BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran di mana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

Oleh Saryana PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. KAJIAN PUSTAKA. juga diharapkan ada perubahan sikap. Belajar sebagai karakteristik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA a. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SLB sampai SMP/MTS /SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu bidang study yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping apek nilai dan moral. Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu ilmu yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mapu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga kini. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya, kata mampu disini mengisyaratkan bahwa siswa tidak sekedar tahu dan hafal terhadap konsep yang diajarkan guru, tetapi siswa juga harus memahami konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep-konsep lainnya. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan informasi terpilih dan cara-cara investigasi dari ilmu sosial, informasi dipilih dari berbagai tempat yang berhubungan

7 langsung terhadap pemahaman individu, kelompok dan masyarakat dan penerapan dari informasi yang dipilih untuk maksud mendidik warga negara yang baik (Martorella, 1994:7). Sehubungan dengan pengertian IPS, Barth (1990) mengemukakan bahwa IPS membawa misi pendidikan kewarganegaraan termasuk didalamnya pemahaman mengenai individu/masalah sosial yang terpadu secara interdisipliner dalam kurikulum sekolah yang akan menekankan pada praktek pengambilan keputusan. Dari berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan study terintegrasi dari ilmu sosial untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan yang dikoordinasikan dalam program sekolah sebagai pembahasan sistematis yang dibangun dari beberapa disiplin ilmu. 2. Tujuan IPS Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar untuk berfiir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat nasional, dan global. Sumber : Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Untuk SD/MI.

8 3. Fungsi IPS Mata pelajaran IPS mempunyai fungsi yaitu: Megembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa tentang Masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia. 4. Ruang Lingkup IPS Ruang lingkup mata pembelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : Manusia, tempat, dan lingkungan Waktu, keberlanjutan, dan perubahan Sistem sosial dan budaya Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. (Depdiknas, 2008) b. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Menurut Djamarah (2005:216) bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan, dimana tujuan dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah laku, sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar, dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas IV sekolah dasar sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran menggunakan metode diskusi. Slameto (2002), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne (1997) dalam Slameto (2002), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan diposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode tertentu dan perubahan perilaku tidak berasal dari proses pertumbuhan. Ahmad Badawi (1997), menyatakan belajar adalah suatu usaha untuk menguasai suatu kecakapan jasmani maupun rohani dengan jalan mempergunakan materi yang telah diperoleh untuk selanjutnya diorganisir yang kemudian jadi miliknya.

9 Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar psikologi Gagne dan Berlier (1993) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah prilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgen et al (1994) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil praktek atau pengalaman. Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan prilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peran penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. 2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, peringatan tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya. (Darianto, Kamus Bahasa Indonesia,1997). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. (Duffi dan Roehler, 1989). Gagne dan Briggs (1979:3), mengartikan instruction atau pembelajran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

10 Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa ( Winkel,1991 ). Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. c. Aktifitas Belajar Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, aktifitas artinya kegiatan / keaktifan. Aktifitas belajar menurut Junaidi (2011), adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktifitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Aktifitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan kedalam 8 kelompok : a. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain. b. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi. c. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato. d. Writting Activities, seperti menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

11 e. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, strategi, mereparasi, bermain dan beternak. g. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan. h. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan pendapat berbagai ahli di atas, maka yang dimaksud dengan aktifitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran yang diharapkan dengan indikator pelibatan fisik, mental, dan emosi siswa. d. Hasil Belajar Yapsir Ganghi Wirawan (1973) menyatakan : Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya, sebagaimana dinyatakan dalam hasil raport. Hasil belajar dalam bahasa inggris disebut Achievement, menurut Carter Good (1967) dalam Slameto (2002) adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam suatu keahlian atau sekumpulan pengetahuan. Sedangkan Hasil belajar dibidang akademik dinyatakan sebagai penegtahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu disekolah, biasanya ditetapkan dengan nilai yang diberikan guru, atau keduanya ; pencapaian siswa dalam hal mata pembelajaran seperti membaca, aritmatika, dan sejarah, sebagaimana berlawanan dengan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran seperti seni atau pendidikan jasmani. Poerwadarminta 1996 menyatakan, hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).

12 Hasil belajar adalah istilah yang dambil dari bahasa Belanda prestatie yang berarti hasil usaha. Kata prestasi dalam berbagai penggunaaan selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu. Menurut Zainal (2005:101), bahwa : Hasil Belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat dicapai saaat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan atau diajarkan sudah dapat diperoleh gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran seccara menyeluruh. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa, saat dilakukan evaluasi setelah melalui proses pembelajaran. e. Model Pembelajaran Pakem 1. Pengertian Model Pakem Pakem adalah Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model Pakem siswa dapat belajar dengan menyenangkan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), yang merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa secara aktif. Pelaksanaan PAKEM bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang mengkondisikan siswa untuk menguasai keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap yang baik, untuk mempersiapkan diri siswa dalam kehidupannya kelak,

13 baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam pembelajaran ini, Aktif diartikan peserta didik maupun guru berinteraksi dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru aktif akan memantau kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan menantang dan menanyakan gagasan peserta didik. Dalam pembelajaran guru hendaknya menciptakan suasana sehingga peserta didik aktif bertanya, mengungkapkan ide, mendemonstrasikan gagasan atau idenya dan memberikan tanggapan. Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik aktif akan mendorong kreativitas peserta didik dalam belajar maupun memecahkan masalah. Peserta didik akan terlibat secara langsung, bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru serta memecahkan masalah Pembelajaran. Kreatif, diartikan bahwa guru memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran dan membuat alat bantu pembelajaran bahkan menciptakan tekni-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan tujuan belajarnya. Peserta didik akan kreatif jika diberi kesempatan merancang/membuat sesuatu karya, menuliskan ide atau gagasan. Kegiatan tersebut akan memuaskan rasa keingintahuan dan imajinasi mereka. Pembelajaran yang Efektif diartikan sebagai pembelajaran yang tepat guna. Dalam hal ini pembelajaran dikatakan efektif jika suatu tujuan (kompetensi) pembelajaran telah tercapai. Pembelajaran yang efektif merupakan pijakan utama dalam menyusun suatu rancangan pembelajaran.

14 2. Unsur Pembelajaran Pakem Terdapat empat unsur di dalamnya antara lain : 1. Aktif. Belajar merupakan suatu proses aktif dalam membangun makna/pemahaman dari informasi & pengalaman oleh si pembelajar. 2. Kreatif. Proses pembelajaran harus dapat menumbuhkan sikap kreatif pada diri anak. Anak dilahirkan memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi. 3 Efektif. Pembelajaran dilaksanakan memiliki tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu faktor yang menentukan adalah model pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran yang dilaksanakan dapat menunjang kelanjutan pembelajaran berikutnya. 4. Menyenangkan. Situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran, senang untuk belajar sehingga dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Menyenangkan juga dapat memotivasi seseorang untuk mau belajar di luar bangku sekolah dengan kata lain senang belajar seumur hidup. 3. Pembelajaran yang Menggunakan Model Pakem Pembelajaran Yang Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Pakem dapat kita lihat dari dua sisi, yaitu : 1. Dari sisi guru dalam pembelajaran :

15 a. Aktif, guru aktif : - Memantau kegiatan belajar siswa. - Memberi umpan balik - Mengajukan pertanyaan yang menyenangkan - Mempertanyakan gagasan siswa. b. Kreatif, guru : - Mengembangkan kegiatan yang beragam. - Membuat alat bantu belajar sederhana. c. Efektif, pembelajaran : - Mencapai tujuan pembelajaran. d. Menyenangkan, pembelajaran : - Tidak membuat anak takut. - Takut salah - Takut ditertawakan, Takut dianggap spele. 2. Dari sisi siswa dalam pembelajaran : a. Aktif, siswa aktif : - Bertanya. - Mengemukakan gagasan. - Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya. b. Kreatif, siswa : - Merancang/memuat sesuatu. - Menulis/mengarang c. Efektif, siswa :

16 - Menguasai ketrampilan yang diperlukan. d. Menyenangkan, Pembelajaran : - Membuat anak : Berani membuat/mencoba Berani bertanya Berani mengemukan pendapat/gagasan Berani mempertanyakan gagasan orang lain. Sumber: (Budimansyah, 2012) 4. Karakteristik / Keunggulan Model Pembelajaran Pakem Secara fisikal, ada beberapa ciri menonjol yang tampak secara kasat mata dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pakem, yaitu : Sumber belajar yang beraneka ragam dan tidak lagi mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber belajar yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain skenario pembelajarannya dengan berbagai kegiatan. Hasil kegiatan belajar mengajar kemudian dipajang ditembok kelas, papan tulis, dan bahkan ditambah dengan tali rapiah disana-sini. Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif, yang biasanya didominasi oleh kegiatan individual dalam beberapa menit, kegiatan berpasangan, dan kegiatan kelompok kecil antara empat sampai lima orang, untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah disepakati bersama, dan salah seorang diantaranya menyampaikan (presentasi) hasil kegiatan mereka didepan kelas.

17 Dalam mengerjakan berbagai tugas tersebut, para siswa baik secara individual maupun secara kelompok mencoba mengembangkan semaksimal mungkin kreativitasnya. Dalam melaksanakan kegiatannya yang beraneka ragam itu, tampaklah antusiasme dan rasa senang siswa. Pada akhir proses pembelajaran semua siswa melakukan kegiatan dengan apa yang disebut refleksi, yakni menyampaikan (kebanyakan secara tertulis) kesan dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran yang baru saja diikutinya. (Dasim. B, dkk, 2012) 5. Kelemahan Model Pembelajaran Pakem Kelemahan dari model pembelajaran pakem, yaitu : Guru harus memahami sifat yang dimiliki anak Guru mampu mengenal anak secara perorangan Dapat memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Guru mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswanya. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Guru dapat memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Guru mampu membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental. (Dasim. B, dkk, 2012)

18 6. Langkah-Langkah Penggunaan Model Pakem di Sekolah Adapun langkah-langkah Penggunaan Model Pakem di Sekolah, adalah : Para siswa diberi daftar contoh masalah yang ditemukan dalam masyarakat. Memilih masalah sebagai bahan kajian kelas, yang bertujuan agar kelas dapat memilih satu masalah sebagai bahan kajian kelas. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang dikaji, yang bertujuan agar kelas dapat memperoleh informasi tambahan yang akurat dan komprehensif untuk memahami masalah yang menjadi kajian kelas. Mengembagkan portofolio kelas, yang bertujuan agar para siswa dapat menyusun portofolio kelas, baik portofolio bagian tayangan maupun portofolio bagian dokumentasi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan penelitian. Menyajikan portofolio kelas, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada para hadirin tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi itu bagi masyarakat, menjelaskan dan memberikan penilaian atas kebijakan alternatif kepada para hadirin, mendiskusikan bahwa pilihan kebijakan yang telah dipilih adalah kebijakan yang paling baik untuk menangani permasalahan tersebut, menunjukkan bagaimana cara kelas dapat memperoleh dukungan dari masyarakat. Merefleksikan Pengalaman Belajar, yang bertujuan untuk menghindari agar jangan sampai melakukan kesalahan, dan untuk meningkatkan kemampuan yang sudah dikuasai para siswa.