BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidur sangat berperan. dampak pada fisiologis manusia, karena tidur berpengaruh

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN SKALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DEWANATA CILACAP. Prodi keperawatan, Poltekkes Depkes Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB.I PENDAHULUAN. biologis, fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Penuaan

BAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari 70,1 tahun padaperiode menjadi

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

Disusun Oleh : MIA JIANDITA


ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sukoharjo dengan luas wilayah Ha yang merupakan 9,40% dari luas. dataran rendah dan sebagian merupakan dataran tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menuju masyarakat Indonesia sehat, tindakan yang harus dilakukan yaitu

WIJI LESTARI J

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 yang termuat

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

PENGARUH TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN UMBULHARJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang ditandai dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran dan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan umur harapan hidup, yang berarti bertambah pula populasi lanjut usia (lansia) (Widyastuti dkk, 2011). Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan yang terbesar bagi lansia adalah meningkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang optimal dan untuk memastikan keterjagaan disiang hari guna menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati kualitas hidup yang tinggi (Sumedi, 2010). Jumlah pertumbuhan penduduk lanjut usia pada tahun 2000, berkisar 15,8 juta (7,6%) dari jumlah penduduk di Indonesia, dan pada tahun 2005 jumlah lanjut usia meningkat menjadi 18,2 juta (8,2%). Pada tahun 2010, meningkat menjadi 19,3 juta (7,4%) dari jumlah penduduk, dan pada tahun 2015 diperkirakan meningkat sekitar kurang lebih 24,4 juta (10%). Sedangkan tahun 2020, diperkirakan lanjut usia meningkat kurang lebih 29 juta (11,4%) dari jumlah penduduk di Indonesia (Sustyani, 2012). 1

2 Lanjut usia pada umumnya memiliki banyak keluhan kesehatan, salah satunya adalah insomnia. Insomnia merupakan salah satu gangguan utama dalam memulai dan mempertahankan tidur di kalangan lansia. Insomnia didefinisikan sebagai suatu keluhan tentang kurangnya kualitas tidur yang disebabkan oleh salah satu dari sulit memasuki tidur, sering terbangun malam kemudian kesulitan untuk kembali tidur, bangun terlalu pagi, dan tidur yang tidak nyenyak (Joewana, 2005). Cara meningkatkan kesehatan usia lanjut adalah cara senam. Senam lansia merupakan alternatif yang positif untuk membina kesehatan jasmani dan memelihara kebugaran. Senam lansia selain memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Widyastuti dkk, 2011). Kegiatan senam oleh lansia di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga telah berjalan. Jumlah lansia di Desa Bobotsari sebanyak 503 orang. Berdasarkan informasi dari Puskesmas Bobotsari jumlah lansia yang terkena insomnia di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga sebanyak 130 orang. Berdasarkan studi pendahuluan, yaitu wawancara langsung dengan beberapa lansia di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga, lansia yang aktif senam masih ada yang mengalami insomnia sebanyak 25 orang. Namun lansia yang mengalami insomnia lebih banyak yang tidak aktif senam yaitu sebanyak 105.

3 B. Rumusan Masalah Senam lansia mempunyai banyak manfaat bagi lansia. Manfaat dari aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh (Widyastuti, 2011). Olah raga terbukti memperbaiki kualitas tidur pada lanjut usia. Dengan berolah raga, diharapkan dapat tidur lebih cepat, lebih jarang terbangun dan tidur lebih dalam. Salah satu jenis olahraga yang bisa dilakukan pada lansia yaitu senam bugar lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam bugar lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Sumedi, T. Wahyudi & Kuswati, A. 2010). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga.

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, riwayat pekerjaan, status perkawinan dan sistem pendukung. b. Mengetahui tingkat insomnia pada lansia yang aktif senam lansia dan lansia yang tidak aktif senam lansia di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. c. Mengetahui perbedaan tingkat insomnia pada kelompok yang mengikuti senam dan yang tidak mengikuti senam lansia. d. Mengetahui effect size (besaran pengaruh) untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap tingkat insomnia. D. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Memberikan tambahan pengetahuan serta pengalaman baru mengenai perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam.

5 2. Bagi responden Memberikan pengetahuan mengenai perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam. 3. Bagi institusi terkait Dapat menambah bahan kepustakaan serta wacana bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto khususnya Fakultas Ilmu Kesehatan serta dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penurunan skala insomnia pada lansia. 4. Bagi ilmu pengetahuan Dapat dijadikan informasi bagi akademis/pendidik, maupun sumber pengetahuan tentang ilmu keperawatan komunitas khususnya tentang perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam serta sebagai bahan masukan atau pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. E. Penelitian terkait 1. Sumedi, T. Wahyudi & Kuswati, A. (2010) tentang pengaruh senam lansia terhadap penurunan skala insomnia pada lansia di Panti Wredha Dewanata Cilacap. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental. Dengan rancangan pretest-posttest without control group. Pada penelitian ini dilakukan eksperimen berupa pemberian perlakuan senam bugar lansia untuk menurunkan skala insomnia. Penelitian ini menyimpulkan lansia yang mengalami insomnia sebagian besar berada pada kelompok umur 60-74

6 tahun (elderly) sebanyak 13 responden (81,25%). Berjenis kelamin paling banyak yaitu laki-laki sebanyak 9 responden (56,25%). Derajat insomnia responden sebelum diberi perlakuan senam yaitu 9 responden (56,25%) dengan derajat insomnia ringan, 5 responden (31,25%) dengan derajat insomnia sedang, sedangkan 2 responden (12,5%) lainya berada pada darajat insomnia berat. Derajat insomnia responden sesudah diberi perlakuan senam yaitu 11 responden (68,75%) tidak mengalami gangguan insomnia, 3 responden (18,75%) dengan derajat insomnia ringan, sedangkan 2 responden (12,5%) berada pada darajat insomnia sedang. Terjadi penurunan derajat insomnia setelah diberi perlakuan senam pada 5 responden dengan derajat insomnia sedang menurun menjadi 3 responden, 2 responden yang mengalami derajat insomnia berat menurun menjadi derajat insomnia sedang. Sedangkan 9 responden lainya yang mengalami derajat insomnia ringan sudah tidak mengalami gangguan insomnia lagi. Tiga responden mengalami angka penurunan derajat insomnia yang bagus dari derajat insomnia sedang hingga responden tidak mengalami gangguan insomnia, hal ini dikarenakan responden lebih rutin melaksanakan olahraga setiap hari dari yang dijadwalkan yaitu jalan kaki mengelilingi panti. Ada pengaruh yang bermakna senam bugar lansia terhadap penurunan skala insomnia di Panti Wredha Dewanata Cilacap dengan p value = 0.0001. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengetahui tingkat insomnia. Perbedaan penelitian adalah penelitian terdahulu menggunakan

7 rancangan pretest-posttest without control group. Sedangkan penelitian ini menggunakan rancangan dua sampel independen yaitu kelompok yang mengikuti senam lansia dan kelompok yang tidak mengikuti senam lansia. 2. Triyadini dkk (2010) tentang efektifitas terapi massage dengan terapi mandi air hangat terhadap penurunan insomnia lansia. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan pendekatan two group comparation pre post static design. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi penurunan derajat insomnia pada 5 orang responden setelah diberi terapi pijat dan terapi mandi air hangat, yaitu 3 orang yang menderita insomnia sedang menjadi insomnia ringan, dan 2 orang yang menderita insomnia ringan menjadi tidak insomnia. Terapi massage memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan skala insomnia. Terapi mandi air hangat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan skala insomnia. Ada perbedaan efektifitas yang bermakna secara statistik antara terapi massage dengan terapi mandi air hangat terhadap penurunan skala insomnia. Terapi massage lebih efektif untuk menurunkan skala insomnia daripada terapi mandi air hangat. Untuk menurunkan skala insomnia pada lansia sebaiknya menggunakan terapi massage yang terbukti lebih berpengaruh terhadap penurunan skala insomnia daripada terapi mandi air hangat. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambah jumlah sampel serta mengkombinasikan terapi relaksasi lainnya untuk menurunkan skala insomnia agar hasil penelitian dapat lebih maksimal dan dapat digeneralisasi.

8 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengetahui tingkat insomnia. Perbedaan penelitian adalah penelitian terdahulu menggunakan sampel dengan terapi massage dan sampel dengan terapi mandi air hangat. Sedangkan penelitian ini menggunakan rancangan dua sampel independen yaitu kelompok yang mengikuti senam lansia dan kelompok yang tidak mengikuti senam lansia. 3. Fendi (2012) melakukan penelitian tentang efektifitas senam lansia terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimental dan menggunakan desain penelitian pretest-posttest with control design. Sampel yang diambil sebanyak 50 responden dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 8,04mmHg. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi mengalami penurunan sebesar 5,72mmHg. Berdasarkan hasil uji Unpaired T-test, diperoleh hasil p=0,009 untuk nilai sistolik dan p=0,006 untuk nilai diastolik, keduanya lebih kecil dari p value 0,05 sehingga disimpulkan terdapat pengaruh pelaksanaan senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan para lansia untuk selalu mengikti senam lansia secara rutin.

9 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan sampel lansia yang mengikuti senam. Perbedaan penelitian adalah penelitian terdahulu menggunakan senam lansia terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi. Sedangkan penelitian ini membedakan tingkat insomnia lansia yang mengikuti senam dan yang tidak mengikuti senam.