HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SEMARANG

PENYESUAIAN SOSIAL DAN SCHOOL WELL-BEING: Studi pada Siswa Pondok Pesantren yang Bersekolah di MBI Amanatul Ummah Pacet Mojokerto

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS

Putri Zahrah Adelia, Harlina Nurtjahjanti. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

RATIH DEWI PUSPITASARI K

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA PRIA YANG MELAKUKAN LATIHAN FITNESS. Elsadi Musba, *Zaenal Abidin

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

BAB III METODE PENELITIAN. merupakanpenelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

SELF ESTEEM DAN OPTIMISME RAIH KESUKSESAN KARIR PADA FRESH GRADUATE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SURAKARTAA ABSTRAKSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

STRES DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONCEPT WITH ASSERTIVENESS IN CLASS X STUDENTS KESATRIAN 2 SENIOR HIGH SCHOOL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI

: FETI UTAMININGSIH NIMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

STATUS SOSIAL EKONOMI DAN INTENSITAS KOMUNIKASI KELUARGA PADA IBU RUMAH TANGGA DI PANGGUNG KIDUL SEMARANG UTARA. Endang Sri Indrawati.

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI. Abstrak

Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa UKM Research n Business Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN KEPUASAN KERJA WIRANIAGA NASMOCO GRUP DI SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN COLLEGE ADJUSTMENT PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PMETODE MENGAJAR GURU, MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI. Emi Fitria

SKRIPSI. Nadya Putri Delwis FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GENAP, 2013/2014

HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA SAMA KELOMPOK DALAM SMALL GROUP DISCUSSION

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG NASKAH PUBLIKASI. Oleh : Novia Karmiana F

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: b. Kecerdasan Adversitas

KEHARMONISAN KELUARGA DAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP METODE PEMBELAJARAN GURU DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI GISIKDRONO 02 DAN 04 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KEMANDIRIAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI KEDINASAN X

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Khadhofal Arif, Endang Sri Indrawati *) Jalan Prof. Soedarto. Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024) 7460051 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang adhofalharris@gmail.com ; esi_iin@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity intelligence dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Populasi penelitian ini adalah 220 mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Subjek penelitian 138 orang dan subjek uji coba berjumlah 80 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi, yaitu Skala Penyesuaian Diri (41 aitem valid, α = 0.920) dan Skala Adversity Intelligence (40 aitem valid, α = 0.923). Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,730 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara adversity intelligence dengan penyesuaian diri. Semakin tinggi adversity intelligence maka semakin positif penyesuaian diri. Adversity intelligence memberikan sumbangan efektif sebesar 53,3% pada penyesuaian diri dan sebesar 46,7% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci: adversity intelligence, penyesuaian diri, mahasiswa tahun pertama *) Penulis Penanggungjawab

THE CORRELATION BETWEEN ADVERSITY INTELLIGENCE AND SELF ADJUSTMENT ON THE FIRST YEAR COLLEGE STUDENTS IN FACULTY OF MEDICINE OF DIPONEGORO UNIVERSITY ABSTRACT This research aims to know the correlation between adversity intelligence and self adjustment on the freshman of bachelor degree in the medical faculty of Diponegoro University. The population of this research is 220 college students of bachelor degree in the medical faculty of Diponegoro University The participants of this reserach are 138 students while other 80 students are used as try-out subjects. Sample was taken by using simple random sampling technique. Researcher collected data by using two kind of scales, one is scale of Self Adjustment (41 valid aitem, α = 0.920) and the other is scale of Adversity Intelligence (40 valid aitem, α = 0.923). The data which based on the simple regression analysis show a coefficient correlation of 0,730 with p=0,000 (p<0,05). The result showed, as same as researcher s hypothesis, that there is a positive correlation between adversity intelligence and self adjustment. The higher adversity intelligence, the more positive self adjustment will be. Adversity intelligence gives effective contribution as much as 53,3 % towards self adjustment and other 46,7 % is determined by another factor that not discussed in this research. Keywords: adversity intelligence, self adjustment, first year college students PENDAHULUAN Dalam penyesuaian diri dipengaruhi oleh sifat/pribadi yang dimiliki. Individu yang memasuki masa remaja menurut Monks, Knoers & Haditono (dalam Desmita, 2004, h. 262) mereka yang telah berusia 12-21 tahun. Masa remaja tersebut mempunyai tiga tahapan, yaitu remaja awal usia 12-15 tahun, remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan remaja akhir usia 18-21 tahun. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani transisi kehidupan, salah satunya adalah transisi sekolah. Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Berpindah dari seorang senior di sekolah menengah atas menjadi orang baru di universitas memainkan kembali top-dog phenomenon dalam hal perubahan dari siswa yang paling muda 1

2 dan paling tidak berkuasa yang terjadi sebelumnya di awal masa remaja. (Santrock, 2007, h. 74). Dari hasil FGD pada subjek penelitian, tercatat beberapa masalah yang harus diperhatikan oleh mahasiswa ketika menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, antara lain masalah perbedaan cara belajar, masalah terkait dengan sistem modul yangditerapkan, mahasiswa mengalami kendala salah satunya dengan kebijakan pembayaran UKT, masalah pengaturan waktu, masalah yang berkaitan dengan mencari teman baru, masalah perubahan relasi, kondisi yang tidak/kurang menunjang, dan masalah yang terkait dengan perpindahan tempat. Proses penyesuaian diri diperlukan ketika seseorang memasuki situasi dan kondisi lingkungan yang baru, dan hal yang sama tentu akan dialami oleh mahasiswa. Pengembangan potensi mahasiswa salah satu wujudnya dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar mahasiswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dimana mereka belajar. mengharuskan dari melakukan penyesuaian diri terhadap mata pelajaran, penyesuaian diri terhadap dosen, penyesuaian diri terhadap teman sebaya, penyesuaian diri terhadap lingkungan kampus, dan lain-lain. Penyesuaian diri merupakan hal yang penting bagi mahasiswa tahun pertama, bila mahasiswa tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru, maka akan cenderung mengalami banyak konflik dan fokus yang dihadapi bukan lagi masalah akademik, namun masalah-masalah lain diluar akademiknya. Mahasiswa yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan akan merasa tertekan dan banyak menghadapi konflik dalam menghadapi tuntutan lingkungan yang menyebabkan menurunnya motivasi mahasiswa dalam belajar yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa nantinya. Konflik atau permasalahan tersebut menuntut suatu kemampuan untuk dapat terus bertahan dan memiliki daya juang yang tinggi agar justru dapat menguasai kesulitan yang ada menjadi sebuah peluang. Kemampuan dalam menghadapi dan bertahan terhadap kesulitan disebut dengan adversity intelligence. Menurut Stoltz (2007, h. 21) adversity intelligence merupakan totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak yang merupakan pola-pola kebiasaan yang mendasari cara individu melihat dan merespon peristiwa-peristiwa dalam

3 hidupnya, sehingga hambatan dapat diatasi. Tema penyesuaian diri merupakan tema yang sudah cukup banyak dibahas, tetapi, belum banyak yang membahas terkait adversity intelligence bila ditinjau dari bagaimana individu melakukan penyesuaian diri baik menghadapi tuntutan di dalam diri ataupun dengan lingkungannya, pada mahasiswa yang tentunya memiliki prediktor penyesuaian diri yang berbeda dari orang dewasa maupun tingkat usia lainnya. Peneliti melakukan penelitian pada mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara adversity intelligence dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Penyesuaian Diri Penyesuaian diri adalah hasil dari usaha individu untuk mencapai keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dalam mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustrasi yang dialami di dalam dirinya. Aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek yang dikemukakan oleh Haber dan Runyon (2006, h. 10) yaitu persepsi terhadap realitas, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, gambaran diri yang positif, kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik, dan memiliki hubungan interpersonal yang baik. Menurut Schneiders (dalam Agustiani, 2009, h. 147), terdapat empat faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja sebagai berikut : a. Kondisi-kondisi fisik, termasuk didalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar dan sistem otot, kesehatan, penyakit. b. Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial, moral dan emosional. c. Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penentu diri (self determination), frustasi, dan konflik. d. Kondisi lingkungan, khususnya lingkungan keluarga dan lingkungan tempat belajar dan lingkungan masyarakat.

4 Adversity Intelligence Adversity intelligence adalah kemampuan seseorang dalam berjuang menghadapi dan mengatasi masalah, hambatan atau kesulitan dan kegagalan yang dimilikinya serta akan mengubahnya menjadi suatu peluang keberhasilan dan kesuksesan. Aspek Adversity Intelligence menurut Stoltz (2003, h. 100), menyebutkan empat dimensi yang menyusun adversity intelligence seseorang yaitu disingkat menjadi CORE (Control, Ownership, Reach, Endurance). Hipotesis Ada hubungan antara Adversity Intelligence dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semakin tinggi tingkat adversity intelligence, maka semakin positif penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama. Sebaliknya apabila tingkat adversity intelligence rendah maka semakin negatif pula penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama. METODE Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Dependent : Penyesuaian Diri 2. Variabel Independent : Adversity Intelligence Definisi Operasional Penyesuaian diri adalah hasil dari usaha individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya untuk mempertemukan tuntutan diri dan lingkungan agar tercapai keadaan atau tujuan yang diharapkan oleh diri sendiri dan lingkungan. Adversity Intelligence adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi dan bertahan terhadap tantangan, hambatan atau kesulitan hidup dan kegagalan yang dialami serta terus menghadapi semua kesulitan tersebut sebagai suatu proses untuk mengembangkan diri, potensi dan mencapai tujuan. Populasi dan Sampel Penelitian

5 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang berjumlah 220 orang. Dalam pengambilan sampel penelitian ini digunakan teknik simple random sampling. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah dua skala, yaitu skala penyesuaian diri dan skala adversity intelligence. Skala Penyesuaian Diri berjumlah 60 aitem, 30 aitem favorable dan 30 aitem unfavorable. Skala Adversity Intelligence berjumlah 48 aitem, 24 aitem favorable dan 24 aitem unfavorable. Metode Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Analisis Regresi Sederhana menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara adversity intelligence dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Hasil uji hipotesis tersebut ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi sebesar 0,730 dengan p = 0,000 (p<0,05). Koefisien korelasi tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara adversity intelligence dengan penyesuaian diri. Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif, artinya semakin tinggi adversity intelligence maka penyesuaian diri semakin positif. Berdasarkan kategorisasi penyesuaian diri, subjek penelitian berada dalam kategori sedang, positif dan sangat positif. Sebagian besar masuk kategori positif sebanyak 84 subjek (60,87%), disusul penyesuaian diri sangat positif sebanyak

6 43 subjek (31,2%), dan yang terakhir penyesuaian diri sedang sebanyak 11 subjek (7,97%) dengan mean empirik sebesar 127,64. Jadi rata-rata subjek mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mempunyai penyesuaian diri yang positif. Penyesuaian diri yang positif menunjukkan bahwa faktor kondisi fisik, kematangan, dan kondisi psikologis remaja memberikan pengaruh terhadap penyesuaian diri yang dimiliki remaja. Remaja juga dapat dikatakan telah memenuhi kriteria dari penyesuaian diri, yakni remaja yang memiliki keterampilan yang cukup, pemahaman akan dirinya, serta menentukan pilihanpilihan yang tepat akan suatu hal yang salah satunya ditunjukkan dengan pencapaian kemampuan menghadapi kesulitan. Kemampuan yang dimiliki oleh individu ini dikenal dengan istilah kecerdasan adversitas atau adversity intelligence. Berdasarkan kategorisasi adversity intelligence, subjek penelitian berada dalam kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sebagian besar masuk kategori tinggi sebanyak 82 subjek (59,4%), disusul adversity intelligence sangat tinggi sebanyak 39 subjek (28,3%), dan yang terakhir adversity intelligence sedang sebanyak 17 subjek (12,32%) dengan mean empirik sebesar 124,08. Jadi rata-rata subjek mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mempunyai adversity intelligence yang tinggi artinya mayoritas dari mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi kesulitan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adversity intelligence memberikan sumbangan efektif sebesar 53,3% pada penyesuaian diri. Kondisi tersebut menyatakan bahwa tingkat konsistensi variabel penyesuaian diri sebesar 53,3% dapat diprediksi oleh variabel adversity intelligence, sisanya 46,7% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Tingginya sumbangan efektif yang diberikan adversity intelligence diduga turut dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan hasrat, seperti yang diungkapkan oleh Stoltz (dalam Anugrahwati, 2004, h.27) bahwa pendidikan dan hasrat seseorang juga mempengaruhi terbentuknya adversity intelligence. Faktor yang terkait dengan pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan merupakan proses

7 belajar, yaitu perubahan yang relatif permanen pada perilaku individu sebagai akibat dari latihan. Proses belajar tersebut selain berlangsung secara formal di lingkungan pendidikan, tetapi juga secara informal di tengah-tengah lingkungan sosial dan keluarga sekitar individu. Pendidikan dan hasrat dalam hal ini tidak terlepas dari sejauh mana tingkat perkembangan dan kematangan individu yang dimiliki oleh mahasiswa, artinya individu yang lebih matang akan memiliki pandangan positif terhadap tujuan hidupnya. Baik dalam segi intelektual, sosial, moral, dan emosi mempengaruhi bagaimana individu melakukan penyesuaian diri. Penelitian pada mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki tipe respon terhadap kesulitan yang tergolong sebagai camper sesuai dengan hasil adversity intelligence sebanyak 82 mahasiswa dengan kategori tinggi. Artinya mahasiswa dengan kategori camper perlu terus belajar dan berlatih tanpa harus mengeluh dan terus meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan adversity intelligence nya agar menjadi climber sejati. Hubungan antara harapan (keyakinan akan keberhasilan), ketidakberdayaan (keyakinan bahwa apa yang dilakukan seseorang tidak akan ada manfaatnya), dan adversitas. Mahasiswa tahun pertama mengerti benar bahwa sesulit apapun, bagaimanapun resiko bahkan kegagalan yang menerjang semua akan memiliki hasil dari buah jerih payahnya selama ini. Profesi dokter yang prospektif inilah yang menghasilkan individu memiliki keyakinan kuat akan keberhasilannya di masa mendatang. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara adversity intelligence dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sebagaimana ditunjukkan oleh koefisien korelasi antara adversity intelligence dengan penyesuaian diri adalah sebesar 0,730 dan p = 0,000 (p<0,05). Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa semakin tinggi adversity

8 intelligence yang dimiliki mahasiswa tahun pertama, maka semakin positif penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa tersebut, begitu pula sebaliknya semakin rendah adversity intelligence yang dimiliki mahasiswa tahun pertama maka semakin negatif penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa tahun pertama. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Subjek Penelitian Mahasiswa yang memiliki adversity intelligence tinggi diharapkan untuk meningkatkan dan mempertahankan adversity intelligence yang dimilikinya sehingga hal tersebut dapat menunjang mahasiswa dalam melakukan penyesuaian diri yang positif. Baik penyesuaian diri yang dilakukan di lingkungan kampus, maupun diluar kampus. Mahasiswa yang memiliki adversity intelligence yang termasuk dalam kategori sedang diharapkan mau untuk terus berusaha meningkatkan adversity intelligence yang dimilikinya dengan cara menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku tentang cara berpikir positif atau optimistik, sehingga berkembang menjadi individu yang berpandangan lebih optimistik dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan. Mahasiswa juga disarankan mencoba untuk tidak menghindari kesulitan-kesulitan yang dihadapi. 2. Bagi Fakultas Bagi Fakultas tetap dapat melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan adversity intelligence mahasiswa. Berdasarkan hal ini upaya yang dapat dilakukan pihak fakultas antara lain dengan memberi kesempatan, mendukung, sekaligus membimbing dalam berbagai domain kehidupannya untuk mengarah pada ketercapaian mahasiswa dalam menghadapi kesulitan, hambatan dan kegagalan yang dilaluinya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk dapat meneliti variabel lain yang diduga turut mempengaruhi penyesuaian diri. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggali faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Agustiani, H.A. 2009. Psikologi Perkembangan: Pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama. Ali, M & Asrori. 2011. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dewi, K.S. 2010. Kesehatan Mental (Mental Health) Penyesuaian dalam Kehidupan Sehari-hari. Edisi Kedua. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Haber, A & Runyon, R.P. 2006. Psychology of adjustment. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Muzamiroh, M.L. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013, Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Kata Pena. Santrock, J.W. 2007. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup (edisi kelima jilid ii). Jakarta: Erlangga Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius. Sundari, S. 2005. Kesehatan mental dalam kehidupan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Stoltz, P. G. 2000. Adversity Quotient (Alih Bahasa: Hermaya, T). Jakarta: PT.Grasindo. Stoltz, P. G. 2003. Adversity Quotient at work:mengatasi Kesulitan di Tempat Kerja, Mengubah Tantangan Sehari-hari Menjadi Kunci Sukses Anda. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta: Interaksara. Stoltz, P. G. 2007. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Mnejadi Peluang. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Winarsunu, T. 2010. Statistik dalam Penelitian Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press. 9