PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

1

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA TESIS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN PARITAS DENGAN ONSET LAKTASI PADA IBU POST PARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 7 12 BULAN DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN STATUS IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

PENGARUH PEMBERIAN PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

PENGARUH KONSELING LAKTASI TERHADAP PENGETAHUAN KEMAMPUAN DAN KEBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN ONSET LAKTASI PADA IBU POSTPARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ARTA. Disusun Oleh: Putri Nurjanah PROGRAM

Riska Vyronica * ) Wagiyo ** ), Purnomo ** ) ABSTRAK. Kata kunci : ASI ekslusif, pengetahuan sebelum dan setelah diberikan Penkes ABSTRACT

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI BPM SRI LUMINTU SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

HUBUNGAN PERAN NENEK DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : / EFEKTIFITAS BREAST CARE POST PARTUM TERHADAP PRODUKSI ASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN PARITAS IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI TERHADAP KEBERLANJUTAN PEMBERIAN ASI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN MENGENAI INISIASI MENYUSU DINI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PROSES MENYUSUI PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

PENGARUH KONSELING TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KECUKUPAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia melakukan adanya pembangunan kesehatan sebagai salah satu

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

EFEKTIFITAS PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DENGAN MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG)

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Apriani Tiasna

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL YOGYAKARATA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM FISIOLOGIS HARI KE

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGELUARAN AIR SUSU IBU SETELAH TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Eti Eliza NIM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

Effect of Marmet Technique with Breast Massage of Three Days Post Partum to Breastfeeding Smoothness and Gain Baby Weight

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Ratih Rahmayanti

EFEKTIFITAS PELATIHAN PERAWATAN PAYUDARA METODE MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATURETNO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

Transkripsi:

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Musyrifatul Husniyah 201510104084 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Musyrifatul Husniyah 201510104084 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017 i

ii

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA 1 Musyrifatul Husniyah 2, Sri Subiyatun 3 INTISARI Latar Belakang: Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di provinsi DIY sebesar 70,8%. Cakupan ASI di Puskesmas Jetis Kota sebanyak 66,8% dari target pencapaian sebesar 80%. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI Eksklusif yaitu ketidaklancaran produksi ASI setelah melahirkan. Teknik pijat oksitosin adalah salah satu upaya untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Tujuan: Diketahuinya pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Jetis Kota pada tahun 2016 Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan (Pre Test-Post with control Design). Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan 30 responden yaitu 15 kelomppok kontrol dan 15 kelompok eksperimen. Analisa data yang digunkan yaitu paired T test. Hasil: Produksi ASI pada ibu nifas dengan kenaikan berat badan pada kelompok kontrol dengan rentang 100-250 gram, sedangkan kelompok eksperimen peningkatan berat badan lebih tinggi dari pada kelompok kontrol dengan rentang kenaikan mulai dari 200-600 gram. Hasil uji statistik menggunakan independent t test diperoleh p value 0,000 (p value < 0,05) dengan demikian Ha diterima Ho ditolak Simpulan dan Saran: Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas dengan menggunakan uji statistik independent t test dibuktikan dengan p value = 0,000 (p value < 0,05). Setelah diberikan teknik pijat oksitosin diharapkan ibu nifas dapat melaksanakan pijat oksitosin dirumah. Kata Kunci : Pijat Oksitosin, produksi ASI Kepustakaan : Al-Qur an, 20 buku (2007-2015), 7 jurnal, 2 publikasi, 1 tesis, 6 website Jumlah Halaman : i-xiii halaman, 61 halaman, 5 gambar, 6 tabel, 20 lampiran 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta iii

THE INFLUENCE OF OXYTOCIN MASSAGE TOWARD BREASTMILK PRODUCTION ON POST PARTUM MOTHER IN JETIS COMMUNITY HEALTH CENTER OF YOGYAKARTA CITY 1 Musyrifatul Husniyah 2, Sri Subiyatun 3 ABSTRACT Background of Study: There is 70.8% of 0-6 months old babies in Special Region of Yogyakarta is given exclusive breastmilk. While there is 66.8% babies out of 80% target of breastfeeding in Jetis Community Health Center of Yogyakarta. One factor that influenced the failure of exclusive breastfeeding is low milk supply after labor. Oxytocin massage technique is one attempt in solving low breastmilk production problem. Objective of Study: The study is to investigate the influence of oxytocin massage toward breastmilk production on post partum mother in Jetis Community Health Center of Yogyakarta City in the year of 2016. Method of Research: This research used quasi experiment method with design (Pre Test-Post with control Design). 30 respondents as the samples which consist of 15 control groups and 15 experiment control groups are obtained using purposive sampling technique. The data is analyzed using paired T test.s Result of Research: Breastmilk production of post partum mother who is grouped by their weight gain around 100-250gr, meanwhile other experiment group with higher weight gain than experiment control group around 200-600gr. The result of statistic test which used independent t test obtained that p value 0.000 (p value <0,05%) so that Ha is accepted and Ho is rejected. Suggestion: There is an influence of oxytocin massage on breastmilk production in postpartum mothers which is tested using independent t-test statistical test and shows p value of 0,000 (p value< 0,05). After oxytocin massage is given, postpartum mothers are expected to perform the massage at home. Keywords Bibliography Pages : Oxytocin Massage, Breatmilk Production : Al-Qur an, 20 books (2007-2015), 7 journals, 2 publication, 1 thesis, 6 websites : i-xiii pages, 61 pages, 5 pictures, 5 tables, 20 appendices 1 Thesis Title 2 Student of DIV Midwifery Program, Faculty of Health Sciences, Aisyiyah University of Yogyakarta 3 Lecturer Faculty of Health Sciences, Aisyiyah University of Yogyakarta iv

PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim (Kristiyansari, 2009). Upaya untuk mendukung peningkatan pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat dari telah dikeluarkannya berbagai pengakuan atau kesepakatan baik yang bersifat global maupun nasional yang bertujuan melindungi, mempromosi, dan mendukung pemberian ASI. Dengan demikian, diharapkan setiap ibu di seluruh dunia dapat melaksanakan pemberian ASI dan setiap bayi diseluruh dunia memperoleh haknya mendapat ASI. Sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-3 target ke-2 yaitu pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 Kelahiran Hidup. Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) dan United Nations Children s Fund (UNICEF) merekomendasikan aturan menyusui adalah sebagai berikut: inisiasi menyusui dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan terus menyusui selama dua tahun dengan makanan pendamping yang dimulai pada bulan keenam (WHO, 2012). Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya manusia (SDM) dimasa yang akan datang. Pembangunan manusia masa depan dimulai dengan pembinaan anak masa sekarang. Untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dimasa yang akan datang maka anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian nutrisi yang optimal bagi bayi yang baru lahir yakni melalui strategi global pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan (WHO, 2009). Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 sampai 6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 berdasarlan laporan sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 masih cukup rendah yakni sebesar 42% dimana target pencapaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2014 sebesar 80% (Riskesdes, 2013). Mengacu pada target program pada tahun 2014 sebesar 80%, cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di provinsi DIY sebesar 70,8% (Kemenkes RI, 2015). ASI Eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Tetapi prosentase pemberian ASI Eksklusif di DIY terus mengalami peningkatan tahun 2014. Pada kota Yogyakarta sebanyak 54,92%, Bantul sebanyak 71,55 %, Kulon Progo sebanyak 74,27%, Gunungkidul sebanyak 59,46%, Sleman sebanyak 81,2% (Dinkes, 2015). Cakupan ASI di Puskesmas Jetis Kota sebanyak 66,8% dimana target pencapaian sebesar 80%. Sebagaimana terdapat dalam Kepmenkes RI No.450/Menkes/IV/2004. Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 Tentang pemberian ASI Eksklusif. Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan bahwa setiap bayi harus mendapatkan ASI Eksklusif yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (Kepmenkes, 2012). Salah satu penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif bagi bayi dibawah usia enam bulan karena produksi ASI pada ibu postpartum yang 1

terhambat pada hari-hari pertama pasca persalinan sehingga sebagian besar bayi mendapatkan susu formula pada saat baru lahir (Riskesdas, 2013). Hasil penelitian Rahmawati (2014) menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ASI tidak segera keluar setelah melahirkan/ produksi ASI kurang atau tidak cukup, ibu kurang percaya diri, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja dan pengaruh promosi pengganti ASI. Ibu-ibu berhenti menyusui bayinya pada bulan pertama postpartum disebabkan puting susu lecet, kesulitan dalam melakukan perlekatan yang benar serta persepsi mereka tentang ketidakcukupan produksi ASI ibu sehingga tidak dapat memuaskan bayi (Mardiyaningsih, 2010). Kenyataan di lapangan menunjukkan produksi ASI yang sedikit pada harihari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam memberikan ASI secara dini. Menurut Cox dalam Mardiyaningsih (2010) ibu yang dapat menyusui pada hari-hari pertama disebabkan oleh kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang proses menyusui. Oleh karena itu, perlu adanya upaya melancarkan produksi ASI untuk ibu postpartum. Dalam upaya pengeluaran ASI ada dua hal yang mempengaruhi yaitu produksi dan pengeluaran. Produksi ASI di pengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan keputing susu melalui isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakanag ibu bayi (WBW, 2007 dalam Endah & Masdinarsah, 2011). Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperlancar produksi ASI diantaranya yaitu perawatan payudara, massage payudara, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pijat oksitosin vertabrae pada ibu. Pijat punggung dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau reflex let down melalui stimulasi sensori dari sistem afferen. Pemijatan yang dilakukan di area punggung ini dapat dilakukan pada ibu pasca bedah sesar pada 24 jam setelah melahirkan ketika ibu sudah mampu memulai mobilisasi secara bertahap (Roesli, 2010). Dukungan pemerintah terhadap pemberian ASI eksklusif telah dilakukan melalui berbagai upaya seperti Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI), Gerakan Masyarakat Peduli ASI dan Kebijakan Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) (Roesli, 2007 dalam Endah & Masdinarsih, 2011). Tetapi dalam kenyataannya di Indonesia hanya 27,1 % bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, dimana 31,5 % bayi berumur 0-1 bulan diberi ASI dan susu lain (SDKI, 2012). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan (Pre Test-Post with control Design). Populasi dalam penelitian adalah semua ibu nifas dengan kehamilan aterm pada persalinan sebanyak 34 responden. sampling Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive didapatkan sampel 30 orang. Uji analisis data menggunakan Independent Samples T-Test. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Ibu di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Kolompok No Karakteristik Eksperimen Kontrol f (%) f (%) Paritas 1 Primipara 4 26.7% 2 13.3% 2 Multipara 11 73.3% 13 86.7% Total 15 100% 15 100% Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa untuk karakteristik paritas dari 15 responden pada kelompok eksperimen sebagian besar adalah multipara yaitu sebanyak 11 responden (73.3%) dan pada kelompok kontrol sebagian besar juga multipara yaitu sebanyak 13 responden (86.7%). Pada jurnal Midpro (2011) pengetahuan ibu multipara lebih banyak dari pada pengetahuan ibu primipara karena faktor pengalaman dalam hal menyusui. Dengan pengalaman maka seseorang dapat mempunyai pengetahuan yang lebih baik dari pada yang belum rnemperoleh pengalaman. Produksi ASI pada Ibu Nifas Kelompok Eksperiman dan Kontrol dilihat dari Penambahan Berat Badan Bayi di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tabel 4.2 Penambahan Berat Badan Bayi pada hari ke-3 Frekuensi Presentase Frekuensi Kelompok Kelompok Kelompok Eksperimen Eksperimen Kontrol Penambahan Berat Badan Bayi hati ke 3 (gram) Presentase Kelompok Kontrol -150 0 0% 1 6.7% -100 1 6.7% 0 0% -50 2 13.3% 4 26.7% 0 4 26.7% 9 60.0% 50 2 13.3% 0 0% 100 6 40.0% 1 6.7% Total 15 100% 15 100% Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat disimpulkan pada kelompok kontrol sebanyak 9 responden memiliki berat badan tetap, sedangkan yang mengalami penurunan berat badan paling banyak adalah 150 gram dengan jumlah 1 responden. Pada kelompok eksperimen paling banyak mengalami kenaikan pada hati ke-3 hingga 100 gram sebanyak 6 responden. Penurunan berat badan pada bayi pada minggu pertama tidak sesuai dengan teori yang ada. Dimana berat badan bayi pada minggu pertama cenderung turun. Berdasarkan teori bayi yang lahir akan kehilangan 5-10% dari berat badannya pada hari ke-4 dan berat badannya akan meningkat pada hari ke-10. 3

Tabel 4.3 Penambahan Berat Badan Bayi pada hari ke- 8 Frekuensi Prosentase Frekuensi Kelompok Kelompok Kelompok Eksperimen Eksperimen Kontrol Penambahan Berat Badann Bayi hari ke 8 (gram) Prosentase Kelompok Kontrol 100 0 0% 2 13.30% 150 0 0% 5 33.30% 200 1 6.70% 6 40% 250 0 0% 2 13.30% 300 6 40% 0 0% 350 2 13.30% 0 0% 400 3 20% 0 0% 450 2 13.30% 0 0% 500 0 0% 0 0% 550 0 0% 0 0% 600 1 6.70% 0 0% Total 15 100% 15 100% Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 15 responden pada kelompok kontrol peningkatan berat badan bayi paling banyak adalah 200 gram (40%). Sedangkan pada kelompok eksperimen peningkatan berat badan pada kelompok eksperimen paling banyak adalah 300 gram (40%). Menurut Mardiyaningsih (2010) pijat oksitosin memberikan banyak manfaat dalam proses menyusui, manfaat yang dilaporkan adalah selain mengurangi stress pada ibu nifas dan mengurangi nyeri pada tulang belakang juga dapat merangsang kerja hormon oksitosin. Pengaruh Pijat Oksitosin terdadap Produksi ASI pada Ibu Nifas di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tabel 4.4 Pengaruh Pijat Oksitosin terdadap Produksi ASI pada Ibu Nifas di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Peningkatan Berat Rata-rata Kenaikan Badan (gram) (gram) Kelompok Kontrol 100-250 176,67 Kelompok Eksperimen 200-600 360,00 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui dimana kenaikan berat badan bayi pada kelompok kontrol dari rentang 100-250 gram dengan rata-rata kenaikan berat badan bayi sebesar 176,67 gram. Sedangkan pada kelompok eksperimen peningkatan berat badan lebih tinggi dari pada kelompok kontrol dengan rentang kenaikan berat badan mualai dari 200-600 gram dengan rata-rata kenaikan berat badan bayi sebesar 360 gram. Dengan demikian maka ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. 4

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Pengaruh Pijat Oksitosin terdadap Produksi ASI pada Ibu Nifas di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Kelompok N t Asymp. Sig (2- tailed) Eksperimen 15-14.697.000 Kontrol 15-14.948.000 Hasil uji statistik menggunakan Independent Sample Test diperoleh p value = 0,000 (p value < 0,05). Dengan demikian maka disimpulkan bahwa hipotesis menyatakan ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta terbukti. Selisih_Eks- _Ctrl Kelompok Sig T Sig. (2-tailed) Equal variances.047 6.741.000 assumed Hasil uji statistk menggunakan idenpendent t test terdapat perbedaan antara selisih berat badan bayi yang dilakukan pijat oksitosin dengan yang tidak dengan nilai p value = 0,000 yaitu p value < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pijat oksitosin berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas di Pukesmas Jetis Kota Yogyakarta. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas dengan menggunakan uji statistik independent t test dibuktikan dengan p value = 0,000 (p value < 0,05). Saran Setelah diberikan teknik pijat oksitosin diharapkan ibu nifas dapat melaksanakan pijat oksitosin dirumah. DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik. 2012. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. BPS-BKKBN Depkes RI. http://chnrl.org/pelatihan-demografi/sdki- 2012.pdf. Diakses pada tanggal 06 januari 2016 Dinkes Kota Yogyakarta. 2015. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Dinkes Kota Yogyakarta Depkes RI. 2007. Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta : Depkes RI. Khoiriyah, Ansik. 2011. Hubungan antara Paritas dengan Ketrampilan Menyusui pada Ibu Nifas. Jurnal Midpro. Edisi 2/2011 Kristiyansari, W. 2009. ASI:Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Kemenkes RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Jakarta: Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI Mardiyaningsih, Eko. 2010. Efektifitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitoksin terhadap produksi ASI ibu post SC di RS wilayah Jawa Tengah. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Keperawatan UI Proverawati, A. & Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika 5

Rahmawati, E. 2014. Hubungan Pijat Oksitosin Dengan Pengeluaran Asi Pada Ibu Postpartum Hari 1-2 Di Bpm Hj. Nl Kota Balikpapan Tahun 2013. Jurnal Husada Mahakam. Volume III No. 8, November 2014, Hal.389-442 Riskesdas. 2013. Data Cakupan ASI. www.depkes.go.id/ resources/download/general/hasil%20riskesdas%202013.pdf. Diakses pada tanggal 06 Januari 2016 Roesli, U. & Yohwi E. 2009. Manajemen Laktasi. Jakarta ; IDAI. 2010. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda Suryani, E. 2013. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu Postpartum Di Bpm Wilayah Kabupaten Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Volume 2, Nomor 2, Nopember 2013, Hlm.41-155 World Health Organization (WHO). Angka Kematian Bayi. Amerika: WHO; 2012. www.depkes.go.id/article/print/201404300001/jadilah-kartiniindonesia-yang-tidak-mati-muda-pencanangan-kampanye-peduli-kesehatanibu-2014.html. Diakses pada tanggal 06 Januari 2016 6