BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sidomulyo sebagian masih menggunakan metode ceramah dan belum memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang kedua adalah faktor yang berasal dari luar siswa (eksternal). Guru sebagai pendidik harus dapat memahami kedua faktor ini untuk menciptakan keberhasilan dalam proses pembelajaran dalam kelas. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran yang dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran dikelas. Kemampuan yang dimiliki guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswanya. Walaupun sebaik apa kurikulum yang disajikan, sarana dan prasarana terpenuhi, tetapi apabila guru belum berkualitas maka proses pembelajaran belum dikatakan baik. Oleh sebab itu, guru bukan hanya sekedar mengajar, melainkan memperbaiki makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk siap mengadakan perubahan dan perbaikan dalam proses pembelajarannya. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Belajar sangat diperlukan adanya motivasi, tanpa motivasi proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik dan aktivitas memiliki hubungan yang searah dengan hasil belajar. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar, maka memungkinkan hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut akanmeningkat dan sebaliknya. Kenyataan di lapangan guru masih 1

2 cenderung menggunakan metode pengajaran yang konvensional (ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas) berpusat pada guru yang cenderung membuat siswa sebagai objek yang pasif. Permasalahan ini timbul karena pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta fakta yang harus di hafal. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi kurang bergairah dan tidak termotivasi dalam mengikuti pelajaran termasuk mata pelajaran akuntansi yang tergolong pelajaran yang sulit bagi siswa yang berujung pada rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam jurusan ilmu sosial, siswa dapat memilih jurusan ilmu sosial biasanya sangat menghindari pelajaran yang berhubungan dengan hitung menghitung.bagi siswa jurusan ilmu sosial hal ini sangat sulit dikuasai dan dipahami.apalagi mereka harus mengingat akun akun transaksi dan tidak memahami kegunaannya dalam kehidupan sehari hari. Berbagai masalah yang dihadapi dikelas menyebabkan sulitnya mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan guru saat ini ceramah selama jam pelajaran berlangsung dan respon siswa terhadap pelajaran menunjukkan rendahnya minat dan motivasi untuk mengikuti pelajaran. Hal tersebut tampak dari tingkah laku siswa ketika pelajaran akuntansi berlangsung.sebagian siswa yang memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada juga beberapa kelompok siswa yang lebih memilih mengobrol dengan temannya.beberapa siswa juga mengatakan bahwa akuntansi adalah pelajaran yang sulit dan membingungkan sehingga partisipasi merekapun juga

3 kurang.rendahnya motivasi belajar sangat berdampak pada hasil belajar akuntansi yang diperoleh siswa. Kondisi tersebut juga terjadi di kelas XI IPS II MAN 2 Model Medan pada saat penulis melakukan observasi.dimana guru masih menggunakan metode konvensional dan guru tersebut menjadi pusat di dalam proses pembelajaran sedangkan siswa hanya menerima apa yang telah di berikan oleh guru. Karena keadaan proses pembelajaran seperti itu banyak siswa yang merasa bosan dan tidak memperhatikan gurunya. Kondisi seperti itu membuat motivasi siswa berkurang dan malas belajar.sehingga masih sering terdapat nilai siswa yang tidak tuntas dengan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75.Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1, 2 dan 3 Kelas XI IPS II MAN 2 Model Medan Siswa Yang Mencapai Siswa yang Tidak No Tes KKM KKM Mencapai KKM 1 2 3 UH 1 UH 2 UH 3 75 75 75 Jumlah % Jumlah % 19 45,23 23 20 47,61 22 18 42,85 24 54,77 52,39 57,14 Jumlah 57 135,69 69 164.3 Rata-rata 19 45,23 23 54,76 (Sumber: daftar nilai ulangan harian akuntansi kelas XI IPS II MAN 2 Model Medan Tahun Pelajaran 2013/2014) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM.Untuk itu guru mempunyai kewajiban dalam mengatasi masalah tersebut, guru harus mampu mendorong semangat siswa

4 untuk mempelajari akuntansi, sehingga siswa tertarik dan mampu mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah yaitu 75. Dari masalah diatas, maka diperlukan adanya suatu perbaikan dalam sistem dan proses belajar oleh guru. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif yang dapat membangkitkan kembali motivasi belajar siswa yang nantinya akan dapat meningkatkan hasil belajar akuntasi mereka. Agar upaya tersebut berhasil maka harus di pilih model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungan belajar agar siswa dapat aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Untuk itu penulis mencoba menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together. Model pembelajaran Sudent Teams Achievement Divisions merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas.dalam pembelajaran Student Teams Achievement Divisions siswa di tempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik dan jenis kelamin. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja di dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai materi. Akhirnya, semua siswa diberi tes tentang materi tersebut.pada saat tes berlangsung mereka tidak boleh saling membantu.skor tiap anggota kelompok ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor kelompok dan kelompok yang mencapai kriteria tertentu dapat diberikan penghargaan.sedangkan model pembelajaran

5 Numbered Head Together merupakan pemberian nomor urut terhadap masing masing anggota untuk menyatakan pendapatnya nanti setelah nomornya dipanggil. Pengkolaborasian model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together ini diterapkan untuk memotivasi dan melibatkan siswa sehingga lebih berprestasi dalam proses belajar mengajar, dengan dibentuknya kelompok belajar dimana setiap anggota diwajibkan menguasai materi maka setiap siswa akan berusaha memahami materi tersebut, dan dengan adanya nomor urut yang telah dibagikan setiap anggota atau siswa akan mendapat giliran menyampaikan pendapatnya untuk memperoleh nilai dari guru. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah diatas perlu untuk diteliti lebih lanjut dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Mengapa guru akuntansi di kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional? 2. Bagaimanakah meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan?

6 3. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan? 4. Apakah motivasi dan hasil belajar akuntansi meningkat jika diterapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together di kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan Tahun Ajaran 2013/2014? 5. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar antar siklus? 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah motivasi belajar meningkat jika diterapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together siswa kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan T.A 2013/2014? 2. Apakah hasil belajar akuntansi meningkat jika diterapkan kolaborasi model pembelajaran Sudent Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together siswa kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan T.A 2013/2014? 3. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi antar siklus? 1.4 Pemecahan Masalah Dengan melihat perumusan masalah diatas, maka untuk pemecahan masalah penulis akan mengadakan penelitian dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Sudent Teams Achievement Divisions dan Numbered Head

7 Together. Penelitian ini dilakukan dengan berkonsultasi dengan guru dalam penyajian materi terlebih dahulu. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions adalah salah satu model pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok yang tiap anggota dalam suatu kelompok saling bertanggung jawab atas kelompoknya guna mencapai hasil belajar yang baik.dalam implementasinya di kelas, pembelajaran dibuka dengan menyajikan informasi akademik oleh guru berupa informasi berupa verbal atau teks.presentasi oleh guru dapat dilakukan melalui presentasi audio visual yang dibarengi dengan diskusi kelas.siswa dalam satu kelas dibagi menjadi kelompok kelompok heterogen yang beranggotakan 4 atau 5 orang.heterogenitas kelompok dicirikan oleh perbedaan kemampuan akademik (prestasi belajar), jenis kelamin, ras/suku etnis. Dalam kelompok yang heterogen tersebut, masing masing harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelompok dan saling membantu satu sama lainnya untuk mencapai tujuan kelompok atau memahami materi ajar. Kegiatan siswa dalam kelompok meliputi tutorial, diskusi kelompok, kuis (saling memberi pertanyaan), membandingkan jawaban dan mengoreksi kesalahan rekan satu kelompok.pelaksanaan kegiatan tersebut diarahkan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Model pembelajaran Numbered Head Together merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang akan di pertanggung jawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing masing kelompok. Pembelajaran ini diawali

8 dengan numbering.guru membagi bagi kelas menjadi kelompok kelompok kecil. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap tiap kelompok.berikan kesempatan pada tiap tiap kelompok untuk menemukan jawaban. Lalu, guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap tiap kelompok. Semua siswa dengan nomor yang sama dari masing masing kelompok mendapatkan giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Dalam penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together ini diawali dengan guru mnerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions yaitu dengan membentuk kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4 5 orang yang bersifat heterogen dimana terjadi percampuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan materi, kemudian siswa bekerja dalam kelompok dan memastikan seluruh anggota kelompok menguasai materi tersebut. Selanjutnya, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam diskusi kelompok yang telah di capai, maka guru memberikan latihan kepada siswa mengenai materi pembahasan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together, dimana guru terlebih dahulu memberikan nomor urut ke masing masing anggota dalam kelompok. Lalu guru memberikan pertanyaan dan memanggil salah satu nomor urut yang sama dalam tiap tiap kelompok dalam kelas. Dan memberikan kesempatan pada mereka untuk mengutarakan jawaban masing masing kelompok. Dan begitulah seterusnya sampai semua nomor urut di panggil.

9 Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together dimaksudkan untuk membantu guru dalam penyampaian materi dimana siswa langsung di berikan tanggung jawab masingmasing yang membuat siswa akan terdorong untuk mampu menguasai materi. Dengan pengkolaborasian model pembelajaran ini diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian diatas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan T.A 2013/2014. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar akuntansi jika diterapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together siswa kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan T.A 2013/2014 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi jika diterapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together siswa kelas XI IPS II MAN 2 MODEL Medan T.A 2013/2014. 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi antar siklus?

10 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sebagai calon guru mengenai penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah, para guru khususnya guru mata pelajaran akuntansi dalam menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan Numbered Head Together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi UNIMED khususnya Jurusan Pendidikan Akuntansi dan berbagai pihak yang melakukan penelitian yang sejenis.