BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap karyawan, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto (000:9), metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan dengan cara mengukur indikator-indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran dan hubungan diantara variabel-variabel terebut. Untuk menilai motivasi kerja karyawan ini akan ditentukan dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Penilaian diberikan sebagai berikut : a. Jawaban sangat setuju akan diberi nilai 5. b. Jawaban setuju akan diberi nilai 4. c. Jawaban ragu-ragu akan diberi nilai 3. d. Jawaban tidak setuju akan diberi nilai. e. Jawaban sangat tidak setuju akan diberi nilai 1. 41
4 Berdasarkan hasil penilaian tersebut maka akan diperoleh perhitungan mengenai tingkat motivasi kerja karyawan terhadap kepemimpinan. 3.. Operasionalisasi Variabel Penelitian ini membahas dua variabel yaitu gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas (variabel X) dan motivasi kerja karyawan sebagai variabel terikat (variabel Y). Suharsimi Arikunto (1993:91), mengemukakan bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel untuk menjawab identifikasi masalah terlihat pada tabel 3.1, berikut :
43 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Gaya Kepemimpinan Demokratis (X) Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan a. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan dengan dorongan dan bantuan para pemimpin. b. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih. 1. Pengambilan kebijakan dengan cara diskusi. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. 1. Alur kerja jelas sesuai dengan hasil diskusi. Pemberian saran dan dukungan Motivasi Kerja (Y) Suatu keahlian, dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai c. Para pemimpin bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih, dan pemberian tugas ditentukan oleh kelompok d. Pemimpin adalah obyektif atau factminded dalam pujian dan kecamannya, dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dengan jiwa semangat tanpa 1. Pemberian pengarahan sebelum bekerja.. Tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 1. Ketepatan dalam memberikan pujian dan kecaman. Rasa kebersamaan dan saling menghargai terhadap bawahan melakukan banyak pekerjaan a. Kebutuhan sosio-psikologis 1. Perasaan diikutsertakan. Hubungan dengan rekan kerja baik.
44 b. Kebutuhan intelektual 1. Kreativitas dan partisipasi karyawan.. Tugas pekerjaan yang sifatnya menarik. c. Rangsangan materi 1. Tingkat kesejahteraan karyawan.. Gairah dan semangat kerja meningkat. d. Kualitas ruangan untuk bekerja. 1. Kondisi lingkungan kerja yang baik.. Keamanan pekerjaan. e. Tekanan psikologis 1. Tingkat kepercayaan pemimpin terhadap karyawannya.. Tingkat kedisiplinan karyawan. f. Kepuasan kerja. 1. Pemberian penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.. Promosi dan perkembangan bersama organisasi.
45 Definisi operasionalisasi variabel : 1. Ciri dari gaya kepemimpinan demokratis mempengaruhi karyawan dalam menumbuhkan motivasi kerja karyawan merupakan skor yang didapat dari kuesioner.. Tanggapan karyawan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan merupakan skor yang didapat dari kuesioner. 3.3. Metode Penarikan Sampel Dalam penelitian ini, sampel yang dipergunakan untuk memperoleh data tentang gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di Front Office Alamkulkul Boutique Resort-Bali. 1. Populasi Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk pengambilan keputusan atau digunakan untuk pengambilan keputusan atau digunakan untuk pengujian hipotesis. Suharsimi Arikunto (1993:115), memeberikan definisi populasi adalah sebagai berikut Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka wilayah penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Front Office Alamkulkul Boutique Resort-Bali.
46. Sampel Dalam hal ini penulis tidak menggunakan populasi dikarenakan keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Maka penulis mengambil sebagian dari populasi tersebut yang dinamakan sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:117), Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan sampel jenuh. Menurut Arikunto (1998:117), Sampling jenuh adalah teknik penelitian sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang, istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, maka sampel yang diambil tepatnya karyawan di Front Office Department Alamkulkul Boutique Resort-Bali yang berjumlah 19 orang. 3.4 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, data ini diperoleh dari : - Kuesioner yang dibagikan kepada karyawan front office department Alamkulkul Boutique Resort-Bali.. Studi kepustakaan - Mempelajari literatur serta bahan bacaan yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas.
47 3.5 Teknik Analisis Data Untuk menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh, dipergunakan pengujian secara statistik. Analisis statistik yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis melalui analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan yaitu kelengkapan angket yang terkumpul dan kualitas jawaban yang dilakukannya.. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian dan kemudian menentukan skornya sesuai dengan yang telah ditentukan. 3. Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian yaitu : a. Mencari kecenderungan skor rata-rata setiap variabel. x Rumus: x = f Dimana : x x f = rata-rata skor responden; = jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden; = frekuensi
48 b. Mengkonsultasikan rata-rata dengan tabel konsultasi penghitungan sebagai berikut: Penentuan kualifikasi penafsiran dan rentang nilai dari konsultasi hasil perhitungan didasarkan dari pengembangan nilai skala yang ditetapkan oleh peneliti yaitu skala Likert. Hasil pengembangan tersebut diperoleh tabel konsultasi hasil perhitungan kencenderungan rata-rata sebagai berikut: TABEL 3. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan Kencenderungan Skor Rata-Rata (Tabel Konversi) Rentang Nilai Kriteria Penafsiran 4,01 5,00 3,01 4,00,01 3,00 1,01,00 0,01 1,00 Sangat Baik / Sangat Tinggi Baik / Tinggi Cukup (C) Rendah (R) Sangat Rendah (SR) Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-Ragu (R) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel penelitian dengan menggunakan rumus dalam subino (1987:88): Dimana: Ts = 50 + 10 Χi Χ S Ts = skor baku T Xi = data skor dari masing-masing responden X = rata-rata untuk seluruh data S = simpangan baku
49 Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku terlebih dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Rentang (R) yakni skor tertinggi dikurangi skor terendah b. Banyak kelas interval (BK) dengan menggunakan rumus perhitungan sturges dalam Roochman N (1988:15): BK = 1 + 3,3 log n c. Panjang kelas interval (P) yakni tentang dibagi banyak kelas: d. Rata-rata hitung ( x ) dengan rumus: fiχi x = fi (Sudjana, 199 :67) e. Simpangan baku (S) dengan menggunakan rumus: S = fi( Xi x ) n-1 (Rochman N, 1988:5) 5. Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah analisis data dengan parametrik atau non parametrik dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, sebagai berikut: Chi kuadrat = x Dimana: ( fo = k fe) fe i = 1 (Rochman N, 1988:38) fo = frekuensi hasil pengamatan; fe = frekuensi yang diharapkan;
50 Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Membuat distribusi frekuensi; b. Menentukan batas bawah skor kanan interval (bk); c. Menentukan skor baku Z untuk batas atas kelas interval dengan rumus: Z = bk x X (Endi Nugraha,1985:9) d. Menentukan luas 0-Z dari tabel luas di bawah lengkungan kurva normal 0-Z. e. Menentukan luas setiap interval dengan cara mencari selisih luas 0-Z kelas interval yang berdekatan untuk tanda Z yang sejenis dan menjumlahkan luas 0-Z untuk tanda Z yang tidak sejenis; f. Menentukan fe dengan cara mengalikan luas interval dengan n tiap kelas interval (fi) pada tabel distribusi frekuensi. g. Menentukan chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan. h. Menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai persentil untuk distribusi chi kuadrat. Dalam hal ini apabila chi kuadrat hasil perhitungan lebih kecil dari chi kuadrat dalam tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk = k 3, maka data yang diuji berdistribusi normal. Sebaliknya jika data yang diuji tidak berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya digunakan perhitungan non parametrik yaitu perhitungan statistik korelasi Spearman Rank dalam Rochman N (1988:43):
51 ΓS = 6 1 ( Xi Yi) n( n 1) 6. Uji Korelasi Upaya untuk mengetahui hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat, maka rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi A (1983:15): X,Y = nσxy ( ΣX )( ΣY ) ) ( { n( ΣX ΣX )}{ n( ΣY ) ( ΣY )} Untuk menunjukkan besar dan eratnya hubungan (korelasi) antara kedua variabel dapat ditafsirkan menurut Sugiyono (004:183): TABEL 3.3 Tingkat Hubungan Antar Variabel Koefisien Korelasi Antara 0,00 0, 199 Antara 0,0 0,399 Antara 0,40 0,599 Antara 0,60 0,799 Antara 0,80 1,000 Tingkat Hubungan Tingkat hubungan sangat rendah Tingkat hubungan rendah Tingkat Hubungan sedang Tingkat hubungan kuat Tingkat hubungan sangat kuat Setelah diperoleh koefisien korelasi, maka langkah selanjutnya ditentukan ditentukan atau diuji apakah koefisien korelasi yang diperoleh signifikan atau tidak signifikan, yaitu dengan cara uji t oleh Sudjana (198:36) dengan rumus: t = r n 1 r
5 Aturan keputusan dengan uji t dengan signifikan 95% adalah sebagai berikut: a. Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternatif diterima atau dikatakan koefisien korelasi tersebut signifikan; b. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau koefisien korelasi tidak signifikan; Selanjutnya untuk menentukan besar kontribusi antara kedua variabel diperoleh dari nilai kuadrat koefisien korelasi yaitu: K.D = r, Dimana K.D = koefisien determinasi.