BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lainnya, besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Penelitian ini lebih khususnya menggunakan teknik regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara berpikir positif (X 1 ), efikasi diri (X 2 ) dengan harapan (Y). B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel bebas (X1) : Berpikir Positif (X2) : Efikasi diri Variabel terikat (Y) : Harapan 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian a) Berpikir Positif Berpikir positif adalah cara berpikir seseorang yang berpusat pada hal-hal positif untuk mencapai suatu keinginan sehingga membuat seseorang mampu terus berusaha untuk optimis dalam segala hambatan 31

32 dan menjauhkan diri dari perasaan takut gagal meskipun pernah gagal serta mampu bangkit untuk meneruskan usaha agar menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Albrecth (1992) menyatakan bahwa dalam bepikir positif tercakup aspek-aspek sebagai berikut: Positive expectation (perkiraan yang positif), Self-affirmation (afirmasi diri), Non judgment talking (pernyataan yang tidak menilai), Realistic adaptation (penyesuaian diri yang realitas). Skor yang tinggi menunjukkan berpikir positif yang tinggi dan skor yang rendah menunjukkan berpikir positif yang rendah. b) Efikasi diri Efikasi diri adalah keyakinan seseorang atas kemampuan yang dimiliki untuk menguasai segala hal sehingga mampu menghadapi hambatan sesulit apapun dan mampu bertahan agar dapat menghasilkan sesuatu yang diinginkan, bermanfaat dan menguntungkan. Efikasi diri diukur berdasarkan beberapa aspek yang dicetuskan oleh Bandura berikut: Dimensi tingkat ( level), dimensi kekuatan (strength), dimensi genralisasi ( generality). Penelitian ini tergambar dari skor skala General Self-Efficacy (GSE) oleh Schwarzer dkk (2009). Skor yang tinggi menunjukkan efikasi diri yang baik dan skor yang rendah menunjukkan efikasi diri yang buruk. c) Harapan Harapan adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang dapat dibentuk untuk membuat target yang ingin dicapai di masa yang akan datang dengan menentukan tujuan atau target tersebut serta menimbulkan

33 suatu kemauan yang kuat dan melakukan usaha agar menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Komponen-komponen yang terkandung dalam teori harapan Snyder (2000) yaitu: goal, pathway-thinking, agency-thinking. Skor yang tinggi menunjukkan harapan yang tinggi dan skor yang rendah menunjukkan haraapan yang rendah. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Azwar (2010) mendefinisikan populasi sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi UIN SUSKA Riau yang masih aktif tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 17.621 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi dengan karakteristik yang memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2010). Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi ini, maka digunakan rumus Slovin (dalam Jannah dan Prasetyo, 2008) sebagai berikut: N n 1 Ne 2 Keterangan: n = Ukuran sampel N = Jumlah kelas e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelongg aran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi).

34 Dalam pengambilan data sampel, maka hasil yang diperoleh melalui perhitungan dengan nilai kritis (batas ketelitian) sebesar 5% adalah sebagai berikut: berdasarkan hasil tersebut, maka jumlah sampel minimal adalah 393 orang dan dalam penelitian ini jumlah seluruh sampel adalah 400 orang. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified cluster random sampling. Menurut Nazir (2003) bahwa teknik ini merupakan teknik kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling. Random ini merupakan gabungan atau perpaduan dari cara pengambilan sampel acak berstrata dengan sampel acak kluster. Populasi yang memiliki strata ini terjadi karena peneliti sudah membatasi populasi pada klaster tertentu tapi klaster ini masih cukup luas. Berikut prosedur pengambilan sampel menggunakan teknik stratified cluster random sampling: Sampling klaster di UIN SUSKA Riau akan dilakukan sebagai berikut: a) Pada tahap satu dilakukan pemilihan Fakultas, dalam hal ini akan diambil tiga Fakultas secara acak, maka diperoleh: 1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, 2) Fakultas Pertanian dan Peternakan, dan 3) Fakultas Sains dan Teknik Informatika. Tabel 3.1 Pemilihan Fakultas No. Fakultas Jumlah 1. Tarbiyah dan Keguruan 5045 2. Syari ah dan Ilmu Hukum 2777 3. Ushuluddin 408 4. Dakwah dan Ilmu Komunikasi 1474 5. Sains dan Teknologi 2836 6. Psikologi 912 7. Ekonomi dan Ilmu Sosial 3128 8. Pertanian dan Peternakan 1041

35 b) Pada tahap dua akan dilakukan pemilihan jurusan pada Fakultas yang terpilih, dalam hal ini diambil masing-masing dua jurusan secara acak, maka diperoleh: 1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial: jurusan Akuntasi dan Jurusan Administrasi Negara. 2) Fakultas Pertanian dan Peternakan: jurusan Pertanian dan jurusan Peternakan. 3) Fakultas Sains dan Teknik Informatika: jurusan Matematika dan jurusan Teknik Informatika. Tabel 3.2 Pemilihan Jurusan No Fakultas Jurusan Jumlah 1. Sains & Teknologi Teknik Informatika 956 Teknik Industri 459 Sistem Informasi 649 Matematika 300 Teknik Elektro 472 2. Ekonomi & Manajemen 953 Ilmu Sosial Manajemen 164 Perusahaan-D3 Akuntansi 862 Akuntansi-D3 193 Ilmu Administrasi 785 Negara Perpajakan-D3 171 3. Petanian & Peternakan Ilmu Peternakan 483 Agroteknologi 558 c) Pada tahap tiga dilakukan pemilihan kelas pada jurusan yang terpilih, dalam hal ini akan diambil masing-masing dua kelas secara acak. Berdasarkan teknik ini secara keseluruhan didapat 12 kelas secara acak dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 400 subjek.

36 D. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan cara membagikan skala psikologi yang disusun berdasarkan skala berpikir positif, skala efikasi diri, dan skala harapan masa depan. 1. Alat Ukur Penelitian a) Alat Ukur Variabel Berpikir Positif Data berfikir positif diperoleh dengan metode skala psikologi. Skala berfikir positif ini disusun berdasarkan teori dari Albrecht. Skala berpikir positif menggunakan model modifikasi skala Likert yang menyediakan empat alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorabel yaitu pernyataan yang mendukung pada subyek, diberi nilai sebagai berikut: jawaban sangat sesuai (SS) diberi nilai 4, sesuai (S) diberi nilai 3, tidak sesuai (TS) diberi nilai 2, sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 1. Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan unfavorabel yaitu pernyataan yang tidak mendukung pada subyek, diberi nilai sebagai berikut: jawaban sangat sesuai (SS) diberi nilai 1, sesuai (S) diberi nilai 2, tidak sesuai (TS) diberi nilai 3, sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 4. Albrecht (1992) menyatakan bahwa dalam berpikir positif tercakup aspek-aspek sebagai berikut: 1) Positive expectation (perkiraan yang positif) yaitu melakukan sesuatu lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari perasaan takut gagal.

37 2) Self-affirmation (afirmasi diri) yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri lebih positif. Dalam hal ini individu menggantikan kritik pada diri sendiri dengan memfokuskan pada kekuatan diri sendiri. 3) Non judgment talking (pernyataan yang tidak menilai) yaitu suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan dari pada menilai keadaan, tidak kaku dan fanatik dalam berpendapat. 4) Realistic adaptation (penyesuaian diri yang realitas) yaitu mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dari penyesalan, frustrasi, dan menyalahkan diri. Tabel 3.3 Blue Print Skala Berpikir Positif No. Aspek Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Memusatkan perhatian pada kesuksesan 6-1 1. 2. Optimisme 1, 26, 29 20, 23 5 Perkiraan 3. Pemecahan yang positif 16-1 masalah 4. Menjauhkan diri dari perasaan takut gagal 12, 8, 17, 19, 33 5 1. Memusatkan pada kekuatan 2, 5, 27, 30-4 2. Afirmasi diri diri 2. Melihat diri lebih positif 9 13, 18, 32, 34 5 1. Pernyataan tidak Pernyataan menilai 14 21 2 3. yang tidak 2. Tidak fanatik menilai dalam berpendapat 3 10, 15, 24 4 1. Mengakui kenyataan 11, 22 25 3 4. 2. Berusaha Penyesuaian menyesuaikan yang realistis diri dari 4 7, 28, 31 4 penyesalan dan menyalahkan diri Total 34

38 b) Alat Ukur Variabel Efikasi diri Skala efikasi diri disusun oleh penulis berdasarkan aspek dari Bandura (1997) yang dituangkan dalam skala General Self-Efficacy (GSE) oleh Schwarzer & Jarussalem (1995) berjumlah 10 aitem ysng merupakan skala unidimensional, artinya skala yang berjumlah 10 aitem mencakup di dalamnya aspek magnitude, generality, dan strenght. Skala efikasi diri menggunakan model modifikasi skala Likert yang menyediakan empat alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorabel yaitu pernyataan yang mendukung pada subyek, diberi nilai sebagai berikut: jawaban sangat sesuai (SS) diberi nilai 4, sesuai (S) diberi nilai 3, tidak sesuai (TS) diberi nilai 2, sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 1. Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan unfavorabel yaitu pernyataan yang tidak mendukung pada subyek, diberi nilai sebagai berikut: jawaban sangat sesuai (SS) diberi nilai 1, sesuai (S) diberi nilai 2, tidak sesuai (TS) diberi nilai 3, sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 4. Efikasi diri diukur berdasarkan beberapa aspek yang dicetuskan oleh Bandura berikut: 1) Dimensi Tingkat ( level), berkaitan dengan tingkat atau derajat kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya. 2) Dimensi Kekuatan ( strength), berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan individu mengenai kemampuannya.

39 3) Dimensi Generalisasi ( generality), berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Tabel 3.4 Blue Print Skala Efikasi diri No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Magnitude atau Level 2. Generality 10 10 3. Strength Total 10 c) Alat Ukur Variabel Harapan Data harapan diperoleh dengan menggunakan metode skala psikologi. Skala harapan ini disusun berdasarkan teori Snyder. Skala harapan menggunakan model modifikasi skala Likert yang menyediakan empat alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorabel yaitu pernyataan yang mendukung pada subyek, diberi nilai sebagai berikut: : jawaban sangat sesuai (SS) diberi nilai 4, sesuai (S) diberi nilai 3, tidak sesuai (TS) diberi nilai 2, sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 1. Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan unfavorabel yaitu pernyataan yang tidak mendukung pada subyek, diberi nilai sebagai berikut: jawaban sangat sesuai (SS) diberi nilai 1, sesuai (S) diberi nilai 2, tidak sesuai (TS) diberi nilai 3, sangat tida k sesuai (STS) diberi nilai 4. Menurut Snyder (2000), komponen -komponen yang terkandung dalam teori harapan yaitu:

40 1) Goal, yaitu tujuan yang menjadi sasaran atau tujuan yang ingin dicapai untuk masa depan. 2) Pathway Thinking, yaitu cara, usaha atau jalur untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. 3) Agency Thinking, yaitu energi atau motivasi untuk melakukan usaha atau cara mencapai tujuan. Tabel 3.5 Blue Print Skala Harapan No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Goal 6, 14, 18, 23 2, 10, 20, 21, 9 22 2. Pathway Thinking 5, 12, 13, 16 3, 7, 15 7 3. Agency Thinking 1, 4, 8, 17, 9, 11, 19 7 Total 23 E. Uji Coba Alat Ukur Sebuah skala dapat digunakan apabila dikatakan valid dan reliabel berdasarkan statistik dengan melalui uji coba ( try out) terlebih dahulu. Uji coba (try out) dilakukan pada 100 mahasiswa di Fakultas Psikologi dan Fakultas Syariah dan Ilmu hukum. Uji coba alat ukur dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Uji coba penelitian dilakukan pada tanggal 29 30 April 2014. Subek yang digunakan dalam uji coba adalah mahasiswa di Fakultas Psikologi dan Fakultas Syariah dan Ilmu hukum. Skala yang disebarkan dan dianalisa berjumlah 100 skala.

41 F. Validitas Menurut Azwar (2009), validitas yang berasal dari kata validity merupakan hal yang berkaitan dengan ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Jenis validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengukuran terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgment. Azwar (2009) dalam hal ini, professional judgment dilakukan oleh dosen pembimbing dan narasumber seminar proposal (lampiran A). Penentuan kriteria pemilihan aitem dilakukan berdasarkan daya deskriminasi aitem yang berupa koefsien korelasi aitem total dengan batasan rix 0,30. Semua aitem yang yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Dengan demikian aitem yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur dan aitem yang 0,30 dianggap valid. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan Statistical Product And Service Solution (SPSS) 17 For Windows terdapat koefisien korelasi > 0,30 sehingga peneliti menggunakan angka koefisien korelasi menjadi 0,30 dalam penelitian ini. Variabel berpikir positif memiliki aitem sejumlah 34 aitem. Setelah dilakukan uji coba dari 34 aitem berpikir positif terdapat 1 aitem yang gugur yaitu

42 aitem nomor 10 yang tidak memenuhi koefisien 0,30. Peneliti menggunakan 33 aitem yang valid untuk skala penelitian berpikir positif. Koefisien korelasi hasil uji coba skala berpikir positif berkisar dari 0,321-0,668. Berikut ini tabel blueprint skala berpikir positif. Tabel 3.6 Blueprint Skala Berpikir Positif (Try Out) No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Aitem Gugur 1. Harapan yang 1, 6, 12, 16, 26, 8, 17, 19, 20, Positif 29 23, 33 12-2. Afirmasi Diri 2, 5, 9, 27, 30 13, 18, 32, 34 9-3. Pernyataan tidak Menilai 3, 14, 24 10, 15, 21 6 10 4. Penyesuaian Diri yang Realistis 4, 11, 22 7, 25, 28, 31 7 - Jumlah 34 Tabel 3.7 Blueprint Skala Berpikir Positif (Penelitian) No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Harapan yang Positif 1, 6, 11, 15, 25, 28 8, 16, 18, 19, 22, 32 12 2. Afirmasi Diri 2, 5, 9, 26, 29 12, 17, 31, 33 9 3. Pernyataan tidak Menilai 3, 13, 23 14, 20 5 4. Penyesuaian Diri yang 4, 10, 21 7, 24, 27, 30 7 Realistis Jumlah 33 Variabel Efikasi diri memiliki aitem sejumlah 10 aitem. Setelah dilakukan uji coba pada mahasiswa, aitem-aitem skala Efikasi diri yang berumlah 10 aitem memenuhi koefisien 0,30. Koefisien korelasi hasil uji coba skala efikasi diri berkisar dari 0,457-0,688. Berikut ini tabel blueprint skala efikasi diri mahasiswa.

43 Tabel 3.8 Blueprint Skala Efikasi diri No. Aspek Jumlah Aitem Gugur 1. Magnitude atau Level 2. Generality 10-3. Strenght Jumlah 10 Variabel harapan masa depan pada mahasiswa memiliki aitem sejumlah 23 aitem. Setelah dilakukan uji coba dari 23 aitem harapan masa depan pada mahasiswa terdapat 3 aitem yang gugur yaitu aitem nomor 2, 21, 22 yang tidak memenuhi koefisien 0,30. Peneliti menggunakan 20 aitem yang valid untuk skala penelitian harapan. Koefisien korelasi hasil uji coba skala harapan masa depan pada mahasiswa berkisar dari 0,331-0,635. Berikut ini tabel blueprint skala harapan masa depan mahasiswa. Tabel 3.9 Blueprint Skala Harapan Mahasiswa (Try Out) No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Aitem Gugur 1. Goal 6, 14, 18, 23 2, 10, 20, 21, 2, 21, 9 22 22 2. Pathway-Thinking 5, 12, 13, 16 3, 7, 15 7-3. Agency-Thinking 1, 4, 8, 17 9, 11, 19 7 - Jumlah 23 Tabel 3.10 Blueprint Skala Harapan Mahasiswa (Penelitian) No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Goal 5, 13, 17, 20 9, 19 6 2. Pathway-Thinking 4, 11, 12, 15 2, 6, 14 7 3. Agency-Thinking 1, 3, 7, 16 8, 10, 18 7 Jumlah 20

44 G. Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2010). Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang mencapai angka r xx =1,00 tidak pernah dapat dijumpai (Azwar, 2010). Penghitungan reliabilitas menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa skala berpikir positif memiliki reliabilitas sebesar 0,913, skala efikasi diri memiliki reliabiltas sebesar 0,838, skala harapan memiliki reliabilitas sebesar 0,874. Dengan demikian, skala-skala tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur yang reliabel dalam penelitian. H. Teknik Analisis Data Salah satu metode analisis data yang lebih efisien dan efektif untuk menjawab dan menguji hipotesis adalah dengan menggunakan teknik statistika (Umar, 2008). Teknik analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data

45 penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel X1 dan X2 dengan Y meskipun terdapat data yang tidak terdistribusi normal namun data ini tetap digunakan dalam analisis regresi karena dilihat dari populasi penelitian ini normal yang berarti populasi penelitian memenuhi karakteristik sebagai mahasiswa UIN Suska Riau yang aktif dan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk subjek penelitian saja tidak dapat digeneralisasikan untuk mahasiswa luas, menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows. Data hasil pengukuran berpikir positif yang dikumpulkan melalui skala berpikir positif dan data hasil pengukuran efikasi diri yang dikumpulkan melalui skala efikasi diri akan dikorelasikan dengan data harapan masa depan yang diperoleh melalui skala harapan masa depan. Data tersebut kemudian akan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda.