Toksisitas akut isolat fraksi n-hexana dan etanol daun Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. yang mempunyai aktivitas imunostimulan

dokumen-dokumen yang mirip
Toksisitas Akut dan Penentuan DL 50 Oral Ekstrak Air Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) pada Mencit Swiss Webster

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

UJI TOKSISITAS AKUT SENYAWA ASAM 2-(4-(KLOROMETIL)BENZOILOKSI)BENZOAT PADA TIKUS WISTAR JANTAN

Uji Toksisitas UJI TOKSISITAS AKUT. Macam Uji Toksisitas. Beda antara jenis uji toksisitas umum

UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH

Ringkasan Uji Toksisitas Akut. e-assignment

UJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN DAUN JATI BELANDA PADA MENCIT SWISS WEBSTER

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis panicdata Nees) PADA MENCIT

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

UJI TOKSISITAS AKUT SENYAWA ASAM-(3- KLOROMETIL)BENZOILSALISILAT DAN ASAM-(4- KLOROMETIL)BENZOILSALISILAT TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional sudah dikenal sejak zaman dahulu, akan tetapi pengetahuan masyarakat akan khasiat

AINUN RISKA FATMASARI

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) PADA MENCIT SKRIPSI OLEH: DEWI IRA PUSPITA NIM

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PUTU WAHYU PRADIPTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH (Piper crocatum Luiz and Pav) PADA MENCIT SWISS WEBSTER

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL HERBA PUTRI MALU (MIMOSA PUDICA L.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER BETINA FELISITAS APRILIA JAMAN

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR. Intisari

Ermin Katrin, Susanto dan Hendig Winarno ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber amaricans Bl.) PADA MENCIT Swiss Webster JANTAN

UJI TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT PADA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BAWANG TIWAI (Eleutherine Americana Merr.) ABSTRACT

PENENTUAN KETOKSIKAN AKUT PHYLLANTHUS NIRURI ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEK EKSTRAK ETANOL MIMOSA PUDICA LINN. TERHADAP AKTIVITAS, BERAT BADAN DAN INDEKS ORGAN MENCIT JANTAN SEBAGAI PENUNJANG UJI TOKSISITAS SUBKRONIS

UJI TOKSISITAS AKUT (LD50)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada

FITA DWI AMIRIA Y

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

UJI TOKSISITAS AKUT DARI EKSTRAK ETANOL HERBA SEREH (ANDROPOGON CITRATUS D.C ) PADA MENCIT PUTIH SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TOKSIKOLOGI

Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Jambu Bol (Eugenia malccensis L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 2012, halaman ISSN :

Fadhila Assagaf, Adeanne Wullur, Adithya Yudistira Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, ABSTRACT

UJI TOKSISITAS SUBKRONIK PRODUK HERBAL X SECARA IN VIVO SKRIPSI

KUMPULAN ABSTRAK TESIS DISERTASI DOKTOR 2005 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengaruh pemberian oral infusa suatu jamur Panaeolus terhadap aktivitas motorik dan rasa ingin tahu mencit jantan

IRANIUS AGUNG ASTRA AMIJAYA

THE IMMUNOMODULATORY EFFECT OF ETHYL ACETATE FRACTION OF

PENAPISAN AKTIVITAS FARMAKODINAMIK EKSTRAK ETANOL DAUN AKAR MAMBU (CONNARUS GRANDIS JACK, CONNARACEAE)

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Benalu Mangga (Dendrophthoe petandra) Terhadap Mencit Swiss Webster

PERBANDINGAN EFEK FRAKSI

benua Amerika yang beriklim tropis pada ketinggian m di atas permukaan laut (Faridah, 2007). Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempunyai kebiasaan bercerita apa yang dilihat, didengar, dan

KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2015, 3(2), p-issn / e-issn

MUHAMMAD DIDIEK RAHMADI

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS SUBKRONIS DERMAL MINYAK ROSMARINI (Rosmarinus officinalis L) PADA TIKUS WISTAR DENGAN PARAMETER HEMATOLOGI DAN BIOKIMIAWI

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN ANGSANA TERHADAP PERUBAHAN AKTIVITAS MOTORIK DAN BERAT BADAN MENCIT (MUS MUSCULUS) RYAN DJAMIKO

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Ar11l ELVIEN LAHARSYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI

GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG DAN OTAK PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

TOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL HERBA PUTRI MALU (MIMOSA PUDICA L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN

DAYA LAKTAGOGUM JAMU UYUP-UYUP DAN EKSTRAK DAUN KATU (Sauropus androgynus Merr.) PADA GLANDULA INGLUVICA MERPATI

Uji toksisitas akut ekstrak etanolik terstandar dari kulit akar Senggugu (Clerodendrum serratum L. Moon)

UJI TOKSISITAS AKUT FRAKSI ETIL ASETAT DAUN PILADANG (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL HERBA

UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK DAUN SAWI PUTIH (BRASSICA CHINENSIS L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

PENGUJIAN TOKSISITAS AKUT LETHAL DOSE 50 (LD50) EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) PADA MENCIT (Mus musculus albinus)

ABSTRAK. Stefany C.K, Pembimbing I : Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.

Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sapu Jagad (Isotoma longiflora (L) Presl.) pada Mencit Galur Mus muculus

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari. Abstrak

Efek Ekstrak Etanol Daun Cacao Theobroma Cacao L. terhadap Aktifitas Sistem Saraf Pusat

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini sebagian besar masyarakat lebih mempercayai pengobatan

UJI EFEK TOKSISITAS EKSTRAK DAUN SUKUN [ARTOCARPUS ALTILLIS (PARK.) FOSBERG] TERHADAP GINJAL TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK AIR MIMOSA PUDICA L. PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DENGAN PARAMETER PERUBAHAN AKTIVITAS DAN INDEKS ORGAN

EFEK FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL DAUN TEH HIJAU [CAMELLIA SINENSIS (L.)O.K.] PADA PENURUNAN NAFSU MAKAN DAN BERAT BADAN TIKUS PUTIH

Transkripsi:

Majalah Katrin Farmasi Indonesia, 16(4), 227 231, 2005 Toksisitas akut isolat fraksi n-hexana dan etanol daun Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. yang mempunyai aktivitas imunostimulan The acute toxicity of isolates from n-hexane and ethanolic fraction of Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. which have immunostimulatory activity Katrin 1), Andreanus A.Soemardji 2), Asep Gana Soeganda 2) dan Iwang Soediro 2) 1) Departemen Farmasi FMIPA, Universitas Indonesia 2) Departemen Farmasi FMIPA, Institut Teknologi Bandung Abstrak Telah dilakukan uji toksisitas akut dua isolat daun Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. berasal dari fraksi n-heksana dan etanol. Isolat HD54 (βsitosterol) diperoleh dari fraksi n-heksana dan ED44 (kuersitrin) diperoleh dari fraksi etanol, dimana kedua fraksi tersebut mempunyai aktivitas imunostimulan. Uji toksisitas akut isolat dilakukan pada mencit dengan mengamati pengaruh isolat terhadap perilaku hewan (profil farmakologi ) setelah pemberian dosis tunggal bahan uji, perkembangan bobot badan hewan percobaan dan kematian setiap hari selama 14 hari serta pengamatan bobot beberapa organ pada hari ke-15. Hasil uji toksisitas akut setelah pemberian kedua isolat pada mencit jantan dan betina menunjukkan bahwa sampai dosis 2000 mg/kg bobot badan tidak ada kematian dan tidak ada efek toksik yang bermakna. Dengan demikian LD 50 dari kedua isolat pada mencit lebih besar dari 2000 mg/kg bb. Kata kunci : toksisitas akut, imunostimulan, Dendrophthoe pentandra (L.) Miq., LD 50 Abstract The acute toxiciy of two isolates from n-hexane fraction and ethanolic fractions of Dendrophthoe pentandra ( L) Miq. leaves have been investigated. Isolate HD54 (β-sitosterol) Isolat HD54 (β-sitosterol) isolated from n- hexane fraction and ED44 (quercitrine) from ethanolic fraction, which these two fraction have immunostimulatory activity. The acute toxicity test of isolates were investigated on mice after giving a single dose of samples by observing their influences on behavioral responses (pharmacological profile), the development of body weight and mortality each day for 14 days. The observation vital organ have been done on fifteeth day. The results of acute toxicity test after giving the two isolates to males and females mice showed that until a dose of 2000 mg/kg body weight was no animal died and significant toxic effect. Therefore LD 50 of the two isolates on mice were higher than 2000 mg/kg body weight. Key words : acute toxicity, immunostimulant, Dendrophthoe pentandra (L.) Miq., LD 50. Pendahuluan Pada penelitian terdahulu telah dibuktikan aktivitas imunostimulan dari fraksi n-heksana dan fraksi etanol daun Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. dengan metode bersihan karbon, metode penimbangan bobot limpa relatif dan perhitungan sel limfosit limpa (Katrin, dkk., 2005). Dari fraksi n-heksana diperoleh isolat yang merupakan senyawa golongan steroid (β-sitosterol) dan dari fraksi etanol diperoleh isolat yang merupakan Majalah Farmasi Indonesia, 16(4), 2005 227

Toksisitas akut isolat fraksi... golongan flavonoid (kuersitrin) (Katrin, dkk., 2005). Dalam penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut isolat berasal dari fraksi yang telah diuji mempunyai aktivitas imunostimulan tersebut untuk mendeteksi efek toksik akut sehingga dapat diperoleh gambaran keamanannya bila akan dikembangkan menjadi fitofarmaka bilamana isolat tersebut adalah senyawa aktif imunostimulannya. Metodologi Hewan Uji Hewan uji adalah mencit putih galur BALB/c usia sekitar 2 bulan dengan bobot 25-30.g jantan dan betina yang diperoleh dari PT Biofarma Bandung. Bahan 1. Bahan uji : Isolat HD54 (β-sitosterol) diperoleh dari fraksi n- heksana dan isolat ED44 (kuersitrin) diperoleh dari fraksi etanol daun Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. dan kedua fraksi n-heksana dan etanol telah dibuktikan beraktivitas imunostimulan (Katrin, dkk., 2005). Isolat murni secara KLT dan KCKT. 2. Bahan pembawa Suspensi tragakan 0,5 %. Alat Alat yang digunakan untuk uji toksisitas adalah timbangan mencit, jarum oral, vial, timbangan analitik, seperangkat alat uji toksisitas, dan seperang-kat alat bedah. Prosedur penelitian Bahan uji isolat (β-sitosterol dan kuersitrin) diberikan secara oral dalam berbagai dosis tunggal pada mencit jantan dan betina. Pengamatan perilaku mencit dilakukan pada ½, 1, 1½, 2,, 3 dan 4 jam setelah pemberian sediaan uji. Pengamatan dilanjutkan dengan perkembangan bobot badan dan kematian setiap hari selama 14 hari. Pada hari ke15 diamati beberapa organ antara utama (limpa, hati, jantung, ginjal dan paru-paru). Semua parameter ini dibandingkan dengan kontrol yang tidak diberi bahan uji dan dari data kematian yang ada dihitung lethal dose 50% (LD 50). Hasil Dan Pembahasan Uji toksisitas akut adalah suatu pengujian untuk menetapkan potensi toksisitas akut LD 50, menilai berbagai gejala toksik, spektrum efek toksik, dan mekanisme kematian (Anonim, 2000) Tujuan uji toksisitas akut adalah untuk mendeteksi adanya toksisitas suatu zat, menentukan organ sasaran dan kepekaannya, memperoleh data bahayanya setelah pemberian suatu senyawa secara akut dan untuk memperoleh informasi awal yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat dosis yang diperlukan untuk uji toksisitas selanjutnya. Disamping itu data kematian yang diperoleh ditentukan nilai LD 50 pada mencit jantan dan betina (Ariens, 1986; Wattimena,1986). Perilaku mencit setelah pemberian dosis tunggal oral sediaan uji adalah aktivitas motorik, rasa ingin tahu, pengaruh terhadap sistem saraf pusat dan otonom serta defikasi, urinasi dan kematian (Thompson, 1985) Pemberian dosis tunggal oral isolat (β-sitosterol) dengan dosis 2 mg, 200 mg dan 2000 mg/kg bb, tidak mempengaruhi perilaku mencit jantan maupun betina dibandingkan terhadap kontrol selama pengamatan intensif setiap ½ -1 jam sampai 4 jam setelah pemberian sediaan uji. Perilaku (profil farmakologi) akibat pemberian dosis tunggal isolat (kuersitrin) dengan dosis 4, 20, 100, 500 dan 2000 mg/kgbb tidak menunjukkan perbedaan perilaku mencit yang bermakna dibandingkan kontrol. Hasil uji toksisitas akut setelah pemberian isolat β-sitosterol dosis oral tunggal pada mencit jantan dapat dilihat aktivitas motorik menurun pada dosis 200 mg/kg bb pada waktu pengamatan lebih dari 1 jam, demikian juga terjadi pada kontrol. Sampai dengan dosis terbesar 2000 mg/kg..bb pada pemberian isolat (β-sitosterol maupun kuersitrin) tak ditemukan adanya kematian sampai 14 hari setelah pemberian dosis tunggal oral bahan uji, sehingga nilai LD 50 dari kedua isolat tidak dapat dihitung dan dinyatakan nilai LD 50 kedua isolat adalah lebih besar dari 2000 mg/kg bb pada mencit jantan maupun betina. Dosis 2000 mg/kg bb pada mencit ini setara dengan dosis pada manusia dewasa (70 kg) 15,52 g atau 221,7 mg/kg bb manusia (Wattimena, 1986) Gambaran perkembangan bobot badan mencit selama 14 hari setelah pemberian dosis tunggal oral bahan uji untuk isolat (β-sitosterol) terlihat pada Gambar 1 (mencit jantan) dan Majalah Farmasi Indonesia, 16(4), 2005 228

Katrin Gambar 1. Perubahan bobot badan rata-rata (g) mencit jantan yang diamati Selama 14 oral isolat (β-sitosterol) Gambar 3. Perubahan bobot badan rata-rata (g) mencit jantan yang diamati selama 14 oral isolat (kuersitrin). Gambar 2. Perubahan bobot badan rata-rata (g) mencit betina yang diamati Selama 14 oral isolat (β-sitosterol) Gambar 2 (mencit betina), dan untuk isolat (kuersitrin) terlihat pada Gambar 3 (mencit jantan) dan Gambar 4 (mencit betina) dimana menunjukkan kurva-kurva untuk isolat (βsitosterol maupun kuersitrin) yang menaik nyata. Dengan demikian dapat dinyatakan dosis tunggal oral kedua isolat sampai dosis 2000 mg/kg..bb tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan atau perkembangan bobot badan mencit jantan maupun betina selama 14 hari pengamatan setelah pemberian bahan uji. Terjadinya penurunan bobot badan dalam Gambar 4. Perubahan bobot badan rata-rata (g) mencit betina yang diamati Selama 14 oral isolat (kuersitrin) sehari yang tidak mencapai 5.% tanpa menunjukkan pengaruh perilaku pada hewan uji, adalah umum terjadi akibat perlakuan. Data indeks organ yang diamati pada hari ke 15 setelah perlakuan dapat dilihat pada Tabel I dan Tabel II (isolat β-sitosterol) jantan dan betina, dan Tabel III dan Tabel IV (isolat kuersitrin) jantan dan betina. Pemberian dosis tunggal oral isolat β- sitosterol (pada dosis 20 mg/kg bb hanya mempengaruhi peningkatan bobot ginjal secara bermakna (P<0,01) dibandingkan kontrol dan hanya terjadi pada kelompok jantan (Tabel I). Sedangkan pemberian dosis tunggal oral isolat (kuersitrin) hanya menurunkan bobot organ pada mencit betina pada dosis 20 mg/kg bb (Tabel IV) secara bermakna (P<0,01) diban- Majalah Farmasi Indonesia, 16(4), 2005 229

Toksisitas akut isolat fraksi... Tabel I Bobot Organ (g/100 g bb) Mencit Jantan 14 Hari Setelah Pemberian Dosis Tunggal Oral Isolat (β-sitosterol) Kontrol 0,64±0,15 5,09±0,58 0,49±0,04 1,20±0,10 0,71±0,11 2 mg/kg bb 0,68±0,22 5,63±0,33 0,47±0,08 1,26±0,25 0,71±0,10 20 mg/kg bb 0,75±0,58 5,14±0,55 0,49±0,06 1,43±0,09* 0,61±0,06 200 mg/kg bb 0,51±0,10 5,35±0,46 0,49±0,08 1,41±0,20 0,66±0,10 2000 mg/kg bb 0,78±0,19 0,78±0,21 0,52±0,10 1,38±0,21 0,67±0,06 * Berbeda bermakna secara statistik pada P<0,01 Tabel II. Bobot Organ (g/100 g bb) Mencit Betina 14 hari Setelah Pemberian Dosis Tunggal Oral Isolat (β-sitosterol) Kontrol 0,69±0,19 5,57±1,19 0,47±0,07 1,13±0,10 0,68±0,07 2 mg/kg bb 0,61±0,09 6,09±1,24 1,22±1,74 1,14±0,10 0,83±0,20 20 mg/kg bb 0,56±0,13 5,25±0,96 0,46±0,08 1,19±0,13 0,76±0,18 200 mg/kg bb 0,57±0,13 5,92±0,54 0,46±0,09 1,04±0,08 0,78±0,14 2000 mg/kg bb 0,59±0,21 5,70±1,60 0,46±0,06 1,22±0,15 0,81±0,10 Tabel III. Bobot Organ (g/100 g bb)mencit Jantan 14 hari Setelah Pemberian Dosis Tunggal Oral Isolat (kuersitrin) Kontrol 0,53±0,17 5,97±0,33 0,51±0,07 1,63±0,63 0,62±0,08 4 mg/kg bb 0,53±0,09 5,71±0,35 0,47±0,06 1,39±0,08 0,63±0,11 20 mg/kg bb 0,55±0,17 6,25±0,46 0,46±0,07 1,44±0,20 0,62±0,04 100 mg/kg bb 0,56±0,17 6,03±0,85 0,48±0,10 1,52±0,18 0,67±0,05 500 mg/kg bb 0,62±0,15 6,09±0,86 0,49±0,09 1,30±0,18 0,66±0,06 2000 mg/kg bb 0,54±0,10 6,23±0,89 0,47±0,07 1,58±0,22 0,64±0,05 Tabel IV. Bobot Organ Mencit Betina Setelah 14 hari Pemberian Tunggal Oral Isolat (kuersitrin) Kontrol 0,78±0,42 5,95±0,43 0,45±0,10 1,35±0,23 0,86±0,15 4 mg/kg bb 0,65±0,26 5,62±1,05 0,42±0,06 1,20±0,22 0,71±0,11 20 mg/kg bb 0,56±0,17 5,78±0,82 0,48±0,07 1,36±0,40 0,60±0,08* 100 mg/kg bb 0,78±0,17 5,64±0,73 0,52±0,08 1,18±0,08 0,74±0,19 500 mg/kg bb 0,57±0,09 5,55±0,61 0,48±0,06 1,25±0,10 0,68±0,11 2000 mg/kg bb 0,66±0,17 5,92±1,46 0,56±0,09* 1,27±0,14 0,78±0,16 * Berbeda bermakna secara statistik pada P<0,01 Majalah Farmasi Indonesia, 16(4), 2005 230

Katrin dingkan kontrol. Efek kedua isolat (β-sitosterol maupun kuersitrin) ini tidak begitu besar dan tidak berkorelasi dengan dosis, hanya terjadi pada dosis 20 mg/kg bb. Kesimpulan Uji toksisitas akut isolat yang diperoleh dari ekstrak n-heksana (β-sitosterol) dan ekstrak etanol (kuersitrin) terhadap mencit jantan dan betina menunjukkan bahwa dosis tunggal oral sampai 2000 mg/kg bobot badan, tidak ada efek toksik yang bermakna dan nilai LD 50 kedua isolat adalah lebih besar dari 2000 mg/kg bb. Sampai dosis 2000 mg/kg bb sebagai dosis tunggal oral kedua isolat (β-sitosterol maupun kuersitrin) tidak mempengaruhi perkembangan bobot badan dan bobot organ ( limpa, hati, jantung, ginjal dan paru-paru ) pada mencit jantan dan betina. Daftar Pustaka Ariens, E.J. at al.,( 1986), Toksikologi Umun Pengantar, terjemahan Wattimena J.R., Gajah Mada Univ. Press., Yogyakarta. Anonim, (2000), Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional, DepKes RI, DitJen POM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta 15-20. Katrin, Soemardji, A. A., Soeganda, A.G., Iwang S., Padmawinata K., (2005), Pengaruh Berbagai Ekstrak Daun Benalu Duku (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.), Jurnal Bahan Alam Indonesia Vol.4., No1. Thompson E.B., (1985), Drug Bioscreening Fundamental of Drug Evaluation Techniques in Pharmacology, Graceway Publ. Co., Inc., New york, 87-112. Wattimena, J.R., dan Siregar, C.J.P, Penerjemah, Penyunting, (1986), Beberapa Aspek Pokok Pengujian Mutu Perbekalan Farmasi, Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, DitJen POM DepKes RI. - Jica, Jakarta, 63-92. Anonim, (1993), Research Guidelines For Evaluating The Safety And Efficacy Of Herbal Medicines, WHO Regional Office for the Western Pasific, Manila, 35-58. Anonim, (1991), Prosedur Operasional Baku Uji Toksisitas, Persyaratan Pemeriksaan Obat dan Makanan, DitJen POM DepKes RI. - WHO Colaborating Centre for Quality Assurance of Essential Drugs, Jakarta. Majalah Farmasi Indonesia, 16(4), 2005 231