I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

dokumen-dokumen yang mirip
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

ERIZA MUTAQIN A

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dari pemandu acara, suatu acara akan berjalan biasa sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

I. PENDAHULUAN. produk atau jasa yang tentunya menjadikan bahasa sebagai sarananya.

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Televisi merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Bahasa juga digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang sering terjadi dalam forum dakwah, tablig, taklim,

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR BAGAN. DAFTAR TABEL.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

PENERAPAN PRINSIP PERCAKAPAN DALAM TALKSHOW BUKAN EMPAT MATA TRANS7 DAN IMPLIKASINYA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. kedua deiksis ini saling melengkapi fungsinya masing-masing saat dipergunakan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa adalah alat komunikasi manusia baik lisan maupun tertulis. Bahasa berfungsi sebagai bahasa lisan apabila terdapat dua orang atau lebih yang melakukan proses komunikasi. Setiap anggota masyarakat yang terlibat dalam suatu komunikasi; di satu pihak dia bertindak sebagai pembicara dan di pihak lain sebagai penyimak. Proses perubahan dari pembicara menjadi penyimak dan dari penyimak menjadi pembicara begitu cepat sehingga menghasilkan sebuah percakapan. Pergantian peran pembicara dan pendengar tersebut tidak mengikuti jadwal secara ketat. Penutur dalam bertindak tutur berusaha agar semua yang disampaikannya dapat dengan mudah dipahami dan tidak merugikan mitra tutur untuk mencapai tujuan. Seseorang dalam sebuah percakapan dituntut untuk menguasai kaidah-kaidah dan mekanisme percakapan sehingga percakapan dapat berjalan secara lancar. Kaidah dan mekanisme percakapan tersebut meliputi aktivitas membuka, melibatkan diri, dan menutup percakapan. Oleh karena itu, untuk mengembangkan percakapan

2 dengan baik, pembicara harus menaati dan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku dalam percakapan. Berkomunikasi tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tekstual, tetapi juga interpersonal sehingga perlu disikapi sebagai sebuah fenomena pragmatik. Sebagai retorika tekstual, pragmatik membutuhkan prinsip kerja sama. Sebagai retorika interpersonal, pragmatik membutuhkan prinsip kesopanan (Wijana,1996: 56). Prinsip-prinsip yang ada dalam sebuah tuturan oleh Grice (dalam Soenjono Dardjowidjojo, 2008:109) disebut sebagai prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun. Menurut prinsip kerja sama Grice, sumbangan informasi tersebut harus sesuai dengan konteks tempat terjadinya percakapan, tujuan percakapan, dan giliran percakapan yang terjadi. Prinsip kerja sama tersebut dalam sebuah tuturan dijabarkan menjadi empat maksim tutur (conversational maxims), yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relasi, dan maksim cara. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai kaidah-kaidah yang harus dipatuhi oleh penutur dan lawan tutur. Mulyani (2002: 39) menyatakan bahwa dalam aktivitas berbahasa, penutur menyadari adanya kaidah yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Setiap penutur dan lawan tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan kaidah dalam proses berkomunikasi. Dengan demikian, antara penutur dan lawan tutur harus kooperatif agar komunikasi berjalan lancar. Agar penutur dan lawan tutur dapat kooperatif, ada prinsip kerja sama yang harus dilakukan penutur dan lawan tutur agar proses

3 komunikasi berjalan secara lancar. Pentingnya peranan media dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, maupun televisi merupakan media yang efisien dalam mencapai jumlah komunikan yang banyak. Dari sekian banyak media massa itu, televisi memiliki daya tarik paling kuat. Lebih kuat dari majalah, surat kabar, maupun radio karena televisi menyajikan aneka acara yang dapat dilihat, didengar, cepat dan hidup bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi tersebut. Televisi juga merupakan salah satu sumber hiburan dan kini salah satu program yang paling digemari adalah tayangan Talkshow Bukan Empat Mata Trans7. Suatu acara talk show tentu memerlukan pembawa acara, apabila tidak ada pembawa acara maka acara tidak akan berlangsung dengan baik dan maksimal. Peran pembawa acara tentu sangat penting untuk kelancaran program tersebut. Seorang pembawa acara dan pengisi acara tentu dituntut memiliki penampilan yang baik, intelektual yang tinggi, dan sebagainya. Bahkan seorang pembawa acara dapat menjadi daya tarik dari program tersebut. Seperti halnya dengan tayangan Bukan Empat Mata Trans7, pembawa acara juga merupakan salah satu faktor penting kesuksesan acara tersebut. Acara ini tidak akan sama jika dibawakan oleh orang lain. Dengan adanya Tukul Arwana sebagai pembawa acara program tersebut memberikan warna baru bagi dunia pertelevisian karena Tukul Arwana memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan pembawa acara yang lainnya.

4 Tayangan Bukan Empat Mata ialah suatu acara bincang-bincang yang dibawakan oleh Tukul Arwana. Dalam setiap acaranya menyampaikan tema tertentu yang diselingi lawakan. Gayanya yang khas ialah saat Tukul mengucapkan jargon kembali ke laptop atau balik maning nang laptop (bahasa jawa) karena dalam acara tersebut ia menggunakan laptop. Jargon lainnya di acara ini adalah Puas? Puas? dan Sobek-sobek mulutmu. Suatu acara talkshow biasanya memperlihatkan kesan resmi dan kaku sehingga terkadang menimbulkan rasa bosan bagi pendengar. Hal tersebutlah yang membuat tayangan Bukan Empat Mata berbeda karena acara tersebut tidak hanya menawarkan informasi seputar topik yang dibicarakan, tetapi juga unsur komedi segar yang dibawakan oleh Tukul. Oleh karena itu, antara Tukul dan bintang tamu yang dihadirkan harus terjadi kerja sama yang baik sehingga tercipta tujuan komunikasi sesuai dengan yang diharapkan dan dalam percakapan tersebut tidak ada yang saling dirugikan karena kedua belah pihak saling menghormati satu sama lain. Dari penjelasan tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti penerapan maksim tutur pada wacana percakapan dalam Talkshow Bukan Empat Mata dan mengimplikasikannya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA dengan alasan sebagai berikut. 1. Penulis merasa tertarik dengan tayangan Talkshow Bukan Empat Mata Trans7 karena pembawa acara dalam program ini tentu harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada bintang tamu yang dihadirkan dan menerapkan prinsip kerja sama.

5 2. Berdasarkan pengamatan penulis, tayangan Talkshow Bukan Empat Mata Trans7 di tonton oleh semua kalangan. 3. Berdasarkan pengalaman penulis, dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat salah satu tugas untuk menganalisis sebuah wacana percakapan. Hal ini dapat digunakan sebagai pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu sebagai tambahan pembelajaran khususnya yang berkenaan dengan bahasa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penerapan prinsip kerja sama pada wacana percakapan dalam Talkshow Bukan Empat Mata Trans7? 2. Bagaimanakah implikasi penerapan prinsip percakapan pada wacana percakapan dalam Talkshow Bukan Empat Mata Trans7 terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan penerapan prinsip kerja sama pada wacana percakapan dalam Talkshow Bukan Empat Mata Trans7. 2. Mendeskripsikan implikasi penerapan maksim tutur pada wacana percakapan dalam Talkshow Bukan Empat Mata Trans7 terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis, yaitu menambah referensi penelitian dalam bidang kebahasaan, khususnya analisis wacana sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para peneliti selanjutnya dalam pengembangan teori analisis wacana yang memusatkan perhatian pada kajian prinsip percakapan. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis diharapkan menjadi (a) informasi dan masukan khususnya, bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas dan sebagai pedoman untuk pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan memahami dan berbicara siswa di Sekolah Menengah Atas, bagi siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dengan menggunakan media siaran televisi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan keterampilan berbicara (b) referensi penelitian bagi mahasiswa di bidang kajjian yang sama.

7 E. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Subjek penelitian ini adalah dialog atau tuturan pembawa acara dan bintang tamu yang dihadirkan dalam Talkshow Bukan Empat Mata Trans7. 2. Objek penelitian ini adalah maksim tutur yang terdapat dalam prinsip kerja sama Grice, yaitu maksim kuantitas, kualitas, relasi dan cara berdasarkan penaatan dan pelanggarannya.