membangun imej positif di Desa Muara?

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Ekspedisi Citarum Wanadri Muara Gembong, Bekasi...4 Sekilas Potret Masyarakat Muara...9 Pencemaran Air: Berkah atau Bencana?...

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN AKSI KAMPUNG BUAH KELURAHAN AKCAYA

BAB VI DAMPAK KONVERSI MANGROVE DAN UPAYA REHABILITASINYA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PANDUAN PROGRAM ABDIMAS PENGHIJAUAN UT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

Laporan Program (Periode Juni 2012)

PANDUAN PROGRAM ABDIMAS PENGHIJAUAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN. Pada tahap kesimpulan, peneliti mendapatkan hasil yaitu berupa : konsensi (Desa Muara Toyu Kalimantan Timur).

REHABILITASI MANGROVE SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK DI DAERAH ENDEMIS MALARIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kaya yang dikenal sebagai negara kepulauan. Negara ini

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

I. PENDAHULUAN. laut. Hutan bakau atau mangrove ini tumbuh terutama di tempat tempat yang. ikan blodok, kepiting, burung kuntul, kera, dan ular.

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian program dan kegiatan DAK pada Dinas Kehutanan Pasaman

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015)

BAB I PENDAHULUAN I - 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAMPINGAN DESA ALO ALO MELALUI KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DAN PENYUSUNAN PERATURAN DESA

Kata kunci: rehabilitasi, mangrove, silvofhisery

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERIKANAN KABUPATEN LAMONGAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN MENANAM POHON BELITUNG TIMUR PELANGI

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

PEMANFAATAN DAK BIDANG KEHUTANAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACTION DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BERINGIN GANG HIJAU & POSYANDU RUMAH TOGA

JENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan luasan yang terbatas, 2) Peranan ekologis dari ekosistem hutan

I. PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual 1

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

PEMANFAATAN PERSEMAIAN BERTINGKAT UNTUK PRODUKSI BIBIT DALAM KERANGKA REHABILITASI HUTAN MANGROVE SPESIFIK LOKASI. Bau Toknok 1 Wardah 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN. 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

BEKASI (6/8/2016)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebuah komitmen untuk melibatkan masyarakat di dalam pembangunan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

Partisipasi Masyarakat dalam Rehabilitasi Mangrove di Beberapa Desa Pesisir Kabupaten Rembang: Tinjauan Berdasarkan Tahap Perencanaan

I. PENDAHULUAN. diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah munculnya penyakit yang

TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU

Melaksanakan tanaman hutan di setiap lokasi garapan masing-masing. pasang surut air laut dan aliran sungai. pengembangan pengelolaan ikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB IV ANALISIS DATA MODEL KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR V SURABAYA

BAB V PENUTUP. Sebagaimana dirumuskan dalam fokus penelitian, studi ini ingin. mengetahui apa dan bagaimana kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia dikelilingi garis pantai sepanjang km yang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat

VALUASI EKONOMI EKOSISTEM MANGROVE DI DESA BAROWA KECAMATAN BUA KABUPATEN LUWU

BAB VI PERUBAHAN SETELAH PENDAMPINGAN. A. Kesadaran pentingnya Pengembangan Wisata bahari

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM

D O K U M E N P E N G A DA A N

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Tabel 4 Luas wilayah studi di RPH Tegal-Tangkil

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI

Transkripsi:

LAMPIRAN Daftar Pertanyaan dan Jawaban Bapak Leman 1. Apa nama kegiatan penanaman mangrove di Desa Muara? nama kegiatan tersebut adalah Kampung Mangrove Dengan Energi Terbarukan. 2. Apa tujuan kegiatan tersebut? Tujuan dari kegiatan ini adalah membangun kampung pembibitan mangrove atau pusat pembibitan mangrove, menjadikan kawasan itu menjadi pemasok kebutuhan donasi tanaman mangrove untuk program Pertamina, menjadikan kawasan percontohan tanaman mangrove, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan mangrove, perbaikan lingkungan pesisir sekitar, dan meningkatkan kemampuan masyarakat. 3. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan membangun citra kepedulian terhadap lingkungan? Kegiatan CSR itu pada dasarnya adalah seperti kegiatan amal tanpa menerima balasan. Namun disisi lain Citra akan tumbuh dengan sendirinya bila kita melakukan kegiatan tersebut dengan baik. Dengan sendirinya masyarakat menyadari bahwa Pertamina merupakan Perusahaan yang ikut serta dalam menjaga dan melindungi alam karena Pertamina merupakan perusahaan yang besar. 4. Apa jenis kegiatan CSR penanaman mangrove di Desa Muara? jenis CSR yang digunakan dalam penanaman mangrove ditanjung pasir adalah Filantophy, jadi kami memberikan anggaran dana kepada lembaga yang dapat dipertanggung jawabkan. 5. Bagaimana tahap-tahap strategi CSR lingkungan Pertamina dalam membangun imej positif di Desa Muara? Tahapan dari kegiatan tersebut adalah Pertamina membuat kesepakatan MOU dengan pihak LBLL Trisakti untuk menjadi L1

L2 partner kami dalam melakukan kegiatan tersebut. selanjutnya yang menjadi penanggung jawab sepenuhnya dilapangan adalah pihak dari LBLL Trisakti. selanjutnya kami melakukan monitoring kelapangan setelah kegiatan penanaman dan kami selalu meminta laporan pertanggung jawaban dari pihak LBLL Trisakti untuk mengetahui progress dari kegiatan tersebut. 6. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan Desa Muara? Kami melakukan komunikasi dengan pihak LBLL Trisakti dan mereka yang melakukan kegiatan identifikasi masalah. Tentunya setelah adanya identifikasi masalah dilapangan, dari pihak LBLL Trisakti harus memberikan laporan kepada kami. 7. Bagaimana rencana selanjutnya setelah mengidentifikasi masalah? Pertamina hanya melakukan control dari jauh. Tidak berada secara langsung di lapangan, namun kami memberikan deadline bagi pihak LBLL untuk memberika laporan, hal ini tertera disurat perjanjian. Pertamina memberikan tugas lapangan secara penuh kepada orang lapangan dari pihak Trisakti. 8. Apa yang dilakukan pertamina pada saat tahap pelaksanaan? pada proses penanaman kami tidak menghadiri, karena yang bertanggung jawab dilapangan adalah pihak LBLL Trisakti. Namun pada saat peresmian CSR Pertamina hadir dalam acara tersebut dan kami melakukan komunikasi dengan kawan media bahwa Pertamina melakukan kegiatan CSR sehingga kawan-kawan media hadir dalam acara peresmian tersebut. 9. Bagaimana CSR lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penanaman mangrove di Tanjung Pasir? kami datang langsung dengan tim kami meninjau lapangan. Waktu itu kegiatan tersebut bulan Februari, sekaligus kami launching kegiatan dan dihadiri oleh beberapa media massa. Kami juga menerima laporan penanaman tersebut dari LBLL Trisakti, segala laporan monitoring dan evaluasi semua berdasarkan dari LBLL Trisakti. Monitoring tersebut berupa anggaran dan kegiatan, sedangkan evaluasi itu berupa tujuan yang dicapai dan kendala.

L3 10. Bagaimana cara melakukan termination/pengakhiran terhadap keiatan penanaman mangrove ditanjung pasir? pengakhiran kegiatan berdasarkan dari surat kontrak yang sudah dibuat dengan LBLL Trisakti. Kita akan mengakhiri kegiatan tersebut tanpa ada acara ceremonial. Kami akan tetap membantu bila di daerah tersebut membutuhkan bantuan. Sebagai contoh peminjaman uang ke bank, kami akan membantu mereka bagaimana membuat proposal yang baik ke bank. 11. Apa kendala yang dihadapi Pertamina dalam melakukan kegiatan tersebut? kendalanya menurut laporan dari LBLL Trisakti adalah bila pada tahap awal kita mengumumkan kegiatan ini dari Pertamina, mereka akan lebih berorientasi pada uang. Jadi kemandirian dan kesadaran mereka akan berkurang. 12. Apa faktor yang mendukung kegiatan penanaman mangrove tersebut? yang mendukung pada kegiatan ini adalah mudahnya mencari bibit pohon mangrove didaerah tersebut. Bapak Hendri 13. Apa nama kegiatan penanaman mangrove di Desa Muara? Kampung Mangrove Dengan Energi Terbarukan. 14. Apa tujuan kegiatan tersebut? berdasarkan dari tujuan diadakannya rehabilitasi mangrove ini Membangun kampung pembibitan mangrove dengan energi terbarukan, Menjadikan kawasan ini sebagai kawasan pendampingan yang dapat memasok kebutuhan donasi tanaman mangrove sebagai program lingkungan Pertamina, Menjadikan kawasan ini sebagai kawasan percontohan dan edukasi tanaman mangrove, Meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga melalui program all about mangrove. 15. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan membangun citra kepedulian terhadap lingkungan?

L4 Menurut saya ada, karena masyarakat Desa Muara sendiri mengetahui bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan Pertamina. Walaupun saya tidak mengerti masalah CSR. 16. Apa jenis kegiatan CSR penanaman mangrove di Desa Muara? saya tidak mengerti mengenai masalah CSR, namun dalam kegiatan ini Pertamina memberikan dana bantuan yang di berikan kepada pihal LBLL Trisakti untuk nantinya diolah oleh pihal LBLL untuk menjadi kegiatan ini. 17. Bagaimana tahap-tahap strategi CSR lingkungan Pertamina dalam membangun imej positif di Desa Muara? kami pertama-tama melakukan identifikasi masalah dilapangan dan kondisi sosial setempat, kemudian kami melakukan community mapping, lalu pembentukan lembaga/kelompok kerja dimasyarakat, pendampingan dimasyarakat, pelatihan, lalu dilakukannya rehabilitasi mangrove atau persemaiaan dan penanaman. Setelah penanaman Pertamina melakukan launching yang dihadiri oleh media-media nasional. 18. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan Desa Muara? Dalam mengidentifikasi masalah kita melakukan survey dilapangan untuk data sekunder kita melakukan wawancara kepada masyarakat atas kebutuhan yang dirasa perlu pada penanaman mangrove tersebut. Untuk fisik kita melakukan identifikasi lapangan secara langsung agar kita bisa mendapatkan teknik penanaman dan juga cara pendekatan sosialisasi kemasyarakat. 19. Bagaimana rencana selanjutnya setelah mengidentifikasi masalah? Selanjutnya kita membuat rencana pendekatan ke masyarakat dengan menggunakan FGD dan juga membentuk komunitas mangrove swadaya masyarakat muara ujung. Dari komunitas tersebut kami mengembangkan kegiatan lainnya, seperti kegiatan penanaman, penyemaian dan pemeliharaan. Kami juga melakukan pelatihan kepada mereka termasuk pelatihan kewirausahaan dan budidaya tambak ramah lingkungan. Tahap selanjutnya kami membuat rencana

L5 pembuatan bibit yang diambil dari pohon bakau yang ada disekitar wilayah tersebut. 20. Apa yang dilakukan pertamina pada saat tahap pelaksanaan? Pada tahap pelaksanaan, kami melakukan penanaman, penanaman tersebut dilakukan oleh masyarakat Desa Muara, selanjutnya kami melakukan penyulaman pohon apabila ada pohon bakau yang mati setelah penanaman, yaitu mengganti pohon yang mati dengan yang baru. Setelah melakukan penanaman Pertamina melakukan peresmian penanaman tersebut di Desa Muara yang dihadiri juga oleh 20 media nasional dan juga staff CSR Pertamina. 21. Bagaimana CSR lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penanaman mangrove di Tanjung Pasir? Pertamina akan menginformasikan kepada kita bila mereka mau datang, sebagai contoh bila mereka mau melihat kegiatan penanaman. Intinya salah satu kegiatan, tidak setiap hari Pertamina akan datang. Selain itu juga kami memberikan laporan kegiatan disana. 22. Bagaimana cara melakukan termination/pengakhiran terhadap keiatan penanaman mangrove ditanjung pasir? kegiatan ini akan berakhir sesuai dengan surat kontrak. Pertamina itu tidak menginformasikan kegiatan tersebut akan berakhir kepada masyarakat, namun hanya kepada orang-orang penting disana. Jadi kami berupaya agar masyarakat sudah bisa mandri, mereka sudah punya pengetahuan untuk membuat bibit dan bisa meningkatkan ekonomi. Intinya mereka sudah bisa berjalan sendiri dalam segi kepedulian terhadap lingkungannya dan dapat mengelola sumber daya mereka sendiri. 23. Apa kendala yang dihadapi Pertamina dalam melakukan kegiatan tersebut? Kendala pada saat kegiatan biasanya ada pada hama, hama yang biasa memakan pohon mangrove adalah kambing dan kepiting lumpur. Masalah lainnya adalah kadang-kadang kegiatan tersebut

L6 disangkut pautkan dengan kegiatan politik karena di Desa Muara saat ini akan berlangsung pemilihan kepala desa. 24. Apa faktor yang mendukung kegiatan penanaman mangrove tersebut? bibit yang didapatkan merupakan bibit dari pohon mangrove didaerah tersebut. yang lainnya adalah orang-orangnya sangat menginginkan perubahan pada perkampungan mereka, setelah mereka merasakan keburukan dari perubahan desa mereka yang semakin buruk. Selain itu masyarakat juga sudah ada yang sudah tahu bagaimana melakukan pembibitan mangrove. Ustad Nasan 25. Apa nama kegiatan penanaman mangrove di Desa Muara? Kampung Mangrove Dengan Energi Terbarukan. 26. Apa tujuan kegiatan tersebut? tujuan yang saya tahu itu Pertamina akan menjadikan Desa Muara sebagai pusat pembibitan mangrove dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesadaran lingkungan, karena di Desa Muara ini telah terkena Abrasi akibat tangan-tangan manusianya itu sendiri. Dulu bibir pantai di Desa Muara ini sangat jauh dari bibir pantai sekarang. Banyak ditumbuhi Pepohonan dan juga dulunya daerah ini adalah hutan mangrove dan dihuni oleh banyak monyet. 27. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan membangun citra kepedulian terhadap lingkungan? Masyarakat memahami sekali bahwa Pertamina yang menyelenggarakan kegiatan ini. Sehingga terdapat unsur membangun citra dalam kegiatan seperti ini. 28. Apa jenis kegiatan CSR penanaman mangrove di Desa Muara? saya kurang tau apa jenis kerja sama ini, tapi menurut saya Pertamina yang memberikan dana kepada LBLL Trisakti.

L7 29. Bagaimana tahap-tahap strategi CSR lingkungan Pertamina dalam membangun imej positif di Desa Muara? yang saya tahu pertama-tama mereka meneliti terlebih dulu apa yang sekira-kiranya diperlukan disini, lalu dibuatlah Komunitas Mangrove Swadaya Masyarakat Muara Ujung, setelah itu mereka memberikan semacam penyuluhan bagaimana penanaman dan pembibitan pohon bakau, selanjutnya baru dilakukan penanaman. Pertamina waktu itu datang pada saat peresmian dan terdapat puluhan media yang datang ke sini. 30. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan Desa Muara? Anak-anak dari Trisakti, mereka melihat secara langsung kesini, melihat potensi yang ada disini dan juga melakukan Tanya jawab dengan masyarakat mengenai lngkungan sekitar. Jadi ada survey tempat dan melihat bagaimana kerusakan lingkungan disekitar. 31. Bagaimana rencana selanjutnya setelah mengidentifikasi masalah? Mereka mengarahkan masyarakat disini dan menginformasikan manfaat dari pohon mangrove. Selain itu juga Kami membuat Komunitas mangrove untuk selanjutnya melakukan pelatihan penanaman dan penyemaian. 32. Apa yang dilakukan pertamina pada saat tahap pelaksanaan? Sebelumnya Pertamina Mempercayai kepada pendamping lapangan yaitu Hendri, setelah diinformasikan untuk melakukan penanaman masyarakat berkumpul dirumah saya untuk melakukan penanaman atau penyemaiaan. Jadi kita melakukan proses penanaman dan ada proses penyemaian. Proses penanaman hanya berlangsung selama empat hari. Setelah itu proses perawatan. Perawatan itu berlangsung sebulan sekali atau seminggu, bila ada yang mati kita akan melakukan penyulaman, mengganti bibit yang mati tersebut dengan yang baru. Di daereh ini nantinya akan dijadikan pusat pembibitan. 33. Bagaimana CSR lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penanaman mangrove di Tanjung Pasir? Monitoring yang dilakuan oleh pertamina adalah Pertamina datang secara langsung untuk melihat proses penyemaian, kadang-kadang mereka juga melihat bagian yang sudah ditanamkan.

L8 34. Bagaimana cara melakukan termination/pengakhiran terhadap keiatan penanaman mangrove ditanjung pasir? karena kegiatan ini belum selesai, saya kira mereka akan memberikan informasi kepada pihak Desa Muara, yang saya harapkan pada kegiatan ini, masyarakat sekitar sudah bisa sadar terhadap lingkungannya sendiri. 35. Apa kendala yang dihadapi Pertamina dalam melakukan kegiatan tersebut? Kendalanya adalah masyarakat mengikuti kegiatan ini karena adanya uang dalam kegiatan ini jadi mereka belum merasa sadar terhadap lingkungannya sendiri. Masih hanya sebatas karena menganggur kemudian ada kegiatan ini jadi akhirnya mereka memiliki pekerjaan. Kegiatan ini juga menjadi alat politik karena sedang akan dilaksanakan pemilihan kepala desa, Selain itu ada hama yang suka merusak tanaman mangrove seperti wideng. 36. Apa faktor yang mendukung kegiatan penanaman mangrove tersebut? Jadi ada pada saat masa panen buah bakau, bakau bisa dicari disini. Seandainya kita butuh 200 ribu buah, itu bisa ter-cover untuk penanaman mangrove di Desa Muara.

Gambar L1 Proses wawancara dengan Bapak Hendri L9

L10 Gambar L2 Proses wawancara dengan Ustad Nasan

Gambar L3 Proses wawancara dengan Bapak Leman L11

L12 Gambar L4 Plang zona penanaman mangrove

Gambar L5 Zona penyemaian pohon mangrove L13

L14 Gambar L6 Daerah yang ditanam pohon mangrove oleh Pertamina (Foto yang didapatkan dari hasil dokumentasi pihak LBLL.)

Gambar L7 Halaman akhir surat perjanjian kerjasama antara Pertamina dan LBLL yang disertai materai Rp. 6.000,- L15