BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Judul BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia. Pendidikan berkualitas sangat diperlukan Bangsa Indonesia agar dapat mengikuti perubahan dalam era globalisasi, tidak ketinggalan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, serta peningkatan sumber daya manusia seutuhnya. Era globalisasi dapat berdampak positif dan negatif bagi pendidikan di negeri ini. Terkikisnya nilai moral bangsa merupakan salah satu dampak negatif globalisasi. Tugas dan tanggungjawab pemerintah melalui pendidikan untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa ini dari dampak negatif globalisasi. Dalam rangka membentuk manusia Indonesia yang cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas diharapkan menghasilkan generasi bangsa yang cerdas dalam berbagai aspek baik secara intelektual maupun spiritual yang mendukung kemajuan bangsa ini. 1

2 Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas diatas, pendidikan harus dapat membentuk manusia yang cerdas dalam aspek intelektual, spiritual, sosial, emosional, memiliki kepribadian yang kuat dan akhlak yang mulia. Pendidikan yang berkualitas menjadi pilar utama bagi perbaikan kualitas manusia Indonesia. Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan mencanangkan program pendidikan budaya dan karakter bangsa. Melalui Menteri Pendidikan Nasional bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional telah mencanangkan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2011, Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan subtema Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti (Samani, 2012: 8). Hal ini sebagai wujud usaha pemerintah untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas dalam bidang akademis dan berakhlak mulia. Pada kenyataannya pendidikan di Indonesia belum secara maksimal menghasilkan generasi penerus bangsa seperti yang diharapkan. Menurut Akbar dalam Agip (2011: 6) praktek pendidikan di Indonesia lebih berbasis pada hard skill atau bersifat ketrampilan teknis yang lebih bersifat mengembangkan intelligensi quatient (IQ), sedangkan emotional intelligensi (EQ) dan spiritual intelligensi (SQ) sangat kurang. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sumarta dalam Wiyani (2013: 18) yang mengungkapkan bahwa Pendidikan nasional kita cenderung menonjolkan pembentukan kecerdasan

3 berfikir dan menepikan kecerdasan rasa, kecerdasan budi, bahkan kecerdasan batin. Jika ditelaah lebih mendalam hal tersebut sudah tidak sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Bangsa Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dimuat Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab. Oleh karena itu perbaikan pola pendidikan harus segera dilaksanakan. Perbaikan dimulai dengan mengubah paradigma pendidikan yang hanya berbasis hard skill dan hanya menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang akademis saja. Pola pendidikan yang ideal sekarang ini selain berbasis hard skill juga harus bersifat soft skill yang bertumpu pada pembentukkan moral dan mental yang baik. Menurut Akbar dalam Fathurohman (2013: 85) kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Perbaikan pola pendidikan tersebut dapat dilaksanakan melalui pendidikan karakter, pendidikan yang tidak hanya menekankan pada pengembangan intelektual tapi pengembangan karakter anak lebih diutamakan. Pendidikan karakter harus dilaksanakan di semua jenjang pendidikan. Semua itu sebagai upaya mengurangi dampak demoralisasi dan degradasi bidang pendidikan. Dalam Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Balitbang, 2011:7) tujuan pendidikan karakter bangsa adalah (1) Mengembangkan potensi kalbu atau afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang

4 memiliki budaya dan karakter bangsa. (2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang terpuji dan sejalan dengan nilai dan budaya bangsa yang berdasarkan agama. (3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. (4) Mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. (5) Mengembangkan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan, dan rasa kebangsaan yang tinggi. Pembentukan karakter yang baik pada anak didik dapat dilakukan dengan mengimplementasikan pendidikan karakter di lembaga pendidikan termasuk sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab terhadap pembentukan karakter anak sejak dini. Anak sekolah dasar berusia 7 12 tahun masih dalam perkembangan membutuhkan pola pendidikan karakter yang sesuai. Menurut Montesori dalam Desmita (2011: 22) anak berumur 7 12 tahun masuk dalam fase perkembangan periode II yang disebut periode abstraks, dimana anak-anak mulai menilai perbuatan manusia atas dasar baik buruk dan mulai timbulnya insan kamil. Dalam periodesasi perkembangan menurut konsep Islam, anak usia 7 12 tahun termasuk fase tamyiz, yaitu fase anak mulai mampu membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dengan yang salah (Desmita, 2011: 26). Sehingga anak pada usia sekolah dasar merupakan fase yang tepat untuk mengembangkan potensi anak dan menanamkan karakter serta akhlak mulia. Dalam fase ini anak-anak masih memiliki fitrah yang bersih, masa pemikiran yang masih jernih, hati yang belum tercemar, dan jiwa yang bersih. Sudah sepantasnya sekolah dasar dapat memfasilitasi anak didik untuk tumbuh dan

5 berkembang menjadi manusia yang cerdas, memiliki kekuatan moral, berakhlak mulia, berperilaku yang baik, mandiri, dan menjadi insal kamil. Sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan, bertugas mengembangkan karakter yang mulia (good character) dengan mengajarkan dan mempraktekkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari pada anak didik. Pendidikan karakter berfungsi mengembangkan potensi dasar, membangun perilaku bangsa yang multikultural, dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif. Dampak pelaksanaan pendidikan karakter yang efektif sebagai hasil riset Berkowitz dalam Samani (2012: 17) adalah (1) Perbaikan iklim sekolah termasuk iklim pembelajaran. (2) Para siswa dan para staf menganggap sekolah sebagai tempat yang peduli, aman dan cocok bagi anak-anak. (3) Para s iswa berperilaku lebih santun, pantas, dan pro sosial. (4) Tindakan -tindakan yang keliru dan tidak terpuji turun secara drastis. (5) Motivasi akademik dan prestasi siswa naik secara signifikan. (6) Para siswa meningkat ketrampilan dan mampu mengembangkan kompetensi emosionalnya. Selain itu Fathurrohman (2013: 118) menjelaskan manfaat pendidikan karakter adalah (1) Peserta didik mampu mengatasi masalah pribadinya sendiri. (2) meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain. (3) Dapat mem otivasi peserta didik dalam meningkatkan prestasi akademik. (4) Meningkatkan suasana sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan serta kondusif untuk proses belajar mengajar yang efektif. Banyak manfaat dan dampak positif dengan diterapkannya pendidikan karakter di sekolah. Sehingga pendidikan karakter harus diterapkan pada semua jenjang pendidikan, termasuk di sekolah dasar. Sekolah dasar sebagai bagian

6 dari jenjang pendidikan dasar harus sudah menerapkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang diterapkan sejak usia anak-anak atau anak pada periode emas, akan menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar diperlukan sebagai fondasi untuk menanamkan karakter yang kuat sejak dini pada diri anak. Menurut Piaget dalam Desmita (2009: 260), tahap perkembangan moral terjadi pada anak-anak usia 9 sampai 12 tahun yang disebut tahap autonomous morality atau morality of cooperation. Sehingga pendidikan moral atau karakter sangat penting diimplementasikan di tingkat sekolah dasar. Sekolah dasar memiliki tanggungjawab mendidik anak menjadi pintar, cerdas, memiliki karakter dan akhlak mulia sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengimplementasian pendidikan karakter ini berisi pendidikan nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Kebajikan menjadi atribut pada pendidikan karakter merupakan nilai yang harus dikembangkan dan ditanamkan pada peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah dasar bertujuan meningkatkan mutu dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budaya dan karakter bangsa pada peserta didik secara utuh sesuai dengan standar kompetensi lulusan tingkat sekolah dasar. Adapun standar kompetensi lulusan pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri. Pendidikan karakter menjadi kebutuhan untuk diimplementasikan di sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan lembaga yang paling tepat untuk

7 membentuk karakter yang kuat pada anak didik. Untuk mendukung dan mensukseskan program tersebut serta tujuan pendidikan karakter dapat tercapai, maka pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar harus dilakukan dengan tepat. Dalam pengembangan pendidikan karakter diperlukan langkahlangkah yang konkret. Sebagai upaya membantu pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar maka penelitian ini penting untuk dilakukan. Penelitian ini mengambil judul Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Ta mirul Islam Kecamatan Laweyan Surakarta. Alasan utama mengambil SD Ta mirul Islam sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan (1) SD Takmirul Islam salah satu sekolah berbasis Islam yang berprestasi di tingkat kota Surakarta. (2) SD Takmirul Islam mempunyai ciri khas dalam bidang keagamaan. (3) SD Takmirul Islam merupakan salah satu sekolah berbasis Islam yang unggul di bidang agama dan keilmuan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Ta mirul Islam Kecamatan Laweyan Surakarta. B. Rumusan Masalah Pendidikan karakter sebagai wahana untuk mendidik dan mengembangkan semua potensi anak didik harus dilaksanakan dengan desain yang tepat. Pendidikan karakter di sekolah dasar harus dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor anak didik serta membentuk pribadi yang unggul dalam intelektual, spiritual dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar yang dapat mengakomodasi berkembangnya semua potensi anak didik.

8 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam? 2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam? 3. Bagaimana keunggulan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam? 4. Bagaimana upaya pengembangan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini menitikberatkan pada bagaimana pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar. Dalam Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Balitbang, 2011: 4) dinyatakan bahwa pengembangan budaya dan karakter bangsa sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan harus dilakukan dalam perencanaan, kegiatan pembelajaran, kegiatan sekolah, pengelolaan yang efektif, dan menciptakan suasana sekolah yang kondusif dalam membangun pendidikan karakter. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian yang dapat dirumuskan adalah, 1. Mendeskripsikan perencanaan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam. 3. Mendeskripsikan keunggulan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam. 4. Mendeskripsikan upaya pengembangan pendidikan karakter di SD Ta mirul Islam.

9 D. Manfaat Penelitian Selain mempunyai tujuan yang ingin dicapai, penelitian pendidikan yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi sekolah maupun untuk menunjang kemajuan dunia pendidikan, baik manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah, 1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam bidang pendidikan budaya dan karakter bangsa, khususnya pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk mengembangkan pendidikan karakter di sekolah dasar Ta mirul Islam pada khususnya, dan sekolah dasar pada umumnya. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengalaman dan pengetahuan tentang pendidikan karakter di sekolah dasar. a. Bagi Guru 1) Sebagai acuan dalam membuat perangkat pembelajaran pendidikan karakter di sekolah dasar. 2) Bahan pertimbangan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar. 3) Menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah dasar. b. Bagi Kepala Sekolah 1) Kepala sekolah dapat menyediakan fasilitas yang mendukung pendidikan karakter.

10 2) Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar. 3) Sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan pendidikan karakter. 4) Meningkatkan kualitas sekolah untuk mencetak anak didik yang unggul secara intelektual dan berkarakter kuat. E. Daftar Istilah 1. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam lembaga pendidikan untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 2. Sekolah Dasar Sekolah dasar adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. Ratarata usia anak sekolah dasar antara usia 6 tahun sampai 12 tahun.