ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

No. Responden: B. Data Khusus Responden

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

GAMBARAN MOTIVASI WANITA USIA SUBUR UNTUK MELAKUKAN TEST INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA CANGGAL KECAMATANCANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. pada negara-negara berkembang yang lain. Kanker leher rahim merupakan. Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 Kota Semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana

dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Sri Mularsih Dosen Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang ABSTRACT

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Andini Ania Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi kualitatif..., An Nur Fatimah, FKM UI, 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG Dwi Fuji Astuti 1),Heni Setyowati 2), Eti Salafas 3) 1 Fakultas Ilmu Kesehatan,UniversitasNgudi Waluyo Email: dwifuji@yahoo.com 2 Fakultas Ilmu Kesehatan,UniversitasNgudi Waluyo Email: h3nysetyo@yahoo.co.id 3 Fakultas Ilmu Kesehatan,UniversitasNgudi Waluyo Email: etisalafas@yahoo.com ABSTRAK Presentase tingginya angka penderita kanker serviks di Indonesia, dengan kasus 62,65% dari 814 kanker ginekologi (RSCM, 2011) salah satu penyebabnya adalah karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala dan rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya, sebagian besar terdeteksi pada stadium lanjut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang terdapat di Kelurahan Candirejo pada bulan April 2015. Teknik sampelnya adalah dalam proportional random sampling sebanyak 56 orang. Hasil penelitian menunjukkan 48.40% responden memiliki pengetahuan kurang, 53.60% responden memiliki sikap cukup baik dan 66.10% responden memiliki motivasi cukup baik. Nilai p-value pengetahuan dan motivasi sebesar 0,110>0,05 dengan angka korelasi +0,200 berarti tidak ada hubungan pengetahuan dengan motivasi pemeriksaan IVA. P-value sikap dan motivasi sebesar 0,007<0,05 dengan angka korelasi +0,345 berarti ada hubungan sikap WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Kata Kunci: motivasi, sikap, pengetahuan, pemeriksaan IVA, kanker serviks 1

PENDAHULUAN Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama yang dapat menyusup kejaringan tubuh yang normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengangaruhi fungsi tubuh. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Seperti penyakit kanker pada umumnya, kanker serviks akan menimbulkan masalah pada kesakitan, penderitaan, kematian financial dan ekonomi, masalah pada lingkungan kehidupan dan masalah pada pemerintah. Dengan demikian penanggulangan kanker serviks harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi (Roumauli dan Vida, 2012; h.151). Tanda dan gejala dari kanker serviks pada umumnya keluhan berupa perdarahan, cairan atau discharge vagina kemerahan, rasa berat diperut bawah,atau rasa kering di vagina. Tetapi 92% penderita tidak mempunyai keluhan apaapa. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) merupakan salah satu cara untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yang paling sederhana dengan menggunakan asam asetat 3-5%, meski demikian masih banyak Wanita Usia Subur (WUS) yang kurang termotivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA (Marmi, 2013; h.270) Menurut data World Health Organization (WHO) menyatakan saat ini 490.000 perempuan didunia setiap tahun di diagnosa terkena kanker serviks dan 80 % berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal, berarti setiap 1 jam diperkirakan 1 orang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks tiap tahunnya (Yayasan Kanker Indonesia, 2013). Berdasarkan data yang ada, kanker leher rahim menempati urutan kedua dari jumlah kanker yang terjadi pada wanita. Begitu juga dengan jumlah kasus kanker yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dengan jumlah insidens untuk kanker payudara sebanyak 2.261 kasus dan kanker leher rahim sebanyak 909 kasus (DepKes,2014). Insiden kanker serviks menurut perkiraan DEPKES, 100 per 100.000 penduduk pertahun, sedangkan dari data Laboratorium Patologi Anatomi seluruh Indonesia, frekuensi kanker serviks paling tinggi diantara kanker yang ada di indonesia, apabila dilihat penyebarannya terlihat bahwa 92,4% terakumulasi di Jawa dan Bali (Roumauli dan Vida, 2012; h.152). Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, kasus penyakit kanker serviks di puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Semarang tahun 2013 jumlah kasus per 100.000 penduduk 4.168.662 jiwa yaitu 41 positif kanker serviks, khususnya Ungaran Barat 4 positif kanker serviks (Profil DinKes, 2013). Upaya penanganan deteksi dini kanker serviks ada beberapa hal yaitu seperti Tes Papanicolaou (PAP) smear, Kolposkopi, Gineskopi, Inspeksi serviks, servikografi konisasi, PAPNET, Tes HPV- DNA, akan tetapi di Indonesia yang paling tersosialisasikan adalah pemeriksaan 2

Papsmear namun pemeriksaan IVA penting dilakukan oleh wanita usia subur karena pemeriksaannya sederhana dan terjangkau (Marmi, 2013; h.255-256). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2014 di Puskesmas Ungaran didapatkan informasi, bahwa di puskesmas tersebut belum pernah dilakukan program sosialisasi IVA dan puskesmas belum melayani pemeriksaan IVA. Wawancara yang dilakukan pada bidan Desa Candirejo diperoleh informasi yang serupa dimana bidan juga belum melayani pemeriksaan IVA dan belum pernah melakukan sosialisasi tentang IVA. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada tanggal 5-20 April 2015. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 56 WUS usia 35-40 tahun yang berada di Kelurahan Candirejo Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Sedangkan pada kuesioner pengetahuan diketahui jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0, Kuesioner sikap dan motivasi diketahui jawaban apabila SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Hasil perhitungan tiaptiap item akan dibandingkan dengan tabel nilai r product moment, instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dimana untuk n=20 pada taraf signifikasi 5% dari r tabelnya adalah 0.444. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Pengetahuan Distribusi frekuensi mengenai IVA Jumlah Persentase Baik 18 32.10 Cukup 11 19,60 Kurang 27 48.40 Total 56 100,00 Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa dari jumlah responden 56 responden yaitu di dapatkan sebanyak 27 responden 48,40% termasuk dalam kategori kurang Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu. Faktor yang pertama adalah pengetahuan yang kurang mengenai pengertian IVA. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA dilihat dari banyaknya kesalahan dalam menjawab pertanyaan berikut: 1) IVA merupakan pemeriksaan serviks dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) serviks setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% sebesar 51.8%; 2) Jika terdapat serviks terjadi peradangan merupakan hasil yang positif sebesar 58.9%. Menurut teori (Marmi 2013) IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% dan IVA radang = serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (positif serviks) 3

Fakor yang kedua adalah pekerjaan ibu yang paling banyak adalah IRT (48.2%) dikarenakan sosial ekonomi yang rendah dan lingkungan yang kurang mendukung. Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. sedangkan bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Hubungan tingkat pekerjaan ini dapat dilihat dari 48.2% ibu menjawab salah mengenai ideal dilakukannya pemeriksaan IVA setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Sikap Distribusi frekuensi Jumlah Persentase Baik 20 35,70 Cukup 30 53,60 Kurang 6 10,70 Total 56 100,00 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki tingkat sikap yang cukup baik memiliki proporsi yang paling banyak yaitu sebanyak 30 orang atau 53,60% diikuti dengan responden dengan sikap yang baik yaitu sebanyak 20 orang atau 35,70% dan yang paling sedikit adalah responden dengan sikap yang kurang baik yaitu sebanyak 6 orang atau 10,70%. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya sikap responden terhadap pemeriksaan IVA. Faktor yang pertama adalah pengalaman pribadi untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat (Wawan dan Dewi (2011; h.35-36) dapat dilihat bahwa terdapat 37.50% ibu tidak setuju untuk melakukan pemeriksaan IVA setiap satu tahun sekali. Faktor yang kedua adalah Pengaruh orang lain yang dianggap penting pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan pemikiran orang lain yang dianggap penting tersebut, Wawan dan Dewi (2011; h.35-36), dapat dilihat bahwa terdapat 41.1% ibu tidak setuju untuk melakukan pemeriksaan IVA apabila dilakukan tiap tahun guna deteksi dini kanker serviks. Hasil ini menceminkan bahwa banyak wanita di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang nampaknya sudah memiliki sikap yang cukup positif. Sikap adalah salah satu faktor predisposisi yang merupakan pendorong perilaku seseorang untuk bertindak (Green dalam Notoatmodjo, 2010). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Motivasi Distribusi frekuensi Pemeriksaan Jumlah Persentase IVA Baik 16 28,60 Cukup 37 66,10 Kurang 3 5.40 Total 56 100,00 Berdasarkan tabel 5 pemeriksaan IVA yang cukup baik memiliki proporsi yang paling banyak yaitu sebanyak 37 orang atau 66,10%. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurang baiknya motivasi WUS terhadap pemeriksaan IVA yaitu 4

faktor pertama adalah minat dalam pemeriksaan IVA dapat dilihat bahwa terdapat 35.7% ibu tidak setuju dalam melakukan pemeriksaan IVA jika dalam pemeriksaan IVA dilakukan secara sederhana dan suami tidak mendukung dilakukan pemeriksaan IVA pada ibu. Minat adalah suatu lebih suka dan rasa keinginan dalam suatu hal tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik seseorang (Taufik,2007). Faktor yang kedua adalah sifat dan kepribadian yang dapat diketahui berdasarkan pernyataan bahwa terdapat 35.7% ibu menyatakan suami tidak setuju apabila ibu melakukan pemeriksaan IVA. Wahyu Sumidjo (2005) menyatakan sifat kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap rangsangan dari dalam diri maupun lingkungan, sehingga corak dan kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional yang khas pada manusia itu, sehingga orang yang berkepribadian pemalu akan mempunyai motivasi berbeda dengan orang yang memiliki kepribadian keras. Sehingga ibu yang merasa malu apabila dilakukan pemeriksaan oleh tenaga keshatan yang kurang profesional maka ibu kurang termotivasi. Banyaknya responden yang belum sampai terjadi keterlambatan menjadikan banyak responden yang termotivasi untuk menggunakan pemeriksaan IVA. Responden nampaknya sudah cukup mendapatkan motivator yang cukup baik untuk selalu Adanya beberapa responden yang memiliki motivasi yang kurang baik dapat dikarenakan WUS kurang mengerti mengenai pemeriksaan IVA sesuai dengan anjuran maupun kondisi ekonomi keluarga yang memungkinkan sebagai penghambat dan yang melemahkan motivasi dalam melakukan pemeriksaan IVA Analisis Bivariat Tabel 4 Uji Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi Pemeriksaan IVA Hubungan Korela si Kendal Tau Pengetahu an Motivasi Signifikan si Keteranga n 0,200 0,110 Tidak ada hubungan Berdasarkan hasil analisis korelasi Kendall's Tau menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan wanita usia subur mengenai IVA dengan motivasi dalam pemeriksaan IVA. Nilai uji statistic Kendall's tau diperoleh signifikansi sebesar 0,110. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti ada tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi pemeriksaan IVA. Dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan motivasi WUS tentang pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks tidak dapat diterima. Arah koefisien positif berarti bahwa wanita dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai IVA cenderung memiliki motivasi yang lebih kuat terhadap pemeriksaaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. 5

Tabel 5 Uji Hubungan Sikap dengan Motivasi Pemeriksaan IVA Hubunga n Korelas i Kendal Signifikans i Keteranga n Sikap Motivasi Tau 0,345 0,007 Hubungan positif signifikan Berdasarkan hasil analisis korelasi Kendal Tau menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,345. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara sikap wanita mengenai IVA dengan motivasi dalam pemeriksaan IVA. Nilai uji statistic Kendall's tau diperoleh signifikansi sebesar 0,007. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ada hubungan positif antara sikap dengan motivasi pemeriksaan IVA. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan sikap WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks dapat diterima. Arah koefisien positif berarti bahwa wanita dengan sikap yang lebih baik mengenai IVA cenderung memiliki motivasi yang lebih kuat untuk pemeriksaaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi WUS dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Dapat diketahui bahwa berdasarkan uji korelasi Kendal Tau, diperoleh nilai = 0.200 dengan p-value sebesar 0.110 oleh karena p-value = 0.110> (0.05) maka Ha ditolakdan Ho diterima dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi ibu dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatana Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Pengetahuan mempengaruhi motivasi dalam pemeriksaan IVAdi Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat pada tahun 2015 dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 48.40% ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang pemeriksaan IVA memiliki motivasi yang kurang pula dan terdapat 32.10% ibu memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaan IVA memilki sikap yang baik pula. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Suyatmi (2010) "Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi untuk melaksanakan pemeriksaan IVA pada WUS di Kelurahan Bojong Salaman Wilayah Kerja Puskesmas Karang Ayu Semarang, tingkat pengetahuan WUS termasuk kurang (65,9%) sedangkan tingkat motivasi ibu juga masih rendah (63,6%). Sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi untuk melaksanakan metode IVA pada WUS di Kelurahan Bojong Salaman Semarang. Sehingga ada perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada judul, pendekatan, tempat dan waktu penelitian. Hubungan Sikap dan Motivasi WUS dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Dapat diketahui pula bahwa berdasarkan uji korelasi Kendal Tau, diperoleh nilai = 0.345 dengan p-value sebesar 0.007 oleh karena p-value = 0.007< (0.05) maka H 0 ditolakdan Ha 6

diterima dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan motivasi ibu dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatana Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dengan kekuatan hubungan yang lemah. Hubungan ini mempunyai arah yang positif artinya semakin baik sikap ibu maka semakin baik pula motivasi ibu terhadap pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Sikap mempengaruhi motivasi dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada tahun 2015 dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 53.60% ibu yang memiliki sikap cukup baik tentang pemeriksaan IVA memiliki motivasi yang cukup baik pula dan terdapat 35.70% ibu memiliki sikap yang baik mengenai pemeriksaan IVA memilki motivasi yang baik pula. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Arianti Wahidatul Nisa (2013) bahwa terdapat hubungan antara tingkat umur dengan tindakan pengetahuan kanker serviks dengan nilai p-value 0.008 ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pengetahuan kanker serviks dengan nilai p-value 0.001. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2012) pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau motivasi seseorang, dengan pengetahuan yang diperoleh, seseorang akan mengetahui mafaat dari saran atau nasihat sehingga akan termotivasi dalam usaha meningkatkan status kesehatan. Seperti halnya penelitian Marissa (2013) diperoleh kesimpulan bahwa menunjukkan adanya perbedaan antara WUS yang menjalani tes IVA dengan yang tidak menjalani tes IVA dengan nilai p- value <0.05. Namun perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010) Hubungan Sikap dan motivasi pada WUS akan memberikan dorongan dalam diri seseorang (motivasi) untuk, mengambil suatu tindakan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pengetahuan yang baik dan benar mengenai pemeriksaan IVA akan memberikan dorongan sikap dan motivasi dalam pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks yang baik pula. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Paling banyak responden masih memiliki pengetahuan yang masih kurang sebesar 48.40%. 2. Paling banyak responden memiliki sikap yang cukup baik terhadap pemeriksaan IVA sebesar 53.60%. 3. Paling banyak responden memiliki motivasi yang cukup baik mengenai pemeriksaan IVA sebesar 66.10%. 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubunganantara pengetahuan dengan motivasi pemeriksaan IVA dengan nilai signifikansi sebesar 0.110>0.05 dengan korelasi kendalls tau 0.200. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara sikap dengan motivasi pemeriksaan IVA dengan tingkat 7

hubungan yang lemah dengan nilai signifikansi sebesar 0.007<0.05 dengan korelasi kendalls tau sebesar 0.345. Hubungan ini mempunyai arah yang positif artinya semakin baik sikap ibu maka semakin baik pula motivasi ibu terhadap pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks REFERENSI Administrator. Deteksi Dini Kanker Dengan Metode IVA Diakses tanggal 26 oktober 2014. Didapat dari: http://www.dinkesjatengprov.go.id Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 B.Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara; 2013. Fathiyani GM. Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi Ibu Nifas Dalam Menggunakan KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kayen Kabupaten Pati. KTI. Ungaran: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo; 2013 Ikatan Bidan Indonesia. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: IBI; 2006 Kholid A. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan. Jakarta: Rjawali Pers; 2014 Kumalasari I, Andhyantoro I. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika; 2012 Malayu H. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara; 2014 Marmi. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013 Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005 Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2007 Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012 Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007 Purwati I. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Wanita Usia Subur Terhadap Pemeriksaan Papsmear di Desa Gogik Ungaran Barat Kabupaten Semarang. KTI.Ungaran: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo; 2014 Riyanto BA. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2014 Roumauli S, Vinda A V. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2010 Wawan dan Dewi. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011 8