BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib. DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kualitas dan kemampuan antara lain: (1) memiliki identitas diri

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm Fathul Mu in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diterima itu negatif, yang nantinya dapat menjerumuskan siapapun. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB II. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Febrianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan moral dalam diri masyarakat terlihat semakin nyata akhirakhir

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Bahasa

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

I. PENDAHULUAN. komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian. manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Keputusan Dirjen Dikti No.150/ DIKTI/Kep/2000 dan No. 267/ DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara yang berlangsung cepat serta kebutuhan untuk mengantisipasi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat disertai pola berkehidupan global, mengharuskan Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi, Departemen Pendidikan Nasional untuk selalu mengevaluasi kesahihan isi silabus dan GBPP Pendidikan Kewarganegaraan beserta proses pembelajaranya. Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup Pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN). Di dalam operasional, ketiga mata kuliah wajib tersebut dihimpun dalam kelompok mata kuliah pembinaan kepribadian ( MKPK) sebagai bagian dari kurikulum inti yang berlaku secara nasional.( Agustian,2013 :11) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran yang sangat besar dalam Pendidikan Karakter siswa Setelah keluarga. Peran strategis mata Pelajaran Pendidikan 1

2 Kewarganegaraan (PKn), atau sebelumnya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Sebagai instrumen Pendidikan Karakter Bangsa, mata pelajaran tersebut diberikan sejak SD sampai ke perguruan tinggi. Persoalanya adalah mengapa akhir akhir ini kita masih banyak menyaksikan perilaku menyimpang, dan menganggu ketertiban sosial dari Siswa siswi di indonesia. Nilai nilai Pancasila sekarang sudah banyak ditinggalkan oleh sebagian warga negara, paling tidak sudah banyak siswa siswi yang perilakunya tidak lagi dipedomi oleh nilai nilai pancasila. Menurut Malik Fajar, PKn memiliki peranan yang sangat penting sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam mencapai ini, PKn perlu segera dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk standar nasional, standar materi serta model model pembelajaran yang efektif, dengan memerhatikan empat hal. Pertama, PKn perlu mengembangkan kemampuan dasar terkait dengan kemampuan intelektual, sosial (berpikir, bersikap, bertindak, serta berpartisipasi dalam hidup masyarakat). Kedua, PKn perlu mengembangkan daya nalar (state of mind) peserta didik/siswa pengembangan kecerdasaan (civic intelligence), tanggung jawab (civic responsibility), dan partisipasi (civic participation) warga Negara sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi. Ketiga, PKn perlu mengembangakan pendekatan pembelajaran yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pada pelatihan penggunaan logika dan penalaran. Keempat, Kelas PKn

3 sebagai laboraturium demokrasi bukan sekedar membubuhkan pemahaman, sikap, dan perilaku demokratis (teaching democracy), tetapi memerlukan model pembelajaran yang secara berlangsung menerapkan cara hidup berdemokrasi. Peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai instrumen Pendidikan Karakter sejauh ini dirasakan belum optimal yang diduga kurang optimalnya pendidikan kewarganegaraan (PKN) dalam kontribusi membangun karakter, perbedaan orientasi dan muatan PKN dibandingkan dengan Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (PPKN) dan karena muatanya lebih banyak menekankan aspek kognitif. PKn lebih banyak menekankan aspek kognitif daripada aspek afektif. Dalam kenyataanya, Pendidikan Kewarganegaraan lebih banyak mentranfer pengetahuan dan ketrampilan, tanpa disertai dengan internalisasi nilai yang terkandung dalam pengetahuan tersebut. Peserta didik hanya memiliki pengetahuan, tetapi tanpa memahami nilai- nilai yang terkandung didalamnya. Yang lebih ironis, pengetahuan yang telah dimiliki tidak dijadikan referensi atau pembimbing dalam berperilaku. Pengetahuan yang mereka peroleh hanya pengetahuan tanpa makna. Akibatnya pendidikan hanya menghasilkan manusia yang egois, yang tidak memahami arti kehidupan yang didalamnya da perbedaan, nilai dan norma harus dihormati dan dijunjung tinggi. Hal ini dapat kita buktikan, misal hampir semua siswa tahu bahwa kalau lampu lalu lintas menyala merah artinya harus berhenti, tetapi masih banyak juga yang melanggar. Hampir semua siswa tahu kalu membuang sampah di sembarang tempat dapat menimbulkan banjir,

4 tetapi masih banyak siswa, bahkan juga mereka yang naik mobil membnuang sampah disembarang tempat. Penguatan Pendidikan Karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis yang nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan millik kita yang paling berharga, yaitu anak-anak. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan, yaitu anak-anak. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja kebiasaan menyontok, dan penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, perkosaan, perampasan, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Perilaku remaja kita juga diwarnai dengan gemar menyontek, kebiasaan bullying disekolah, dan tawuran. akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan ini telah menjurus kepada tindakan kriminal. Untuk itu, kondisi dan fakta kemerosotan karakter dan moral yang terjadi menegaskan bahwa para guru yang mengajar mata pelajaran apa pun harus memiliki perhatian dan menekankan pentingnya pendidikan karakter pada para siswa. Pendidikan karakter perlu dimulai dengan penanaman pengetahuan dan kesadaraan akan bagaiman bertindak sesuai nilai-nilai moralitas, sebab jika anak tidak tahu bagaimana bertindak, perkembangan moral mereka akan terganggu. Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan,

5 karena pendidikan merupakan alat yang paling efektif untuk menyadarkan individu dalam jati diri kemanusiaanya. Dengan pendidiakan akan dihasilkan kualitas manusia yang memiliki kehalusan budi dan jiwa, memiliki kecemerlangan pikir, kecekatan rata, dan memiliki kesadaran penciptaan dirinya Dibanding faktor lain. Pendidikan Karakter yang sudah ditanamkan di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo sudah termasuk cukup bagus, contohnya dari segi kedisiplinan di SMA tersebut menekankan masuk jam 06.45 bagi siswa yang terlambat akan diberikan hukuman, dan pada jam 08.15 siswa-siswi, guru dan karyawan melaksankan shlat dhuha secara bersmasama begitu juga pada saat shlat dhuhur ataupun shlat ashar, dari segi ekstrakulikuler di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo sudah beberapa kali memenangkan lomba Reog dan terkenal juga dengan MarcingBand nya. Disinilah dapat terlihat kalau di SMA Muhammadiyah 1 ponorogo sangat mengutamakan Pendidikan karakter bagi siswa-siswinya agar menjadi generasi penerus bangsa yang bisa merubah kehidupan bangsa ini. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 2 tahun, dalam kurikulum 2013 penekanan pada pendidikan karakter. untuk mengetahui hasil yang dicapai dari proses pembelajaran PKn dalam kaitannya dengan pembentukan karakter siswa, maka diperlukan kajian yang komprehensif,

6 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo merupakan salah satu SMA Swasta favorit di Kota Ponorogo dengan tingkat kelulusan yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, seperti : Tabel.1 Data Nilai Rata-Rata Ujian Nasional (3 Tahun terakhir) Jurusan Mata pelajaran Nilai Rata-Rata Ujian Nasional 2012/2013 2013/2014 2014/2015 IPA Bahasa Indonesia 7,75 7,22 7,84 Bahasa Inggris 7,57 7,49 7,88 Matematika 7,94 7,45 8,17 Fisika 8,36 7,49 8,64 Kimia 8,22 6,30 8,04 Biologi 8,57 6,72 8,20 IPS Bahasa Indonesia 7,24 6,86 7,84 Bahasa Inggris 7,42 7,61 7,88 Matematika 8,25 7,16 8,17 Ekonomi 7,88 7,30 8,35 Sosiologi 7,15 7,35 7,49 Geografi 7,26 6,68 7,91 Sumber : SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo Ditambah lagi dengan ekstrakurikuler yang berprestasi seperti halnya MarcingBand dan Reog Ponorogonya. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran di sekolah tersebut berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas maka perlu diteliti bagaimana peran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter sehingga peneliti mengambil judul: PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN

7 KARAKTER SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang, maka Rumusan Masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Peranan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukaan karakter siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo Tahun pelajaraan 2014/2015?. C. TUJUAN PENELITIAN Dari uraian diatas maka tujuan utama dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran pendidikan kewarganegaraan terhadap pembentukaan karakter siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo 2014/2015. 1. MANFAAT PENELITIAN a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan masukan dalam teori pendidikan karakter, khususnya di sekolah pada masa-masa yang akan datang atau selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan sebagai tambahan keilmuan dalam pembentukan karakter siswa pada pembelajaran PKn. b. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini akan berguna bagi : 1) Bagi masyarakat: Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat agar mengetahui fungsi pentingnya pendidikan

8 karakter serta masyarakat juga dapat bertindak langsung dalam upaya meningkatkan pendidikan karakter dan semoga saja hasil penelitian ini juga bermanfaat untuk para orang tua dalam mendidik anak. 2) Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam membentuk pribadi setiap para peserta didiknya. 3) Bagi jurusan Penelitian ini dilakukan dengan pemberian insentif kepada para dosen/peneliti perguruaan tinggi yang kompetetif berdasakan kompetensi yang relevan dengan focus bidang kajian secara mendalam dan untuk memberikan informasi dan gambaran memungkinkan berguna dikalangan akademik dalam melanjutkan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini pada masa yang akan datang. 4) Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengetahui lebih dalam mengenai penidikan karakter di sekolah. Hasil peneliti ini juga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan penelitian selanjutnya.