BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Aktivitas Pemasaran Melalui Media Sosial Persepsian

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

(Research Toward Female Student of Muhammadiyah University of Yogyakarta) Fariz Lesmana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan kebutuhan pelanggannya.. Dalam menghadapi persaingan tersebut,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani.

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push , belanja online, browsing, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

1.1. Latar Belakang Masalah

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada pelanggan atas produk yang di hasilkannya,

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan disini tidak hanya berasal dari dalam perusahaan itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ramah lingkungan. Bahkan sebagian besar limbah produk tersebut yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori. 1. Minat beli. Internet telah menyebar menjadi populer pada saluran

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. komitmen, kepercayaan dan kerjasama yang efektif dalam pemasaran relasional.

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kendaraan pribadi, oleh karena itu perusahaan otomotif menawarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semuanya serba instan. Dengan zaman yang serba teknologi dan serba online, akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara mudah dan praktis. Dewasa ini banyak berbagai alat yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam

Customer Retention Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau value. (Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya persaingan perusahaan-perusahaan yang semakin. serius dalam pangsa pasar untuk pemenuhan kebutuhan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Populasi wanita Indonesia tahun Sumber: Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. dipandang oleh semua orang sehingga mereka berusaha mencari produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama para kaum remaja. Kini handphone tidak hanya. dipergunakan untuk membuat panggilan dan membuat Short Message

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB 1 PENDAHULUAN. media. Situs jaringan sosial adalah forum online di mana pengguna dengan

BAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang permasalahan

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas Pemasaran Melalui Media Sosial Persepsian Sosial media marketing merupakan tambahan terbaru dalam dunia marketing di mana digunakan untuk menjalin komunikasi pada rencana pemasaran terpadu. Komunikasi terpadu merupakan prinsip organisasi yang terhubung dengan pasar sasaran mereka. komunikasi pemasaran terpadu mencakup promosi, periklanan, penjualan pribadi, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan promosi penjualan (Glynn dan David, 2009). Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010). Selain iklan online, para pemasar juga menggunakan social communityyang terdiri dari berbagai bentuk interaksi mulai dari forum (Kaskus atau Fashiones daily), situs jejaring sosial (Facebook atau Multiply), dunia virtual (Second Life, There, atau Kaneva), games, situs berbagi (Flickr atau YouTube), hingga mikroblogging (Twitter) Wenats (2012) pemasaran melalui media sosial adalah salah satu bentuk periklanan yang menggunakan media social community dimana 7

8 pengiklan (produsen atau pemilikmerek) dapat langsung berinteraksi dan membangun dialog dengan para konsumennya. Menurut Gurnelius (2011) tujuan paling umum penggunaan social media adalah sebagai berikut: 1. Membangun hubungan Manfaat utama dari pemasaran media sosial adalah kemampuan untuk membangun dengan konsumen secara aktif. 2. Membangun Merek Percakapan melalui media sosial menyajikan cara sempurna untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan pengenalan dan ingatan akan merek dan meningkatkan loyalitas merek. 3. Publisitas Pemasran melalui media sosial menyediakan outlet dimana perusahaan dapat berbagi informasi penting dan memodifikasi persepsi negatif. 4. Promosi Melalui pemasran media sosial, memberikan diskon eklusif dan peluang untuk audiens membuat orang-orang merasa di hargai dengan khusus, serta untuk memenuhi tujuan jangka pendek. 5. Riset Pasar Menggunkan alat-alat dari web sosial untuk belajar tentang pelanggan, membuat profil demografi dan perilaku pelanggan, belajar tentang keinginan dan kebutuhan konsumen, serta belajar tentang pesaing.

9 2. Ekuitas Pelanggan Pendorong utama ekuitas pelanggan ada tiga jenis yaitu ekuitas nilai, ekuitas hubungan dan ekuitas merek. Ekuitas hubungan sebagai pendorong utama ekuitas pelanggan secara keseluruhan. Pertama ekuitas nilai adalah penilaian obyektif pelanggan utilitas dari merek, berdasarkan persepsi apa yang diberikan untuk kembali mendapat perangkat Vogel et al (2008). pengaruh kunci pada ekuitas nilai adalah kualitas, harga, dan kenyamanan Lemon et al (2001) dalam (Kim dan Ko, 2012). Kedua, ekuitas hubungan mengungkapkan kecenderungan pelanggan untuk tetap menjalin hubungan dengan sebuah merek, melampaui penilaian objektif dan subjektif. Ketiga, ekuitas merek adalah pelanggan subjektif dan tidak berwujud sebagai pengkajian dari merek atas dan di atas nilai Lemon et al (2001) dalam (Kim dan Ko, 2012). Merek adalah yang terbaik dalam membangun gambar yang membuat pelanggan mengidentifikasi khusus Keller (1998). Kunci dari ekuitas merek yang kesadaran merek, sikap terhadap merek, dan etika perusahaan Lemon et al ( 2001) dalam (Kim dan Ko, 2012). a. Ekuitas Nilai Ekuitas Nilai adalah penilaian objektif pelanggan utilitas dari merek berdasarkan persepsi apa yang diberikan untuk apa diterima. ekuitas merek lebih subjektif dan emosional. Ini adalah penilaian intangible dari merek, di luar nilai obyektif dirasakan. Akhirnya, termasuk model ekuitas hubungan, yang mengekspresikan kecenderungan pelanggan untuk tetap menjalin hubungan dengan merek, di luar penilaian objektif dan subjektif dari merek ini merupakan

10 dasar untuk perhitungan nilai seumur hidup pelanggan Blattberg dan Deighton (1996) dalam Kabiry (2013). Ekuitas nilai adalah penilaian objektif pelanggan utilitas dari merek,berdasarkan persepsi apa yang diberikan untuk kembali Perangkat ini dapatkan Vogel et al (2008). Tiga pengaruh kunci pada ekuitas nilai adalah kualitas, harga, dan kenyamanan Lemon et al (2001) dalam (Kim dan Ko, 2012). b. Ekuitas Hubungan Ekuitas hubungan melibatkan unsur-unsur yang menghubungkan pelanggan untuk merek atau perusahaan Rust, Lemon, dan Zeithaml (2001) dalam Vogel et al (2008). Jika dirasakan ekuitas hubungan yang tinggi, pelanggan percaya bahwa mereka diperlakukan dengan baik dan ditangani dengan penanganan khusus. Selain itu, konsumen merasa akrab dengan merek, toko, atau karyawan toko. Mereka percaya kualitas produk atau pengiriman akurat dari layanan. Sebuah pengalaman positif dengan pelanggan lain juga menunjukkan Ekuitas Hubungan Hennig-Thurau, Gwinner, dan Gremler (2002) dalam Vogel et al (2008). Ekuitas Hubungan menawarkan nilai tambah bagi pelanggan. Sejalan dengan paradigma konfirmasi, konsumen yang membandingkan harapan mereka dengan pengalaman mereka dan percaya bahwa mereka diperlakukan lebih baik daripada yang lain cenderung puas dengan korban, merek, atau toko dan karena itu akan menjadi lebih setia (Gwinner, Gremler, dan Bitner,1998).

11 c. Ekuitas Merek Ekuitas merek adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan ataupun pada pelanggan Aaker (1997). Ekuitas merek adalah nilai merek yang menggambarkan keseluruhan kekuatan merek mendukung pernyataan ini dengan menyatakan bahwa sebuah merek yang kuat sebenarnya mewakali sekelompok pelanggan yang setia, aktiva dasar mendasari ekuitas merek adalah ekuitas pelanggan Simamora (2003). ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa (Kotler dan Keller, 2009). Jika pelanggan tidak tertarik pada suatu merek dan membeli karena karakteristik produk, harga, kenyamanan, dan dengan hanya sedikit memperdulikan merek, kemungkinan ekuitas mereknya rendah. Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun dihadapkan pada pesaing yang menawarkan produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai ekuitas yang tinggi (Astuti dan Cahyadi, 2007). 3. Intensi Pembelian Intensi membeli atau niat beli merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengadakan pembelian atas produk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut Anoraga (2000). Sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan

12 tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian Assael dalam Yudhiartika dan Haryanto (2012). Sedangkan intensi membeli menurut Howard dalam Yudhiartika dan Haryanto (2012) adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa niat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. B. Hasil Penelitian Terdahulu Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Ko (2012). Berdasarkan penelitian yang diperoleh hasil bahwa aktifitas sosial media marketing pada merek fashion mewah terdiri lima konstruksi; hiburan, interaksi, trendiness, kustomisasi, dan dari mulut ke mulut. Kegiatan pemasaran di media sosial merek dirasakan oleh konsumen mencakup nilai tertentu dibandingkan dengan pasar tradisional. Kedua, aktivitas sosial media marketing dirasakan oleh pelanggan berpengaruh untuk semua pengantar ekuitas pelanggan. Sejak aktifitas ini untuk merek fashion mewah berhubungan signifikan terhadap semua pengantar, mereka cukup efektif. Sebagai media pemasaran terpadu, aktifitas sosial media marketing efektif menambah nilai ekuitas dengan memberikan nilai baru untuk pelanggan bahwa media pemasaran tradisional biasanya tidak menyediakan. Sosial media menawarkan merek tempat bagi pelanggan untuk terlibat dalam komunikasi yang tulus dan ramah dengan pengguna lainnya, sehingga tindakan yang dimaksudkan merek di komunikasi sosial yang positif mempengaruhi ekuitas hubungan dan ekuitas merek.

13 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rina et al (2014). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa keenam hipotesis yang diteliti, diterima. Hipotesis pertama yaitu social media marketing berpengaruh secara signifikan terhadap value equity diterima. Hipotesis kedua, yaitu social media marketing berpengaruh secara signifikan terhadap relationship equity diterima. Hipotesis ketiga, yaitu social media marketing berpengaruh secara signifikan terhadap brand equity diterima. Hipotesis keempat, yaitu value equity berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention diterima. Hipotesis kelima yaitu relathionship equity Berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention diterima. Hipotesis keenam yaitu brand equity Berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention diterima. Menurutpenelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih et al (2007). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil ekuitas merek dapat dicapai melalui peningkatan country of origin perception dan promosi penjualan, yang pada akhirnya ekuitas merek tersebut dapat mendorong minat beli ulang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitrahdini et al (2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dimensi kesan ekuitas merek memiliki kontribusi terendah dan bentuk hubungan yang negatif terhadap ekuitas merek. Hal tersebut dipengaruhi oleh variabel harga yang memiliki kontribusi terndah terhadap kualitas merek. Harga yang tinggi pada produk tersebut ternya akan membuat kesan kualitas yang negatif terhadap produk tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa harga yang tinggi belum tentu dikaitkan dengan produk dikaitkan dengan produk yang mempunyai kesan kualitas yang baik. Harga yang terlalu tinggi bahkan

14 menjadikan kesan kualitas secara keseluruhan akan negatif dan bahkan menurunkan ekuitas merek. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudhiartika dan Haryanto (2012) Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil. Berdasarkan analisis dan hasil analisis yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Personal selling tidak berpengaruh secara signifikanterhadap kesadaran merek produk kecantikan Pond s. Hasil ini tidakmendukung hipotesis awal yang di ajukan dalam penelitan ini. 2. Display tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran merek produk kecantikan Pond s. Hasil ini tidak mendukung awal yang diajukan dalam penelitan ini, 3. Promosi penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap merek produk kecantikan Pond s. Hasil ini mendukung hipotesis awal yang diajukan dalam penelitan ini, 4. Personal selling berpengaruh positf signifikan terhadap intensi membeli konsumen produk kecantikan Pond Hasil ini mendukung hipotesis awal yang diajukan dalam penelitan ini 5. Promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli konsumen produk kecantikan Pond s. Hasil ini tidak mendukung hipotesis awal yang diajukan dalam penelitan ini. 6. Kesadaran merek berpengaruh positif signifikan terhadap intensi membeli produk kecantikan Pond s. Hasil ini mendukung hipotesis awal yang diajukan dalam penelitan ini.

15 C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan permasalahan penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian belum menjadi jawaban empiris (Sugiyono, 2000). 1. Pengaruh aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian terhadap ekuitas nilai Dugaan sementara aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian berpengaruh positif terhadap ekuitas nilai. Penelitian sebelumnya dengan topik yang sama dilakukan oleh Kim dan Ko (2012) yang menemukan bahwa aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian positif terhadap ekuitas nilai. Serta Srivastava et al dalam Kim dan Ko (2012). Menemukan bahwa aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian memiliki pengaruh secara postif dan signifikan terhadap ekuitas nilai. Maka dapat dirumuskan hipotesis dari pengaruh aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian terhadap ekuitas nilai sebagai berikut: H1 : Aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian berpengaruh positif terhdap ekuitas nilai.

16 2. Pengaruh aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian terhadap ekuitas hubungan Penelitian sebelumnya dengan topik yang sama dilakukan oleh Kim dan Ko (2012) yang menemukan bahwa aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian berpengaruh positif terhadap ekuitas hubungan. Serta Srivastava et al dalam Kim dan Ko (2012). Menemukan bahwa aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian memiliki pengaruh secara postif dan signifikan terhadap ekuitas hubungan Maka dapat dirumuskan hipotesis dari pengaruh aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian terhadap ekuitas hubungan sebagai berikut: H 2 : Aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian berpengaruh positif terhadap ekuitas hubungan. 3. Pengaruh aktivitas pemasaran media sosial persepsian terhadap ekuitas merek Dugaan sementara aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian berpengaruh positif terhadap ekuitas merek. Penelitian sebelumnya dengan topik yang sama dilakukan oleh Rina et al (2014) yang menemukan bahwa aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian positif terhadap ekuitas merek. Serta Srivastava et al dalam Kim dan Ko (2012). Menemukan bahwa aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian memiliki pengaruh secara postif dan signifikan terhadap ekuitas merek. Maka dapat dirumuskan hipotesis dari pengaruh aktivitas

17 pemasaran melalui media sosial persepsian terhadap ekuitas nilai sebagai berikut: H3 : Aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian berpengaruh positif terhadap ekuitas merek. 4. Pengaruh Ekuitas Nilai terhadap Intensi Pembelian Dugaan sementara ekuitas nilai berpengaruh positif terhadap intensi pembelian. Penelitian sebelumnya dengan topik yang sama dilakukan oleh Rina et al (2014) yang menemukan bahwa aktivitas pemasaran melalui media sosial persepsian positif terhadap intensi pembelian. Serta Srivastava et al dalam Kim dan Ko (2012). Menemukan bahwa ekuitas nilai memiliki pengaruh secara postif terhadap intensi pembelian. Maka dapat dirumuskan hipotesis dari pengaruh ekuitas nilai terhadap intensi pembelian sebagai berikut: H4 : Ekuitas nilai berpengaruh positif pada intensi pembelian 5. Pengaruh Ekuitas Hubungan terhadap Intensi Pembelian Dugaan sementara ekuitas hubungan berpengaruh positif terhadap intensi pembelian. Penelitian sebelumnya dengan topik yang sama dilakukan oleh Kim dan Ko (2012). yang menemukan bahwa ekuitas hubungan berhubungan positif terhadap intensi pembelian. Serta vogel et al dalam Rina et al (2014). Menemukan bahwa ekuitas hubungan memiliki pengaruh secara postif terhadap intensi pembelian. Maka dapat dirumuskan hipotesis dari pengaruh ekuitas hubungan terhadap intensi pembelian sebagai berikut:

18 H5 : Ekuitas hubungan berpengaruh positif terhadap intensi pembelian. 6. Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Intensi pembelian Dugaan sementara ekuitas hubungan berpengaruh positif terhadap intensi pembelian. Penelitian sebelumnya dengan topik yang sama dilakukan oleh Kim dan Ko (2012). yang menemukan bahwa ekuitas hubungan berhubungan positif terhadap intensi pembelian. Serta Yoshida dan Gordon dalam Rina et al (2014). Menyatakan bahwa dapat memperkuat niat membeli serta mempengaruhi secara positif. Maka dapat dirumuskan hipotesis dari pengaruh ekuitas hubungan terhadap intensi pembelian sebagai berikut: H6 : Ekuitas Merek berpengaruh positif terhadap intensi pembelian

19 D. Model Penelitian Berdasarkan logika pemikiran dan penurunan hipotesis, maka dapat digambarkan model pada gambar 2.1 : Ekuitas Pelanggan H 1 Ekuitas Nilai H 4 Aktivitas Pemasaran melalui Media sosial Persepsian H 2 Ekuitas Hubungan H 5 Intensi Pembelian H 3 Ekuitas Merek H 6 Gambar 2.1. Model Penelitian Dalam model penelitian diatas terdapat lima jenis variabel yang digunakan yaitu variabel eksogen terdiri dari aktifitas pemasaran melalui media Sosial Persepsian, variabel endogen/mediating ekuitas hubungan, ekuitas nilai dan ekuitas merek, sedangkan variabel endogen murni yaitu intensi pembelian.