BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram positif yang dapat menyebabkan penyakit dengan jangkauan yang luas, mulai dari infeksi kulit dan jaringan lunak, muskuloskeletal, kardiovaskular, saluran kemih dan reproduksi, hingga toksinosis yang dapat menyebabkan kematian (Harvey et al., 2007). Selain dapat menyebabkan penyakit dengan jangkauan yang luas, salah satu kekhawatiran tersendiri pada infeksi Staphylococcus aureus adalah menurunnya respon pengobatan pada terapi lini pertama bagi infeksi yaitu antibiotik atau yang biasa disebut resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah kesehatan yang semakin berkembang di seluruh dunia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik, namun penggunaan antibiotik yang tidak rasional merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya resistensi ini. 1
2 Dalam laporan Antimicrobial Resistance : Global Report on Surveillance yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 2014, hampir semua negara di dunia memiliki laporan dan publikasi tentang tingkat resistensi Staphylococcus aureus terhadap methicillin atau yang biasa disebut Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Namun sayang, tidak ada laporan maupun publikasi tentang tingkat resistensi antibiotik secara nasional terhadap Staphylococcus aureus yang tersedia di negara kita, Indonesia (WHO, 2014). I.B. Perumusan Masalah Bagaimanakah pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro pada tahun 2012-2013? I.C. Tujuan Penelitian I.C.i. Tujuan Umum Mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik yang diuji di Laboratorium
3 I.C.ii. Tujuan Khusus 1. Mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap kloksasilin yang diuji di Laboratorium 2. Mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap sefoksitin yang diuji di Laboratorium 3. Mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap kloramfenikol yang diuji di Laboratorium 4. Mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap eritromisin yang diuji di Laboratorium 5. Mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap tetrasiklin yang diuji di Laboratorium 6. Mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap meropenem yang diuji di Laboratorium
4 I.D. Keaslian Penelitian Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti baik di dalam maupun di luar negeri terkait pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik. Namun, belum terdapat satupun penelitian untuk mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik (kloksasilin, sefoksitin, kloramfenikol, eritromisin, tetrasiklin, dan meropenem) di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa penelitian ini adalah asli dari pemikiran peneliti sendiri. I.E. Manfaat Penelitian I.E.i. Peneliti Manfaat dari penelitian ini yang dapat diambil oleh peneliti adalah sebagai sarana untuk menggali informasi terkait pola kepekaan dan resistensi Staphylococcus aureus di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Penelitian ini juga dapat dijadikan batu lompatan untuk melakukan penelitian berikutnya yang lebih mendalam.
5 I.E.ii. Institusi Manfaat penelitian ini bagi institusi adalah sebagai salah satu sumber informasi yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan rencana terapi empirik antibiotik pada infeksi Staphylococcus aureus. I.E.iii. Klinisi Manfaat penelitian ini bagi klinisi adalah untuk dapat melakukan terapi antibiotik yang lebih tepat dan efektif dalam mengatasi infeksi Staphylococcus aureus.