Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 :

dokumen-dokumen yang mirip
DAYA DUKUNG TANAH UNTUK DISPOSAL DI TAMBANG BATUABARA DAERAH PURWAJAYA, KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

SOAL DIKERJAKAN DALAM 100 MENIT. TULIS NAMA, NPM & PARAF/TTD PADA LEMBAR SOAL LEMBAR SOAL DIKUMPULKAN BESERTA LEMBAR JAWABAN.

GEOLOGI TEKNIK JATINANGOR: STUDI DAYADUKUNG TANAH BERDASARKAN PREDIKSI KADAR AIRTANAH UNTUK MENUNJANG ECO-CAMPUSS DI JATINANGOR

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Jurusan Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

REKAYASA GEOTEKNIK DAYADUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL (KONDISI LOCAL SHEAR) MELALUI STABILISASI TANAH DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

ABSTRAK

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

BAB III LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB I. PENDAHULUAN...

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PENGARUH DRYING TERHADAP KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG HALUS JENUH

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN TANAH EKSPANSIV MELALUI PENAMBAHAN CaO DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYADUKUNG TANAH UNTUK PONDASI DANGKAL

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

Potensi Tanah Mengembang Wilayah Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DAYA DUKUNG TANAH

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

EVALUASI LINGKUNGAN UNTUK FONDASI DI DAERAH LAPUKAN BREKSI VULKANIK, JATINANGOR, SUMEDANG, JAWA BARAT

PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM)

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

Karakterisasi Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Stabilisasi Tanah 3.2. Analisis Ukuran Butiran 3.3. Batas-batas Atterberg

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

DAYADUKUNG TANAH UNTUK BERBAGAI TIPE FONDASI TAPAK PADA LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI DI BEBERAPA LOKASI, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

UJIAN THESIS. MAHASISWA: Sugiarto DOSEN PEMBIMBING : Dr.Ir.Ria Asih Aryani Soemitro.M.Eng Ir.Moesdarjono Soetojo.MSc

BABII TINJAUAN PUSTAKA

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN TANAH LEMPUNG TERHADAP PARAMETER KUAT GESER

STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

Pengaruh Kuat Tekan dan Kuat Geser pada Sampel Dry Side of Optimum (Optimum Kering) dan Wet Side of Optimum (Optimum Basah) Tanah Organik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

IMPLIKASI KADAR AIRTANAH TERHADAP DAYADUKUNG TANAH DI WILAYAH GAMBIR DAN SEKITARNYA Himmes Fitra Yuda 1), Zufialdi Zakaria 2) & Emi Sukiyah 2) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran 2) Staf pengajar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Email : mez_fy@yahoo.com ABSTRACT The research area is in Gambir and surround it, Central Jakarta and West Jakarta municipality. The study to learn the characteristics of the soil in the research area. The relationship of water content and soil bearing capacity is known from secondary data of soil investigation at four locations sampled. Based on observations of four soil samples, the highest water content is in sample HF-3 at 68.28%, and the lowest water content is in sample HF-4 by 48%. Depend on the soil bearing capacity value, sample HF-3 has the lowest value, which is 2.64 T / M 2. The highest soil bearing capacity value is found in the sample HF-4, which is 25.49 T / M 2. Regression correlation test results showed that in dry conditions / low water content, the value of soil bearing capacity will be high, meanwhile in wet conditions, water levels will rise, so the value of the soil bearing capacity will be smaller than in dry conditions. Keywords : Soil bearing capacity, water content ABSTRAK Lokasi penelitian berada pada wilayah Gambir dan sekitarnya, kotamadya Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Studi ini untuk mempelajari karakteristik tanah pada daerah penelitian. Hubungan kadar air dan daya dukung tanah diketahui dari data penyelidikan tanah di 4 lokasi sampel. Berdasarkan pengamatan dari 4 sampel tanah, nilai kadar air tertinggi adalah pada sampel HF-3 sebesar 68,28%, nilai kadar air terendah adalah pada sampel HF-4 sebesar 48%. Jika dilihat dari nilai dayadukung tanah, sampel HF-3 memiliki nilai yang paling rendah, yaitu sebesar 2,64 T/M 2. Nilai dayadukung tanah yang tertinggi ada pada sampel HF-4 sebesar 25,49 T/M 2. Dari hasil uji regresi korelasi menunjukan bahwa pada kondisi kering/kadar air rendah, nilai dayadukung tanah akan besar, sementara pada kondisi basah, kadar air akan meningkat, sehingga nilai dayadukung tanah akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kondisi kering. Kata Kunci : Dayadukung tanah, kadar air PENDAHULUAN Jakarta sebagai ibu kota negara menjadi salah satu kota terpadat penduduknya di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menyebabkan pembangunan yang tak terkendali dan kebutuhan akan ruang pun semakin besar. Guna memenuhi kebutuhan tersebut maka pembangunan yang terus menerus tak bisa dihindari lagi. Setiap perencanaan fisik wilayah maupun pembangunan atau pembuatan pondasi tapak, membutuhkan antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan pondasi. Jika melebihi harga daya dukung tanah akan menyebabkan terjadi penurunan tanah yang disertai dengan terjadinya kerusakan pada bangunan dan infrastruktur. Selain dari perbedaan jenis tanah, kadar air dalam tanah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konsistensi dan plastisitas dari tanah. Maka diperlukan kajian data kondisi geologi teknik yang berupa sifat fisik dan mekanika tanah sebagai dasar pengambilan kesimpulan bagi para pelaksana dan perencana pengembangan wilayah, khususnya mengenai daya dukung tanah dalam menahan beban bangunan di atasnya agar tidak terjadi penurunan dan kerusakan. TINJAUAN PUSTAKA Lokasi penelitian di dominasi oleh Endapan kuarter yang terletak secara 95

tidak selaras di atas batuan dasar sedimen tersier (Martodjodjo, 1984). Morfologi daerah penelitian meliputi Morfologi Dataran Pantai yang memanjang dari barat-timur di utara daerah penelitian dengan ketinggian 0-16 m dpl, dan kemiringan lereng 0-1 %. Studi mengenai geologi teknik/dayadukung tanah pada daerah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat pernah dilakukan sebelumnya oleh Distam DKI Jakarta-LPM ITB pada tahun 2000. Hasil analisis keteknikan seperti sifat fisik dan mekanik tanahnya menghasilkan variabel-variabel yang penting untuk penentuan nilai dayadukung tanah. Banyak faktor penyebab terjadinya perubahan kadar airtanah, beberapa diantaranya adalah perubahan iklim dan intensitas curah hujan. Hujan yang turun diatas permukaan tanah suatu daerah tangkapan, sebagian berinfiltrasi masuk kedalam tanah, sebagian lagi mengalir ke sungai dan tertahan di permukaan tanah. Selain itu tingkat pemanfaatan airtanah di suatu daerah dapat menyebabkan fluktuasi muka airtanah yang juga mengubah kadar air dalam tanah tersebut. Pada daerah pemukiman, aktifitas warga yang rutin pada waktu-waktu tertentu menjadi faktor utama perubahan muka airtanah tersebut. Perubahan muka airtanah tentunya akan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik tanah, diantaranya nilai kadar air dalam tanah dan kekuatan dayadukung tanah. Hubungan 2 variabel tersebut nantinya jadi bahan pertimbangan dalam perencanaan fisik wilayah dan pembangunan infrastruktur atau peletakan fondasi tapak agar tidak terjadi kegagalan fondasi dan kerusakan bangunan (Gambar 1). Gambar 1. Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yang meliputi tahap persiapan studi pustaka. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data sekunder yaitu sampel yang memiliki variable yang cukup untuk penentuan kadar air dan dayadukung tanah. Kemudian tahap analisis data dan pengolahan dat untuk melihat hubungan antara kadar air dan dayadukung tanah. Tanah Tanah adalah produk dari pelapukan batuan. Dan setiap tanah itu berbedabeda tergantung daripada batuan asalnya. Dalam ilmu geologi dikenal 3 jenis batuan yang digambarkan dalam siklus batuan, dimana setiap batuan itu bisa berubah menjadi batuan lainnya karena proses-proses tertentu. Sedangkan pengertian 96

tanah menurut ilmu teknik yaitu kumpulan butiran mineral dan material organik (partikel padat) yang tidak tersementasi yang mengandung air dan gas dalam ruang antar partikel padat. Proses pelapukan batuan yang terjadi dekat permukaan bumi membentuk tanah. Partikel tanah sendiri dapat berbentuk bulat, bergerigi, maupun bentuk- bentuk diantaranya. Pada umumnya pelapukan akibat proses kimia dapat terjadi oleh pengaruh oksigen, karbon dioksida, air dan proses-proses kimia lainnya. Jika hasil pelapukan masih berada di tempat asalnya, maka tanah ini disebut tanah residual (residual soil) dan apabila telah terjadi perpindahan tempat disebut tanah terangkut (transported soil) (Zakaria, 2008). Menurut Terzaghi, tanah terdiri dari butiran-butiran hasil pelapukan massa batuan massive, dimana ukuran tiap butirnya dapat sebesar kerikil, pasir, lanau, lempung dan kontak antar butir tidak tersementasi termasuk bahan organik. Tanah terdiri dari tiga fase elemen, yaitu butiran padat (solid), air dan udara, seperti yang ditunjukkan (Gambar 2). Gambar 2. Diagram Fase Tanah (Das, 1994) Kadar Airtanah Kadar air dalam tanah akan sangat mempengaruhi konsistensi dan plastisitas dari tanah lempung dan tanah kohesif lainnya. Maka dari itu dipergunakan batas-batas Atterberg (Atterberg Limit) untuk mengetahui peranan air dalam tanah lempung dan tanah kohesif lainnya yang meliputi (Tabel 1): a. LL (Liquid Limit), atau batas cair didefinisikan sebagai kadar tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis. b. PL (Plastics Limit), atau batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat. batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah. c. SL (Shrikage Limit), atau batas susut didefinisikan sebagai kadar air maksimal dimana perubahan volume tanah akan berhenti apabila dikeringkan terus menerus. d. PI (Plasticity Index), atau indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair dan batas plastis suatu tanah. PI = LL PL Tabel 1. Nilai indeks plastisitas dan jenis tanah (Das, 1993) PI Sifat Macam Tanah Kohesi 0 Non Plastis Pasir < 7 Plastisitas rendah Lanau Non Kohesif Kohesif sebagian 7 17 Plastisitas sedang Lempung berlanau Kohesif 97

> 17 Plastisitas tinggi Lempung kohesif Dayadukung Tanah Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan atau beban bangunan pada tanah dengan aman tanpa menimbulkan keruntuhan geser dan penurunan berlebihan yang tergantung pada kekuatan geser tanah. Terzaghi mempersiapkan rumus daya dukung tanah yang diperhitungkan dalam keadaan ultimate bearing capacity (daya dukung batas, qult), artinya: suatu batas nilai apabila dilampaui akan menimbulkan runtuhan (colapse). Oleh sebab itu daya dukung yang dijinkan (allowable bearing capacity, qa) harus lebih kecil daripada ultimate bearing capacity. Daya dukung batas (qult) suatu tanah yang berada di bawah beban fondasi akan tergantung kepada kekuatan geser (shear strength). Nilai daya dukung tanah yang diijinkan untuk suatu rancang bangun fondasi ikut melibatkan faktor karakteristik kekuatan dan deformasi. Terzaghi memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk geometri pondasi. Pada penelitian ini perhitungan daya dukung digunakan pondasi menerus dengan keruntuhan geser umum (general shear failure). Rumus kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B: qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B N dimana: qu = daya dukung maksimum c = kohesi tanah=berat isi tanah B = lebar pondasi(=diameter untuk pondasi lingkaran ) L = panjang pondasi Df = kedalaman pondasi Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung Daya dukung ijin bergantung kepada seberapa besar Faktor Keamanan (F) yang dipilih. Pada umumnya nilai F yang dipilih adalah 2 hingga 5, sehingga nilai dayadukung yang diijinkan adalah sebagai berikut: qa = qult / F dimana: qa = daya dukung yang diijinkan (kg/cm 2, T/m 2 ) qu = daya dukung batas (kg/cm 2, T/m 2 ) F = factor keamanan Jika F = 3, ini berarti bahwa kekuatan pondasi yang direncanakan adalah 3 kali kekuatan daya dukung batasnya, sehingga pondasi diharapkan aman dari keruntuhan. Dengan kondisi qa < qult maka tegangan kontak (σc) yang terjadi akibat transfer beban luar ke tanah bagian bawah fondasi menjadi kecil (sengaja dibuat kecil) bergantung nilai F yang diberikan (Zakaria, 2006) (Gambar 3). Gambar 3. Gaya Yang Bekerja Dalam Suatu Sistem Pondasi (Zakaria, 2006) HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Kadar Airtanah dan Dayadukung Tanah Untuk melihat nilai kadar air dan dayadukung tanah daerah penelitian, digunakan 4 sampel data SPT pada kedalaman 1,0 2,5 m (DPE, 2014)(Gambar 4). 98

Gambar 4. Peta Lokasi Data Data tersebut meliputi data sifat fisik dan sifat mekanik tanah, yaitu kadar airtanah (w), Bobot Satuan isi tanah (γ.wet), kohesi (c) dan Sudut geser dalam (φ). Kemudian variabel-variabel tersebut digunakan untuk penentuan nilai dayadukung tanah pada daerah penelitian untuk pondasi dangkal yang didasarkan kepada persamaan Terzaghi (1948, dalam Bowles, 1989). Dari hasil data uji yang telah dikumpulkan, diketahui bahwa sampel HF-1 memiliki kadar airtanah sebesar 50,12% dan nilai dayadukung tanah sebesar 14,33 T/M 2, sampel HF-2, memiliki kadar air sebesar 51,96% dan nilai dayadukung tanah sebesar 12,94 T/M 2, sampel HF-3 memiliki kadar airtanah sebesar 68,28% dan nilai dayadukung tanah sebesar 2,63 T/M 2, dan sampel HF-4 memiliki kadar air sebesar 48% dan nilai dayadukung tanah sebesar 225,49 T/M 2. (Tabel 2). Tabel 2. Data Mekanika Tanah (DPE, 2014) Kod Depth C USC X Y Φ ϒ(m) Gs ω (%) Activity q(a) e (m) (T/M2) S 22, 1,57 2,6 HF 1 1 50,12 0,73 14,33 CH 1,0-5 3 1 106,8016-6,1894 1,5 1,59 2,6 12,93 HF 2 0,5 27 51,96 0,59 CH 3 5 9 2,0-1,56 2,5 HF 3 106,8416-6,1560 0,37 8,7 68,28 0,48 2,634 CH 2,5 6 9 106,83697 1,0-2,5 HF 4-6,181206 1,9 25 1,64 48 2,75 25,49 MH 5 1,5 4 Berdasarkan pengamatan dari 4 sampel tersebut, diketahui bahwa nilai kadar air tertinggi adalah pada sampel HF-3 sebesar 68,28%. Nilai kadar air terendah adalah pada sampel HF-4 sebesar 48%. Jika dilihat dari nilai dayadukung tanah, sampel HF-3 memiliki nilai yang paling rendah, yaitu sebesar 2,64 T/M 2. Nilai dayadukung tanah yang tertinggi ada pada sampel HF-4 sebesar 25,49 T/M 2. Dari hasil uji regresi korelasi menunjukan trend penurunan kekuatan dayadukung tanah terhadap kadar air. Jika tanah berada pada kondisi kering atau kadar air rendah, nilai dayadukung tanah akan relatif besar, sementara pada kondisi tanah basah, kadar airtanah akan meningkat sehingga nilai dayadukung tanah akan 99

menjadi menurun atau relatif kecil dibandingkan dengan kondisi kering (Gambar 5). Gambar 5. Grafik Kadar Air vs Dayadukung Tanah KESIMPULAN Hubungan kekuatan dayadukung tanah dan kadar air dalam tanah dengan melakukan analisa di 4 lokasi sampel. Berdasarkan pengamatan dari 4 sampel tersebut, diketahui bahwa nilai kadar air tertinggi adalah pada sampel HF-3 sebesar 68,28%. Nilai kadar air terendah adalah pada sampel HF-4 sebesar 48%. Jika dilihat dari nilai dayadukung tanah, sampel HF-3 memiliki nilai yang paling rendah, yaitu sebesar 2,64 T/M 2. Nilai dayadukung tanah yang tertinggi ada pada sampel HF-4 sebesar 25,49 T/M 2. Dari hasil uji regresi korelasi menunjukan trend penurunan kekuatan dayadukung tanah terhadap kadar air. Jika tanah berada pada kondisi kering atau kadar air rendah, nilai dayadukung tanah akan relatif besar, sementara pada kondisi tanah basah, kadar airtanah akan meningkat sehingga nilai dayadukung tanah akan menjadi menurun atau relatif kecil dibandingkan dengan kondisi kering. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada tim pembimbing dari Fakultas Teknik Geologi, Unpad, yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J.E., 1989, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Ed. 2, Erlangga, Jakarta, 561 hal. Das, B. M. 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Penerbit Erlangga, Jakarta. Dinas Perindustrian dan Energi. 2014. Pengolahan Data Daya Dukung Tanah Rencana MRT Jakarta, Laporan Kemajuan. Jakarta. Martodjojo. 1984. Evolusi Cekungan Bogor. Bandung : ITB. Tidak dipublikasikan. Zakaria, Z. 2006. Daya dukung Fondasi Dangkal. Jurusan Geologi UNPAD. Bandung. Zakaria, Z. 2008. Pratikum Geologi Teknik. Jurusan Geologi UNPAD. Bandung. 100