BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mujizat Maulana Ibrahim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 242

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah. Pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. Peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia berkaitan dalam berbagai keperluan sesuai dengan situasi dan kondisi baik secara lisan maupun tulisan. Untuk itu, upaya-upaya pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia harus terus ditingkatkan sehingga hasil yang akan dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa Indonesia bagi siswa merupakan dasar untuk mengembangkan dirinya dalam menghadapi berbagai masalah sekarang maupun pada masa yang akan datang. Siswa yang terampil berbahasa Indonesia akan mudah melahirkan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik secara lisan maupun tulis kepada orang lain.

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dibagi menjadi empat komponen keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan aspek yang terintegrasi dalam pembelajaran. Berdasarkan aktivitas penggunaannya, keterampilan membaca dan menyimak tergolong keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Pembelajaran menulis di sekolah memiliki peranan yang sangat penting sebagai dasar keterampilan menulis siswa. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang harus mendapatkan perhatian karena menuntut kecerdasan dan kreativitas. Tanpa kreativitas mustahil bagi seseorang untuk bisa menghasilkan karya yang baik sebab menulis merupakan proses kreatif yang harus diasah secara terus-menerus. Hal ini selaras dengan pendapat Nurgiyantoro (2001: 296) yang menyatakan bahwa aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan (dan keterampilan)berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikan rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Oleh sebab itu,

dibutuhkan latihan yang intensif untuk menguasai keterampilan menulis. Menulis deskripsi merupakan bagian dari keterampilan menulis yang juga harus mendapatkan perhatian. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang di dalam silabus, standar kompetensi menulis yang harus dikuasai siswa SD kelas II Semester II adalah mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, dan ekspositif). Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Kegunaan kemampuan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat dan mengerjakan sebagian tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan tugas tersebut. oleh karena itu menulis harus diajarkan pada anak sejak usia SD karena akan menyiapkan kemampuannya untuk memasuki sekolah lanjutan. Kemampuan menulis merupakan keterampilan untuk mengolah pengetahuan, pengalaman, pikiran, serta ide, atau gagasan ke dalam tulisan. Hal ini diperlukan keterampilan untuk menggunakan aspek berbahasa yakni, penggunaan tanda baca dan ejaan, pemilihan diksi atau kosa kata, penggunaan tata bahasa atau struktur kalimat, pengembangan paragraf serta pengolahan gagasan. Kalimat sederhana adalah kalimat yang memiliki tata bahasa, mempunyai makna semantik sehingga mudah diterima. Pada siswa kelas II SD materi ini terdapat pada kompetensi dasar mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain. Adapun indikator yang akan dicapai dalam kompetensi ini adalah siswa mampu

menjelaskan ciri-ciri tumbuhan dan binatang dengan pilihan kata dan kalimat runtut dengan aspek yang dinilai adalah ketepatan dan kesesuaian serta ketepatan pilihan kata. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Supari (2008:109) bahwa aspek yang dinilai dalam kegiatan menulis meliputi aspek kebahasaan seperti isi, penalaran/kelogisan dan ketajaman, penetapan dan kesesuaian, teknik penyajian, gaya penyajian dan bahasa, keterbacaan/kejelasan, struktur, ejaan, tanda baca, dan pilihan kata. Sedangkan pada aspek penampilan dan sikap meliputi kesungguhan, memikat pembaca, hati-hati, teliti, bijaksana, berani dan percaya diri. Sejalan dengan masalah pembelajaran pada kompetensi dasar mendeskripsikan benda-benda sederhana sesuai dengan kalimat yang mudah dipahami orang lain maka peneliti sebagai pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia mengidentifikasi bahwa tujuan pembelajaran pada kompetensi ini seperti menulis deskripsi benda-benda dengan kalimat sederhana untuk dibelajarkan di kelas. Namun pada kenyataan di lapangan penggunaan pembelajaran belum diterapkan secara maksimal. Hasil observasi awal yang dilakukan diketahui bahwa dari 15 siswa kelas II SDN 91 Sipatana Kota Gorontalo terdapat 6 orang yang mampu atau 40% sedanglan 9 orang tidak mampu atau 60%. Rendahnya kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil tes kemampuan awal ( pre test) yang dilakukan guru membuktikan bahwa pembelajaran menulis kalimat sederhana selama ini belum mencapai hasil yang optimal, karena siswa belum memahami langkah-langkah menulis deskripsi benda-benda karena keterbatasan pengetahuan

tentang menulis deskripsi benda-benda dan minimnya kosakata. Selain itu faktor yang menghambat kemampuan siswa untuk menulis deskripsi benda-benda dengan kalimat sederhana karena metode pembelajaran yang digunakan guru masih berfokus pada penyelesaian materi seperti mencatat materi pelajaran sampai selesai. Sehubungan dengan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa menulis deskripsi bendabenda dengan kalimat sederhana karena (1) kejelasan dan pilihan kata, (2) Struktur kalimat, dan (3) keberanian dan ketuntasan. Berdasarkan kenyataan di atas, perlu dilakukan upaya perbaikan dalam pembelajaran menulis kalimat sederhana di kelas II. upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi benda-benda dengan kalimat sederhana pada siswa kelas II tersebut, salah satunya dengan menggunakan metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas adalah salah satu metode pembelajaran di mana siswa diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran yang dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Metode ini dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan yang diterima siswa lebih mantap dan mengaktifkan mereka dalam mencari atau mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak membaca, mengerjakan suatu secara langsung (Basyirudin, 2002:47). Alasan peneliti memilih metode pemberian tugas karena menurut Djamarah dan Zain (2010: 91) memiliki beberapa kelebihan seperti (1) siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga memperkuat daya retensi mereka, (2) sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa

dapat melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif dan (3) siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab. Penulis berharap penggunaan metode pemberian tugas dalam pembelajaran menulis deskripsi benda-benda dapat memberi pengalaman langsung, merangsang memotivasi siswa agar menyukai pelajaran mengarang, sehingga mereka dapat menuangkan ide, berkreasi, dan menghasilkan karya tulis yang baik. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Benda-Benda dengan Kalimat Sederhana Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa di Kelas II SDN 91 Sipatana Kota Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini yakni: a. Siswa belum mampu memilih kata yang tepat untuk menulis deskripsi bendabenda seperti ciri-ciri binantang. b. Belum lancarnya siswa dalam menulis deskripsi benda-benda dengan kalimat sederhana. c. Penulisan deskripsi benda-benda belum menggunakan metode yang tepat. 1.3 Rumusan Masalah Sejalan dengan identifikasi masalah maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kemampuan menulis deskripsi benda-benda

dengan kalimat sederhana dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas pada siswa di kelas II SDN 91 Sipatana Kota Gorontalo? 1.4 Cara Pemecahan Masalah Upaya pemecahan masalah dalam meningkatkan kemampuan menulis deskripsi benda-benda dengan kalimat sederhana pada siswa kelas II SDN 91 Sipatana Kota Gorontalo dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah metode pemberian tugas sebagai berikut. a. Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya melalui proses: 1) Memberi pemahaman kepada siswa menulis deskripsi benda-benda sesuai aspek yang dinilai (indikator pembelajaran) 2) Melakukan metode pemberian tugas dalam menulis deskripsi benda-benda mencakup : 1) observasi, 2) tes 3) dokumentasi. Persiapan 1) Tujuan yang akan dicapai 2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut 3) Sesuai dengan kemampuan siswa 4) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa 5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut b. Pelaksanaan Tugas 1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru 2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

3) Diusahakan.dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain 4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik c. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas Hal yang harus dikerjakan pada fase ini 1) Laporan siswa baik lisan/tulisan dari apa yang telah dikerjakannya 2) Ada tanya jawab/diskusi kelas 3) Penilaian hasil pekerjaannya siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. d. Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang disebut pemberian tugas. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi bendabenda dengan kalimat sederhana melalui metode pemberian tugas pada siswa di kelas II SDN 91 Sipatana Kota Gorontalo. 1.6 Manfaat Penelitian Peneltian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut: a. Bagi Guru Dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pengajar dalam mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan bervariasi untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi benda-benda.

b. Bagi Siswa Penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan belajar siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis deskripsi benda-benda kelas II SDN 91 Sipatana Kota Gorontalo. c. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SDN 91 Sipatana Kota Gorontalo. demi kelangsungan pelajaran Bahasa Indonesia. d. Bagi Peneliti Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang PTK, peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran sekaligus mencari alternatif solusi yang tepat. Selain itu peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam rangka meningkatkan kreativitas siswa.