BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang barang milik

BAB I PENDAHULUAN. tingkat inflasi yang tinggi, dan adanya perdagangan bebas di kawasan Asia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB V PENUTUP. penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1)

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Sistem Pembelian Just In Time (JIT) untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan Manufaktur PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian terbesar dalam penggunaan modal perusahaan serta pengaruhnya terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang industri batako.

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, peningkatan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

Akuntansi Biaya. Just in Time. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mampu melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan cepat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang memiliki model bisnis waralaba (franchise). Menurut Karamoy berpendapat lain dan menyatakan bahwa: Waralaba

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

JUST-IN-TIME ( JIT )

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu memberikan sesuatu terbaik dari apa yang mereka produksi.

BAB IX SIKLUS PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Berusaha untuk mendapatkan dan senantiasa meningkatkan keuntungan atau laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis

Akuntansi Biaya. Modul ke: Just In Time And Backflushing 07FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

PENGELOLAAN VALUE-ADDED ACTIVITIES

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

Hubungan Tingkat Penerapan Sistem Tepat Waktu (Just In Time) pada Sistem Produksi dengan Kinerja Non Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORETIS

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi adalah perubahan tuntutan customer terhadap kualitas produk dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita sedang memasuki masa pembangunan. Pembangunan ini

Akuntansi Biaya. Just-In-Time and Backflushing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Isnaini Febrina, Kusni Hidayati, Mahsina Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. adanya aktivitas usaha ke arah persaingan untuk meraih pangsa pasar yang terbesar.

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE JUST IN TIME UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAN BAHAN BAKU. Christyandhika Putra

BAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh

PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN SISTEM JUST IN TIME

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang ini di dunia persaingan yang ketat, kualitas perlu menjadi pusat

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS. terbatas yang dapat dilihat. Menerima pesanan khusus dengan harga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Henditia Wahyu Kumalasari Praktisi Ekonomi Jatim

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan sebagainya yang digubakan untuk pengambilan keputusan sebuah organisasi tersebut. (Rudianto, 2006: 9) Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pemakai internal. Secara spesifik, akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang berguna bagi manajer dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Karena kebutuhan informasi internal dari tiap perusahaan berbeda, dan karena manajer mengendalikan akuntan internal, maka tidak ada aturan sistem akuntansi tersebut. Setiap perusahaan dapat mengembangkan sistem akuntansi internalnya sendiri. (Hansen dan Mowen, 2000: 32) Kegiatan perencanaan meliputi pengambilan keputusan pemilihan alternatif tindakan dari berbagai alternatif yang mungkin dilaksanakan di masa yang akan datang. Pengambilan keputusan pada dasarnya meliputi kegiatan perumusan masalah, penentuan berbagai alternatif tindakan untuk memecahkan masalah tersebut, analisis konsekuensi setiap alternatif tindakan yang mungkin dilaksanakan, dan pembandingan berbagai alternatif tindakan tersebut sehingga 1

2 dapat dilakukan pemilihan alternatif terbaik yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai sistem tradisional dan sistem kontemporer. Baik pendekatan tradisional maupun kontemporer ditemukan dalam praktek. Penggunaan sistem akuntansi manajemen kontemporer sedang mengalami peningkatan, terutama diantara organisasi yang menghadapi keragaman produk yang bertambah, produk yang lebih kompleks, siklus hidup produk yang lebih pendek, persyaratan perbaikan mutu, dan tekanan para pesaing. (Hansen dan Mowen, 2000: 56) Selama ini kebanyakan perusahaan menggunakan sistem pemanufakturan tradisional yang mengatur skedul produksinya hanya berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Padahal kita ketahui bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti, walaupun telah memiliki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecenderungan yang terjadi di pasar. Namun tetap saja produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisional ini memiliki resiko kerugian yang besar karena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan sesungguhnya. Menurut Taichi Ohno, pencipta sistem Just In Time dalam buku Tjiptono (2003) yang berjudul Total Quality Manajemen menemukan bahwa pemanufakturan tradisional menghasilkan pemborosan pada setiap tahap, yaitu meliputi:

3 1. Order produksi 2. Waktu tunggu yang terlalu lama 3. Pemborosan dalam transportasi unit 4. Pemborosan dalam pemrosesan 5. Sediaan yang tidak perlu 6. Gerakan yang tidak perlu 7. Memproduksi barang rusak atau cacat. Tjiptono (2003) juga menjelaskan perusahaan yang mempunyai kemampuan bersaing adalah perusahaan yang dapat menjalankan operasinya secara efisien dan efektif, sehingga pemborosan-pemborosan sumber daya dapat dihindari. Jika pemborosan sumber daya terjadi akan membawa kerugian dalam perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Maka dari itu perusahaan harus mampu menciptakan suatu sistem yang dapat menghindari risiko kerugian dalam produksi dan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dengan mengeliminasi setiap pemborosan yang ada. Dengan kata lain perusahaan harus dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah (nonvalue added activities) dan memaksimalkan kegiatan-kegiatan yang bernilai tambah (value added activities). Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan kondisi ini adalah dengan menerapkan sistem pengendalian persediaan dan produksi Just In-Time. JIT merupakan sistem pemanufakturan yang sangat efektif untuk diterapkan dalam bisnis, karena hanya akan melakukan produksi apabila ada pesanan jadi perusahaan akan terhindar dari kemungkinan kerugian.

4 Akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap perubahan signifikan pada lingkungan bisnis bersaing yang dihadapi baik perusahaan jasa maupun manufaktur. Tujuan keseluruhan akuntansi manajemen kontemporer adalah untuk meningkatkan kualitas kepuasan, relevansi, dan penetapan waktu informasi biaya. Pada umumnya, lebih banyak tujuan manajerial yang dapat dipenuhi dengan sistem kontemporer daripada dengan sistem tradisional. (Hansen dan Mowen, 2000: 57) Penerapan akuntansi manajemen kontemporer, salah satunya adalah Just In Time. Dimana dalam menanggapi membumbungnya biaya, mengerutnya laba, dan menajamnya persaingan dalam dunia usaha telah mengakibatkan perusahaanperusahaan mencari cara untuk merampingkan kegiatan-kegiatan usaha mereka dan mengumpulkan lebih banyak data akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. (Hansen dan Mowen, 2000: 57) Menurut Yunarto (2005: 107) just in time merupakan suatu filosofi yang lahir dari ide sederhana, yaitu memproduksi hanya apa yang dibutuhkan, dengan jumlah yang dibutuhkan, dan tepat pada waktu yang dibutuhkan. Menurut Garisson/Noreen (2000:14) keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan JIT adalah : 1. Modal kerja dapat ditunjang dengan adanya penghematan karena pengurangan biaya-biaya persediaan 2. Lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat digunakan untuk aktivitas lain sehingga produktifitas meningkat

5 3. Waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan jumlah produk lebih banyak dan lebih cepat merespon konsumen 4. Tingkat produksi cacat berkurang, mengakibatkan penghematan dan kepuasan konsumen meningkat Garisson/Noreen (2000: 14) juga menjelaskan karena keuntungankeuntungan seperti yang dicatat di atas, semakin banyak perusahaan yang menggunakan JIT. Perusahaan menyimpulkan bahwa pengurangan jumlah persediaan sebenarnya belum mencukupi. Untuk tetap bertahan dalam persaingan yang semakin kuat dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah, perusahaan harus mengusahakan untuk melakukan perbaikan yang terus menerus. Keberhasilan JIT tidak terlepas dari peran pemasok, oleh karena itu hubungan antara pemasok dengan pelanggan harus dijaga dengan baik. Heizer dan Render (2001: 261) menjelaskan bahwa kemitraan JIT ada ketika pemasok dan pembeli bekerja sama dengan sebuah sasaran bertimbal balik untuk menghilangkan pemborosan dan menekan biaya. Tjahjadi (2001: 232) menjelaskan bahwa JIT sangat membutuhkan hubungan khusus antara pemasok dengan perusahaan pembeli dimana kedua belah pihak dituntut untuk bekerja sama untuk mencapai keberhasilan bersama dimasa yang akan datang. Adapun karakteristik hubungan antara pemasok JIT dengan perusahaan pembeli meliputi ; (1) kontrak jangka panjang ; (2) Meningkatnya akurasi administrasi pesanan; (3) meningkatnya kualitas; (4) Fleksibilitas pesanan; (5) pengiriman jumlah kecil

6 dengan frekuensi pengiriman yang banyak; (6) perbaikan berkesinambungan dalam bekerjasama. Keberhasilan Just In Time pada Toyota Motor Company yang dikembangkan oleh Mr. Taiichi Ohno (mantan wakil presiden Toyota Motor Company Jepang) bersama rekannya di pertengahan 1970. menarik perhatian perusahaan lain di Jepang. Toyota telah memperoleh pengakuan dunia industri tentang keberhasilannya mengurangi inventory sampai pada tingkat minimum (orientasi zero inventory). Sejak saat penerapan sistem Just In Time terbukti manfaatnya semakin bertambah banyak perusahaan-perusahaan di Jepang yang ikut menerapkan sistem Just In Time. Konsep Just In Time ini kemudian meluas di luar Jepang yaitu Ford, Chrysler, General Motor, Hawlett Packard merupakan contoh perusahaan-perusahaan besar yang telah menerapkan sistem Just In Time. Tempat makan siap saji seperti McDonald s telah belajar sistem manufaktur Just In Time seperti Toyota, dengan menerapkan sistem Just In Time baru yang disebut dengan Made For You. Dimana tujuan dari sistem Just In Time tersebut adalah melayani setiap konsumen dengan makanan yang sesegar mungkin dalam waktu 90 detik.(ristono, 2010) Contoh perusahaan lain yang menerapkan Just In Time adalah Oregon Cutting System (OCS), perusahaan yang bernilai $250 juta yang berkantor pusat di Portland yang membuat produk dari bahan baja, seperti gergaji, peralatan pemotongan kayu, dan peralatan olahraga. Selama lima tahun mengimplementasikan JIT, perusahaan tersebut telah menurunkan produk

7 cacatnya hingga 80% dan menurunkan sisa produksi dan produk cacat hingga 50%. (Blocher, 2000: 114) Harley Davidson menggunakan JIT untuk menghemat lebih dari $22 juta dalam setahun, yang berhubungan dengan penurunan persediaan produk dalam proses. Dengan JIT, suku cadang yang diproduksi dan dikirimkan ke tempat pemrosesan hanya dalam jumlah yang diperlukan untuk satu hari produksi dan dalam kualitas yang tinggi. JIT mengurangi kebutuhan modal kerja yang berupa kelebihan suku cadang, Jit juga mendukung pengendalian kualitas yang lebih tinggi. (William, 1990: 28) Dell Computer Corporation menggunakan JIT untuk meminimalkan kebutuhan akan persediaan komputer. Perusahaan membuat komputer sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pelanggan setelah pesanan diterima. Hal ini membuat persediaan menjadi sangat rendah. Dell mempertahankan 35 hari untuk persediaannya. Jika dibandingkan dengan Compaq Computer Corp. Yang mempunyai 110 hari persediaan. (Blocher, 2999: 115) Bagi setiap perusahaan, biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan sacara tepat. Oleh karena itu, untuk dapat tetap bersaing dengan perusahaan lain, maka perusahaan harus dapat mengelola dan memperhitungkan biaya secara tepat, agar tercipta suatau efisiensi biaya. Efisiensi biaya yang dimaksud disini adalah penggunaan biaya sesungguhnya dapat ditekan sedemikian rupa, sehingga biaya

8 sesungguhnya dapat lebih rendah dari biaya anggaran biaya. Dengan terwujudnya efisiensi biaya diharapkan perusahaan dapat memperoleh laba yang optimal. Salah satu biaya yang harus ditekan agar tercipta efisiensi biaya adalah biaya produksi, karena biaya produksi merupakan biaya yang sangat besar yang dikeluarkan oleh perusahaan selama melakukan proses produksi. Menurut Mulyadi (2004: 14) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Tasa (2007) melakukan penelitian mengenai penerapan Just In Time System pada PT. Tlogomas Engineering Plastik Malang yang menyimpulkan bahwa penerapan just in time system dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi. Saputro (2007) melakukan penelitian di PT. Miwon Indonesia Gresik yang menyimpulkan bahwa terjadi penghematan pada biaya penyimpanan (holding cost) dan biaya pembelian bahan baku. Dalam penerapan metode JIT didapat rencana pemesanan bahan baku lebih sering dengan jumlah (lot) yang kecil dan dikirim tepat waktu sesuai jadwal induk produksi. Husnanto (2013) melakukan penelitian di Agen Susu LIOE yang menyimpulkan bahwa metode JIT telah menurunkan total biaya persediaan bahan baku susu sapi segar sebesar 11,02%. Kusumawati (2009) melakukan penelitian mengenai Just In Time untuk meningkatkan kinerja produktivitas perusahaan yang menyimpulkan bahwa semakin baik hubungan antara pemasok dengan perusahaan maka semakin tinggi pula kinerja JIT, kecepatan proses produksi sangat berhubungan dengan JIT yang mana dengan adanya kecepatan proses produksi maka memberikan manfaat yang

9 strategis bagi perusahaan yaitu berupa pelayanan yang cepat atas pesanan dari pelanggan, dan sistem produksi JIT akan meningkatkan produktivitas pekerja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah belum ada peneliti yang menerapkan JIT pada semua komponen biaya produksi sedangkan penelitian ini mampu menerapkan JIT pada tiga komponen biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dan penelitian mengenai penerapan JIT pada perusahaan pada bidang yang sejenis dengan PT. Malang Indah Genteng Rajawali belum pernah dilakukan, sehingga ini menjadi hal baru yang dapat dikembangkan. Dengan melihat hasil dari penelitian terdahulu di atas, penulis ingin mencoba menerapkan Just In Time pada PT Malang Indah Genteng Rajawali yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi batako. Bahan baku dari pembuatan batako adalah semen, pasir kali, pasir nglingi, dan flyash. Bahan baku tersebut tidak dapat disimpan di dalam gudang terlalu lama. Jika disimpan terlalu lama di dalam gudang maka bahan baku tersebut akan rusak. Bahan baku semen, pasir kali, pasir nglingi, dan flyash harus disimpan di tempat yang terkena sinar matahari dan udara yang terbuka. Sehingga, penyimpanan bahan baku tersebut membutuhkan tempat yang cukup banyak dan tentunya akan menambah biaya penyimpanan. Hal inilah yang menyebabkan pemborosan dalam biaya produksi. Untuk menunjang pasokan bahan baku di PT Malang Indah Genteng Rajawali, perusahaan tersebut telah memiliki hubungan kerjasama yang baik dengan pemasoknya sehingga perusahaan telah memenuhi kriteria dari

10 penerapan Just In Time. Karena, pemasok merupakan elemen terpenting dari keberhasilan metode Just In Time. Melalui penerapan Just In Time, PT Malang Indah Genteng Rajawali diharapkan dapat menekan biaya produksi dengan mengeliminasi biaya-biaya yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk, sehingga dapat dicapai suatu efisiensi biaya produksi. Dengan terjadinya efisiensi biaya produksi maka perusahaan diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang kompetitif, sehingga perusahaan dapat terus bertahan disaat persaingan yang semakin ketat dan dapat menjadi perusahaan yang unggul diantara perusahaan lainnya. Tabel 1.1 Rekapitulasi Selisih Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Produksi Batako PT. Malang Indah Genteng Rajawali BULAN PEMBELIAN PEMAKAIAN SELISIH JANUARI 84.850 84.480 370 FEBRUARI 94.950 94.380 570 MARET 102.965 102.300 665 APRIL 95.025 94.380 645 MEI 102.130 100.980 1.150 JUNI 99.900 99.000 900 JULI 98.250 97.680 570 AGUSTUS 103.000 102.300 700 SEPTEMBER 95.580 94.380 1.200 OKTOBER 101.250 100.980 270 NOVEMBER 99.650 99.000 650 DESEMBER 98.000 97.680 320 Sumber: PT. Malang Indah Genteng Rajawali (data diolah) Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perancangan Metode Just In

11 Time sebagai Upaya Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi di PT Malang Indah Genteng Rajawali Periode 2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana biaya produksi pada PT Malang Indah Genteng Rajawali sebelum menerapkan Just In Time? 2. Bagaimana Just In Time dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi pada PT Malang Indah Genteng Rajawali? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui biaya produksi pada PT Malang Indah Genteng Rajawali sebelum menerapkan Just In Time. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Just In Time dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi pada PT Malang Indah Genteng Rajawali. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktisi (PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Dengan perancangan metode Just In Time ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi selama melakukan kegiatan produksi yang tentunya akan berdampak pula pada kenaikan laba perusahaan.

12 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pemahaman yang baik mengenai perancangan metode Just In Time sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi. 3. Manfaat Bagi Pihak Lain Dapat memberikan sebuah kontribusi atau rujukan bagi pihak eksternal perusahaan atau organisasi khususnya PT. Malang Indah Genteng Rajawali dalam menentukan sebuah keputusan untuk melakukan upaya meningkatkan efisiensi biaya produksi. 1.5 Batasan Penelitian Penerapan metode Just In Time pada PT Malang Indah Genteng Rajawali hanya difokuskan pada permasalahan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dalam proses produksi batako.