PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

dokumen-dokumen yang mirip
PELUANG PENGEMBANGAN PENANGKAR KEDELAI DI BANTEN

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

Analisis Usahatani Kacang Tanah sebagai Komoditas Unggulan di Lahan Kering Kabupaten Bantul

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Ngawi Jawa Timur

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

INTRODUKSI TEKNOLOGI PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS REUSE, REDUCE DAN RECYCLE (3R) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI 1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN SELA DI ANTARA KELAPA PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT PROVINSI JAMBI

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

Hasil Litkaji Jumat, 20 April :00

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

Abstrak

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Banten Jl. Raya Ciptayasa Km. 01 Ciruas, Serang Banten Email : resmayeti63@yahoo.com ABSTRAK Budidaya kacang tanah telah dilakukan oleh petani secara turun temurun di Desa Sigedong Kecamatan Mancak Kabupaten Serang. Kendala yang dihadapi petani dalam pengembangan usahatani kacang tanah antara lain: penggunaan benih dari hasil panen sebelumnya, produktivitas kacang tanah masih rendah, penerapan teknologi budidaya belum sesuai anjuran, ketersediaan benih bermutu, dan tingkat kesuburan tanah rendah. Untuk memperbaiki usahatani kacang tanah, BPTP melakukan introduksi teknologi budidaya dan memberikan pelatihan teknologi pengomposan. Kegiatan pengkajian usahatani kacang tanah menggunakan pendekatan participatory on farm research. Untuk pencapaian tujuan pengkajian dilakukan koordinasi, pelatihan dan praktek. Budidaya kacang tanah dilakukan di lahan seluas 1,0 ha dengan teknologi introduksi yakni penggunaan varietas unggul baru, varietas Domba dan teknologi petani menggunakan varietas lokal. Komponen tanaman kacang tanah yang diamati adalah tinggi tanaman, daya tumbuh, dan produksi polong kering. Untuk menghitung keuntungan dilakukan analisis finansial terhadap struktur biaya usahatani kacang tanah, sedangkan kelayakan pengembangan teknologi digunakan nilai MBCR. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan teknologi introduksi menghasilkan pertumbuhan dan daya tumbuh tanaman kacang tanah varietas Domba yang lebih baik yaitu 98.3% dan 76,89 cm dibanding varietas lokal yaitu 89,0% dan 70,23 cm. Produksi polong kering yang diperoleh pada teknologi introduksi adalah 1.900 kg/ha dan cara petani 1.400 kg/ha. Keuntungan yang diperoleh petani dengan teknologi introduksi sebesar Rp 6.800.000,- dan cara petani sebesar Rp 4.700.000,-. Nilai MBCR dari penerapan teknologi kacang tanah sebesar 2.50 yang berarti setiap tambahan biaya dalam menerapkan teknologi tersebut sebesar Rp.1.000 dapat meningkatkan penerimaan petani sebesar Rp. 2.500. Niilai MBCR 2,50 juga menujukkan bahwa teknologi introduksi layak dikembangkan petani dan varietas Domba adaptif di Desa Sigedong. Kata Kunci: Kacang tanah, teknologi, produksi, pendapatan 1

PENDAHULUAN Kabupaten Serang memiliki lahan sawah dan lahan kering seluas 54.547 ha dan 117.690 ha (BPS, 2010). Luas panen kacang tanah di Kabupaten Serang pada tahun 2009 sebesar 9.952 ha, jauh lebih tinggi dibandingkan luas panen tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2.298 ha. Rata-rata produktivitas kacang tanah di Kabupaten Serang pada tahun 2009 baru mencapai 1.0-1,5 ton/ha polong kering, jauh lebih rendah dibandingkan potensi varietas unggul yang mencapai 2 3,5 ton/ha. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kacang tanah di Kabupaten Serang, antara lain adanya keragaman tanah dan lingkungan yang menyebabkan bervariasinya tingkat adaptasi varietas-varietas unggul, sebagian besar petani masih menggunakan varietas lokal yang dihasilkan dari panen sebelumnya dan tidak diketahui asal-usulnya (Resmayeti dkk, 2010). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah di Kabupaten Serang adalah introduksi teknologi budidaya kacang tanah sesuai dengan agroekosistem yaitu lahan kering Prospek pengembangan kacang tanah di Kabupaten Serang, Banten cukup besar terutama dari ketersediaan lahan dan permintaan untuk bahan baku pengolahan aneka produk. Salah satu komponen yang paling menentukan dalam pengembangan kacang tanah adalah benih. Industri benih nasional tanaman pangan baru berkembang untuk padi, sedangkan untuk kacang-kacangan termasuk kacang tanah sebagian besar masih bersifat informal dan hasil tanpa jaminan mutu/sertifikasi benih (Puslitbangtan, 2009). Disisi lain, Badan Litbang telah melepas sejumlah varietas unggul dengan karakteristik dan potensi hasil 2,0-2,6 t/ha, umur panen 90-110 hari, toleran bercak dan karat, diantaranya: Jerapah, Kancil, Bison, Tuban, Turangga, Domba, Kelinci dan Singa (Mussadad, 2008). Namun, penyebaran dan adopsi varietas unggul kacang tanah di tingkat petani masih sangat rendah. Belum berkembangnya berbagai varietas unggul kacang tanah di tingkat petani antara lain disebabkan belum berkembangnya sistem perbenihan unggul kacang tanah dan keterbatasan sumber benih. Percepatan penyebaran dan adopsi varietas unggul oleh petani sangat dipengaruhi tingkat kemudahan pelaksanaan (teknis), dan keuntungan yang diperoleh (ekonomis). Oleh karena itu, guna mempercepat penggunaan benih bermutu di tingkat petani dilakukan pelatihan dan praktek budidaya kacang tanah secara partisifatif di lahan petani sehingga petani secara langsung melihat keunggulan teknologi yang diterapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani kacang tanah melalui teknologi 2

penggunaan varietas unggul Domba di desa Sigedong Kecamatan Mancak Kabupaten Serang Banten. METODOLOGI Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan participatory on farm research. Untuk mencapai tujuan pengkajian dilakukan koordinasi, pelatihan dan temu lapang. Pengkajian dilaksanakan di lahan petani yang tergabung dalam kelompok tani/up- FMA Karya Makmur Desa Sigedong, Kec. Petir, Kab. Serang pada bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011. Tahapan kegiatan diawali dengan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk mengetahui dan mengidentifikasi kondisi eksisting usahatani, permasalahan yang dihadapi, kebutuhan teknologi dan peluang pengembangan (Anonymous, 2009). Hasil PRA merupakan input yang akan dianalisis dengan menggunakan Farming Sytem Analysis (FSA), dan selanjutnya digunakan sebagai bahan dan informasi untuk memilih dan menentukan usahatani. FSA terpilih akan diimplementasikan pada kegiatan demonstrasi teknologi FSA yaitu usahatani kacang tanah. Selain survey PRA juga dilakukan koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Serang dan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi. Pemberdayaan kelompok tani meliputi pelatihan, praktek dan temu lapang dengan narasumber dari BPTP, Dinas Pertanian dan Penyuluh. Materi yang disampaikan mengenai teknik budidaya kacang tanah (pengolahan tanah, pembuatan guludan, jarak tanam, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan), pengendalian hama dan penyakit, penanganan pasca panen. Kepada petani juga diberikan pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak dengan materi Teknologi Pengomposan (Balai Penelitian Tanah, 2009). Melalui kegiatan pelatihan dan praktek terjadi peningkatan pengetahuan dari anggota kelompok tani tentang budidaya kacang tanah mulai dari persiapan lahan sampai panen dan pascapanen serta pembuatan pupuk organik. Setelah mendapat informasi teknologi para petani penuh semangat yang kuat ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu budidaya kacang tanah. Untuk melengkapi infromasi kepada petani, BPTP membagikan media informasi berupa leaflet, poster, banner kacang tanah. Kegiatan budidaya kacang tanah menerapkan Teknologi Kacang Tanah yang dianjurkan Puslitbangtan/Balitkabi (Marwoto et al., 2009). Kegiatan pengkajian 3

mengintroduksikan paket teknologi yang direkomendasikan dan sebagai pembanding adalah teknologi petani (Tabel 1). Tabel 1. Budidaya kacang tanah dengan Introduksi Teknologi dan Teknologi Petani Uraian Teknologi Introduksi Teknologi Petani Varietas VUB, Domba Lokal Perlakuan benih Furadan Furadan Pengolahan tanah Sempurna sederhana Jumlah benih 1 butir/lubang 1 butir/lubang Cara Tanam Tugal Tugal Jarak Tanam 40 x 20 cm 25 x 30 cm Pupuk Organik 2 ton/ha 0 Pupuk an organik Urea 150 kg/ha Urea 100 kg/ha SP-36 200 kg/ha SP-36 100 kg/ha KCL 50 kg/ha Phosnka 100 kg/ha Untuk mengetahui kondisi eksisting, permasalahan dan peluang pengembangan kacang tanah digunakan kuisioner terstruktur dengan mewawancarai 50 orang anggota kelompok tani. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisa secara deskkriptif. Data komponen hasil kacang tanah dan data struktur penggunaan biaya usahatani dianalisis untuk melihat keuntungan dan kelayakan usahatani kacang tanah dengan introduksi teknologi dan usahatani dengan cara petani. Untuk melihat apakah teknologi itu layak untuk dikembangkan digunakan nilai MBCR (Malian, 2004). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Wilayah Wilayah pengkajian termasuk lahan kering dengan ketinggian 27-55 m dpl, dengan tingkat kesuburan rendah dan ph tanah 5,0-6,2. Topografi lahan datar sampai > 3% gelombang dan jenis tanah podsolik merah kuning dengan tipe B, suhu 28 0 C dengan ratarata curah hujan dan hari hujan masing-masing 2,382 mm/th dan 94 hari/tahun. Hamparan lahan kering dimanfaatkan sebagai sawah tadah hujan untuk tanaman padi gogo, kacang tanah dan jagung serta tanaman sayuran. Dalam pengembangan usahatani kacang tanah kendala yang ditemukan petani meliputi: kesuburan tanah rendah, benih bermutu sulit dan permodalan untuk biaya produksi. Untuk mengatasi kesuburan tanah, BPTP memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik 4

melalui pemanfaatan kotoran ternak kambing mengingat di wilayah ini potensi kotoran ternak tersedia. Pupuk organik ini kemudian dipergunakan untuk budidaya kacang tanah. Dampak dari pelatihan, petani secara berkelompok sudah dapat menghasilkan dan menjual pupuk organik, sehingga dapat menambah pendapatan. Disisi lain, petani sudah mengadopsi penggunaan pupuk organik untuk tanaman lain seperti sayuran-sayuran. Eksisting budidaya kacang tanah di Desa Sigedong, menggambarkan bahwa petani tidak menggunakan pupuk organik dan sebagian besar belum menggunakan benih berlabel. Petani yang menggunakan benih berlabel hanya 30% dan 70% tidak berlabel atau berasal dari hasil panen sendiri/saved seed. Petani pengguna benih berlabel umumnya mendapatkan bantuan pemerintah atau dari hasil kerjasama dengan lembaga pemerintah/swasta. Rata-rata produktivitas kacang tanah di Desa Sigedong 1,1 ton/ha Peluang peningkatan produktivitas dapat ditempuh melalui penggunaan benih kacang tanah unggul baru yang memiliki potensi hasil 2-3,5 t/ha (Suyamto et al., (2011). Hasil pengkajian usahatani kacang tanah di Desa Sigedong dengan menerapkan teknologi introduksi penggunaan varietas unggul baru Domba dan penambahan pupuk organik diperoleh hasil sebanyak 1,9 ton/ha lebih tinggi dari pada teknologi petani yang menggunakan varietas lokal dan tanpa pemberian pupuk organik sebesar 1,4 ton/ha (Tabel 2). Produksi varietas Domba sebesar 1,9 ton masih dibawah potensi genetiknya yaitu sebesar 2 t/ha (Anonymous, 2009). Selanjutnya dari pertumbuhan tanaman kacang tanah, varietas Domba lebih baik dibanding varietas lokal. Demikian pula dari komponen daya tumbuh dan tinggi tanaman kacang tanah varietas domba mencapai 98,3% dan 76,89 cm, lebih tinggi dari pada varietas lokal yaitu 89% dan 70,23 cm. Dengan demikian, varietas Domba dapat tumbuh lebih baik dan adaptif untuk dikembangkan di Desa Sigedong menggantikan varietas lokal. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa varietas yang potensial dikembangkan dan memiliki daya adaptasi cukup baik di Desa Cimaung- Serang adalah varietas Singa, dan Landak dengan produksi 2,26 dan 1,97 t/ha (Zuraida et al., 2010). 5

Tabel 2. Karakteristikdan komponen hasil kacang tanah varietas Domba dan Lokal Variabel Varietas Domba Varietas lokal Daya tumbuh 98,3% 89.0% Tinggi Tanaman (cm) 60 HST 76.89 70,23 Umur berbunga 35 30 Umur panen (hari) 95 100 Berat 100 biji (gram) 47,9 42,7 Jumlah polong per tanaman 27 20 Hasil Polong Kering (t/ha) 1.9 1.4 Usahatani Kacang Tanah Hasil usahatani kacang tanah dengan teknologi introduksi memberikan keuntungan lebih besar dibanding dengan teknologi petani (Tabel 3). Selanjutnya diperoleh nilai MBCR sebesar 2.50, yang berarti bahwa tiap Rp. 1.000,- tambahan biaya yang disebabkan perubahan teknologi menyebabkan diperolehnya tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.500,- Perubahan teknologi menghasilkan tambahan penerimaan bagi petani sebesar Rp 3.500.000,- atau tambahan keuntungan sebesar Rp. 2.100.00,-. Nilai MBCR 2,50 juga berarti bahwa perubahan teknologi introduksi layak dikembangkan oleh petani. Dengan demikian, diharapkan terjadi adopsi teknologi oleh petani dan menerapkannya kembali akan memberikan dampak pada peningkatan pendapatan dan keuntungan kepada petani. 6

Tabel 3. Analisia Usahatani kacang tanah dengan teknologi introduksi dan teknologi petani URAIAN Teknologi Introduksi Teknologi Petani Perubahan biaya/penerimaan Penerapan teknologi Pengolahan tanah 800.000 800.000 0 Penanaman 500.000 500.000 0 Pemupukan 500.000 400.000 100.000 Penyiangan 400.000 400.000 0 Penyemprotan 400.000 400.000 0 Benih 1.200.000 750.000 450.000 Pupuk 1.600.000 750.000 850.000 Pestisida 300.000 300.000 0 Panen, pascapanen 800.000 800.000 0 Total Biaya (Rp) 6.500.000 5.100.000 1.400.000 Harga Jual polong kering (Rp/kg) 7.000 7.000 Produksi polong kering (kg) 1.900 1.400 Penerimaan (Rp) 13.300.000 9.800.000 3.500.000 Keuntungan (Rp) 6.800.000 4.700.000 2.100.000 B/C rasio 1.05 0.92 R/C rasio 2.04 1.92 MBCR 2.50 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Penerapan teknologi budidaya kacang tanah oleh petani dapat memberikan kelayakan usahatani yang menguntungkan. Melalui pendampingan teknologi dan introduksi varietas unggul baru kacang tanah diperoleh polong kering sebesar 1.900 kg/ha lebih tinggi dari cara petani sebesar 1,400 kg/ha. Tambahan keuntungan yang diperoleh petani dengan introduksi teknologi Rp. 2.100.000,- per musim tanam. 2. Nilai MBCR dari perubahan teknologi sebesar 2.50 yang berarti bahwa tiap Rp. 1.000 tambahan biaya yang disebabkan penerapan teknologi menyebabkan diperolehnya tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.500. Nilai MBCR 2,50 berarti juga perubahan teknologi cara petani ke teknologi budidaya kacang tanah sesuai anjuran layak untuk dilakukan dan dikembangkan oleh petani. 7

DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2009. Deskripsi Varietas Unggul Palawija 1918-2009. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. 330 halaman. Badan Litbang Pertanian. 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kacang tanah. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 29 hal. Balai Penelitian Tanah. 2009. Teknologi Pengomposan. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 82 halaman. BPS Banten.2010. Banten dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. 312 halaman. Marwoto, D. Harnowo, M.M Adhie, M. Anwari, J. Purnomo, Riwanoja dan Subandi. 2009. Panduan Teknis. Produksi Benih Sumber Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian. 30 halaman Malian, A.H. 2004. Analisis Ekonomi Usahatani dan Kelayakan Finansial Teknologi pada Skala Pengkajian. Makalah disajikan dalam Pelatihan Analisa Finansial dan Ekonomi bagi Pengembangan Sistem dan Usahatani Agribisnis Wilayah, Bogor 29 November- 9 Desember 2004. Mussadad, A. 2008. Teknologi Produksi Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kaya dan Ubi Jalar. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Puslitbang Tanaman Pangan. 33 hal. Puslitbangtan. 2009. 5 Tahun (2005-2009) Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Puslitbangtan. 54 halaman. Resmayeti, Zuraida Y, E. Kardiyanto, 2010. Laporan Akhir FEATI/ Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian Balai pengkajian Teknologi Pertanian Banten. 60 halaman. Suyamto, I.M.J. mejaya dan Marwoto.2011. Arah Peneltian dan Pengembangan aneka kacang dan Ubi untuk Mendukung Peningkatan produksi. Prosiding Seminar Nasional Hasil Peneltian Tanaman kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Puslitbangtan p:1-13. Zuraida, Y. Resmayeti P dan A. Saryoko. 2010. Uji Adaptasi varietas Unggul Kacang Tanah mendukung Demplot FSA-FEATI di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Prosiding Seminar Nasional Membangun Sistem Inovasi di Perdesaan. Balai Besar pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. p: 144-148. 8

9