BAB I PENDAHULUAN. berasal dari masyarakat desa itu sendiri sesuai dengan apa yang sudah disepakati

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BAB I INTRODUKSI. Bab I berisi mengenai introduksi riset tentang evaluasi sistem perencanaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II.TINJAUAN PUSTAKA. dengan teori-teori yang telah dikemukakan oleh ahli. Untuk menghubungkan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ranah pemerintah daerah seperti Desa Pakraman kebijakan tentang hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada agama dan suku. Di Indonesia mempunyai enam agama yang. buku Bunyamin Molan (2015:29) adalah sebagai berikut:

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingannya guna menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah dilaksanakan dalam rangka menepakan asas

IV. GAMBARAN UMUM. Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki culture yang

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang mempunyai akal, pikiran dan

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN WILAYAH KECAMATAN TULAKAN KANTOR DESA NGUMBUL Jl.Raya Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan Kode Pos : 63571

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kelompok masyarakat (suku bangsa) di Indonesia secara umum mengenal

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. militer Jepang dan masih ada hingga saat ini, ketika masa penjajahan Jepang

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

BAB I KETENTUAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola

I. PENDAHULUAN. suatu keputusan politik, pemerintahan atau kenegaraan. sebagai proses atau upaya penciptaan dari (1) lembaga -lembaga yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. beberapa bentuk dari interaksi. Bentuk-bentuk interaksi sosial yakni dapat

1. PENDAHULUNAN. Kedaulatan berada di tangan raknyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Langkah selanjutnya setelah menentukan cara-cara untuk memperoleh data

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan Kuantan Mudik kabupaten Kuantan Singingi. Mayoritas dari

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Desa Banjar Ratu di Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan pemimpin sebagai sumber daya manusia yang sangat. yang diperintahkan atau dikehendaki pemimpin. Gibson dalam Pasolong

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Demokrasi & Partisipasi Publik 1 Oleh: Dwi Harsono

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

PERATURAN DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR : 03 TAHUN 2001 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA PADI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam manajemen terkandung unsur perencanaan yang terorganisasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Trimodadi Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

POLA PENGEMBANGAN ENERGI PERDESAAN DENGAN SWADAYA MASYARAKAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yaitu melalui program pembangunan desa, tercermin dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong yang berasal dari masyarakat desa itu sendiri sesuai dengan apa yang sudah disepakati bersama melalui musyawarah desa. Dalam pembangunan desa perlu adanya pengawasan pembangunan yang merupakan bagian dari partisipasi masyarakat. Pengawasan bukanlah semata-mata tugas dari pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat itu sendiri, sehingga dapat menghindari penyimpangan-penyimpangan terhadap pembangunan yang ada di desa. Berdasarkan hasil pra riset penulis di Desa Banjar Ratu (10 Juni 2014), bahwa pada kenyataannya masyarakat perlu di motivasi. Hal ini tampak dari beberapa program desa yang melibatkan partisipasi masyarakat baik fisik maupun non fisik, diantaranya : 1. Pembangunan jalan menuju dusun-dusun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ini terjadi karena tidak ada pengawasan dari masyarakat terhadap para kontraktor. Apabila adanya pengawasan dari masyarakat, jalan tersebut

2 akan dapat diselesaikan sesuai dengan kontrak dan berkualitas tidak cepat rusak. 2. Siring- siring tidak pernah diperbaiki, yang mengakibatkan apabila musim hujan siring- siring tersumbat dan air hujan menggenangi badan jalan, dan akibatnya jalan menjadi rusak. 3. Program pembangunan WC Umum di setiap dusun hanya direncanakan dan tidak terlaksana. 4. Pembangunan tempat ibadah, dengan adanaya partisipasi masyarakat sehingga 5 dusun tersebut memiliki tempat ibadah yang layak. 5. Kurangnya pengetahuan agama, masyarakat banyak yang masih mengkonsumsi minuman keras, perselingkuhan, perjudian, kekerasan dalam rumah tangga dan kejahatan. Partisipasi masyarakat hanya muncul pada waktu tertentu dan kegiatan tertentu saja. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa sebab yaitu: 1. Masyarakat belum mempunyai kesadaran tentang pentingnya pembangunan. 2. Masyarakat masih mementingkan kepentingan individu daripada kepentingan umum. 3. Kurangnya kepercayaan terhadap seorang pemimpin. Dalam hal ini untuk menggerakkan partisipasi masyarakat itu perlu adanya motivasi yang bersifat kekeluargaan. Informasi yang terbuka kepadamasyarakat serta memberikan keteladanan yang tampak dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Berdasarkan uraian diatas dapatlah dikatakan bahwa dalam proses pembangunan lebih ditingkatkan peranan kepemimpinan Kepala Desa sebagaimana mestinya, sehingga hakekat pembangunan yaitu dari oleh dan untuk masyarakat dapat

3 terpenuhi. Hakekat pembangunan dari oleh dan untuk Masyarakat dapat mendorong sebagian masyarakat berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan. Desa Banjar Ratu adalah salah satu desa di Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Banjar Ratu terdiri dari 2 (dua) unsur yaitu masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang dari Pulau Jawa dan Bali. Desa Banjar Ratu terdiri dari lima dusun yang dihuni oleh masyarakat suku Lampung, Jawa, Sunda dan Bali. Agama yang dianut mayoritas Islam dan Hindu. Beragamnya etnis penduduk yang bertempat tinggal di Desa Banjar Ratu, maka beragam pula adat dan kebiasaan masyarakatnya sesuai dengan asal daerahnya. Mata pencaharian masyarakat Desa Banjar Ratu adalah mayoritas petani dan berdagang, Desa Banjar Ratu adalah desa yang rawan konflik antar suku dan pada tanggal 28 juli 2013 terjadi konflik antar pemuda suku Lampung dan suku Bali yang mengakibatkan kedua kubu terluka, bukan itu saja dari segi pembangunan fisik maupun nonfisiknya tertinggal dari desa desa lain. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi searah dengan keinginan pemimpin. Tingkahlaku kelompok atau organisasi menjadi searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin oleh pengaruh interprersonal pemimpin terhadap anak buahnya, dalam kondisi sedemikian terhadap kesukarelaan atau induksi pemenuhan kerelaan bawahan terhadap pemimpin khususnya dalam usaha mencapai tujuan bersama, dan pada proses pemecahan masalah-masalah yang harus dihadapi secara kolektif jadi tidak diperlukan pemaksaan, pendesakan, penekanan, intimidasi, ancaman atau paksaan tertentu (Kartono, 2013:153).

4 Peranan kepala desa Banjar Ratu akan sangat penting untuk mengatasi perbedaan suku dan pola pikir masyarakat yang berbeda apabila mereka aktif untuk mendatangi masyarakat, sering menghadiri pertemuan-pertemuan, dan dalam setiap kesempatan selalu menjelaskan manfaat program pemerintah desa. Pimpinan masyarakat harus aktif pula dalam mengajak warga masyarakat untuk mengelola kegiatan pemerintah desa karena pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan pembangunan masyarakat desa. Sependapat dengan (Syafi ie, 2003:1), kepemimpinan berarti kemampuan dan keperibadian seseorang dalam mempengaruhi dan membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapain tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Apabila masyarakat melihat bahwa tokoh mereka yang disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut, maka masyarakat pun akan tertarik untuk ikut serta. Oleh karena itu kehadiran sosok pemimpin atau kepala desa sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan di desa. Kehadiran seorang pemimpin sangat diperlukan dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di wilayahnya masing-masing, khususnya untuk pemerataan hasilhasil pembangunan dengan menumbuhkan prakarsa serta menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan-pembangunan masyarakat desa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, bahwa partisipasi masyarakat desa terhadap pembangunan di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: kepemimpinan kepala desa, pendidikan masyarakat, kesejahteraan masyarakat dan sosial budaya masyarakat setempat. Pembatasan masalah diperlukan peneliti, agar penelitian yang dilakukan baik dalam mencari data-data lapangan maupun dalam

5 menganalisis data lapangan yang telah terkumpul tersebut memiliki arah yang jelas, sehingga peneliti tidak menyimpang dalam mencari jalan pemecahannya dan menarik suatu kesimpulan dari arah yang telah ditentukan. Dari permasalahan di atas maka penulis membatasi permasalahan ini dengan mengangkat tema atau judul penelitian sebagai berikut Peran Kepemimpinan Dalam Pembangunan Masyarakat Desa (Studi Pada Desa Banjar Ratu, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah). B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan dalam latar belakang di atas,mengenai mengapa penelitian ini harus dilaksanakan, dapat diambil sebuahr umusan masalah pokok dari penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana peran kepemimpinan dalam pembangunan masyarakat di Desa Banjar Ratu, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah? 2. Faktor apa saja yang menghambat kepemimpinan dalam pembangunan Desa Banjar Ratu, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan gambaran hasil dari peran kepemimpinan di Desa Banjar Ratu, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah kususnya dalam hal peran kepala desa dalam pembangunan masyarakat desa. 2. Untuk menemukan faktor yang menghambat kepemimpinan di Desa Banjar Ratu, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah dalam peran kepala desa untuk meningkatkan pembangunan masyarakat desa.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini antara lain memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis: 1. Dilihat dari konteks pengembangan ilmu pengetahuan, secara akademis penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu Administrasi Negara, khususnya peran kepemimpinan dalam pembangunan masyarakat desa untuk melakukan pembenahan, penataan, perbaikan, diberbagai bidang seperti perbaikan sistem desa dengan transparansi, cepat dan tepat. 2. Dilihat dari sudut pandang praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan serta referensi bagi instansi pemerintah, khususnya Kepala Desa Banjar Ratu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah dalam meningkatkan peran kepemimpinan yang dilihat dari lima indikator yaitu pimpinan selaku penentu arah, sebagai wakil dan juru bicara organisasi, sebagai komunikator yang efektif, sebagai mediator, dan selaku integrator, guna peningkatan pembangunan masyarakat desa. 3. Sebagai salah satu bahan acuan untuk referensi penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ide para peneliti dalam melakukan penelitian dengan tema atau masalah serupa yakni kususnya tentang peran kepemimpinan dalam pembangunan masyarakat desa.