PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien,

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ASUPAN SUGAR-SWEETENED BEVERAGES DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007

HUBUNGAN RENTANG TANGAN DAN FUNGSI PARU PADA ANAK ASMA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN ANTARA BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE

Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016


SIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

HUBUNGAN RENTANG TANGAN DAN FUNGSI PARU PADA ANAK ASMA

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.

Surakarta, Juni 2016 Penulis

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

METODE DAN POLA WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI FAKTOR RISIKO GROWTH FALTERING PADA BAYI USIA 2-6 BULAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN JUMLAH GIGI SUSU DENGAN POLA MAKAN ANAK USIA 9-24 BULAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kata kunci : Body Mass Index (BMI), Lingkar Lengan Atas (LLA)

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

PERBANDINGAN PENGUKURAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN SKINFOLD CALIPER DAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu infant atau bayi, toddler

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

Priyono et al. Determinan Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia Bulan...

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Transkripsi:

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN Ong Sylvia C. Sugianto 1, Maria Mexitalia 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang Pengukuran tinggi badan (TB) sangat penting pada anak balita.adanya deformitas atau kelainan tertentu pada balita dapat menyebabkan anak tersebut tidak dapat diukur tinggi badannya.rentang tangan (RT) adalah salah satu parameter antropometri yang dapat menggantikan pengukuran tinggi badan. Perbandingan tinggi badan dan rentang tangan bervariasi menurut ras, usia, dan jenis kelamin. Tujuan Mengetahui perbandingan antara tinggi badan dan rentang tangan pada anak balita. Metode Rancangan penelitian adalah cross-sectional dengan observasional analitik.penelitian dilakukan pada Maret-Mei 2015. Subyek penelitian adalah anak balita usia 1-5 tahun. Data tinggi badan dan rentang tangan didapatkan dengan mengukur subyek secara langsung.uji statistik yang digunakan adalah uji regresi linier. Hasil Subyek penelitian berjumlah 197 anak balita usia 1-5 tahun. Hasil uji regresi linier menunjukkan perbandingan untuk balita laki-laki usia 13-24 bulan adalah TB=27,793+0,685RT, usia 25-36 bulan adalah TB=21,364+0,771RT, usia 37-48 bulan adalah TB=32,157+0,686RT, usia 49-60 bulan adalah TB=54,681+0,461RT. Perbandingan untuk balita perempuan usia 13-24 bulan adalah TB=49,398+0,367RT, usia 25-36 bulan adalah TB=20,185+0,796RT, usia 37-48 bulan adalah TB=32+0,674RT, dan usia 49-60 bulan adalah TB=13,861+0,884RT. KesimpulanRerata tinggi badan balita laki-laki yang berusia 1-5 tahun adalah 91,4±10 cm, sedangkan rerata tinggi badan balita perempuan yang berusia 1-5 tahun adalah 89,2±10,4 cm. Rerata rentang tangan balita laki-laki yang berusia 1-5 tahun adalah 89,6±11,6 cm, sedangkan rerata rentang tangan balita perempuan yang berusia 1-5 tahun adalah 87,2±11,2 cm. Rumus penghitungan tinggi badan berdasarkan rentang tangan menurut usia lebih menggambarkan tinggi badan sesungguhnya dibandingkan perbandingan usia 1-5 tahun secara umum. Kata Kunci: Tinggi badan, rentang tangan, balita, antropometri ABSTRACT THE RATIO BETWEEN HEIGHT AND ARM SPAN IN TODDLERS AND CHILDREN AGED 1-5 YEARS Background Height measurement was very important to toddlers and preschool children. Deformity or certain abnormality in toddler and preschool children caused height measurement was not possible. Arm span was known to be an alternative anthropometric parameter to height. Ration between height and arm span varied in different race, age, and sex. Aim The study was aim to know the ratio between height and arm span in toddlers and preschool children. 1342

MethodsThis was a cross-sectional study with observational analysis. This research was held in March-May 2015. The subject was toddlers and preschool children age 1-5 years. Height and arm span data was acquired by doing measurement to subjects. Statistical test used linear regression test. ResultsThe number of subjects were 197children aged 1-5 years. Linear regression test showed the ratio for male toddlers and preschool children aged 13-24 months was Height=27,793+0,685 arm span, aged 25-36 months was Height=21,364+0,771 arm span, aged 37-48 months was Height=32,157+0,686 arm span, aged 49-60 months was Height=54,681+0,461 arm span. The ratio for female toddlers and preschool children aged 13-24 months was Height=49,398+0,367 arm span, aged 25-36 months was Height=20,185+0,796 arm span, aged 37-48 months was Height=32+0,674 arm span, and aged 49-60 months was Height=13,861+0,884 arm span. Conclusion Mean height for male toddlers and preschool children was 91,4±10 cm, while mean height for female toddlers and preschool children was 89,2±10,4 cm. Mean arm span fot male toddlers and preschool children was 89,6±11,6 cm, while mean arm span for female toddlers and preschool children was 87,2±11,2 cm. Equation based on divided age predicted height better than equation based on the whole age 1-5 years. Key Words: Height, arm span, toddler, preschool children, anthropometry PENDAHULUAN Anak balita adalah anak dengan rentang usia 1-5 tahun dan merupakan kelompok yang rentan terhadap malnutrisi. Prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia mencapai 19,6 % berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2013. 1 Penentuan status gizi pada anak, terutama anak balita, menjadi sangat penting mengingat kejadian malnutrisi pada rentang usia ini dapat mengakibatkan terganggunya fungsi tumbuh kembang anak yang dampaknya akan tetap terlihat saat dewasa. 2 Malnutrisi juga merupakan salah satu penyebab utama dari mortalitas pada balita. 3,4 Malnutrisi dapat disebabkan oleh adanya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), kurangnya ASI, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak sesuai, defisiensi mikronutrien, kurangnya asupan makanan, dan adanya penyakit infeksi. 2,5 Tinggi badan merupakan parameter antropometri yang sangat penting. Pengukuran tinggi badan dapat digunakan untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT), penentuan kebutuhan energi basal, penghitungan dosis obat 6, menentukan standar dan prediksi volume paru, dan menentukan status gizi. 7 Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan pada posisi berdiri untuk anak di atas 2 tahun maupun tidur untuk anak usia kurang dari 2 tahun. Sikap yang tepat untuk pengukuran pada posisi berdiri adalah kepala, scapula, pantat, dan kaki harus menempel pada papan. Pengukuran pada posisi berdiri maupun tidur, dibutuhkan postur yang tegak dari subjek sehingga hasil yang didapatkan akurat. 8 Pengukuran dengan cara 1343

standar seperti ini tidak dapat dilakukan pada anak dengan kelainan pada skeleton axial atau kelemahan otot 6,7,9-11, padahal anak-anak dengan penyakit seperti ini juga tidak boleh luput dari pemeriksaan gizi. Pemeriksaan tinggi badan dengan cara standar pada anak-anak yang mengalami kelumpuhan dapat mengakibatkan hasil pengukuran yang lebih rendah (underestimate). 9 Penelitian-penelitian sebelumnya telah menemukan beberapa parameter yang dapat digunakan untuk prediksi tinggi badan, antara lain rentang tangan (arm span), panjang kaki, panjang lengan, demi span, half span 9, dan tinggi lutut. Di antara parameter-parameter tersebut, rentang tangan merupakan prediktor yang paling akurat untuk tinggi badan. 12,13 Hubungan antara rentang tangan dan tinggi badan bervariasi pada setiap ras, gender, dan kelompok usia, oleh karena itu, hasil dari penelitian sebelumnya di negara lain belum tentu dapat diterapkan di Indonesia. 11 Penelitian mengenai hubungan antara rentang tangan dan tinggi badan di Indonesia sudah pernah dilakukan pada kelompok lansia, namun penelitian pada anak-anak belum pernah dilakukan. 13 Melalui penelitian ini, diharapkan akan diketahui persamaan (equation) prediksi tinggi badan dari rentang tangan dengan uji regresi linier sederhana. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015 di posyandu di bawah naunganpuskesmas Poncol dan Puskesmas Ngesrep di Kota Semarang. Subyek penelitian diambil dengan consecutive sampling, yaitu anak usia 1-5 tahun yang datang ke tempat penelitian hingga besar sampel minimal terpenuhi. Subyek penelitian dengan deformitas pada tangan dan sindroma Marfan tidak diikutsertakan dalam penelitian.pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran antropometri secara langsung kepada subyek. Variabel bebas pada penelitian ini adalah rentang tangan yang diukur menggunakan penggaris yang terkalibrasi. Rentang tangan diukur dari ujung jari tengah lengan yang satu ke ujung jari tengah lengan yang lain saat kedua lengan abduksi sejajar dengan bahu. Variabel terikat pada penelitian ini adalah tinggi badan yang diukur menggunakan stadiometer Seca 217 untuk anak usia di atas 24 bulan dan infantometer Seca 416 untuk anak usia di bawah 24 bulan. Variabel perancu pada penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin. Batasan 1344

usia yang digunakan adalah bulan penuh.dilakukan uji regresi linier untuk mendapatkan rumus dari variabel yang diukur. HASIL Penelitian ini melibatkan 197 subjek yang terdiri dari 96 anak perempuan (48,7%) dan 101 anak laki-laki (51,3%).Subjek terdiri dari 96 anak perempuan (48,7%) dan 101 anak lakilaki (51,3%). Subjek terbanyak berada pada usia 13-24 bulan sebanyak 59 anak atau 29,9%. Subjek dengan jumlah paling sedikit berasal dari kelompok usia 37-48 anak yaitu sebanyak 42 anak atau 21,3%. Status Gizi Berikut ini adalah tabel data antropometri dengan ukuran pemusatan dan penyebarannya Usia (bulan) n Tabel 1.Data antropometri pada balita laki-laki Tinggi badan (cm) Rentang tangan (cm) Rerata±SB Median Min-maks Rerata±SB Median Min-maks 13-60 101 91,4±10 - - 89,6±11,6 - - 13-24 31 80,3±4,5 - - 76,6±4,9 - - 25-36 22 88,6±5,2 - - 87,3±5,1 - - 37-48 22 98,4±4,4 - - 96,5±5,3 - - 49-60 26-101,3 90,4-110,9-99,9 86,1-128,9 Usia (bulan) n Tabel 2.Data antropometri balita perempuan Tinggi badan Rentang tangan Rerata±SB Median Min-maks Rerata±SB Median Min-maks 13-60 96 89,2±10,4 - - 87,2±11,2 - - 13-24 28-77,6 66,6-85,4-74,9 60,60-111,5 25-36 27 88,2±5,9 - - 88,5±7,1 - - 37-48 20 94,8±4,2 - - 93,2±4,6 - - 49-60 21 101,5±4,3 - - 99,2±4,5 - - 1345

Hubungan Tinggi Badan dan Rentang Tangan Tabel 3.Uji hubungan tinggi badan dan rentang tangan pada balita laki-laki Usia (bulan) Uji hubungan r P 13-60 Pearson 0,929 <0,001 13-24 Pearson 0,753 <0,001 25-36 Pearson 0,763 <0,001 37-48 Pearson 0,827 <0,001 49-60 Spearman 0,864 <0,001 Tabel 4.Uji hubungan tinggi badan dan rentang tangan pada balita perempuan Usia (bulan) Uji hubungan r P 13-60 Pearson 0,925 <0,001 13-24 Spearman 0,770 <0,001 25-36 Pearson 0,956 <0,001 37-48 Pearson 0,739 <0,001 49-60 Pearson 0,921 <0,001 Persamaan Tinggi Badan dan Rentang Tangan Tabel 5.Persamaan tinggi badan dan rentang tangan pada balita laki-laki Usia (bulan) Persamaan R 2 13-60 TB=19,746+0,8RT 0,863 13-24 TB=27,793+0,685RT 0,552 25-36 TB=21,364+0,771RT 0,561 37-48 TB=32,157+0,686RT 0,668 49-60 TB=54,681+0,461RT 0,465 TB=tinggi badan RT=rentang tangan 1346

Tabel 6.Persamaan tinggi badan dan rentang tangan pada balita perempuan Usia (bulan) Persamaan R 2 13-60 TB=14,439+0,858RT 0,854 13-24 TB=49,398+0,367RT 0,398 25-36 TB=20,185+0,796RT 0,910 37-48 TB=32+0,674RT 0,547 49-60 TB=13,861+0,884RT 0,841 TB= tinggi badan RT= rentang tangan PEMBAHASAN Didapatkan melalui penelitian ini rerata tinggi badan anak balita laki-laki usia 1-5 tahun secara keseluruhan adalah 91,4±10 cm, sedangkan rerata rentang tangan anak balita laki-laki usia 1-5 tahun adalah 89,6 11,6 cm. Rerata tinggi badan anak balita perempuan usia 1-5 tahun adalah 89,2±10,4 cm, sedangkan rerata rentang tangan anak balita perempuan usia 1-5 tahun adalah 87,2±11,2 cm. Selisih rerata tinggi badan dan rentang tangan pada balita laki-laki adalah 1,8 cm dan pada balita perempuan adalah 2 cm. Hal ini sejalan dengan pernyataan Parthasarathy yang menyebutkan bahwa selisih tinggi badan dan rentang tangan adalah 2 cm pada balita. 14 Terdapat 82,7% anak dengan tinggi badan lebih panjang dari rentang tangan, 16,2% anak dengan rentang tangan lebih panjang dari tinggi badan, dan 1% anak dengan tinggi badan sama dengan rentang tangan. Pada usia balita, umumnya tinggi badan lebih panjang daripada rentang tangan karena pertumbuhan yang pesat terjadi adalah pertumbuhan pada skeleton aksial. Seiring dengan pertambahan usia anak, maka saat anak menginjak usia remaja tangan dan kaki akan bertumbuh dengan cepat karena adanya pengaruh sistem endokrin. Hal ini menyebabkan tinggi badan pada balita akan lebih panjang daripada rentang tangan, sedangkan pada usia remaja rentang tangan akan menjadi lebih panjang dibandingkan tinggi badan. 15,16 Didapatkan hubungan yang bermakna antara tinggi badan dengan rentang tangan pada anak balita usia 1-5 tahun dalam penelitian ini, baik pada balita laki-laki maupun pada balita perempuan. Hubungan yang bermakna juga didapatkan pada anak balita pada setiap 1347

kelompok usia dan jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan penelitian Yousafzai et al yang dilakukan di India. 9 Didapatkan perbandingan tinggi badan pada anak balita usia 1-5 tahun laki-laki adalah TB=19,746+0,8RT, sedangkan perbandingan pada balita perempuan adalah TB=14,439+0,858RT. Perbandingan ini berbeda dibandingkan dengan penelitian Yousafzai et al. Perbandingan antara tinggi badan dan rentang tangan pada penelitian tersebut adalah TB=6,4+0,93RT. 9 Hal ini disebabkan karena penelitian sebelumnya dilakukan di negara yang berbeda pada ras yang berbeda. Telah diketahui sebelumnya bahwa ras memang dapat mempengaruhi perbandingan antara tinggi badan dan rentang tangan 17-20. Perbandingan antara tinggi badan dan rentang tangan juga berbeda-beda antar kelompok usia pada jenis kelamin yang sama pada penelitian ini. Hal yang serupa juga terjadi pada perbandingan berdasarkan jenis kelamin pada usia yang sama. Perbandingan untuk balita laki-laki usia 13-24 bulan adalah TB=27,793+0,685RT, usia 25-36 bulan adalah TB=21,364+0,771RT, usia 37-48 bulan adalah TB=32,157+0,686RT, usia 49-60 bulan adalah TB=54,681+0,461RT. Perbandingan untuk balita perempuan usia 13-24 bulan adalah TB=49,398+0,367RT, usia 25-36 bulan adalah TB=20,185+0,796RT, usia 37-48 bulan adalah TB=32+0,674RT, dan usia 49-60 bulan adalah TB=13,861+0,884RT. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa perbandingan rentang tangan juga bervariasi menurut jenis kelamin dan usia. 21 Didapatkan pada penelitian ini, memprediksi tinggi badan menggunakan perbandingan berdasarkan usia lebih mendekati tinggi badan sesungguhnya dibandingkan menggunakan perbandingan berdasarkan jenis kelamin secara umum. SIMPULAN DAN SARAN Rumus penghitungan tinggi badan berdasarkan rentang tangan menurut usia lebih menggambarkan tinggi badan sesungguhnya dibandingkan perbandingan usia 1-5 tahun secara umum. Perbandingan pada balita laki-laki usia 13-24 bulan adalah TB=27,793+0,685 RT, usia 25-36 bulan adalah TB=21,364+0,771RT, usia 37-48 bulan adalah TB=32,157+0,686RT, dan usia 49-60 bulan adalah TB=54,681+0,461RT. Perbandingan pada balita perempuan usia 13-24 bulan adalah TB=49,398+0,367RT, usia 25-36 bulan adalah 1348

TB=20,185+0,796RT, usia 37-48 bulan adalah TB=32+0,674RT, dan usia 49-60 bulan adalah TB=13,861+0,884RT. Saran bagi penelitian selanjutnya, agar jumlah sampel tiap usia diperbanyak sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013. 2. Jesmin A, Yamamoto SS, Malik AA, Haque A. Prevalence and Determinants of Chronic Malnutrition among Preschool Children: A Cross-sectional Study in Dhaka City, Bangladesh. J Health Popul Nutr. 2011; 29(5): 494 499. 3. Rodriguez L, Cervantes E, Ortiz R. Malnutrition and Gastrointestinal and Respiratory Infections in Children: A Public Health Problem. Int J Environ Res Public Health. 2011; 8(4):1174-1205. 4. Jeharsael R, Sangthong R, Wichaidit W, Chongsuvivatwong V. Growth and Development of Children Aged 1 5 Years in Low-intensity Armed Conflict Areas in Southern Thailand: a Community-based Survey [Internet]. Confl Health. 2013 [cited 2014 Nov 18], 7(1):8. Available from Conflict and Health. 5. Duggan C, Vatkins JB, Walker WA. Nutrition in Pediatrics: Basic Science, Clinical Applications 4. Ontario: BC Decker.Inc; 2008. p.153-166. 6. Figg W, McLeod HL. Handbook of Anticancer Pharmacokonetics and Pharmacodynamics. New York: Springer; 2004. p.395-420 7. Zverev Y, Chisi J. Estimating Height from Arm Span Measurement in Malawian Children. Coll Antropol. 2005; 29(2): 469-473. 8. Chiocca EM. Advanced Pediatric Assessment. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p.138-161. 9. Yousafzai AK, Filteau SM, Wirz SL, Cole TJ. Comparison of Armspan, Arm Length and Tibia Length as Predictors of Actual Height of Disabled and Nondisabled Children in Dharavi, Mumbai, India. Eur J Clin Nutr.2003; 57(10): 1230 1234. 10. Banik SD. Arm Span as a Proxy Measure for Height and Estimation of Nutritional Status: A Study Among Dhimals of Darjeeling in West Bengal India. Ann Hum Biol. 2011; 38(6): 728-735. 1349

11. Bjelica D, Popovic S, Kezunovic M, Petkovic J, Jurak G, Grasgruber G. Body Height and Its Estimation Utilising Arm Span Measurements in Montenegrin Adults. Anthropological Notebooks. 2012; 18 (2): 69-83. 12. Singh A, Kumar A, Chavali KH, Harish D. Use of Arm Span and Foot Length for Estimation of Height of the Person. J Punjab Acad Forensic Med Toxicol. 2012; 12(2): 87-91. 13. Ilardinsyah F, Boedhihartono, Rahardjo TBW. Model Prediksi Tinggi Badan Lansia Etnis Jawa Berdasarkan Tinggi Lutut, Panjang Depa, dan Tinggi Duduk. Maj Kedokt Indon. 2008; 58(12): 509-516. 14. Parthasarathy A, Borker AS, Nair MKC, Bhave SY. Partha s Fundamentals of Pediatrics. 2 nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd; 2013. p. 47-59. 15. Behrman RE. Nelson Esensi Pediatri. 4 th ed. Jakarta: EGC; 2010. p. 37-90. 16. Hatfield NT. Broadribb s Introductory Pediatric Nursing. 7 th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. p. 308-20. 17. Popovic S, Bjelica D, Molnar S, Jaksic D, Akpinar S. Body Height and Its Estimation Utilizing Arm Span Measurements in Serbian Adults. Int J Morphol. 2013; 31(1): 271-279. 18. Shah RK, Nirvan AB, Patel JP, Patel B, Kanani S. Estimating Stature from Arm Span Measurement in Gujarat Region. GCSMC J Med Sci. 2013. 2(2): 30-32. 19. Capderou A, Berkani M, Becquemin M-H, Zelter M. Reconsidering the Arm Span- Height Relationship in Patients Referred for Spirometry. Eur Respir J. 2011. 37(1): 157-163. 20. Hossain S, Begum JA, Akhter Z. Measurement of Stature from Arm Span- An Anthropometric Study on Garo Tribal Bangladeshi Females. Bangladesh J Anat. 2011. 9(1): 5-9. 21. Morrissey RT, Weinstein SL. Lovell and Winter s Pediatric Orthopaedics. 6 th ed. Philadelphia: Lippincott Wiliams & Wilkins; 2006. p. 35-66, 251-314. 1350