wajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Perkembangan Teknlogi Informatika (telematika) ini telah

karya manusia dalam kemajuan Ilmu Pegetahuan dan Teknologi adalah Internet. yang lain. Berdasarakan komponen yang ada dalam internet maka terciptalah

Masih Dicari Hukum Yang Pro Kemerdekaan Berpendapat Friday, 21 October :50 - Last Updated Tuesday, 04 September :19

I. PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan perundang-undangan. Sebagai suatu kenyataan sosial,

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,

I. PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Perubahan ke-4 Undang-Undang Dasar Hal ini. tindakan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Tidak hanya negara maju saja, namun negara berkembang

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum penulis menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, dan untuk menjawab

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

I. PENDAHULUAN. Disparitas pidana tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir seluruh Negara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL ILMIAH TINJAUAN TENTANG CYBER CRIME YANG DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (trafficking) merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAI TINDAK PIDANA NON KONVENSIONAL.

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

I. PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemampuan ini tentunya sangat

Penyalahgunaaan TIK serta Dampaknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1 angka 11 Bab 1 tentang Ketentuan Umum Kitab Undang-Undang Hukum

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME. A. Pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime.

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem eletronik adalah system computer yang mencakup perangkat keras lunak komputer, juga mencakup jaringan telekomunikasi dan system komunikasi elektronik, digunakan untuk menjelaskan keberadaan sistem informasi yang merupakan penerapan teknologi informasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis, menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan informasi elektronik. Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga cyberspace, meskipun bersifat virtual namun dapat dikategorikan sebagai perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan dalam cyberspace adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata, meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Berkaitan dengan itu perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Maka terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyberspace, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, serta aspek social budaya dan etika.

2 Dengan dikeluarkan dan diberlakukannya pengaturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik maka pengelolaan, penggunaan, dan pemanfaatan informasi dan transaksi eletronik harus terus dikembangkan melalui infrastruktur hukum dan pengaturannya sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan secara aman utntuk mencegah penyalahgunaannya. Perkembangan pesat pemanfaatan jasa internet ternyata menimbulkan dampak negative lainnya yaitu dalam bentuk perbuatan kejahatan dan pelanggaran yang kemudian disebut dengan cybercrime. Cybercrime yang sering terjadi didalam masyarakat luas adalah penyalahgunaan kartu kredit, pembobolan rekening sesorang dan Hacking. dan baru-baru ini terjadi kasus yang sempat menghebohkan dunia hukum adalah kasus yang dialami seorang ibu rumah tangga yang bernama Prita Mulyasari. Kasus tersebut bermulai karena Prita merasa kecewa oleh pelayanan Rumah Sakit Omni Internasional, lalu Prita mengirimkan posting curahan hatinya (curhat) melalui media internet dan ajang social facebook. Curhat di dunia maya yang akhirnya membawa Prita Mulyasari mendekam dalam penjara. Semula Prita hanya ingin menyampaikan keluhannya mengenai layanan kesehatan yang dialaminya. Layanan kesehatan itu sangat mengecewakannya sehingga beliau membuat posting email kepada teman-temannya melalui internet dan facebook. Rumah sakit yang dimaksud merasa difitnah oleh Prita dan telah melaporkan kepada pihak yang berwajib.

3 Oleh karena fitnah tersebut disebarkan melalui internet, pihak Kejaksaam Negeri Tanggerang menganggap Prita telah melanggar Pasal 27 Ayat (3) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Adapun isi Pasal 27 Ayat (3) UU Nomor 11 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Disamping Pasal 27 UU Nomor 11 Tahun 2008, Prita juga telah dianggap melanggar ketentuan Pasal 310, 311 KUHP. Prita diancam hukuman kurungan 6 (enam) tahun dan denda Rp 1 miliar (satu miliar rupiah), Prita dijebloskan ke dalam penjara wanita di Tanggerang. (Niniek Suparni, SH, MH, Cyberspce, Problematika dan Antisipasi Pengaturannya; 143) Didalam beberapa cybercrime terdapat beberapa tindak pidana yang tentunya dapat dipidanakan menurut KUHP. Perbuatan pidana yang digunakan untuk menjerat pelakunya didakwa adalah penipuan, kecurangan, pencurian, perusakan dan lainnya. Peristiwa diatas tentunya sangat menarik untuk dipahami oleh masyarakat luas, agar masyarakat dapat lebih memahami tentang tindak pidana di dunia cyber dan dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menjerat pelaku-pelaku kejahatan tersebut.

4 B. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1. Permasalahan Yang dijadikan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : a. Apa sajakah perbuatan yang termasuk dalam tindak pidana berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008? b. Apakah barang bukti elektronik dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah? c. Bagaimanakah ketentuan hukum pidana terhadap pelaku kejahatan cybercrime? 2. Ruang Lingkup Untuk membahas masalah tersebut, maka pokok bahasan dibatasi pada jenis jenis perbuatan yang termasuk tindak pidana berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2008, Identifikasi barang bukti yang terjadi dalam tindak pidana tersebut dan sanksi pidana menurut UU Nomor 11 Tahun 2008. C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pokok bahasan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui apa sajakah perbuatan yang termasuk dalam tindak pidana berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008. 2. Mampu mendeskripsikan apakah barang bukti elektronik dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah.

5 3. Mengetahui dan menganalisis Bagaimana ketentuan hukum pidana terhadap pelaku kejahatan cybercrime. 2. Kegunaan Penulisan a. Kegunaan Teoritis Kegunaan Teoritis dari hasil penelitian ini untuk memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan disiplin ilmu hukum khususnya yang berada dalam tindak pidana cybercrime menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. b. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai acuan atau referensi bagi pendidikan ilmu hukum dan penelitian hukum lanjutan, sumber bacaan baru di bidang hukum khususnya mengenai tentang tindak pidana cybercrime menurur Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. D. Kerangka Teori dan Konseptual. 1. Kerangka Teori. Kejahatan dalam arti kriminologis adalah perbuatan manusia yang menyalahi norma yang hidup dalam masyarakat secara konkret. Menurut Moeljanto (Moeljanto, 1987:54), yang dimaksud dengan tindak pidana adalah :

6 Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanski) yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut Menurut Simons, dalam merumuskan pengertian tindak pidana, beliau memberikan unsur unsur tindak pidana sebagai berikut : 1. Perbuatan manusia (positif atau negatif; berbuat sesuatu atau tidak berbuat atau membiarkan); 2. Diancam dengan pidana 3. Melawan hukum 4. Dilakukan dengan kesalahan 5. Orang yang mampu bertanggung jawab (Sudarto, 1990: 40) Rumusan unsur unsur tindak pidana menurut Moeljanto sebagai berikut : 1. Perbuatan (manusia) 2. Yang memenuhi rumusan dalam undang undang (ini merupakan syarat formil) dan 3. Bersifat melawan hukum. Pada pasal 184 ayat (1) kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) menyebutkan bahwa : Alat bukti yang sah ialah : 1. Keterangan saksi ; 2. Keterangan ahli ; 3. Surat ; 4. Petunjuk ;

7 5. Keterangan terdakwa. Pada pasal 5 Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyebutkan bahwa : (1)Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. (2)Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. (3)Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. (4)Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk: a) surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis; dan b) surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta. Pertanggungjawaban pidana pada hakiktanya mengandung makna pencelaan pembuat (subjek hukum) atas tindak pidana yang telah dilakukannya. Artinya, secara objektif si pembuat telah melakukan tindak pidana menurut hukum yang berlaku (asas legalitas) dan secara subjektif si pembuat patut untuk dicela atau dopersalahkan/dipertanggungjawabkan

8 atas tindak pidana yang dilakukannya itu (asas culpabilitas/kesalahan) sehingga ia patut unutk dipidana. 2. Kerangka Konseptual Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep konsep yang merupakan kumpulan dari arti arti yang terkait dengan istilah yang akan diteliti dan juga memberikan arah atau pedoman yang jelas dalam penelitian ini, maka perlu memahami definisi definisi sebagai berikut : a. Identifikasi diartikan sebagai proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang karena secara tidak sadar membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang tersebut. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) b. Tindak pidana diartikan sebagai suatu perbuatan yang sudah memenuhi unsur unsur pelanggaran atau kejahatan. (Wirjono Prodjodikoro, 1980:1) c. Undang Undang diartikan sebagai ketentuan ketentuan dan peraturan negara yang dibuat oleh pemerintah (menteri, badan eksekutif, dsb), disahkan oleh parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Legislatif, dsb), ditandatangani oleh kepala negara (Presiden, Kepala Pemerintahan, Raja) dan mempunyai kekuatan yang mengikat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) d. Informasi diartikan sebagai Pemberitahuan, kabar atau berita. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

9 e. Transaksi Elekronik diartikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. (Pasal 1 Ayat (2) UU No 11 Tahun 2008). Lebih lanjut, Soerjono Soekanto (1984:124), berpendapat bahwa kerangka konseptual adalah suatu kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep konsep khusus yang meruapakan kumpulan arti yang berkaitan dengan istilah yang diteliti, maka terdapat beberapa unsur yang kemudian akan di angkat sebagai istilah istilah yang akan di gunakan dalam penulisan dengan tujuan membatasi agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam melakukan penelitian. E. Sistematika Penulisan Untuk memberikan pendekatan pemikiran mengenai hal hal apa saja yang menjadi fokus pembahasan dalam skripsi ini penulis menyusun sistematika penulisan dalam 5 bab, dimana masing masing bab berhubungan satu sama lain, yaitu : I. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas antara lain : latar belakang, pokok permasalahan, kerangka konsepsonial, sistematika penulisan. II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas antara lain, perbuatan yang termasuk dalam tindak pidana berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008, apakah barang bukti elektronik dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah, ketentuan hukum pidana terhadap pelaku kejahatan cybercrime.

10 III. METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metode yang digunakan dalam menyusun skripsi ini antara lain : Pendekatan masalah, sumber dan jenis data, penentuan populasi dan sample, metode pengumpulan dan pengolahan data, analisis data. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan terhadap masalah yang ada dalam skripsi ini, yaitu antara lain perbuatan apa saja yang termasuk dalam tindak pidana berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008, apakah barang bukti elektronik dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah, dan apa saja ketentuan hukum pidana terhadap pelaku kejahatan cybercrime. V. PENUTUP Bab ini mencakup saran dan kesimpulan.