BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan adanya sebuah metode atau pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

PEMBELAJARAN KESENIAN REJUNG MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK PENANAMAN NILAI BUDAYA LOKAL DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Fadhilah Hidayatullah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Seni musik merupakan aktivitas seni yang dapat didengar, dinikmati, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Seni musik dianggap cabang seni yang tertua diantara cabang seni yang lain (seni

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan globalisasi berkembang pesat membawa pengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SOLFEGIO UNTUK PEMBELAJARAN KETRAMPILAN BERMAIN MUSIK DI SEKOLAH DASAR

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang sekarang banyak digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun

BAB I. penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Pendidikan dalam seni merupakan, pendidikan sikap estetis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB TUNAGRAHITA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis dan dijabarkan secara kualitatif. Sasaran akhir yang diharapkan yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kuliah IPW I di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI dibangun oleh pemahaman

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan terarah dalam rangka mengembangkan potensi-potensi intelektual, emosional, dan spiritual dalam diri manusia. Pendidikan nasional sebagai sebuah sistem itu sendiri berarti bahwa pendidikan nasional dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara terprogram, jelas, dan sistematis. Pendidikan nasional dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Seni merupakan salah satu aspek peradaban dan kebudayaan manusia. Seni diwariskan dan dikembangkan sebagai salah satu bentuk kekayaan budaya, kreativitas, dan intelektual suatu masyarakat atau bangsa. Pendidikan seni merujuk pada upaya mempertahankan dan mengembangkan seni di lingkungan pendidikan dan di praktikkan di lingkungan masyarakat. Salah satu bidang pendidikan seni adalah pendidikan seni musik. Pendidikan musik adalah salah satu upaya pengembangan diri yang di dalamnya dapat menggali dan mengembangkan keterampilan serta kreativitas peserta didik dalam bidang seni musik. Setiap anak manusia memiliki potensi mendasar dalam bidang seni, khususnya musik. Potensi ini perlu dikembangkan

2 dan ditanamkan sejak dini. Selain itu, keterampilan musik tidak dapat dipandang terpisah sebagai keterampilan seni musik saja, melainkan juga sebagai satu kesatuan seni secara khusus dan umumnya sebagai keterampilan hidup. Pendidikan seni musik adalah salah satu alat untuk membantu perkembangan jiwa manusia, karena pada dasarnya melalui pendidikan musik kita dapat melatih ingatan, pengamatan, pendekatan, berbicara, kemauan dan disiplin, menumbuhkan rasa percaya diri, gotong royong, rasa toleransi, memperhalus getaran jiwa terhadap rasa keindahan (estetika) dan perhatian terhadap keadaan sekitarnya. (Mutia, 2006: 1) Pendidikan musik memiliki ciri karakteristik khas dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Pendidikan musik, seperti pelajaran yang lainnya, memiliki setidaknya dua aspek, yaitu aspek teori dan aspek praktek. Pada dasarnya, pendidikan musik diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetis dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada bidang seni musik pada diri siswa secara menyeluruh. Karakteristik khas pendidikan seni musik terletak pada keterampilan peserta didik yang diasahnya, yaitu rasa estetis dan artistik. Meskipun terdapat keterampilan kognitif yang diajarkan, tetapi porsinya hanya sedikit dibandingkan dengan kedua keterampilan tersebut. Peran guru dalam pendidikan musik memiliki pengaruh besar terhadap hasil belajar peserta didik. Di dalam suatu pembelajaran, kompetensi guru sangat mempengaruhi pada keberhasilan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Usman (1990: 7) bahwa: Guru yang kompeten lebih mampu mengelola proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Selain itu, pembelajaran musik memerlukan komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan peserta didik, sehingga

3 kompetensi guru tersebut dapat diajarkan kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran musik. Guru sekolah dasar merupakan guru yang memiliki peran dalam pembentukan keterampilan dasar seni yang akan dapat dikembangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kompetensi guru sekolah dasar tentu memiliki karakter yang berbeda dengan guru di jenjang pendidikan yang lainnya. Maka dari itu, para calon guru sekolah dasar, khususnya mahasiswa yang mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) perlu dididik dan dilatih untuk menjadi guru seni musik di sekolah dasar dengan cara yang tepat. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru sekolah dasar dalam bidang seni musik dan pembelajarannya dengan sasarannya adalah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya merupakan instansi pendidikan yang menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi ini adalah program pendidikan yang mencetak guru Sekolah Dasar. Dalam hal ini guru yang dipersiapkan dalam mendidik anak sekolah dasar adalah guru kelas. Guru Sekolah Dasar merupakan guru yang harus bisa menguasai berbagai mata pelajaran, mulai dari matematika, Bahasa, IPA, IPS, termasuk Seni Musik. Mata kuliah Pendidikan Seni Musik merupakan bagian dari mata kuliah yang terdapat dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

4 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Tujuan mata kuliah Pendidikan Seni Musik dalam kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar adalah: Mahasiswa memahami secara komprehensif tentang strategi pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar, memiliki sikap kependidikan tentang seni, membekali mahasiswa agar dapat memiliki sikap kritis analitis, peka, serta paham dan kreatif terhadap fenomena karya musik. (Kurikilum Universitas Pendidikan Indonesia 2009) Akan tetapi pada kurikulum perkuliahan Program Studi PGSD, mata kuliah Pendidikan Seni Musik hanya ditawarkan dalam satu semester (2 SKS) saja, sehingga pendalaman tentang pendidikan seni musik dirasakan sangat kurang. Hal tersebut akan dapat berakibat pada minimnya pengetahuan mahasiswa terhadap pendidikan seni musik. Untuk itu, perlu pengajaran metode pembelajaran musik dalam mata kuliah Pendidikan Seni Musik yang lebih baik dan tepat untuk mahasiswa PGSD. Salah satu akibatnya yang terjadi di lapangan terdapat kebiasaan dalam pembelajaran musik yang kurang tepat, contohnya adalah guru mengajarkan bernyanyi kepada siswa hanya dengan metode imitasi saja. Hal ini dirasakan belum tuntas, karena pada dasarnya pendidikan musik bukan bertujuan agar anak pandai bernyayi, ini sesuai dengan pandangan Dalcroze yang dikutip oleh A. T. Mahmud (1981: 17): Bahwa tujuan pendidikan musik bukanlah untuk mencetak pemain musik atau penyanyi dengan teknik yang tinggi, melainkan untuk mengembangkan rasa musikal yang terdapat dalam diri manusia. Sehubungan dengan itu pelatihan pendengaran adalah latihan yang paling penting dalam pembelajaran musik,

5 Selain itu, dalam hal ini potensi musikal siswa dirasakan kurang berkembang, ini karena keterbatasan kompetensi dari guru pengajarnya tentang metode pembelajaran musik dan keterampilan musik itu sendiri. Atas dasar ini, maka mau atau tidak mau calon guru di sekolah dasar harus mendapatkan pengalaman dalam pembelajaran musik yang benar, sehingga pada saat mereka terjun sebagai guru, mampu untuk melaksanakan pembelajaran musik seperti yang tercantum di kurikulum. Pada kurikulum pendidikan seni musik di Sekolah Dasar (isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar): Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). Salah satu pokok bahasan yang ada dalam mata kuliah Pendidikan Seni Musik adalah Solfeggio. Kompetensi yang diharapkan adalah memberikan dasardasar pemahaman serta melatih pendengaran, membaca dan menulis yang meliputi melodi dan ritmik, untuk menunjang daya musikal. Pembelajaran Solfeggio dilaksanakan dalam lima pertemuan. Dalam proses pembelajarannya, materi yang disampaikan adalah tentang keterampilan membaca notasi, menirukan bunyi, dan menulis notasi musik sederhana, seperti yang ada dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum pendidikan seni musik di Sekolah Dasar. Isi salah satu Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar:

6 (1) Menampilkan permainan pola irama dan melodi sederhana. (2) Memeragakan dinamik sederhana. (3) Mengekspresikan diri melalui vocal, alat musik atau sumber bunyi sederhana. (4) Menyanyikan lagu anak-anak dan lagu wajib. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). Adapun selama ini, bahan ajar Solfeggio dalam pembelajaran pendidikan seni musik untuk mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar menggunakan bahan ajar yang diperuntukkan untuk umum dan mahasiswa pendidikan musik. Kondisi ini tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, karena mahasiswa PGSD mempunyai latar belakang yang berbeda dan kemampuan musikal yang beragam. Terutama bagi mahasiswa PGSD tidak dapat disamakan potensinya dengan mahasiswa seni musik. Selama penulis menjadi pengajar di UPI Kampus Tasikmalaya sejak tahun 2009, mayoritas mahasiswa PGSD memiliki keterampilan seni yang kurang terasah, meskipun kemampuan mereka mengenal dan memahami konsep sudah relatif baik. Jumlah mahasiswa yang memiliki keterampilan musik sangat terbatas di tiap angkatan. Penulis sendiri pernah menggunakan bahan ajar lainnya yang mendukung mahasiswa untuk melatih kepekaan musikal mereka, seperti apresiasi musik, video ansambel, dan praktek memainkan instrumen musik mulai dari instrumen sederhana hingga instrumen kreatif seperti dari barang bekas. Berbeda dengan mahasiswa seni musik yang terkadang mempelajari berbagai instrumen musik, mahasiswa PGSD cukup mempelajari instrumen musik yang sering digunakan di SD pada umumnya. Dari angkatan ke angkatan, penulis merasakan bahwa menggunakan bahan ajar yang sama diberikan kepada mahasiswa seni dan umum tidak cocok untuk mahasiswa

7 PGSD. Atas dasar ini, maka perlu adanya pengembangan bahan ajar Solfeggio yang khusus diperuntukkan mahasiswa PGSD. Tujuan dari pengembangan bahan ajar Solfeggio adalah untuk menyesuaikan kebutuhan materi yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan mahasiswa PGSD. Selain itu mengatasi keterbatasan frekuensi tatap muka antara mahasiswa dengan pengajar. Dengan adanya bahan ajar tersebut mahasiswa dapat belajar dan berlatih secara mandiri dan tidak terlalu menggantungkan pada pertemuan tatap muka. Bahan ajar harus memliki kompetensi dan materi yang mengarah kepada pengembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, menurut Greene dan Petty 1971 dalam Suryaman beberapa hal yang penting dalam penyususnan bahan ajar adalah: (1) bahan ajar harus memiliki landasan sudut pandang yang jelas dan mutakhir, (2) harus berisi materi yang disusun secara sistematis dan bertahap, (3) harus berisi materi yang disajikan dengan metode dan sarana yang mampu menstimulasi mahasiswa untuk tertarik membaca buku, (4) harus berisi materi yang mendalam sehingga memungkinkan siswa terbantu di dalam memecahkan masalah-masalah akademis yang dihadapinya, (5) harus berisi alat evaluasi yang memungkinkan mahasiswa mampu mengetahui kompetensi yang telah dicapainya. Manfaat pengembangan bahan ajar Solfeggio adalah pembinaan musikal secara mendasar dan menyeluruh. Selain itu, Kodijat (1983): Solfeggio dapat diartikan suatu kegiatan mengidentifikasi kepekaan musikal, baik itu kemampuan mengidentifikasi ritmik maupun kemampuan mengidentifikasi melodi. Dalam

8 pembelajaran Solfeggio, pelatihan kepekaan mengidentifikasi musikal ditekankan dalam tiga aspek, antara lain: (1) kemampuan mendengar atau Ear Training; (2) kemampuan membaca notasi Sight Reading; (3) kemampuan menyanyikan atau Sight Singing. Bertumpu pada permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan mengembangkan bahan ajar Solfeggio sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran musik untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar, khususnya di tempat penulis bekerja, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, masalah-masalah atau gejala-gejala seperti yang terjadi di lapangan dan menghambat proses pembelajaran musik, khususnya pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya dapat teratasi. Diharapkan penelitian ini juga dapat mengembangkan bahan ajar Solfeggio yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di UPI Kampus Tasikmalaya bagi mahasiswa PGSD. Selain itu, penelitian yang penulis lakukan dapat memberikan solusi dan masukan yang benar untuk peserta didik yang nantinya akan terjun ke lapangan maupun pengajar itu sendiri. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan permasalahan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengembangan bahan ajar Solfeggio untuk mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang layak digunakan oleh mahasiswa PGSD UPI Kampus Tasikmalaya?. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka dapat disusun beberapa pertanyaan penelitian secara spesifik sebagai berikut:

9 1. Bagaimana konsep dan karakteristik bahan ajar Solfeggio untuk mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kelayakan bahan ajar Solfeggio untuk diimplementasikan dalam pembelajaran pendidikan seni musik pada mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar? 3. Bagaimana produk akhir bahan ajar solfeggio yang digunakan pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Kampus Tasikmalaya? C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Bahan ajar: Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training). 2. Solfeggio: Solfeggio adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajaman pendengaran musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya. Muttaqin dan Kustap (2008: 188) 3. PGSD: Pendidikan prajabatan dan dalam jabatan (penyetaraan) guru kelas. Program ini bertujuan menghasilkan guru sekolah dasar yang memiliki kemampuan profesional di dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan proses dan sistem belajar mengajar di sekolah dasar (Kurikilum Universitas Pendidikan Indonesia 2009)

10 D. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui konsep dan karakteristik bahan ajar Solfeggio untuk mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar. 2. Mengetahui kelayakan bahan ajar Solfeggio untuk diimplementasikan pada program studi pendidikan guru sekolah dasar. 3. Menghasilkan produk bahan ajar Solfeggio untuk direkomendasikan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Peneliti Mendapat pemahaman tentang pembelajaran musik (Solfeggio) terutama pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Selain itu peneliti mengetahui dan memahami bagaimana cara untuk mengembangkan dan meningkatkan proses belajar mengajar musik (Solfeggio), sehingga dapat tercapai pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi juga tujuan yang ingin dicapai. 2. Mahasiswa PGSD Memberikan informasi pengetahuan dan meningkatkan wawasan, juga sebagai bahan masukan dalam menggunakan metode yang tepat dan menarik dalam pembelajaran musik pada siswa Sekolah Dasar.

11 3. Lembaga UPI Kampus Tasikmalaya Dapat memberikan masukan yang positif atau sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran musik, dan dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka pengembangan program pendidikan seni, khususnya pendidikan seni musik. F. ASUMSI PENELITIAN Asumsi atau anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bahan ajar Solfeggio merupakan salah satu media pembelajaran seni musik. Dalam perkuliahan pembelajaran seni musik, Solfeggio merupakan kegiatan pembelajaran untuk menanamkan rasa musikalitas, mengembangkan sikap dan kemampuan mengidentifikasi nada musikal yang benar. G. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan produk. Menurut Sugiyono (2010: 407) yang dimaksud dengan penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris Research and Development (R&D) adalah: Penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar Solfeggio untuk mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Setelah melihat permasalahan di

12 lapangan, kemudian dirancang model untuk diujicobakan kepada mahasiswa PGSD. Setelah itu model di validasi dengan sistem Focus Group Discusion (FGD). 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Kampus Tasikmalaya yang mengikuti pada mata kuliah Pendidikan Seni Musik. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Universitas Pendidikan Indonesia kampus Tasikmalaya pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang beralamat di Jalan Dadaha No. 18 Kotamadya Tasikmalaya. 4. Instrumen Penelitian Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar untuk mahasiswa PGSD. Sebagai langkah untuk mengkaji variabel tersebut perlu adanya instrumen penelitian. Langkah-langkah instrumen penelitian dalam suatu proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian dilakukan secara langsung dengan berbagai cara yang antara lain melalui teknik wawancara, survey dan pengamatan. Kegunaan instrumen penelitian antara lain sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh

13 responden, sebagai alat untuk mengorganisir proses wawancara dan sebagai alat evaluasi performan pekerjaan peneliti. Instrumen penelitian diantaranya pengamatan ketika uji coba bahan ajar, wawancara dengan dosen solfeggio, mahasiswa dan beberapa orang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan dengan mengacu pada pedoman wawancara, serta pencatatan data hasil pengamatan dan wawancara untuk dianalisis. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer dan data sekunder untuk keperluan penelitian. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan langsung melalui objeknya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi (Supranto, 1997: 6). Dalam penelitian ini data dikumpulkan beberapa teknik, yaitu: a. Observasi Partisipasi Teknik observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung subjek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh data-data secara umum yang berkaitan dengan situasi dan kondisi, selain itu juga observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang obyek yang sedang diteliti. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya peneliti mengamati dan terjun secara langsung mengenai proses pengembangan bahan ajar Solfeggio pada pembelajaran musik di Prodi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya. Selanjutnya, pengamatan dilaksanakan dalam tahap uji coba produk sesuai dengan kondisi dan

14 kebutuhan selama penelitian ini berlangsung diantaranya: mengetahui keefektifan bahan ajar yang akan diuji cobakan, mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi solfeggio, melihat masalah dan kesulitan apa saja yang terjadi, serta melakukan evaluasi di setiap akhir proses pembelajaran.. b. Wawancara Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi atau tanya jawab. Adapun bentuk wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah wawancara berencana dan tidak berencana. Wawancara berencana adalah suatu wawancara yang telah dipersiapkan atau suatu wawancara yang telah disusun dalam suatu pertanyaan kepada responden. Wawancara yang tidak berencana adalah suatu wawancara yang tidak ada persiapan sebelumnya, jadi bersifat spontanitas. Wawancara yang dilakukan oleh penulis diantaranya kepada dosen-dosen yang membina mata kuliah Solfeggio, beberapa ahli dibidangnya dan kepada mahasiswa yang mengikuti pembelajaran Solfeggio tersebut. Wawancara digunakan untuk menghimpun data-data yang berkaitan dengan bahan ajar solfeggio: Materi solfeggio yang layak digunakan di PGSD, Keefektifan materi solfeggio tersebut, Kopetensi yang diharapkan dalam materi solfeggio. Daftart pertanyaan dapat berkembang setelah terjun di lapangan.

15 c. Studi Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi dibidang pengetahuan. Pemberian atau pengumpulan data, bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lainnya). Dalam pengumpulan data peneliti memerlukan dokumentasi untuk menunjang proses penelitian ini, untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang sudah ada. Beberapa dokumen yang diambil dalam penelitian diantaranya: kurikulum sekolah dasar sebagai acuan kopetensi, buku-buku tentang teori solfeggio, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan solfeggio seperti desertasi, tesis, skripsi, jurnal, artikel dan bentuk data yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar solfeggio. d. Focus Group Discusion (FGD) FGD merupakan proses validasi produk pengembangan bahan ajar Solfeggio. Dalam kegiatan ini, para ahli atau dosen-dosen yang membina mata kuliah Solfeggio menilai dan mengevaluasi produk bahan ajar yang telah didisain agar dapat diketahui kelemahan dan kekurangan produk tersebut. 6. Teknik Analisis Data Data yang didapat oleh peneliti yang terkumpul dalam teknik analisis data yang diantaranya dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang didapat di lapangan, yang kemudian diolah semaksimal mungkin dan mengklasifikasikannya sebagai berikut:

16 a. Menyusun dan mengelompokkan data-data yang sudah penulis dapatkan. b. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah didapat, baik dari sumbersumber yang ada maupun dari hasil dilapangan. c. Membandingkan data-data yang sudah didapatkan yaitu menyesuaikan antara sumber-sumber yang didapat dengan hasil penelitian di lapangan. d. Menarik kesimpulan dari data-data dan sumber-sumber yang ada untuk proses penyusunan laporan.