BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cerdas sehingga dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lainya. Pendidikan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting dalam membina manusia yang memiliki pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki tingkat kehidupan yang rendah juga jika tidak didukung oleh keluarga yang baik dan sejahtera. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional di katakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik yaitu manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, sehat jasmani dan rohani, sebagaimana tercantum dalam Undang undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, 1

2 berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya penerapan sistem pembelajaran kini sedang bergulir di sekolahsekolah dengan harapan mudah-mudahan mencapai hasil yang optimal. Namun demikian, situasi tersebut tidak terlepas dari dedikasi para guru, sebagai pelaku terdepan pendidikan yang tetap bertahan dalam situasi hidup sederhana dengan mengemban tugas-tugas berat tetapi sangat mulia yakni membangun masa depan bangsa melalui dunia pendidikan. Berdasarkan temuan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2007, h. 5-7) mengenai kajian pelaksanaan kurikulum IPS menyatakan bahwa dalam pembelajaran IPS terdapat berbagai permasalahan diantaranya: (1) pembelajaran lebih menekankan pada pembelajaran konvensional; (2) pembelajaran IPS kurang mengembangkan model pembelajaran yang variatif; (3) pembelajaran kurang menekankan pada aktivitas siswa; (4) pembelajaran IPS cenderung dengan sistem hafalan; (5) kurangnya penggunaan media pembelajaran IPS. Dalam kajian awal menunjukan pada pembelajaran IPS di kelas IV diperoleh gambaran pada umumnya pembelajaran IPS hampir selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented dengan keterlibatan siswa yang sangat sedikit, kurang menarik minat siswa dan membosankan. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran, sementara siswa pasif. Student Center Learning (SCL) atau pembelajaran berpusat pada siswa tidak berlangsung. Guru jarang menggunakan alat peraga atau media

3 pelajaran IPS serta tidak terbiasa melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Kurangnya interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam membahas materi IPS terlihat dari tidak adanya upaya guru yang belum mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam bertanya, menjawab maupun mengeluarkan pendapat. Target keberhasilan pengajaran IPS yang diterapkan guru cenderung mengarah kepada siswa agar lebih terampil dalam mengerjakan soal-soal tes baik yang terdapat dalam buku ajar maupun soal-soal ujian. Guru kurang melakukan pembelajaran di kelas yang menerapkan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan yang akan lebih meningkatkan peluang bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Guru sesuai dengan kemampuan profesionalnya harus berupaya memberbaiki sistem pembelajaran. Salah satunya adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Tatkala guru menghadapi permasalahan pembelajaran di kelas, sebaiknya guru segera merancang sebuah penelitian yang berbasis penelitian tindakan kelas. Model pembelajaran yang digunakan dapat dipilih sendiri oleh guru sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa. Mengatasi permasalahan yang terjadi diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran sebagai sarana penelitian adalah model pembelajaran quantum teaching.

4 Model pembelajaran quantum teaching memusatkan perhatian pada interaksi makna. Quantum teaching sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks serta santai dan menyenangkan. Untuk itu pembelajaran harus dirancang, disajikan, dikelola, difasilitasi sedemikian rupa sehingga dapat terwujud proses pembelajaran yang alamiah dan menyenangkan. Model pembelajaran quantum teaching merupakan model pembelajaran yang merancang/mendesain segala aspek yang ada di lingkungan kelas yakni: 1) guru; 2) media pembelajaran; 3) siswa; 4) sumber belajar; 5) suasana belajar yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik maupun karakteristik pembelajaran IPS di SD, dengan meminimalkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat supaya siswa dapat belajar secara mudah dan alami sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang diharapkan. Pelaksanaan komponen rancangan pembelajaran quantum teaching dikenal dengan akronim TANDUR, yang merupakan kepanjangan dari: tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan DePorter (2010, h. 39). Pembelajaran dirancang dengan menyenangkan, mengaitkan materi dan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga siswa dapat menyimpulkan suatu konsep/peristiwa lain melalui pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning).

5 DePorter (2010, h. 34) menjelaskan bahwa quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya yaitu penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya yang menyertakan kaitan, interaksi, dan perbedaan sehingga dapat memaksimalkan moment belajar. Kegiatan pembelajaran di kelas dengan model pembelajaran quantum teaching memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, suasana maupun sarana fisik yang ada di kelas untuk melejitkan prestasi belajar. Selain itu pembelajaran dengan model pembelajaran quantum teaching sangat sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPS yang menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan model pembelajaran quantum teaching yang berpijak pada asas: Bawalah mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Bobbi DePorter (2010, h. 34) Maksud dari asas tersebut adalah guru memasuki dunia siswa dan membangun jembatan untuk memasuki kehidupan siswa. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, kehidupan siswa sehari-hari. Setelah kaitan terbentuk, melalui rancangan pembelajaran quantum teaching yang menyenangkan, penuh dengan pengalaman bermakna, siswa bukan hanya akan memahami materi/informasi baru, namun juga mengembangkan sikap dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS.

6 Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Membaca Peta Lingkungan Setempat (Penelitian Tindakan Kelas Membaca Peta di Kelas IV B SDN Cicadas Barat Kota Bandung). B. Identifikasi Masalah Sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Hal tersebut karena siswa belum diajak belajar penemuan melalui pengamatan/penyelidikan langsung atas objek materi pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Pembelajaran kurang interaktif. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak didorong untuk secara langsung berinteraksi dengan objek yang dipelajari dan berinteraksi dengan teman sebayanya. 2. Pembelajaran Student Center Learning (SCL), tidak berlangsung sebagaimana seharusnya. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran, sementara siswa pasif. Hal tersebut dikarenakan guru menggunakan metode ceramah saja, siswa hanya mencatat dan mengisi latihan soal.

7 C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Apakah dengan penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat kelas IV B SDN Cicadas Barat? 2. Pertanyaan Penelitian a. Bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat? b. Bagaimana aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching? c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching? d. Apakah dengan penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat kelas IV B SDN Cicadas Barat? D. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini penulis batasi sebagai berikut: 1. Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu aspek kognitif siswa berupa pemahaman membaca peta lingkungan setempat.

8 2. Materi yang akan dikaji dalam penelitian adalah membaca peta lingkungan setempat. 3. Objek dalam penelitian ini hanya siswa kelas IV B SDN Cicadas Barat Semester I. 4. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian di kelas IV B SDN Cicadas Barat adalah model pembelajaran quantum teaching. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Ingin mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat b. Ingin mengetahui bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat c. Ingin mengetahui bagaimana aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat d. Ingin mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat kelas IV B SDN Cicadas Barat.

9 e. Ingin mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat kelas IV B SDN Cicadas Barat. F. Manfaat Penelitian a. Bagi Guru Hasil penelitian dapat membantu dalam mengambil tindakan memilih model pembelajaran mengajar yang akan digunakan dengan tepat dan bervariasi dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. b. Bagi Siswa Dengan menggunakan model pembelajaran yang telah diteliti keefektifannya diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. c. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian dapat memberikan masukan untuk membantu meningkatkan pembinaan profesional kepada para guru secara lebih efektif dan efisien. d. Bagi PGSD Dapat menjadi referensi bagi PGSD sebagai bahan kajian yang lebih mendalam guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan mengunakan penerapan model pembelajaran quantum teaching. G. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang memberikan penjelasan tentang suatu variable dalam bentuk yang dapat diukur.

10 Sesuai dengan judul yang dipilih, yaitu Penerapan Model pembelajaran quantum teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS pada Materi Membaca Peta Lingkungan Setempat. 1. Definisi Penerapan Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal mempraktikan sesuatu dalam hal ini adalah penerapan model pembelajaran (KBBI, 1989, h. 935). 2. Definisi model pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. (Toeti Soekamto dan Winataputra, 1995, h. 78). 3. Definisi quantum teaching Secara harfiah quantum artinya banyaknya, jatah (Wojowasito, 1980, h. 166). Teaching artinya mengajar, sedangkan quantum teaching adalah sebuah metodologi pembelajaran dengan penggubahan cara belajar yang meriah, dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar (De Porter, 2010, h. 3). 4. Definisi meningkatkan Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb) mempertinggi, memperhebat (produksi dsb) (KBBI, 1989, h. 950) Dalam hal ini

11 menaikan, mempertinggi atau meningkatkan kreativitas dan hasil belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru dari yang sebelumnya belum ada. 5. Definisi hasil belajar Agus Suprijono (2009, h. 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan dan identik dengan pemberian nilai, yang dimana ada ketentuan-ketentuan tertentu. Menurut Lindgren (Agus Suprijono, 2009, h. 7) hasil belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan segaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Memperhatikan definisi istilah di atas, maka dimaksud dengan penerapan model pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

12 belajar untuk mencapai tujuan belajar berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti dengan mengubah cara belajar yang meriah, dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam mencapai hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar yang meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.