PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
: DIZA FATHAMIRA HAMZAH NIM.

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) merupakan suatu keadaan di

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

KARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN PASIEN TYPHOID ABDOMINALIS TENTANG DIET TYPHOID ABDOMINALIS di Rumah sakit Kabupaten Ponorogo

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Pengaruh Formula dengan Penambahan Bumbu untuk Makanan Rumah Sakit pada Status Gizi dan Kesehatan Pasien LIBER

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

KONSUMSI DAN DAYA TERIMA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT KARDIOVASKULAR TERHADAP MAKANAN YANG DISAJIKAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN SKRIPSI.

STATUS GIZI PASIEN RAWAT INAP YANG MENDAPAT DIET TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN (TKTP) DI RSU SWADANA DAERAH TARUTUNG TAHUN 2012 SKRIPSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

KONSUMSI DAN DAYA TERIMA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT KARDIOVASKULAR TERHADAP MAKANAN YANG DISAJIKAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN SKRIPSI.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET HIV/AIDS DAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 SKRIPSI.

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI DAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE YANG DIRAWAT INAP DI RSUD BADUNG

54 Pelayanan Medis RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 58 A. Kesimpulan. 58 B. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA..

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

METODE PENELITIAN. n =

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK PENDERITA RETINOPATI HIPERTENSI YANG DATANG BEROBAT KE POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2012-MEI 2013.

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

ANALISIS DIET TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN (TKTP) PADA PENDERITA TB PARU RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA PULO BRAYAN TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN Diza Fathamira Hamzah Staff Pengajar Program Studi Farmasi Universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa Email: dzdz_diza@yahoo.com ABSTRACT One of non medical treatment of heart hypertension complication sufferers is by having the heart diet well for reach a normal nutritional status. The main nutrient compositions of this diet are calory, protein, fat, carbohydrate and sodium. This research aims to know the represent of the management of heart diet and nutritional status of hospitalized heart hypertension complication patients in Bandung General Hospital of Medan in 2012. The research was a descriptive study with number of sample 35 hospitalized heart hypertension complication patients in Bandung General Hospital of Medan, which was taken by using consecutive sampling. The results showed that the type of indication heart has been accordance with the standard heart diet type IV. Most of the patients have an obedience action in medium category (94.3%) in having the heart diet which was provided from the hospital. Beside, most of the nutritional status are normal (82.9%). It is recommended to the Bandung General Hospital of Medan especially the installation of nutrition to have a dietary guidelines. Beside it is good to make a hospital policy for hospitalized patients to have the diet well. Keywords: hypertension, heart complication, heart diet, nutritional status PENDAHULUAN Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan cara medis dan non medis. Melalui cara non medis, penderita hipertensi yang rawat inap dapat menjalani diet sesuai dengan keluhan penyakit komplikasinya. Jenis diet diberikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter tentang penyakit komplikasi yang diderita oleh penderita hipertensi rawat inap yang bertujuan untuk memenuhi status gizi, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Menurut Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2011, hipertensi menduduki peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Kota Medan dengan jumlah penderita sebanyak 60.628 orang. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi selalu menduduki peringkat lima teratas dalam hal penyakit terbesar di Kota Medan dengan jumlah penderita yang sangat tidak bisa diprediksi jumlahnya (Dinkes Kota Medan, 2011). Fenomena yang terjadi sampai saat ini, yakni rumah sakit sering sekali salah menyediakan makanan untuk pasien yang rawat inap selain itu, penentuan makanan sering sekali tidak didasari atas kebutuhan Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 71

zat gizi si pasien tersebut. yang diberikan pun tidak sesuai dengan diet yang seharusnya dikonsumsi sesuai dengan keluhan kesehatannya. Di samping itu, tindakan kepatuhan pasien yang rawat inap juga memengaruhi keberhasilan penatalaksanaan diet di rumah sakit. Di RSU Bandung, terdapat jumlah pasien hipertensi rawat inap yang mengalami komplikasi seperti PJK, stroke, dan gangguan ginjal yang terjadi peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 ada sebanyak 130 orang, tahun 2010 ada sebanyak 150 orang, dan meningkat lagi pada tahun 2011 ada sebanyak 155 orang. Mayoritas, pasien hipertensi rawat inap adalah penderita hipertensi dengan komplikasi penyakit jantung. Pada bulan Januari sampai bulan Februari tahun 2012 pasien hipertensi rawat inap yang mengalami komplikasi jantung ada sebanyak 30 orang (RSU Bandung Medan, 2011). Penatalaksanaan diet pada penderita hipertensi rawat inap dengan komplikasi penyakit jantung di Rumah Sakit Umum Bandung didasari atas anjuran dokter. Di RSU Bandung Medan, pasien diberikan makanan diet jantung tipe IV dalam bentuk makanan biasa dengan garam rendah selama satu hari. Pemberian diet jantung tipe IV didasari atas anjuran dokter oleh karena mayoritas pasien hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap di RSU Bandung Medan merupakan pasien hipertensi komplikasi jantung dengan keadaan ringan sehingga hanya diberikan makanan dalam bentuk makanan biasa dengan garam rendah. Penatalaksanaan diet jantung di RSU Bandung juga dipengaruhi oleh status gizi dan tindakan kepatuhan pasien dalam melaksanakan diet jantung di RSU Bandung yang bertujuan untuk mempercepat masa penyembuhan sehingga tidak dirawat inap lagi. PERMASALAHAN Penatalaksanaan diet jantung dan status gizi pasien penderita hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Bandung Medan. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui bagaimana gambaran penatalaksanaan diet jantung dan status gizi pasien penderita hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Bandung Medan MANFAAT PENELITIAN Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi pihak rumah sakit tentang kepatuhan untuk melaksanakan diet 72 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017

jantung yang diberikan bagi penderita hipertensi rawat inap dan sebagai bahan masukan bagi pihak instalasi gizi RSU Bandung Medan Penelitian dapat menjadi masukan dan informasi bagi masyarakat tentang pentingnya mengatur pola hidup sehat dengan mempertahankan status gizi yang baik untuk mencegah timbulnya gejala komplikasi hipertensi khususnya penyakit jantung. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan survei yang bersifat deskriptif Penelitian ini dilaksanakan di di RSU Bandung, Medan tahun 2012. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien penderita hipertensi komplikasi penyakit jantung rawat inap tahun 2012. Sampel merupakan pasien penderita hipertensi komplikasi jantung rawat inap di Rumah Sakit Umum Bandung Medan pada bulan Maret 2012 sampai dengan April 2012. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara menentukan waktu dan kriteria sampel. Pengambilan sampel dilakukan sampai jumlah sampel minimal terpenuhi yakni sebanyak 30 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Penatalaksanaan diet jantung pada penderita rawat inap dapat dilihat dari kesesuaian komposisi zat gizi diet yang diberikan serta tindakan kepatuhan melaksanakan diet selama dirawat di rumah sakit. Kesesuaian Komposisi Zat Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh pasien hipertensi komplikasi jantung yang dirawat inap merupakan hipertensi dengan komplikasi jantung ringan. Maka dari itu, pemberian diet jantung yang tepat adalah diet jantung IV. jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa seperti makanan sehari-hari. Adapun komposisi zat gizi utama dari diet jantung yang diberikan dibedakan atas zat gizi kalori, protein, lemak, karbohidrat dan natrium (Arief, 2002). Penderita hipertensi dengan komplikasi jantung menjalani rawat inap di 3 jenis kelas, yakni sebanyak 4 orang di kelas I, 8 orang di kelas II, dan 23 orang di kelas III. Lima jenis zat gizi utama tersebut dilihat dari masing-masing kelas rawat inap pasien. Kesesuaian zat gizi kalori diet jantung yang diberikan rumah sakit pada masingmasing kelas rawat inap dapat dilihat pada tabel berikut. Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 73

Tabel 1 Kesesuaian Komposisi Zat Kalori Pada Yang (Kkal) (Kkal) 1 2023 1456 Tidak Sesuai 2 2023 1398 Tidak Sesuai 3 2023 1256 Tidak Sesuai Data kesesuaian zat gizi protein yang diberikan dari diet rumah sakit pada masing-masing kelas rawat inap dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 2 Kesesuaian Komposisi Zat Protein Pada Yang 1 67 60 Tidak Sesuai 2 67 54 Tidak Sesuai 3 67 34 Tidak Sesuai Kesesuaian zat gizi lemak diet jantung yang diberikan oleh rumah sakit pada masing-masing kelas rawat inap dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 3 Kesesuaian Komposisi Zat Lemak Pada Yang Diberikan RSU Bandung Medan 1 51 56 Tidak Sesuai 2 51 58 Tidak Sesuai 3 51 53 Tidak Sesuai Selain lemak, karbohidrat juga berperan penting dalam diet jantung IV. Kesesuaian zat gizi karbohidrat dari diet yang diberikan rumah sakit adalah sebagai berikut. Tabel 4 Kesesuaian Komposisi Zat Karbohidrat Pada Yang 1 329 179 Tidak Sesuai 2 329 165 Tidak Sesuai 3 329 161 Tidak Sesuai Zat gizi terakhir yang memegang peranan penting dalam diet jantung IV adalah natrium. Kesesuaian natrium dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5 Kesesuaian Komposisi Zat Natrium Pada Yang (mg) (mg) 1 172 643 Tidak Sesuai 2 172 295 Tidak Sesuai 3 172 310 Tidak Sesuai Menurut Almatsier (2004), diet jantung yang diberikan kepada pasien hipertensi komplikasi jantung, haruslah sesuai dengan standar diet dalam hal pemberian diet maupun komposisi zat gizinya yang meliputi kalori, protein, lemak, karbohidrat dan natrium. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa komposisi zat gizi utama penyusun diet jantung IV yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien hipertensi komplikasi jantung dengan masing-masing kelas I, II dan III, tidaklah sesuai dengan 74 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017

standar diet yang ditentukan. Ketidaksesuaian tersebut didasari oleh adanya penetapan porsi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pasien tersebut. Sehingga ada zat gizi yang nilainya berlebih dan ada pula yang kurang dari nilai yang seharusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalori yang terkandung dari diet yang diberikan rumah sakit adalah kurang, hal ini juga dikarenakan oleh sedikitnya bahan makanan kaya energy yang diberikan. Di samping itu, komposisi nilai protein juga dinilai kurang, karena bahan makanan yang diberikan sedikit kaya akan protein serta makanan cemilan yang diberikan juga sedikit mengandung protein, begitu juga dengan komposisi karbohidrat. Adapun komposisi lemak dan natrium yang melebihi dari nilai yang seharusnya. Hal ini dikarenakan oleh kecendrungan pihak rumah sakit yang sering menyajikan makanan yang digoreng, sehingga komposisi lemak melebihi dari yang seharusnya. Kepatuhan Pasien Menjalani Menurut BPOM RI (2006) keberhasilan penatalaksanaan diet bagi pasien hipertensi rawat inap dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam menjalani diet yang diberikan rumah sakit. Kepatuhan pasien dalam menjalani diet yang diberikan rumah sakit, merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam mempercepat masa penyembuhan penyakit pasien tersebut. Tabel 6 Kepatuhan Pasien Dalam Menjalani Yang Diberikan RSU Bandung Medan Kepatuhan n % Baik 0 0 Kurang 2 5,7 Sedang 33 94,3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan pasien dalam menjalani diet jantung IV di RSU Bandung, memiliki tingkat kepatuhan yang sedang. Kepatuhan dengan kategori sedang yang dimiliki oleh pasien tidak terlepas dari stimulus (pengetahuan) pasien tentang hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menjalani diet yang diberikan dan bagaimana aturan makan yang baik. Status Penderita Hipertensi Komplikasi Jantung Menurut Supariasa (2001), Status gizi merupakan keadaan kesehatan yang dilibatkan oleh karena interaksi antara makanan dan lingkungan hidup manusia. Dalam penelitian ini, pengukuran status gizi dilakukan secara lansgsung dengan mengukur indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif menderita hipertensi lebih besar pada orang yang Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 75

kelebihan berat badan tingkat ringan maupun tingkat berat. Kelebihan berat badan tingkat berat memiliki risiko lima kali lebih tinggi dibandingkan orang yang memiliki indeks massa tubuh yang normal (Anonim, 2010b). Hasil penelitian mengenai status gizi pasien hipertensi komplikasi jantung dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7 Status Pasien Hipertensi Komplikasi Jantung di RSU Bandung Medan Status n % Kurus 2 5,7 Normal 29 82,9 Gemuk 4 11,4 Status gizi pasien hipertensi komplikasi jantung di RSU Bandung dilakukan dengan menggunakan kategori ambang batas indeks massa tubuh untuk orang Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas pasien tergolong pada status gizi yang normal. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Penatalaksanaan diet jantung di RSU Bandung Medan belum memenuhi standar komposisi zat gizi utama yang terkandung pada diet jantung IV. Komposisi zat gizi tersebut antara lain adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, dan natrium. 2. Penatalaksanaan diet jantung di RSU Bandung Medan tidak didasari atas kebutuhan gizi pasien. 3. Sebagian besar kepatuhan pasien dalam menjalani diet di rumah sakit berada dalam kategori sedang (94,3%). Hal ini dipengaruhi oleh cita rasa makanan yang disajikan pihak rumah sakit, kurang disukai oleh pasien. Selain itu, tidak adanya kebijakan dari pihak rumah sakit untuk mematuhi setiap diet yang diberikan. 4. Mayoritas pasien tergolong pada status gizi normal (82,9%). SARAN 1. Sebaiknya pihak rumah sakit khususnya bagian instalasi gizi memiliki pedoman diet dan menyajikan makanan sesuai dengan komposisi zat gizi yang seharusnya. 2. Cita rasa makanan hendaknya ditingkatkan agar pasien patuh menjalani diet yang diberikan 3. Perlunya kebijakan kepatuhan dalam melaksanakan diet yang diberikan 4. Perlunya promosi gizi tentang diet yang diberikan sewaktu makanan diantar ke ruangan pasien oleh petugas gizi. Hal ini diakukan agar 76 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017

pengetahuan dan kesadaran pasien dalam menjaga kesehatan khususnya dari segi makanan yang dikonsumsi dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2004. Penuntun. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Anonim, 2010b. Faktor Risiko Hipertensi YangDapatDikontrol.www.smallcra b.com/kesehatan/511-faktor-risikohipertensi-yang-dapat-dikontrol diakses tanggal 6 Februari 2012. Arief, M. 2002. Kapita Selekta Kedokteran: Pada Kelainan Jantung Jilid I Edisi 3. FK UI, Jakarta. BPOM RI. 2006. Faktor Penting Dalam KeberhasilanTerapi.perpustakaan.po m.go.id/koleksilainnya/infopom/0 506.pdf diakses tanggal 15 Maret 2012 Dinkes Kota Medan. 2011. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2010. Medan RSU Bandung Medan. 2011. Data Rekam Medik Pasien Hipertensi di RSU Bandung Medan Tahun 2011. RSU Bandung, Medan. Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status. Penerbit Buku Kedokteran, EGC Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 77