PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANTAUAN KERADIOAKTIVAN UDARA BUANG DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN 2009

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.

PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALAT ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR

PENGARUH ALIRAN UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS α DI UDARA DALAM LABORATORIUM INSTALASI RADIOMETALURGI

PERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

RADIASI DI INSTALASI SEMINAR PROSIDING. Suliyanto, dkk ABSTRAK telah. (IRM) tahun. radiasi yang. balok Pb dan II yaitu < 20.

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

IMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR.

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr

PEMANTAUAN KEBERSIHAN UDARA PADA DAERAH PENGOPERASIAN INSTALASI SEL PANAS RADIOMETALURGI

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PERHITUNGAN RADIOAKTIF ALPHA YANG TERDEPOSISI DI PERMUKAAN TANAH DARI UDARA BUANG INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANGAN KERJA IEBE SAAT SISTEM VENTILASI UDARA TIDAK BEROPERASI

PEMANTAUAN KEBERSIHAN UDARA PADA DAERAH PENGOPERASIAN HOTCELL INSTALASI RADIOMETALURGI

METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR

FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

KAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE)

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAERAH KERJA IEBE DAN IRM TAHUN 2009

PENGELOLAAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN RADIASI DAN PENGENDALIAN AKSES LABORATORIUM DI IEBE

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

DISTRIBUSI PARTIKULAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF DI UDARA PADA OPERA TlNG AREA SERTA SERVICE AREA INST ALASI RADIOMET ALURGI

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR (INNR)

PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

PEMANTAUAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA SISI OPERASI DAN INTERVENSI HOTCELL INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN

EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012

SURVEI RADIOAKTIVITAS UDARA DI DAERAH KERJA LINGKUNGAN PTAPB - BATAN YOGYAKARTA

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

PERANCANGAN SISTEM PANTAU UDARA BUANG DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL UDARA

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN ASPEK KESELAMATAN LINGKUNGAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

PE E TUA SOURCE-TERM TAHU A DI REAKTOR GA. SIWABESSY

PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

EVALUASI DOSIS EKIVALENT SELURUH TUBUH (DEST) PEKERJA RADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2010

PENGARUH PENGOPERASIAN REAKTOR TRIGA 2000 TERHADAP KONTAMINASI PERMUKAAN RUANG REAKTOR MENGGUNAKAN METODE SMEAR TEST

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

BAB V KETENTUAN KESELAMATAN RADIASI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51

PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011

PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)

*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI DAMPAK RADIOAKTIVITAS UDARA DI YOGYAKARTA PASCA KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA JEPANG

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN DISTRIBUSI PARTIKULAT DAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2010.

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

Transkripsi:

PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008 Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008. Pemantauan Radioaktivitas Udara Buang Instalasi Radiometalurgi Tahun 2008, telah dilakukan. Laboratorium IRM berfungsi untuk melakukan penelitian, pengujian terhadap elemen bahan bakar dan komponen reaktor, dimana proses tersebut akan menimbulkan gas produk fisi dan aerosol yang mengandung radioaktif yang dapat terdispersi ke udara. Tujuan pemantauan udara buang adalah untuk mengetahui konsentrasi radioaktivitas α dan β yang dilepaskan dari cerobong IRM, agar dapat diambil tindakan yang cepat untuk keselamatan radiasi lingkungan apabila melebihi nilai batas yang diijinkan. Metoda pemantauan radioaktivitas α dan β tersebut dilakukan dengan cara pencuplikan udara buang dengan menggunakan air sampler. Kemudian cuplikan tersebut dicacah dengan alat Portable Scaler Ratemeter (PSR-8). Hasil pemantauan menunjukkan konsentrasi tertinggi untuk radioaktivitas gross α selama tahun 2008 sebesar 2,43 Bq/m 3, sedangkan konsentrasi radioaktivitas gross β sebesar 16,44 Bq/m 3. Konsentrasi rerata tahunan untuk radioaktivitas α di udara sebesar (0,60±0,62) Bq/m 3 dan untuk konsentrasi rerata radioaktivitas β di udara sebesar (2,27±3,63) Bq/m 3. Radioaktivitas α dan β yang dilepas dari cerobong IRM selama tahun 2008 tidak menimbulkan dampak radiologi dan aman bagi masyarakat serta lingkungan disekitar gedung IRM. Kata kunci : radioaktivitas α dan β, pemantauan, udara buang. PENAHULUAN Instalasi Radiometalurgi (IRM) berfungsi untuk melakukan penelitian, pengujian dan pemeriksaan terhadap elemen bakar pasca irradiasi dan komponen reaktor. Fasilitas IRM terdiri dari laboratorium dan gedung Media & Energy Supply (MES). Masalah yang dibahas pada penulisan ini adalah pemantauan dari limbah gas/aerosol yang dibuang melewati cerobong asap gedung Instalasi Radiometalurgi (IRM) yang terbawa oleh sistem Ventilation Air Condisioning (VAC). Sebelum dibuang limbah gas aerosol tersebut disaring memakai media pengumpul kontaminan udara berupa filter High Efficiency Particulate Absorber (HEPA) yang berlapis atau bertingkat. Khusus partikulat kontaminan radioaktif dari hot-cell, juga disediakan filter HEPA pada hot cell sebelum masuk ke ducting sistem ventilasi. Gas/aerosol dibuang melalui cerobong yang berada di sisi luar IRM dengan ketinggian 60 m dari permukaan tanah. Tujuan pemantauan radioaktivitas udara buang adalah untuk mengetahui besarnya radioaktivitas α dan β yang dilepaskan dari cerobong IRM ke lingkungan pada tahun 2008. Ruang lingkup penulisan adalah pemantauan radioaktif gas/aerosol yang dilakukan secara rutin dan kontinyu terhadap udara buang. Metoda yang dilakukan adalah dengan melakukan pencuplikan, pencacahan dan melakukan pencatatan hasil pantau radioaktivitas α dan β setiap bulan, dan dibuatkan grafik radioaktivitas udara buang. Pemantauan udara buang tersebut dilakukan dengan cara 46

ISSN 1979-2409 Pemantauan Radioaktivitas Udara Buang Instalasi Radiometalurgi Tahun 2008 (Susanto) mencuplik udara buang yang melewati cerobong asap dengan menggunakan pompa penyedot udara. Hasil cuplikan tersebut kemudian dicacah secara gross dengan menggunakan alat pencacah radioaktivitas α dan β. Selanjutnya dilakukan pencatatan dan evaluasi terhadap radioaktivitas udara buang tersebut berdasarkan batasan yang diizinkan, (Maximum Permissible Concentration = MPC) yaitu 20 Bq/m 3 untuk U-235 dan U-238 berikut turunannya dalam harian untuk pelepasan di dalam laboratorium [1]. Untuk keluaran stack monitor mengacu kebatasan yang sudah dimasukkan faktor pengenceran udara dan perhitungan dari persamaan Pasquill, yaitu sebesar 3850 Bq/m 3 untuk α dan sebesar 38500 Bq/m 3 untuk β [2]. TEORI Ketentuan umum proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi dilakukan dengan cara pembatasan penyinaran, pemonitoran, dan pencatatan dosis radiasi serta pengawasan kesehatan terhadap pekerja radiasi. Untuk kebutuhan keselamatan pekerja radiasi selama operasional, dilakukan dengan cara menyediakan sarana perlengkapan teknis dan administrasi pelaksanaan yang meliputi segala sesuatu yang menyangkut tatalaksana kerja, dengan memperhatikan peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang. Proteksi radiasi dimaksudkan sebagai usaha untuk melindungi seseorang, dan juga anggota masyarakat secara keseluruhan terhadap kemungkinan terjadinya akibat biologi yang merugikan. Sedangkan tujuan proteksi radiasi adalah membatasi peluang terjadinya akibat stokastik atau resiko akibat pemakaian radiasi yang dapat diterima oleh pekerja dan mencegah terjadinya bahaya akibat non-stokastik dari radiasi yang membahayakan pekerja atau seseorang. Ketentuan tentang sistem pembatasan dosis dimaksudkan untuk mengatur dengan lebih tegas nilai penyinaran dan dosis radiasi tertinggi yang dapat diterima personel didasarkan pada jumlah dosis yang berasal dari radiasi eksterna dan radiasi interna. Nilai Batas osis (NB) untuk personel berdasarkan Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V-1999, yaitu sebesar 50 msv/tahun (pekerja radiasi) dan 5 msv/tahun (masyarakat) [1,3]. Setiap pengusaha instalasi nuklir harus menjamin agar baku tingkat radioaktivitas penyinaran yang berasal dari instalasinya pada anggota masyarakat secara keseluruhan serendah mungkin sesuai dengan sistem pembatasan dosis. Baku Tingkat Radioaktivitas adalah nilai batas yang dinyatakan dalam kadar tertinggi yang diizinkan yaitu batas kadar radionuklida yang diperbolehkan terdapat di lingkungan, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda [1]. Gedung IRM dibagi menjadi dua daerah kerja yaitu: daerah perkantoran (office area) dan daerah laboratorium (laboratory area). Gedung perkantoran terdiri dari tiga 47

lantai yang saling berbatasan dengan laboratorium. aerah laboratorium terdiri dari 4 lantai dan digunakan untuk pemeriksaan elemen bakar pasca irradiasi yang meliputi: pemeriksaan dan pengujian (merusak dan tidak-merusak) di dalam bilik panas (hotcell), serta analisis kimia dan radiokimia, laboratorium hotcell, laboratorium kimia fisika, laboratorium radiokimia, dan laboratorium fisika kesehatan. Sistim ventilasi (VAC) untuk perkantoran dan laboratorium tidak saling berhubungan. Sistim ventilasi (VAC) untuk perkantoran dirancang seperti sistim ventilasi perkantoran pada umumnya. Sedangkan sistim ventilasi untuk laboratorium, difungsikan untuk mengontrol konsentrasi kontaminasi udara di daerah kerja dan keradioaktifan udara buang. Sumber radioaktif tersebut berbentuk gas/aerosol di IRM yang berasal dari proses pengujian merusak bahan bakar bekas. Gas produk fisi dan aerosol berupa partikulat-partikulat kecil yang mengandung radioaktif dapat terdispersi ke udara saat terjadi proses pengujian. Guna mencegah tersebarnya kontaminan aerosol ke atmosfir, udara buang laboratoriun IRM disaring melalui 2 tingkat filtrasi HEPA dengan tingkat efisiensi minimal 99,97% untuk aerosol berukuran 0,3 Bila filter tersebut telah jenuh yang ditandai dengan perbedaan yang besar antara sisi atas angin dan bawah angin, filter segera diganti. Sedangkan jaminan keselamatan untuk buangan aerosol ke lingkungan ditunjukkan dari pemonitoran keradioaktifan udara cerobong (stack monitor). Udara buang dilepas ke lingkungan dengan laju pembuangan sebesar 14.277 m 3 /jam setelah mengalami penyaringan dengan filter HEPA secara bertingkat. Tinggi cerobong (stack) IRM adalah 60 m dengan diameter 2 m. Sistem udara buang berasal dari 3 jalur yaitu: jalur laboratorium, jalur fumehood dan jalur hotcell. Pemantauan keradioaktivan udara dilakukan dengan cara mencuplik udara buang yang melewati cerobong (stack). Pencuplikan tersebut menggunakan pompa penyedot udara yang disaring dengan kertas filter yang diambil sesaat (interval waktu tertentu), kemudian mencacahnya. Pengambilan cuplikan dan pencacahannya tidak terintegrasi, sehingga data yang dihasilkan merupakan data yang terputus. Cuplikan kontaminan radioaktif di udara yang terkumpul pada kertas filter kemudian dicacah dengan pencacah radiasi α dan β secara total (gross counting). engan suatu perumusan yang membandingkan antara hasil cacahan terhadap volume udara yang tercuplik akan memberikan konsentrasi keradioaktifan udara tersebut [3]. Pencacahan cuplikan dapat dilaksanakan segera setelah pengambilan cuplikan untuk mengetahui konsentrasi radioaktivitas α atau β. Untuk mengetahui konsentrasi radioaktivitas α atau β di udara, dilakukan penacahan terhadap cuplikan udara buang, kemudian dihitung menggunakan rumus [4] : dengan : C = ef..t Au..(1) 48

ISSN 1979-2409 Pemantauan Radioaktivitas Udara Buang Instalasi Radiometalurgi Tahun 2008 (Susanto) Au = Konsentrasi zat-zat radioaktif di udara (Bq/m 3 ) C = laju cacahan (cps) ef = efisiensi pencacahan (%) T = debit penghisapan udara (m 3 /menit) = lama pencuplikan udara (menit). METOOLOGI Untuk melakukan kegiatan ini metoda yang dipakai adalah melakukan pemantauan udara yang dibuang melalui cerobong IRM dengan cara mencuplik udara yang melewati cerobong buang dengan menggunakan pompa penyedot udara. Hasil cuplikan tersebut kemudian dicacah secara gross dengan menggunakan alat pencacah radioaktivitas α dan β. Selanjutnya dilakukan pencatatan dan evaluasi terhadap radioaktivitas udara buang tersebut. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pengambilam cuplikan udara adalah kertas filter tipe GF-8 buatan Schleicher & Schuell (diameter: 5,8 cm). Sedangkan alat alat yang diperlukan adalah pompa hisap jenis low volume air sampler, buatan Victoren dengan flowrate 15 35 lpm, alat pencacah cuplikan : portable scaler ratemeter (PSR-8), buatan Nuclear Enterprises, pinset, gunting. Untuk menjaga agar peralatan selalu dalam kondisi baik, perlu dilakukan persiapan dan pemeriksaan alat. Pemeriksaan dan persiapan tersebut meliputi pengecekan oli pelumas pompa, sambungan kelistrikan, sambungan pipa ke cerobong asap (stack), kebersihan dan kondisi kertas filter (tidak boleh kotor dan cacat secara fisik), dengan demikian kesalahan dalam pengambilan sampel udara buang bisa ditekan sekecil mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dalam pengambilan sampel udara buang dilakukan secara urut. Langkah pertama adalah dengan memperkuat dudukan pompa penyedot udara jenis low volume air sample untuk mengurangi getaran yang berlebihan. Kemudian menyambung pipa spiral dari pompa ke (stack monitor). Kertas filter dibersihkan dan dirapihkan, kemudian dipasang pada pompa penghisap udara buang. Mesin pompa dihidupkan dengan laju alir (flow rate) sebesar 30 l/menit, setelah 15 menit kemudian pompa dimatikan. Kertas filter diambil dan dilakukan pencacahan dengan menggunakan alat Portable Scaler Ratemeter 8 (PSR-8). Sebelum dilakukan pencacahan cuplikan, dilakukan pencacahan latar terlebih dahulu dengan cara kertas filter blank (latar) dimasukkan pada laci filter. Tombol preset time diatur sesuai dengan yang diinginkan, tekan tombol start dengan waktu 3 menit. ilakukan pencacahan sebanyak 3 kali, masing-masing hasil cacah latar tersebut dicatat, diambil rata-rata dan diubah menjadi cacahan per detik (cps). 49

Pencacahan cuplikan Radioaktivitas α dan β dilakukan secara bergantian. Untuk radioaktivitas α dilakukan dengan memasang probe/detektor seri AP2 dan untuk radioaktivitas β dipasang probe/detektor seri BP ke alat Portable Scaler Ratemeter-8 (PSR-8). Untuk melakukan pencacahan cuplikan radioaktivitas α dan β tata cara pelaksanaan pekerjaan sama dengan melakukan pencacahan cuplikan latar seperti di atas. Perhitungan radioaktivitas α dan β dari cuplikan tersebut menggunakan persamaan (1) dan hasil akhirnya dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : dengan : Au Au Au sau (2) Konsentrasi rerata radioaktivitas di udara (Bq/m 3 ) sau = eviasi rata-rata radioaktivitas di udara (Bq/m 3 ) Pengambilan sampel udara buang dilakukan dalam satu bulan minimal 3 kali, atau sewaktu waktu jika diperlukan. HASIL AN PEMBAHASAN Pengambilan sampel udara buang, secara teknis di lapangan banyak yang harus diperhatikan, atur jarak antara pompa dengan cerobong sependek mungkin, menjaga kestabilan hisapan pompa. Selain tersebut di atas sistem pengambilan sampel udara buang dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain aktivitas cacahan pada filter, jenis radiasi yang dicacah, efisiensi alat, filter, lama pencuplikan, dan debit udara. Hasil pemantauan radioaktivitas udara buang α dan β yang dilakukan di Gedung 20 IRM selama tahun 2008 tersebut terdapat pada Tabel-1 dan Tabel-2, Tabel-1. Konsentrasi radioaktivitas α udara buang IRM tahun 2008 [5] Bulan C netto Ef T (Cps) (%) (m 3 / menit) (menit) Au (Bq/m 3 ) keterangan Januari Bulan C netto Ef T Au (Cps) (%) (m 3 / menit) (menit) (Bq/m 3 ) keterangan Februari 0,016 37 0,03 15 0,23 tertinggi Maret 0,038 37 0,03 15 0,16 0,026 37 0,03 15 0,1 0,016 37 0,03 15 0,2 tertinggi 0,033 37 0,03 15 0,1 April 50

ISSN 1979-2409 Pemantauan Radioaktivitas Udara Buang Instalasi Radiometalurgi Tahun 2008 (Susanto) 0,016 37 0,03 15 0,73 tertinggi Mei 0,121 37 0,03 15 0,63 0,105 37 0,03 15 0,1 0,016 37 0,03 15 0,8 tertinggi Juni 0,133 37 0,03 15 0,7 0,116 37 0,03 15 0,6 0,1 37 0,03 15 0,7 Juli 0,116 37 0,03 15 0,83 tertinggi 0,138 37 0,03 15 0,3 0,05 37 0,03 15 1.6 Agustus 2,66 37 0,03 15 2.43 tertinggi 0,405 37 0,03 15 1.5 0,25 37 0,03 15 1.2 0,2 37 0,03 15 1.46 September 0,243 37 0,03 15 0,16 0,026 37 0,03 15 0,83 tertinggi 0,138 37 0,03 15 0,7 Oktober 0,116 37 0,03 15 2.4 tertinggi 0,4 37 0,03 15 1.2 0,2 37 0,03 15 0,6 Nopember 0,1 37 0,03 15 0,7 tertinggi 0,116 37 0,03 15 0,53 0,088 37 0,03 15 0,33 esember 0,055 37 0,03 15 0,1 Konsentrasi rerata radioaktivitas α di udara ( Au ) = (0,60 ± 0,62) Bq/m 3 Tabel-2. Konsentrasi radioaktivitas β udara buang IRM tahun 2008 [5] Bulan C netto Ef T Au (Cps) ( %) (m 3 /menit) (menit) (Bq/m 3 ) Keterangan Januari Bulan C netto Ef T Au (Cps) ( %) (m 3 /menit) (menit) (Bq/m 3 ) Keterangan Februari 0,71 24 0,03 15 6,57 tertinggi 0,16 24 0,03 15 1,48 0,066 24 0,03 15 0,61 Maret 0,033 24 0,03 15 0,31 0,038 24 0,03 15 0,35 tertinggi April 0,11 24 0,03 15 1,02 0,166 24 0,03 15 1,54 tertinggi 0,076 24 0,03 15 0,7 0.06 24 0,03 15 0,56 51

Mei 1,776 24 0,03 15 16,44 tertinggi 0,22 24 0,03 15 2,04 0,12 24 0,03 15 1,11 Juni 1,31 24 0,03 15 12,11 tertinggi 1,255 24 0,03 15 11,62 0,588 24 0,03 15 5,44 Juli 0,138 24 0,03 15 1,28 0,166 24 0,03 15 1,54 tertinggi Agustus 0,06 24 0,03 15 0,56 0,126 24 0,03 15 1,17 0,376 24 0,03 15 3,48 tertinggi 0,176 24 0,03 15 1,63 September 0,36 24 0,03 15 3,33 0,471 24 0,03 15 4,36 tertinggi 0,2 24 0,03 15 1,85 Oktober 0,183 24 0,03 15 1,69 0,243 24 0,03 15 2,25 tertinggi 0,171 24 0,03 15 1,58 Nopember 0,021 24 0,03 15 0,19 0,038 24 0,03 15 0,35 tertinggi 0,033 24 0,03 15 0,31 esember tertinggi Konsentrasi rerata radioaktivitas β di udara ( Au ) = (2,27 ± 3,63) Bq/m 3 ari Tabel-1 dan Tabel-2 disajikan dalam bentuk Gambar-1 dan Gambar-2. Hasil pemonitoran yang diperoleh tersebut adalah konsentrasi radioaktivitas gross α dan gross β, yang merupakan gabungan udara buang yang berasal dari jalur laboratorium, jalur fumehood dan jalur hotcell. Konsentrasi radioaktivitas udara buang IRM tertinggi selama tahun 2008, untuk radiasi- α sebesar 2,43 Bq/m 3 dapat dilihat pada Gambar-1. Gambar-1 : Grafik radioaktivitas α udara buang di IRM tahun 2008 52

Untuk radiasi-β sebesar 16,44 Bq/m 3 dan dapat dilihat pada Gambar-2. Gambar-2 : Grafik radioaktivitas β maksimum udara buang di IRM tahun 2008 Peningkatan besaran radioaktivitas yang tinggi, terjadi untuk radiasi β pada bulan Februari yaitu sebesar 6,57 Bq/m 3 dari bulan sebelumnya (Januari = 0,15 Bq/m 3 ). Kemudian terjadi peningkatan lagi pada bulan Mei sebesar 16,44 Bq/m 3, selanjutnya sedikit menurun pada bulan Juni menjadi sebesar 12,11 Bq/m 3, sedangkan untuk bulan - bulan yang lain radiasi β berada pada tingkat yang sama. Untuk radiasi α terjadi peningkatan pada bulan Agustus sebesar 2,43 Bq/m 3 dan Oktober sebesar 2,4 Bq/m 3. Konsentrasi rerata radioaktivitas α di udara sebesar (0,60± 0,62) Bq/m 3 dan konsentrasi rerata radioaktivitas β di udara sebesar (2,27 ± 3,63) Bq/m 3. Besaran konsentrasi radiasi α dan β udara buang IRM tertinggi pada tahun 2008 tersebut jika dibandingkan dengan batasan konsentrasi maksimum yang diijinkan untuk batasan pelepasan maksimum stack IRM masih jauh di bawah batas maksimum yang diijinkan, yaitu sebesar 3850 Bq/m 3 untuk α dan sebesar 38500 Bq/m 3 untuk β [2]. Pada bulan bulan yang lain selama tahun 2008 radiasi α berada pada tingkat yang tidak jauh berbeda. Peningkatan radiasi α dan β tersebut, disebabkan diantaranya oleh adanya kegiatan pekerjaan perbaikan di Hot Cell 107 dan juga dipengaruhi oleh kegiatan penelitian ruang 135, 136 dan ruang 137. Setelah melewati HEPA filter, udara buang tersebut dilepas ke lingkungan pada ketinggian cerobong 60 m. engan ketinggian tersebut akan terjadi pengenceran yang sangat besar terhadap konsentrasi radioaktivitas α dan β. Pengenceran tersebut akan menyebabkan konsentrasi radioaktivitas α dan β yang dilepas ke lingkungan menjadi lebih kecil, sehingga penerimaan radiasi ke lingkungan dan masyarakat tidak menimbulkan dampak radiologi. KESIMPULAN Konsentrasi udara buang IRM tertinggi selama tahun 2008 untuk radiasi-α terjadi pada bulan Agustus sebesar 2,43 Bq/m 3 dan rata rata 0,6 Bq/m 3, sedangkan

untuk radiasi-β terjadi pada bulan Mei sebesar 16,44 Bq/m 3 dan konsentrasi rerata radioaktivitas α di udara sebesar (0,60± 0,62) Bq/m 3 dan untuk konsentrasi rerata radioaktivitas β di udara sebesar (2,27 ± 3,63) Bq/m 3. Besaran konsentrasi radiasi α dan β udara buang IRM tertinggi pada tahun 2008 tersebut jika dibandingkan dengan batasan konsentrasi maksimum yang diijinkan untuk batasan pelepasan maksimum stack IRM [2] masih jauh di bawah batas maksimum yang diijinkan, sehingga efluen gas/aerosol radioaktif yang dilepas dari cerobong IRM selama tahun 2008 tidak menimbulkan dampak radiologi dan aman bagi masyarakat serta lingkungan disekitar gedung IRM. AFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir nomor: 01/Ka.Bapeten/V-99, BAPETEN, Jakarta, tahun 1999. 2. BUI PRAYITNO, Perhitungan Nilai Batas Pelepasan Maksimum (BPM) Untuk Radioaktif Alpha an Beta ari Udara Buang Instalasi Radiometalurgi, Buletin Urania, Volume 12 nomor 1, tahun 2006. 3. ANONIM, Laporan Analisis Keselamatan Instalasi Radiometalurgi, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, No. ok: KK20J09002, revisi 6, tahun 2006. 4. MARTIN A AN HARBINSON S.A., An Introduction to Radiation Protection, London, 1986. 5. ANONIM, Lembar ata Pemantauan Radioaktivitas aerah Kerja IRM, Serpong, tahun 2008. 54