BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba maju dan keras ini konflik sudah jadi bagian dari

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP EMPATI SISWA SISWI SMP NEGERI 7 JEMBER.

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

Oleh: SUNIPAN NIM

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam. pengembangan potensi dalam diri peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi standar pelayanan yang berlaku (Sutrisna, 2008). peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

ا د ب ن ر ب أ ح س ن ت أ د ب

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. satu kekuatan ekonomi yang sejajar dengan kekuatan ekonomi lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 2002), hlm Ibid, hlm. 61

BAB I PENDAHALUAN. berbuat benar, berani memikul risiko, berdisiplin, sabar, sikap nalar sikap

BAB I PENDAHULUAN. farmasi klinik agar memberikan kontribusi terhadap perkembangan sistem

BIMBINGAN KEAGAMAN DALAM UPAYA MENGURANGI KENAKALAN REMAJA. ( Penelitian di SMA Negeri 21 Bandung ) SKRIPSI. Oleh: NETI SULISTIANI NIM

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS PERILAKU NASABAH BANK MINI SYARIAH UNTUK MENJADI NASABAH BANK MINI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UINSA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH SIMPANAN DI KJKS BMT WALISONGO MIJEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut serta merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkannya.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN FAKTOR NASABAH MEMILIH TABUNGAN MUḌĀRABAH. A. Analisis Implementasi Akad Produk Tabungan Muḍārabah di BPRS Jabal

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang bagus, sebagai alat yang sangat penting dalam pencapaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi. sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

ق ال ل ه م وس ى ه ل أ ت ب ع ك ع ل ى أ ن ت ع ل م ن مم ا ع ل م ت ر ش د ا

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang karena manusia cenderung memiliki sifat untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal I Komang Ardana, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. bantuan orang lain untuk mewujudkan tujuanya. Dengan adanya tolong. menolong dalam suatu kelompok masayarakat berarti akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem ujrah (upah) buruh panggul di pasar ngemplak tulungagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut suatu bangsa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, jika

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu ;

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak pernah berhenti dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang serba maju dan keras ini konflik sudah jadi bagian dari hidup yang tidak mungkin dihindari lagi oleh seluruh lapisan masyarakat. Konflik menjadi bagian dari kehidupan masyarakat termasuk bagi kalangan remaja dan pelajar. Salah satu konflik dikalangan remaja dan pelajar yang menjadi perhatian semua golongan adalah tingkat kekerasan dan kenakalan di kalangan pelajar. Meningkatnya tindak kekerasan oleh pelajar baik terhadap teman sebayanya di lingkungan sekolahnya maupun antar pelajar di luar lingkungan sekolah begitu menunjukkan betapa kurangnya penanaman nilai-nilai dan norma-norma tentang empati terhadap sesama dan kasih sayang antar teman sebaya. Banyaknya kasus perkelahian antar pelajar dan tindakan bullying di lingkungan sekolah menjadi bukti bahwa tingkat agresifitas pelajar semakin meningkat dan rasa empati terhadap sesama semakin memudar. Di Indonesia sendiri, hasil penelitian Sejiwa tahun 2008 terhadap sekitar 1.200 orang pelajar di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya menunjukkan angka kejadian bullying di SMA sebesar 67,9% dan SMP sebesar 66,1% (Sejiwa,2010). Sementara itu Olweus (2003) mengungkapkan beberapa karakteristik pelaku bullying, diantaranya adalah memiliki sikap positif terhadap kekerasan, impilsif, ingin mendominasi orang lain dan kurang memiliki rasa empati. Hal yang serupa juga diungkapkan 1

2 oleh lickona (2004) yang menyatakan bahwa perilaku bullying dapat timbul akibat dari kurangnya rasa hormat dan empati di antara sesama. Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa kurangnya empati menjadi salah satu penyebab utama dari munculnya tindakan bullying di kalangan pelajar. Batson dan Coke (Brigham, 1991) sendiri mendefinisikan empati sebagai suatu keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kemampuan merasakan perasaan ini membuat seorang yang empati seolah mengalami sendiri peristiwa yang dialami orang lain (Eisenberg dan Fabes, 1989). Pendapat senada juga dikemukakan oleh Koestner dan Franz (1990) yang mengartikan empati sebagai kemampuan untuk menempatkan diri dalam perasaan atau pikiran orang lain tanpa harus secara nyata terlibat dalam perasaan atau tanggapan orang tersebut. Banyak sekali contoh bentuk empati dalam kehidupan sehari-hari kita, contohnya memberikan masukan positif, memberikan pelayanan / memudahkan orang lain, mengembangkan orang lain, menjaga kesopanan dalam pergaulan, memahami aturan main yang berlaku, baik yang tertulis atau yang tidak tertulis, dan lain-lain. Dalam Al-Quran, bentuk empati ini seperti dilukiskan dalam surat Al-Maidah: 02 : و ت ع او ن وا ع ل ى ال ب ر و الت ق و ى Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa."

3 Dari beberapa referensi yang ada, tidak dipungkiri lagi dua perkara dan di atas merupakan PR besar bagi dunia pendidikan khususnya sekolah untuk membuat siswa-siswinya memiliki rasa cinta kasih dan emapati terhadap sesama. Penanaman rasa cinta kasih dan empati ini bisa dilakukan dalam proses belajar sehari-hari di dalam kelas maupun di luar kegiatan belajar mengajar di dalam kelas seperti ekstrakurikuler. Banyak sekali bentuk ekstrakurikuler di sekolah yang bisa menjadi wadah bagi para siswa-siswi untuk berkreasi dan menyalurkan bakat minatnya. Tapi dari begitu banyaknya ekstrakurikuler yang ada, tidak semuanya menonjolkan sisi penanaman nilai-nilai luhur tentang kasih sayang dan empati terhadap sesama. Terlepas dari begitu banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, ada satu kegiatan ekstrakurikuler yang sedang menjadi perhatian khusus dunia pendidikan indonesia yaitu kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dijadikan kegiatan ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum baru 2013. Pramuka diwajibkan melalui peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan No.81 A tahun 2013 atau yang diperbarui tentang kurikulum yang menyebutkan bahwa kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di pendidikan dasar, pendidikan menengah. Keputusan ini tidak lain dan tidak bukan karena pramuka memliki tujuan untuk mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dan diharapkan mampu memberikan yang terbaik dalam rangka pemberian karakter bangsa dan

4 penanaman nilai-nilai luhur kepada siswa-siswi peserta didik, seperti rasa cinta kasih dan empati terhadap sesama. Hal ini terbukti pada penelitian Anggriani (2013) yang meniliti tentang pengaruh kegiatan kependidikan kepramukaan terhadap perilaku siswa, dimana peneliti melakukan penelitian dengan menyebarkan anket pada 72 responden yaitu siswa SMAN 1 Sungai Kakap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kegiatan pendidikan kepramukaan terhadap perilaku peserta didik sebesar 41,4%. Contoh perilaku yang baik serta penanaman nilai-nilai luhur seperti empati terhadap sesama inilah yang juga ingin ditanamkan pada siswa siswi di SMP Negeri 7 Jember, dimana permasalahan tentang kenakalan remaja seperti perkelahian antar pelajar dan tindakan bullying menjadi suatu hal yang tak bisa dihindari lagi. Kasus perkelahian antar teman maupun dengan pelajar dari sekolah lain juga sudah beberapa kali terjadi di SMP Negeri 7 Jember. Oleh karena itu permasalahan ini juga menjadi pekerjaan rumah bersama bagi semua pihak yang ada dilingkungan SMP Negeri 7 Jember. Hal ini dikarenakan sudah menjadi tugas sekolah mencari pemecahan masalah dan membantu siswa siswi menjadi pribadi yang lebih baik. Pada dasarnya sekolah tak hanya sebagai tempat mencari ilmu, tapi juga tempat bagi siswa siswi untuk mengembangkan diri mereka menjadi pribadi yang luhur dan lebih baik. Berangkat dari pemikiran-pemikiran diatas serta keputusan baru tentang pembatalan kurikulum 2013 oleh menteri pendidikan dan kebudayan yang baru, maka penilitian tentang Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Empati Siswa-siswi SMP Negeri 7 Jember dirasa perlu dilakukan. Hal ini

5 sebagai salah satu bentuk pencarian problem solving atas segala permasalahan kenakalan remaja yang terjadi di SMP Negeri 7 Jember, seperti perkelahian antar pelajar dan tindakan bullying. Selain sebagai problem solving, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk nantinya bisa memutuskan untuk tidak mewajibkan atau mewajibkan kembali kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 7 Jember. Pihak sekolah sepatutnya mempertimbangkan kembali keputusan pembatalan kurikulum 2013 oleh menteri pendidikan, dimana kegiatan ekstrakulikuler pramuka tidak menjadi ekstrakulikuler wajib lagi di sebagian besar sekolah menengah pertama di indonesia. B. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan yang muncul sekarang adalah: 1. Bagaimana kegiatan pramuka di SMP Negeri 7 Jember? 2. Bagaimana empati siswa-siswi di SMP Negeri 7 Jember? 3. Bagaimana pengaruh kegiatan Pramuka terhadap empati siswa-siswi di SMP Negeri 7 Jember? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan Pramuka di SMP Negeri 7 Jember 2. Untuk mengetahui bagaimana empati siswa-siswi di SMP Negeri 7 Jember

6 3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh kegiatan Pramuka terhadap empati siswa-siswi di SMP Negeri 7 Jember D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai bahan masukan dalam bidang pendidikan khususnya menyangkut perkembangan rasa empati siswa dan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam memahami peran kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan sebagainnya dalam membentuk karakter siswa dan menjadikan siswa menjadi pribadi yang berempati terhadap sesama. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Siswa Siswa siswi dapat belajar tentang artinya kebersamaan dan berempati terhadap orang lain sehingga tindakan kekerasan pelajar bisa diminimalisir dan dicegah. b) Bagi Guru Guru dapat membimbing siswanya dalam berempati terhadap sesama, baik terhadap teman sebaya, orang tua, keluarga dan orang-orang di sekitarnya.