PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB V PENUTUP. tekanan kelompok dan ketidakharmonisan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan narkoba ataupun dalam penyalahgunaanya merupakan masalah. perkembangan tingkat peradaban umat manusia serta mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sangatlah membutuhkan pembangunan yang merata di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN BAHAYA NARKOBA PADA SISWA KELAS VIII-E MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Ulasan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV. akhirnya menghasilkan sejumlah kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Kurir Narkotika. (Study Putusan No. 14/Pid.Sus Anak/2015/PN. Dps) Siti Zaenab

NARKOBA PADA SISWA SMK TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM :

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan saat ini dimana moralitas masyarakat telah dihegomoni oleh perkembangan budaya negatif yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 8 13 Periode Wisuda November 2016 PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH Erna Juita, Bahrun, Nurhasanah Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala Email : ernajuita669@yahoo.com Abstrak Penelitian ini berjudul Program Sekolah dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program yang dilaksanakan di SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar dan untuk mendeskripsikan pandangan siswa SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh mengenai narkotika. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bimbingan konseling, kepala sekolah dan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan perilaku penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar khususnya di sekolah menengah atas. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan cara mereduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan data dan triangulasi. Hasil dari penelitian ini adalah kepala sekolah membuat tata tertib sekolah dengan sanksi yang tegas dan memaksimalkan tugas guru. Guru bimbingan konseling melakukan razia secara intensif, bekerjasama dengan instansi terkait guna penyuluhan dan sosialisasi, menggunakan ekstrakurikuler sebagai sarana pencegahan, dan memasukkan materi tentang narkotika ke dalam kurikulum pengajaran. Siswa di sekolah banyak yang mengetahui tentang dampak dan akibat yang timbul jika memakai narkotika sehingga siswa menolak untuk menggunakannya. Kata Kunci: Upaya Pencegahan, Penyalahgunaan Narkotika, Pelajar. PENDAHULUAN Penyalahgunaan Narkotika dewasa ini telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan sehingga menjadi masalah nasional maupun internasional yang mendesak untuk ditanggulangi, hal tersebut tergolong sangat memprihatinkan karena disinyalir Indonesia bukan hanya sebagai daerah transit tetapi sudah menjadi daerah pemasaran. Bahkan korban dari penyalahgunaan Narkotika di Indonesia akhir-akhir ini cenderung meningkat tidak hanya terbatas pada kelompok masyarakat yang mampu tetapi juga telah merambah kalangan masyarakat yang kurang mampu baik di kota maupun di pedesaan, serta pelajar-pelajar dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Penyalahgunaan Narkotika pada pelajar berdampak buruk bagi lingkungan sekolah. Narkotika merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar mengajar di sekolah. Penyalahgunaan Narkotika dapat mengganggu suasana tata tertib dan kenyamanan di sekolah, meningkatkan kenakalan, membolos, putus sekolah, menciptakan iklim acuh tak acuh dan tidak menghormati orang lain. Banyak di antara mereka yang menjadi pengedar lalu mencuri barang milik teman atau karyawan sekolah. Penyalahgunaan Narkotika biasanya diawali dengan tawaran, bujukan atau tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong rasa ingin tahu atau ingin mencoba sehingga mereka mau menerimanya. Selanjutnya tidak sulit untuk menerima tawaran berikutnya. Dari pemakaian sekali hingga beberapa kali, akhirnya menimbulkan ketergantungan terhadap zat yang digunakan (Martono, 2006 : 2). 8

Dalam buku yang ditulis Hari Sasangka, bahwasanya terdapat lima faktor utama sebagai pemicu penyalahguna Narkotika dikalangan remaja: 1. Faktor kepribadian seseorang (anti sosial atau psikopat). 2. Kondisi kesehatan, kejiwaan, kecemasan atau depresi. 3. Kondisi keluarga yang meliputi keutuhan keluarga, kesibukan orang tua, serta renggangnya hubungan orang tua dengan anak-anaknya. 4. Pengaruh dan tekanan dari kelompok sebaya (peer group presser). 5. nya peluang atau kemudahan mendapatkan Narkotika itu sendiri (Hari Sasangka, 2003 : 31). Melihat penyalahgunaan narkotika yang melanda kaum remaja khususnya para pelajar, maka sudah dapat dipastikan bahwa keadaan remaja generasi penerus bangsa saat ini cukup memprihatinkan, karena penyalahgunaan Narkotika tidak hanya mengganggu keamanan dan ketertiban, melainkan sudah menjurus pada tindak kriminalitas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan Narkotika melalui berbagai program yang dilaksanakan di sekolah. Dalam hal ini, pelajar di setiap sekolah tidak terlepas dari adanya peran guru khususnya guru Bimbingan Konseling untuk membimbing para pelajar dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan mengarahkan pelajar pada perilaku yang lebih positif, mengembangkan kemampuan pelajar, serta memberikan motivasi belajar. Menurut Sukardi (2001:23) bahwasanya guru Bimbingan dan Konseling di sekolah harus memiliki keahlian serta kepribadian yang baik, sehingga dapat membantu pelajar dalam mengembangkan kemampuan dirinya untuk mencapai kesejahteraan yang berdasarkan pada norma-norma yang berlaku dan dapat mengatasi segala permasalahan hidupnya dengan baik. Upaya pencegahan penyalahgunaan Narkotika pada pelajar SMA dilakukan secara aktif dan dinamis, salah satunya termasuk peran dari lembaga pendidikan yaitu sekolah yang secara terus menerus dan berkesinambungan berupaya mengubah sikap, perilaku, serta cara berpikir dari pelajar dalam menghindari bentuk kejahatan penyalahgunaan Narkotika. Upaya pencegahan penyalahgunaan Narkotika di kalangan pelajar SMA tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran untuk waspada dan mengantisipasi terhadap segala bentuk bahayabahaya yang dapat ditimbulkan untuk menyalahgunakan narkotika. Kebutuhan sosial dimana pelajar mempunyai harapan yang kuat untuk dapat diterima oleh lingkungan sosial, sambil mencari tempatnya sendiri dalam membentuk dan mempertanyakan identitas dalam berbagai tingkatan. Dari semua itu ada satu kebutuhan yang harus dimiliki yaitu kebutuhan moral dimana peserta didik idealis dan ingin memiliki kemauan kuat untuk membuat kehidupan dan lingkungan sekitarnya menjadi tempat yang lebih baik (Sudarwan, 2011:14). Berdasarkan hasil yang di peroleh dari telaahan pada siswa SMAN 13 DAN 7 Banda Aceh perangkat sekolah menyatakan bahwa ada program yang di susun oleh sekolah dalam melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika pada siswa. Sekolah melakukan upaya pencegahan terhadap untuk menghindari terjadinya perilaku mengkosumsi narkotika pada siswa yang sangat mudah di pengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya. Pelajar SMA merupakan calon generasi penerus terwujudnya cita cita luhur berdirinya sebuah Negara yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 (UUD RI 1945). Pelajar adalah aset berharga yang dimiliki oleh bangsa Indonesia karena merupakan harapan serta cahaya baru agar negara ini bisa menjadi sebuah negara yang maju dan dapat bersaing serta menjadi salah satu negara yang mempengaruhi peradaban dari berbagai aspek kehidupan masyarakat secara global. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data yang relevan serta mengolahnya dalam sebuah penelitian dengan judul Program Sekolah Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Di SMAN 13 Dan SMAN 7 Banda Aceh. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada 9

metodologi untuk menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Arikunto (2002:23) menyatakan bahwa pendekatan adalah metode atau bukan hanya cara mengadakan penelitian tetapi juga menunjukkan jenis dan tipe penelitian. Alasan peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu peneliti mencoba untuk menjelaskan atau deskripsikan suatu fenomena yang sesuai dengan yang ada dilapangan berdasarkan permasalahan yang terjadi. Permasalahan tersebut dapat berupa informasi tertulis, lisan, dan perbuatan. Kemudian permasalahan yang ingin peneliti lihat adalah berupa perilaku pelajar yang mengkosumsi Narkotika. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Juliansyah (2011:34) menyatakan bahwa : Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel. Jadi penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa terjadinya perilaku penyalahgunaan Narkotika di kalangan pelajar SMA. Kemudian peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi program sekolah dan guru bimbingan dan konseling dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkotika pada pelajar SMA. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMAN 13 Dan SMAN 7 Banda Aceh ialah program sekolah dalam upaya pencengahan penyalahgunaan narkotika dapat dilihat melalui observasi dan wawancara dengan guru dan kepala sekolah. Hasil Observasi Bedasarkan hasil observasi yang diperoleh di lapangan dan sekitar sekolah banda aceh mengenai program sekolah dalam upaya pencengahan penyalahgunaan narkotika di sekolah sudah memaksimalkan sesuai dengan peraturan sekolah. Setelah selesai melakukan observasi diperkarangan sekolah dengan berbagai staf yang ada di sekolah, peneliti beinisiatif untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut ingin mengetahui tentang pendapat orang di sekitar lingkungan sekolah seperti orang kantin dan pak satpam terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba disekolah, berikut ini penulis sampaikan: Menurut Pendapat masyarakat sekitar SMAN 13 Banda Aceh : Masalah narkotika atau narkoba yang sering kita dengar sudah sangat mengkawatirkan apa lagi sekarang yang terjerat bukan hanya orang dewasa tetapi juga pada pelajar pun sudah ada, masalahnya masih tidak dipublikasikan secara luas siapa saja yang memakai, tapi pasti ada yang memakai dari pelajar juga ada, takutnya kalau dipublikasikan nanti yang bersangkutan tidak mau sekolah lagi dan malu sama masyarakat itulah pentingnya pencegahan mulai dari keluarga selanjutnya di sekolah juga biar tidak ada lagi kita dengar kasus narkoba di kalangan pelajar. Pendapat masyarakat sekitar SMAN 7 Banda Aceh : kalau di kelurahan kami belum kedapatan kalau ada dari pelajar yang menggunakan narkoba, karena warga disini turut berpartisipasi dalam memerangi narkoba, menurut kami penting peran dari sekolah membina dan mengarahkan para siswa siswinya (wawancara 8 Januari 2016). Hasil Wawancara Sekolah sebagai salah satu bagian dari masyarakat melakukan upaya-upaya pencegahan berupa upaya non penal (salah satunya seperti contoh menjalankan program upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan siswa), hal ini sesuai dengan rumusan Undang-Undang nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, pasal 57-59 yang menerangkan bahwa masyarakat 10

diharapkan ikut berpartisipasi dalam membantu pemerintah melakukan penanggulangan penyalahgunaan narkotika. Beberapa upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar yang dilakukan di SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Sekolah No Implementasi Program Sekolah SMAN 13 SMAN 7 1 Membuat tata tertib sekolah 2 Melakukan razia intensif secara berkala 3 Melakukan razia intensif secara spontan 4 Memaksimalkan tugas guru BK (Bimbingan Konseling) 5 Melakukan kerjasama penyuluhan dan sosialisasi dengan : a. Kepolisian b. Denmadam TNI c. BNN d. Yayasan Yakita Ayomi e. Dinas Kesehatan 6 Menggunakan ekstrakurikuler sebagai upaya pencegahan dengan : a. Keagamaan b. Olahraga c. Pramuka d. Mading 7 Memasukkan materi narkotika dalam kurikulum Tidak pengajaran 8 Memasukkan materi narkotika dalam upacara PEMBAHASAN Setelah hasil penelitian diuraikan secara terperinci, selanjutnya peneliti mencoba untuk membahas dengan berbagai pandangan teoritis yang mendukung, serta menganalisa terhadap hasil penelitian yang dimaksud sebagai data dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Selama ini, pendidikan di lingkungan sekolah sekedar menyampaikan pengetahuan (cognitive domain), akan lebih baik jika sekolah menyertakan program anti narkotika di sekolah, lembaga peribadatan, dan lembaga masyarakat di mana remaja terlibat didalamnya. Masalah kejahatan adalah salah satu masalah sosial yang selalu menarik dan menuntut perhatian yang serius dari waktu ke waktu. Terlebih lagi kejahatan tentang narkotika khususnya penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. Menyadari tingginya tingkat penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar mendorong masyarakat baik langsung maupun tidak langsung memberikan reaksi terhadap penyalahgunaan narkotika dan penggunaannya. Reaksi tersebut pada hakikatnya berkaitan dengan maksud dan tujuan dari usaha pencegahan kejahatan atau yang biasa disebut dengan usaha preventif atau dalam bahasa hukum biasa disebut dengan upaya non penal (prevention without punishment) dalam penanggulangan kejahatan. Sekolah mempunyai peranan yang sangat besar dalam upaya pencegahan penggunaan narkotika di kalangan pelajar karena sekolah menengah berperan dalam mempersiapkan siswa untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Anak se-usia SMA merupakan remaja yang penuh dengan persoalan-persoalan dan dapat membuat mereka menjadi bingung bila tidak mendapat bantuan yang tepat, sehingga dapat membawa remaja kepada perbuatan yang melanggar norma hukum seperti menggunakan narkotika yang terjadi dalam kehidupan 11

masyarakat, sekolah maupun di rumah. Untuk itu sekolah sebagai salah satu bagian dari masyarakat melakukan upaya-upaya pencegahan berupa upaya non penal, hal ini sesuai dengan rumusan undang-undang No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, pada pasal 57-59 yang menerangkan bahwa masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi dalam membantu pemerintah melakukan penanggulangan penyalahgunaan narkotika. Dalam hal ini upaya pencegahan tersebut telah dilakukan oleh SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh guna mencegah siswa dalam menggunakan Narkotika, salah satunya dengan membuat tata tertib sekolah. Menurut teori dari buku Abu Ahmadi, (1991:7), bahwasanya adapun upaya yang dilakukan sekolah dalam melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar antara lain membuat tata tertib. Setiap sekolah harus mempunyai tata tertib, tata tertib sekolah tersebut berisi peraturanperaturan tentang sekolah dimana didalamnya terdapat peraturan tentang seragam, jam masuk, kedisiplinan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan tingkah laku siswa maupun guru di sekolah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis laksanakan tentang Program Sekolah dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Di SMAN 13 Dan SMAN 7 Banda Aceh dapat disimpulkan sebagai berikut : Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang sesusai dengan permasalahan yang diangkat penulis mendapatkan hasil melalui observasi wawancara dengan guru dan melalui dokumentasi penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sekolah melaksanakan program pencengahan penyalahgunaan narkotika pada siswa disekolah SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh. pun program sekolah dalam upaya pencengahan penyalahgunaan narkotika antara lain: a. Membuat tata tertib sekolah dengan sanksi yang tegas. b. Memaksimalkan tugas guru pembimbing atau BK (bimbingan konseling). c. Melakukan razia secara intensif. d. Bekerjasama dengan instansi terkait guna penyuluhan dan sosialisasi. e. Menggunakan ekstrakurikuler sebagai sarana pencegahan f. Memasukkan materi tentang narkotika ke dalam kurikulum pengajaran. Beberapa upaya yang dilakukan sekolah bahwa SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh tidak tinggal diam melihat begitu banyak fenomena yang terjadi mengenai penyalahgunaan Narkotika yang telah merambah dunia pendidikan di kalangan pelajar. Disamping itu juga membahas mengenai pandangan para siswa/i SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh mengenai Narkotika jika dilihat dari aspek kognitif sosialnya sudah tergolong baik, hal ini ditunjukkan dengan pandangan mereka terhadap Narkotika sudah banyak yang mengetahui tentang bahaya dan akibatnya sehingga siswa cenderung menolak untuk menggunakannya. Saran Dengan melihat dari kesimpulan dan juga permasalahan mengenai upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan pelajar, maka penulis memberikan beberapa saran antara lain : a. Sekolah merupakan tempat dan juga sarana yang paling efektif untuk mencegah penggunaan narkotika dan peran guru sangat penting di dalamnya untuk itu seharusnya para guru lebih memahami tentang segala bentuk, kegunaan, manfaat, kerugian dan segala sesuatu tentang narkotika agar para guru bisa menjelaskan dan memberikan pengetahuan kepada siswanya tentang narkotika dengan benar. b. Agar upaya pencegahan dapat berkesinambungan dan efektif maka diperlukan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak oleh karena itu pihak yang terlibat dalam hal ini guru harus dapat berkoordinasi lebih baik lagi agar para guru bisa bekerjasama dengan baik 12

untuk melakukan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkotika di SMAN 13 dan SMAN 7 Banda Aceh. c. Diharapkan dalam melakukan pengawasan orang tua dituntut untuk lebih aktif, lebih banyak memberikan perhatian karena tanpa bantuan dan kerjasama dengan orang tua sekolah tidak dapat melakukan dengan baik terhadap pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Gramedia. Sudarwan, Danim. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Alfabeta. Juliansyah, Noor.(2011) Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertai, Dan Karya Ilmiah. Jakarta:Kencana. Sukardi, Dewa Ketut (2001). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Sasangka, Hari. (2003). Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana. Bandung : CV. Mandar Maju. 13