BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

BAB I PENDAHULUAN. eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses sistematik yang dilakukan untuk. mengevaluasi bukti secara objektif atas pernyataan-pernyataan dari

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan penggunaan keuangan negara yang dilakukan pihak-pihak. tertentu. Dengan adanya pengawasan ini, pemerintah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat. Diumumkan dalam Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu pengawasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup orang banyak, maka sudah sepantasnya pemerintah dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi

BAB I PENDAHULUAN. proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan suatu negara membutuhkan dana yang cukup besar. akuntabel dalam pengelolaan keuangan negara.

BAB1 PENDAHULUAN. Salah satu agenda reformasi adalah desentralisasi keuangan dan. otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung bertanggungjawab kepada Presiden dalam melaksanakan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan atau audit. Audit pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan reformasi di segala bidang.

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. strategis APIP tersebut antara lain: (i) mengawal program dan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan serta untuk menjamin bahwa tujuan akan tercapai secara hemat,

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan menguraikan mengenai hal-hal yang melatar

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor hars memiliki

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan BPK (Badan Pemeriksa

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing auditor berbeda. Auditor pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dalam hal pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, organisasi audit pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu : Auditor Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama. dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak disalah gunakan oleh aparat Pemerintah Daerah. Urgensi lembaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditing sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002:9) dalam (Kadhafi dkk., 2014). Pengawasan terhadap penggunaan dana pemerintah daerah dilakukan oleh APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) sebagai pelaksana tugas kepada Negara/Undang-undang. Dalam pelaksanaan tugas pengawasan terhadap penggunaan dana pemerintah daerah yang dilakukan oleh APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah), umumnya tujuan utamanya adalah untuk memberikan saran dan rekomendasi kepada manajemen pemerintah daerah dengan lebih menekankan pada kegiatan pencegahan dan memberikan jasa konsultasi. APIP memberikan rekomendasi kepada penyelenggara pemerintahan, baik pusat maupun di daerah mengenai hasil, hambatan, dan penyimpangan yang terjadi atas aktivitas yang sudah dijalankan oleh instansi pemeritah. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/05/M.PAN/03/2008 menyatakan bahwa Pengawasan intern 1

2 pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (Salsabila dan Prayudiawan, 2011). Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), menurut (Mardiasmo, 2005) dalam (Wiraswasti dkk., 2014) terdapat tiga aspek penting yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3 Pengawasan intern di lingkungan Departemen, Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh lnspektorat Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat untuk kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam upaya pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya. Pelaksanaan fungsi lnspektorat Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat tidak terbatas pada fungsi audit tapi juga fungsi pembinaan terhadap pengelolaan keuangan negara. Pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya. Sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berada di bawah Presiden melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Salsabila dan Prayudiawan, 2011). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Pasal 4 menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, inspektorat provinsi, kabupaten/kota mempunyai fungsi yaitu perencanaan program pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan, dan pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan (Wirasusati dkk., 2014). Kualitas audit pada sektor publik adalah probabilitas seorang pemeriksa atau auditor pemerintah dapat menemukan dan melaporkan

4 suatu penyelewengan yang terjadi pada suatu instansi atau pemerintah (baik pusat maupun daerah). Pelaksana audit pada lembaga pemerintah bertujuan untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat serta perusahaanperusahaan milik Negara (Nurlaeli, 2010) dalam (Primastuti dan Suryandari, 2014). Kualitas audit sangat penting dalam kegiatan audit, karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Resuman, 2011) dalam (Adriyani dkk., 2013). Dan dengan keahlian yang dimiliki oleh pemeriksa maka pengawasan yang dilakukan oleh APIP akan menghasilkan laporan yang berkualitas. Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Karena jika auditor kehilangan independensinya, maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Supriyono, 1988) dalam (Ahmad dkk., 2011). Dari penelitian yang dilakukan (Samsi dkk., 2013) diketahui bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini berarti bhawa kuliatas audit dapat dicapai jika auditor memiliki independensi dalam melaksanakan tugas auditnya. (Kadhafi, dkk., 2014) telah melakukan penelitian tentang pengaruh independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan di lingkungan pemerintah daerah dan hasilnya adalah positif. Hal ini menunjukkan

5 bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki independensi dalam melakukan audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah time budget pressure (tekanan anggaran waktu). Menurut (Waggoner et.al, 1991) dalam (Hutabarat, 2012), jika alokasi waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin mengkompensasikan dengan kerja mereka dengan cepat, dan hanya menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin menghasilkan kinerja yang tidak efektif. (Dezoort, 1998) dalam (Hutabarat, 2012) menyatakan bahwa adalah hal yang umum ditemukan bahwa di bawah tekanan anggaran waktu, individu cenderung akan bekerja dengan cepat sehingga akan berdampak pada penurunan kinerjanya. Time budget pressure akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kualitas pekerjaan audit. Faktor skeptisisme professional auditor juga dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin skeptis seorang auditor maka akan semakin mengurangi tingkat kesalahan dalam melakukan audit (Nelson, 2007; Hurrt et al, 2003; Bell et al, 2005) dalam (Queena dan Rohman, 2012). (Carpenter et al, 2002) dalam (Queena dan Rohman, 2012) menyatakan bahwa auditor yang kurang memiliki sikap skeptisisme professional akan menyebabkan penurunan kualitas audit. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAR) PER/05/M.PAN/03/2008 menyebutkan bahwa kualitas auditor dipengaruhi oleh kepatuhan pada kode etik. Kode etik auditor adalah

6 norma yang harus dipatuhi oleh auditor. Maksud dibuatnya kode etik ini adalah untuk tersedianya pedoman bagi auditor untuk memberi arah profesi, menegakkan kebenaran dan memelihara tingkah laku (Pergub Aceh No. 91/2009 pasal 2 ayat 1). (Kadhafi., dkk,2014) Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens dkk., 2004) dalam (Samsi dkk., 2013). Pengalaman juga memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh (Queena dan Rohman, 2012) menemukan bukti empiris bahwa pengalaman kerja, etika dan skeptisieme profesional auditor berpengaruh positif atau signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ramsi, dkk., 2013) yang menemukan bukti empiris bahwa pengalaman kerja, independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

7 Berdasarkan temuan-temuan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang, untuk mendapatkan data empiris apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan positif dan signifikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh independensi, time budget pressure, skeptisisme profesional auditor, etika auditor dan pengalaman kerja auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah Daerah Se-Eks Karesidenan Surakarta serta seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas hasil pemeriksaan tersebut. Penelitian ini nanti merupakan pengembangan dari penelitian (Queena dan Rohman, 2012). Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya terdapat pada penambahan variabel independensi, time budget pressure, pengalaman kerja auditor dan tempat penelitian yang berbeda. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka judul penelitian ini adalah PENGARUH INDEPENDENSI, TIME BUDGET PRESSURE, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN PENGALAMAN KERJA AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR PEMERINTAH DAERAH (Survai Pada Inspektorat Kota/Kabupaten Se-Eks Karesidenan Surakarta)

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, dapat dirumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah? 2. Apakah Time Budget Pressure berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah? 3. Apakah Skeptisisme Profesional Auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah? 4. Apakah Etika Auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah? 5. Apakah Pengalaman Kerja Auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah? C. Tujuan Penelitian sebagai berikut: Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan 1. Untuk menganalisis pengaruh Independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah. 2. Untuk menganalisis pengaruh Time Budget Pressure terhadap kualiatas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah.

9 3. Untuk menganalisis pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor terhadap kualiatas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah. 4. Untuk menganalisis pengaruh Etika Auditor terhadap kualiatas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah. 5. Untuk menganalisis pengaruh Pengalaman Kerja Auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah daerah. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, manfaat yang diharapkan pada penelitian ini nanti adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang auditing, dan dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh independensi, time budget pressure, skeptisisme profesional auditor, standar audit, dan pengalaman kerja dalam kualitas hasil pemeriksaan auditor Pemerintah Daerah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi dan sebagai dasar pertimbangan dalam melantik auditor pemerintah yang berkerja di kantor Inspektorat sehubungan dengan kualitas hasil pemeriksaan sebagai bentuk pertanggung jawaban

10 keuangan pemerintah kepada masyarakat selaku pemilik dana dan pemilik kepentingan. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi dan sebagai dasar pengawasan kepada pemerintah daerah dalam upaya untuk menjalankan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme melalui pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah yang dilakukan oleh kantor Inspektorat. c. Bagi Auditor Pemerintah daerah Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor Pemerintah daerah dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam hal kualitas hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan pemerintah daerah. Apakah laporan tersebut sudah disajikan secara wajar dan berdasarkan pada Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan pemerintah daerah yang dilakukan oleh kantor Inspektorat.

11 e. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis dan dapat mengembangkan melalui keterbatasan-keterbatasan yang ada. E. Sistematika Penulisan Penulisan dari penelitian ini di bagi kedalam lima bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah,perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitiaan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang membahas mengenai konsep relevan yang mendukung dalam penelitian ini, antara lain: landasan teori, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sempel, data dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, metode pengujian instrument, serta teknik analisis data.

12 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisi penyajian dan analisis data, pada bab ini akan disajikan dan dijelaskan tentang pengumpulan, analisis data dan sekaligus merupakan jawaban atas hipotesis yang akan dikemukakan. BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan dikemukakan simpulan dari bab-bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan disertai dengan saransaran yang diharapkan bisa digunakan sebagai dasar pertimbangan dan bermanfaat bagi pemerintah daerah, penulis, maupun pembaca.