BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik. Islam mengajarkan bahwa makanan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

MAKALAH SEMINAR PENINGKATAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS DARI KFC DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

ARANG AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS RIA WIJAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGURANGAN FFA DAN WARNA DARI MINYAK JELANTAH DENGAN ADSORBEN SERABUT KELAPA DAN JERAMI

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Analisis Keefektivan Zeolit pada Proses Adsorbsi Pemurnian Minyak Jelantah

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Ampas Tebu sebagai Adsorbent pada Proses Pretreatment Minyak Jelantah terhadap Karakteristik Biodiesel

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU ULIN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS

EFEKTIFITAS KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BILANGAN PEROKSIDA DAN PENJERNIHAN WARNA PADA MINYAK GORENG BEKAS

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

Pemanfaatan Limbah Debu Tanur Pembakaran Laterit Nikel (Raw Gas) Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Kelapa Nohong *)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ARANG SEKAM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM PADA VARIASI VOLUME MINYAK JELANTAH DI JALAN SILIWANGI TASIKMALAYA.

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PENURUNAN ANGKA ASAM PADA MINYAK JELANTAH. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 2) Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

Pengaruh Ukuran Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Biomaterial Pretreatment terhadap Karakteristik Biodiesel Minyak Jelantah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat diolah menjadi berbagai macam menu dan masakan 1.Selain itu,

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

Kata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan makanan bagi kehidupan manusia sangat penting. Secara medis, makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik. Islam mengajarkan bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari keberadaan hukumya harus halal lagi baik secara dzathiyah ataupun secara hukumiyah, selain harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam dalam Al-Qur an surah Al-Maidah ayat 88 yang berbunyi: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada- Nya (QS. Al-Maidah: 88). Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk memilih makanan yang halal lagi baik. Halal berarti sesuatu yang dibolehkan syariat, sedangkan baik berarti berarti perkara yang dinikmati oleh diri, dicendrungi hati dan dapat juga diartikan sebagai makanan yang bergizi, menyehatkan dan tidak membahayakan bagi tubuh dan akal. 1

2 Makanan yang digoreng dengan minyak goreng yang dipakai berulangulang tanpa batasan dan suhu yang tinggi menyebabkan meningkatnya angka peroksida dan kadar asam lemak bebas menjadi tinggi. Proses ini menghasilkan zat yang bersifat toksik (berefek racun) bagi manusia. 1 Masyarakat Indonesia sangat majemuk dalam hal ekonomi, penguasaan ilmu pengetahuan dan sebagainya. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM ) dan bahan pokok yang relatif tinggi menyebabkan dampak yang signifikan, terutama pada masyarakat menengah kebawah dan sektor industri kecil seperti makanan yang berbasis gorengan. Keadaan ini memaksa masyarakat untuk menggunakan minyak goreng berulang kali dan mengabaikan resiko kesehatan yang diakibatkannya. Selain itu, penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang mengindikasikan lemahnya pengetahuan dan perhatian masyarakat terhadap keamanan pangan dan dampak buruknya. Tanggung jawab pemerintah dalam bentuk penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat dinilai masih sangat kurang. Begitupun dalam hal regulasi, pemerintah dinilai tidak memberikan penekanan kepada perusahanperusahan minyak goreng yang kebanyakan hanya terfokus pada profit oriented dan tidak memberikan pendidikan bahaya kesehatan dibalik penggunaan minyak goreng bekas. Setelah digunakan, minyak goreng akan mengalami degradasi kualitas dan bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak goreng bekas penggorengan mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terbentuk selama 1 Novriani Tarigan, dkk. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap Angka Peroksida, Asam Lemak Bebas dan Suhu Penggorengan Minyak Goreng Bekas Pada Pedagang Makanan Jajanan di Lubuk Pakam. Jurnal Ilmiah PANMED. (Medan: Universitas Negeri Medan, 2007), h. 22.

3 proses penggorengan. 2 Kemungkinan adanya aksi karsinogenik dalam minyak yang dipanaskan (pada suhu 300-350 o C) dibuktikan dari bahan pangan berlemak yang teroksidasi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker dalam hati dan perubahan itu menyebabkan minyak goreng tidak layak lagi digunakan sebagai bahan untuk menggoreng makanan. 3 Proses degradasi minyak menyebabkan reaksi berantai yang menghasilkan alkohol, aldehid, asam dan hidrokarbon yang membuat warna minyak goreng menjadi lebih gelap. Sedangkan oksidasi membuat minyak cepat tengik. Selanjutnya proses dehidrasi akan meningkatkan kekentalan dan pembentukan radikal bebas. Proses ini menghasilkan zat kimia yang bersifat toksik bagi manusia. Pada dosis 2.5 % dalam makanan, zat ini dapat menghasilkan keracunan akut pada tikus setelah 7 hari percobaan. Suhu penggorengan yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya pembentukan komponen polimer yang sangat cepat dan dapat menghilangkan kandungan karoten yang terdapat pada minyak sehingga menurunkan nilai nutrisi serta kemungkinan berbahaya bagi kesehatan. 4 Kerusakan minyak akibat pemanasan suhu tinggi akan mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai penyakit, misalnya diarhea, pengendapan lemak dalam pembuluh darah ( arthero sclerosis), kanker dan menurunkan nilai cerna minyak. 5 Kerusakan minyak goreng menyebabkan penurunan nilai gizi dan mutu bahan yang digoreng. Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih 2 Alinda Fradiani dan Wenti Arum Widasari. Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas Dari KFC Dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif. Seminar Tugas Akhir.. (Semarang: Jurusan Teknik Kimia UNDIP, 2009), h. 1. 3 S Ketaren, Minyak dan Lemak Pangan. (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2005). h. 191. 4 Novriani Tarigan, dkk. op.cit. h. 26. 5 S Ketaren, op.cit. h. 149.

4 progresif, maka beberapa tindakan harus dilakukan. Solusi sederhana adalah mengganti minyak bekas pakai dengan minyak baru. Namun jika minyak goreng bekas tersebut dibuang, selain tidak ekonomis juga akan mencemari lingkungan. 6 Tingginya tingkat konsumsi minyak goreng yang mencapai lebih dari 2,5 juta ton per tahun atau lebih dari 20 kg per tahun per orang, jumlah ini kurang lebih sama dengan China dan India. Sedangkan di Amerika dan Eropa sekitar 55 kg/kapita/tahun. 7 Sebanyak 49 % dari total permintaan minyak goreng di Indonesia berasal dari rumah tangga dan sisanya untuk keperluan industri maupun restoran. 8 Maka dari itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk penanggulangan masalah minyak goreng bekas agar tidak semakin membahayakan kesehatan masyarakat, tidak mencemari lingkungan serta meningkatkan nilai ekonomis minyak bekas dengan cara yang baik dan aman. Hingga saat ini sudah cukup banyak literatur yang mengupas tentang pemurnian minyak goreng bekas menggunakan karbon aktif. Diantaranya adalah: Penggunaan kulit pisang kepok (Musa Normalis) sebagai adsorben 9. Penggunaan arang sekam padi IR 64 dan mampu menurunkan angka peroksida minyak kelapa tradisonal sampai dengan 84.4 %. 10 Penggunaan karbon aktif tempurung kelapa 6 Bronisaw Buczek, dkk. Purification of the used pal oil by adsorption. Polish Journal of Chemichal Technology. (Polandia: University of Economics Department of General Chemistry Faculty of Commodity Science, 2008), h. 10. 7 Anonim, woo..., Konsumsi Minyak Makan Dunia Capai 232,4 Ton. http://batavia.co.id/node/110221, diakses 14 Februari 2012. 8 Susinggih Wijayana, dkk. Mengolah Minyak Goreng Bekas. (Surabaya: Trubus Agrisarana, 2005). 9 Nurul Kasyfita, Efektivitas Penggunaan Adsorben Kulit Pisang Kepok (Musa normalis) dalam Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng Bekas. Jurnal Kimia Mulawarman, Vol 4, Nomor 2. (Samarinda: Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mulawarman, 2007), h. 19. 10 Sri Wahyuni dan Betty Kostradiyani, Penurunan Angka Peroksida Minyak Kelapa tradisonal Dengan Arang Sekam Padi IR 64 yang diaktivasi dengan Kalium Hidroksida. Jurnal Kimia FMIPA Universitas Udayana ISSN 1907-9850. (Bali: Universitas Udayana, 2008), h. 57.

5 sebagai adsorben. 11 Penggunaan adsorben zeolit alam. 12 Penggunaan filter membran sebagai adsorben. 13 Penggunaan bahan-bahan lain yang juga sudah pernah diteliti manfaatya sebagai adsorben pada pemurnian minyak goreng bekas adalah seperti tempurung kemiri, kayu jarak pagar, tempurung biji jarak pagar dan sebagainya. Pemurnian minyak goreng bekas dapat dilakukan dengan cara adsorpsi menggunakan karbon aktif. Zat warna dalam minyak akan diserap oleh permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid serta hasil degradasi minyak. 14 Pada penelitian ini, minyak goreng bekas dimurnikan dan dilakukan peningkatan kualitasnya dengan menggunakan karbon aktif dari ampas tebu yang telah diaktivasi dengan NaCl. Sistem adsorpsi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode kolom dan metode batch. Metode kolom dipandang lebih efektif karena kolom yang digunakan dapat diregenerasi kembali. 15 Sistem adsorpsi pada penelitian ini adalah metode batch menggunakan magnetic stirrer. Pada dasarnya, karbon aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon, baik karbon organik maupun anorganik dengan syarat bahan 11 Indah Subadra, dkk. Activated Carbon Production From Coconut Shell with (NH - 4)HCO 3 Activator as an Adsorbent in Virgin Coconut Oil Purification. (Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional DIES ke 50 FMIPA UGM, 2005), h. 1. 12 Widayat, dkk. Optimasi Proses Adsorpsi Minyak Goreng Bekas dengan Adsorbent Seolit Alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam, Jurnal Teknik Gelagar, vol. 17, No 01. (Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, 2006). H. 77. 13 Sasmito Wulyoadi dan Kaseno, Pemurnian Minyak Goreng Bekas Dengan Menggunakan Filter Membran. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses ISSN: 1411-4216. (Serpong: Balai Pengakajian Bioteknologi BPPT, 2004), h. 11. 14 Alinda Fradini dan Wenti Arum Sari, op.cit. h. 2. 15 Nila Istighfaro, Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas dengan Metode Adsorpsi Menggunakan Bentonit Karbon Aktif Biji Kelor (Morinaga oleifera. Lamk). (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2010), h. xi.

6 tersebut mempunyai struktur berpori. Kandungan karbon yang tinggi dalam ampas tebu menjadi dasar untuk memanfaatkannya sebagai karbon aktif. 16 Penggunaan ampas tebu merupakan salah satu upaya diversifikasi pemanfaatan limbah pertanian. Selama ini pemanfaatan ampas tebu hanya terbatas pada pakan ternak, bahan baku pembuatan pupuk, pulp, particle board dan untuk bahan bakar boiler di pabrik gula. 17 Dalam proses produksi di pabrik gula, dari setiap tebu yang diproses dihasilkan ampas tebu (baggase) sebesar 35-40 %, gula yang termanfaatkan hanya 5 %, sisanya berupa tetes tebu (molase), blotong dan air. 18 Terdapat pengaruh massa adsorben ampas tebu pada minyak bekas penggorengan tahu terhadap warna, bau, kadar air dan bilangan asam. Massa optimum penyerapan minyak goreng bekas untuk memperbaiki kadar asam lemak bebas (FFA), kadar air dan bilangan asam adalah 7 gram dengan ukuran partikel 180 µm yang direndam selama 10 hari. Sedangkan untuk memperbaiki kualitas warna, massa optimumnya adalah 9 gram. 19 Pada penelitian ini karbon aktif dihasilkan dari aktivasi menggunakan NaCl. NaCl digunakan karena harganya relatif murah dan mudah didapat. Penggunaan karbon aktif dari ampas tebu sebagai adsorben pada pemurnian minyak goreng bekas juga telah pernah diteliti sebelumnya. Hasil 16 Ria Wijayanti, Arang Aktif Dari Ampas Tebu Sebagai Adsorben Dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas. (Bogor: Departemen Kimia FMIPA IPB, 2009), h. 1. 17 Ibid. h. 3. 18 Erni Misran, Industri Tebu Menuju Zero Waste Industry. Jurnal Teknologi Proses ISSN 1412-7814. (Medan: Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, 2005), h. 7. 19 Dina Fitri, Pengaruh Massa Adsorben Ampas Tebu Pada Minyak Bekas Penggorengan Tahu Terhadap Warna, Bau, Kadar Air dan Bilangan Asam. Skripsi Sarjana Kimia. (Padang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas, 2010), h. 33.

7 pemurnian menunjukkan bahwa karbon aktif yang digunakan dapat menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak goreng bekas. Penurunan kadar asam lemak bebas terbesar diperoleh dengan aktivasi kimia dengan perendaman H 3 PO 4 10 % yang diaktivasi pada suhu 800 o C selama 120 menit. 20 Penelitian ini diarahkan untuk mengembangkan bahan baku alternatif dalam pembuatan karbon aktif yang diaplikasikan sebagai adsorben pada pemurnian minyak goreng bekas. Karbon aktif dari ampas tebu yang diaktivasi dengan NaCl ini diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan adsorben yang efektif, murah dan efisien serta dapat meningkatkan nilai ekonomis bahan. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dikaji lebih lanjut mengenai efektifitas adsorpsi ampas tebu dalam peningkatan kualitas minyak goreng bekas dengan metode batch menggunakan magnetic strirrer. Sehingga diharapkan dapat menurunkan bilangan peroksida dan asam lemak bebas yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami istilah yang digunakan dalam proposal ini, maka penulis menjabarkan penjelasan terhadap istilah-istilah yang digunakan: 1. Minyak goreng bekas Minyak goreng bekas adalah minyak goreng sisa atau lebih populer dengan sebutan minyak jelantah, yaitu minyak yang telah digunakan untuk 20 Ria Wijayanti, op.cit. h. 15.

8 proses menggoreng. Minyak goreng bekas ditandai dengan warna yang gelap, bisa hitam ataupun kecokelatan, tingkat viskositas (kekentalan ) tinggi dan berbau tengik. 2. Ampas tebu Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. 3. Adsorben Adsorben adalah zat penyerap dalam proses adsorpsi. Zat-zat ataupun partikel yang mempunyai sifat sama dengan adsorben akan terserap di dalam pori-pori adsorben apabila diberi perlakuan dalam satu sistem dengan adsorben. 4. Karbon aktif Karbon aktif adalah suatu bahan padat berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan mengandung karbon. Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktivasi dengan menggunakan CO 2, uap atau bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian daya adsorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau. 5. Bilangan peroksida Bilangan peroksida adalah banyaknya miliekuivalen peroksida dalam 1000 gram lemak. Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Peroksida ini dapat ditentukan dengan metode iodometri.

9 6. Asam lemak bebas (FFA) Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Penentuan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng dilakukan menggunakan metode titrasi asam basa dengan cara melarutkan minyak goreng dalam alkohol yang dibantu dengan pemanasan. C. Batasan Masalah Mengingat banyaknya cakupan permasalahan dalam proposal ini, maka dalam penelitian yang akan dilaksanakan hanya akan memfokuskan pada: a. Sampel minyak goreng yang akan diteliti adalah minyak goreng bekas. b. Adsorben yang digunakan terbuat dari ampas tebu. c. Penentuan kualitas karbon aktif dilakukan melalui uji daya serap iod. d. Adsorpsi minyak goreng bekas dilakukan dengan metode batch menggunakan magnetic stirrer. e. Pemurnian minyak goreng bekas dilakukan melalui proses despicing, netralisasi dan bleaching. f. Parameter kualitas minyak goreng bekas adalah angka peroksida dan asam lemak bebas (FFA).

10 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas uji daya serap iod pada karbon aktif dari ampas tebu yang diaktivasi dengan larutan NaCl. 2. Berapa perubahan angka peroksida dan kadar asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng bekas, dan minyak goreng bekas yang mengalami pemurnian melalui proses despicing, netralisasi dan bleaching menggunakan adsorben karbon aktif dari ampas tebu. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas minyak goreng bekas melalui proses pemurnian menggunakan adsorben karbon aktif dari ampas tebu yang diaktivasi dengan NaCl dan diuji daya serapnya terhadap iod lalu kualitas minyak ditentukan berdasarkan parameter perubahan bilangan peroksida dan kadar asam lemak bebas (FFA) pada setiap proses pemurnian yakni despicing, netralisasi dan bleaching. 2. Manfaat Penelitian ini diharapkan: a. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang alternatif pemanfaatan karbon aktif ampas tebu menjadi adsorben untuk

11 peningkatan kualitas minyak goreng bekas sehingga bisa lebih aman untuk digunakan kembali. b. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat terhadap bahaya kesehatan akibat mengkonsumsi minyak goreng bekas. c. Dapat meningkatkan daya ekonomis bahan ampas tebu dan sebagai bentuk diversifikasi pemanfaatan limbah hasil pertanian. d. Dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam bidang kimia adsorpsi dan aplikasinya dalam kehidupan. e. Dapat membantu pemerintah mencegah resiko kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh konsumsi minyak goreng bekas.