BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (pemilu) menjadi salah satu parameter bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh lembaga legislatif.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BAB V PENUTUP. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. TAHAPAN UU No 5 Tahun 1974 UU No 22 Tahun 1999 UU No 32 Tahun 2004 Tahapan Pencalonan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga pengisian lembaga

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN (UUD NRI Tahun 1945) terutama pada Pasal 18 ayat (4) yang menyatakan,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 072/PUU-II/2004

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB II PENGATURAN PILKADA DALAM PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN SETELAH AMANDEMEN UUD NRI 1945 DI INDONESIA

2 inkonsistensi dan menyisakan sejumlah kendala apabila dilaksanakan, sehingga perlu disempurnakan. Beberapa penyempurnaan tersebut, antara lain: a. P

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG

BEBERAPA MASALAH DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM 1

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PERALIHAN KEWENANGAN MAHKAMAH AGUNG KEPADA MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PEMILUKADA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIII/2015 Penyalahgunaan Wewenang oleh Pejabat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. partai lokal Aceh merupakan sebuah proses demokrasi yang wajib dilaksanakan di

Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah Provinsi,

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. sekarang pemilihan Kepala Daerah menggunakan Undang-Undang No. 22 Tahun. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkataan yaitu, demos yang berarti rakyat dan cratein yang berarti

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

Urgensi Pemimpin Daerah Yang Bersih Guna Mewujudkan Good Governance Oleh: Achmadudin Rajab *

BAB I PENDAHULUAN. Pencabutan undang-undang No.22 tahun 1999, oleh undang-undang No 32

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkada langsung) merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep demokrasi di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pasal 1 ayat (1) PP No. 6/ 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah). Pilkada langsung baik di tingkat pusat sampai ke tingkat daerah merupakan suatu proses pembelajaran politik bagi setiap warga negara untuk menggunakan hak pilihnya. Disinilah proses demokrasi suatu bangsa akan berjalan. Pemilihan umum (pemilu) menjadi salah satu parameter bagi sebuah negara yang menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Asaz utama didalamnya adalah terlaksananya pemerintahan yang didasarkan pada konsepsi pemilihan umum dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Siti Zuhro:2008). Sebagai negara yang demokratis, Indonesia menyelenggarakan pemilu sebanyak dua kali, pertama adalah untuk memilih anggota legislatif yang akan duduk sebagai wakil rakyat di parlemen, dan kedua adalah untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang duduk sebagai eksekutif. Mekanisme semacam ini juga berlaku hingga di tingkat daerah, yaitu dalam memilih kepala daerah yang 1

2 meliputi pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, pemilihan Bupati/Wakil Bupati, serta pemilihan Walikota/Wakil Walikota (Amandemen UUD 1945: 1999-2004). Dalam kontek demokrasi lokal, pemilihan kepala daerah (pilkada) atau pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) merupakan upaya dalam mencari pemimpin daerah yang berkualitas dengan cara-cara yang damai, jujur, dan adil. Salah satu prinsip demokrasi yang terpenting didalamnya adalah pengakuan terhadap perbedaan dan penyelesaian secara damai (Syaukani:2004). Pada awal reformasi pijakan regulasi otonomi daerah adalah UU 22 Tahun 1999tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah (otonomi daerah), ternyata proses pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) masih dipilih oleh anggota DPRD.Proses itu berubah sejak adanya amandemen UUD 1945 yang dilakukan padaperiode DPR/MPR RI 1999-2004 yang membuat pelaksanaan pemilihan presiden secara langsung, sehingga otomatis berimbas terhadap mekanisme pelaksanaan pemilihan kepala daerah menjadi dilaksanakan secara langsung yang dimulai pada tahun 2005 (Joko J. Prihatmoko:2005). Pelaksanaan pilkada sesuai UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, menyebutkan bahwa pemerintah daerah tidak mempunyai lembaga khusus yang menangani pelaksanaan pemilihan kepala daerah, sehingga dalam proses pelaksanaan pilkada diserahkan kewenangannya sesuai aturan UU 32 tahun 2004kepada sebuah lembaga yang dinamakan Komisi Pemiihan Umum Daerah (KPUD) dimasing-masing daerah. Instansi KPUD dibentuk berdasarkan UU No.12 Tahun 2003 tentang pemilu anggota DPR, DPD, DPRD. Wewenang khusus

3 yang diberikan kepada KPUD sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 21 UU No.32 Tahun 2004, yang memberikan pengertian KPUD sebagai berikut : Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya disebut KPUD adalahkpu provinsi, Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam UUNo.12/2003 yang diberi kewenangan khusus oleh UU ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah disetiap provinsi dan/atau kabupaten/kota. Komisi Pemilihan Umum Daerah sebagai suatu institusi yang menangani masalah pemilu masih relatif muda usianya sehingga belum banyak memiliki pengalaman dan harus banyak belajar, bahkan rata-rata untuk periode 2005-2009,KPUD di banyak daerah melaksanakan pemilihan kepala daerah langsung untuk pertama kalinya. Akibat kekurang pengalaman itu berpeluang mengalami kesalahan-kesalahan, baik dalam memahami maupun menafsirkan undangundang, peraturan pemerintah, dan aturan lainnya serta regulasi yang dibuat sendiri oleh KPUD tersebut (Muslim,Taufik:2006). Dalam proses pelaksanaannya, pemilihan kepala daerah langsung ternyata mematik sejumlah persoalan terkait proses pelaksanaannya yang dinilai cenderung menghamburkan dana rakyat termasuk dugaan money politic, sertatidak jarang hasil pilkada langsung itu direspon secara negatif sehingga berbuntut kerusuhan dan kekerasan. Konflik pasca pilkada yang berbuntut aksi kekerasan yang menjurus kerusuhan dapat dilihat pada kerusuhan pasca pemilihan bupati di Kabupaten Tuban Jawa Timur pada Tahun 2006. Kerusuhan di Tuban itu mengakibatkan sejumlah sarana pemerintah dan swasta hangus terbakar akibat aksi massa (LIPI:2003). Sebelumnya terjadi polemik hukum yang juga berimbas pada aksi massa terkait hasil Pemilihan Walikota Kota Depok (Sumarno:2006)

4 Disamping itu terdapat pula kisruh Pilkada Langsung disebabkan juga karena adalah kemampuan untuk menjadi pemenang yang baik (good winner) dan pesaing kalah yang baik (good loser), (Lili Romli: 2007). Hal ini tidak dapat dilepaskan dari faktor penyelenggara Pemilu. Salah satu titik rawandalam Pemilukada adalah tidak netralnya Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD),( Darmawan, Ikhsan:2009). Sedangkan menurut Leo Agustino, ada lima sumber konflik dalam pelaksanaan pemilukada langsung di Indonesia. Pertama, konflik yang bersumber dari mobilisasi politik atas nama etnik, agama, daerah/wilayah, dan darah. Kedua, konflik yang bersumber dari kampanye negatif antara pasangan calon kepala daerah. Ketiga, konflik yang bersumber dari konflik dan pemaksaan kehendak. Keempat, konflik yang bersumber dari manipulasi dan kecurangan penghitungan suara hasil Pilkada. Kelima, konflik Pilkada juga potensial muncul ketika terjadi perbedaan penafsiran atas kebijakan dan aturan penyelenggaraan Pilkada itu sendiri (Leo Agustino:2009). Disisi lain, pengamat hukum dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Aidul Fitriciada Azhari kembali mempersoalkan landasan konstitusional pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung. Bahkan secara khusus dirinya menyebutkan bahwa aturan tertinggi dalam UUD 1945 pada perubahan kedua sama sekali tidak menyebutkan proses pemilihan langsung, namun pilkada meski dilakukan secara demokratis (Azhari, Aidul Fitriciada:2008). Pelaksanaan dengan istilah demokratis ini ditunjukkan pada ketentuan pasal 18ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi:

5 Gubernur, Bupati, Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis Pembahasan pemilihan Kepala Daerah Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota yang demokratis dan berkualitas, seharusnya dikaitkan tidak dengan pemahaman akan makna demokrasi, tetapi juga aspek normatif yang mengatur penyelenggaraan Pilkada. Dengan demikian, semua pihak-pihak yang ikut andil dalam pelaksanaan Pilkada, harus memahami dan melaksanakan seluruh peraturan perundangan yang berlaku secara konsisten. Pada dasarnya Pilkada langsung adalah memilih Kepala Daerah yang profesional, legitimate, dan demokratis, yang mampu mengemban amanat otonomi daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selayaknya Pilkada di Indonesia dilaksanakan dengan efektif dan tetap menjunjung tinggi asas demokrasi dan hukum. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menganalisa pelaksanaan pilkada di Kota Depok Tahun 2010 berdasarkan proses pelaksanaannya dan dampaknya terhadap ketahanan politik wilayah. Sedangkan judul yang penulis ambil yaitu : Dampak Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung Terhadap Ketahanan Politik Wilayah (Studi Kasus Pilkada Kota DepokTahun 2010 Provinsi Jawa Barat). 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang diajukan dirumuskan sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana proses pelaksanaan pemilukada Kota Depok Tahun 2010 dilaksanakan?

6 1.2.2 Permasalahan apa saja yang diketemukan dalam proses pelaksanaan pemilukada di Kota Depok Tahun 2010? 1.2.3 Bagaimana dampak Pemilukada langsung terhadap ketahanan politik wilayah Kota Depok pasca pelaksanaan pemilukada? 1.3 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran di perpustakaan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan atau penelitian yang sedang dilakukan, berkaitan dengan penelitian tentang: Dampak Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung Terhadap Ketahanan Politik Wilayah (Studi Kasus Pilkada Kota Depok Tahun 2010 Provinsi Jawa Barat), belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini asli baik dari segi materi maupun lokasi penelitian. Dengan demikian, keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada point 1.2 di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.4.1 Untuk mengetahui proses Pilkada langsung dilaksanakan khususnya di Kota Depok? 1.4.2 Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang diketemukan dalam proses pelaksanaan Pilkada?

7 1.4.3 Untuk mengetahui dampak pilkada langsung terhadap ketahanan politik wilayah pasca Pemilukada? 1.5 Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfat, tidak saja bagi penulis namun juga kepada masyarakat secara luas dan pihak-pihak yang terkait yang peduli terhadap pemilukada langsung dalam pemilihan kepala daerah.sesungguhnya kepala daerah adalah seorang pemimpin yang mendapatkan amanah untuk menjaga kelangsungan jalannya roda pemerintahan di daerah dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945. Secara lebih rinci, manfaat penelitian adalah sebagai berikut : a. Untuk menambah cakrawala pandang untuk melihat secara lebih mendalam berlangsungnya proses pelaksanaan pilkada langsung; b. Untuk dijadikan bahan pertimbangan kepada pihak-pihak terkait dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pilkada langsung dalam mewujudkan ketahanan politik wilayah. c. Untuk digunakan dalam melengkapi referensi tulisan-tulisan terkait pilkada langsung yang sudah ada dan lebih dari itu dapat dijadikan sebagai khasanah ilmu pengetahuan. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan hasil studi ini dibagi menjadi tujuh bab dan setiap bab terdiri dari sub bab yang jumlahnya tergantung pada besar dan pentingnya

8 permasalahan yang dibahas. Secara lebih rinci sistematika penulisan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Bab I akan dijelaskan secara garis besar tentang isi dari penelitian ini yang meliputi: latar belakang, permasalahan penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II akan dibahas mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori yang disertai dengan pertanyaan penelitian, sedangan pada Bab III akan dibahas khusus tentang, metode dan pemilihan lokasi penelitian, jenis penelitian, alat penelitian, metode analisis data, metode pengumpulan data serta metode penyajian data. Selanjutnya pada Bab IV akan disampaikan terkait dengan gambaran umum yang meliputi ; kondisi umum Kota Depok, data administratif, keadaan ekonmi, informasi tentang pemilukada dan data politik. Bab V akan diuraikan tentang pelaksanaan pemilihan kepada daerah langsung Kota Depok, meliputi; dasar hukum, tata cara dan proses pemilukada langsung dan aktor pemilukada. Bab VI akan dibahas terkait dengan dampak pemilihan kepala daerah langsung terhadap ketahanan politik wilayah di Kota Depok, meliputi ; Faktorfaktor yang berpengaruh, Kondisi Ketahanan Politik Wilayah Kota Depok Pasca Pemilukada dan Pemilukada dalam Perspektif Ketahanan Nasional. Bab VII ini akan disampaikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian terkait dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung di Kota Depok yang dilaksanakan pada tahun 2010 guna menjadikan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.