BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pendidikan merupakan sarana penunjang dalam tujuan ini.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang dirasa saat ini tidak terlepas dari perkembangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang vital bagi setiap bangsa. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia yang diarahkan pada pembangunan sumber daya manusia yang berkulitas. Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan seseorang, keluarga dan bangsa sehingga pemerintah menerapakan suatu Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, diperlukan penyelenggaraan pendidikan yang mampu meningkatkan penguasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini semakin maju dan berkembang dengan cepat sehingga menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi dalam persaingan dalam persaingan global. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola, dan memenfaatkan sumber daya yang sudah tersedia 1 Undang-undang, Tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 8. 1

2 sehingga dapat bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. ar-ra d ayat 11. Dan juga dalam kehidupan kita sehari-hari tanpa disadari, kita selalu bergantung dengan hal-hal yang berkaitan dengan perhitungan matematika. Sebagaimana yang tersurat dalam Q.S Al-Israa ayat 12 yang berbunyi : Dari ayat di atas terlihat tanda-tanda kekuasan-nya yang nampak nyata yaitu: matahari dan bulan, dan peranannya dalam menghitung dan menetapkan waktu. 2 Jadi, jelaslah bahwa matematika merupakan salah satu bidang pengetahuan yang sangat penting dan tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan formal yang dimulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas adalah matematika. Ketelitian, kecermatan, dan kecepatan dalam berpikir sangat diperlukan saat mempelajari matematika. Dengan kebiasaan berpikir yang cermat dan teliti ternyata akan dapat membantu dalam mempelajari mata pelajaran yang lain, sehingga pelajaran selain matematika pun bisa dipelajari tanpa mengalami cet. Ke 3, h. 100 2 Afzahur Rahman, Al-Qur an Sumber Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

3 kesulitan. Tetapi dalam kenyataannya menurut informasi dari pengampu guru matematika dan observasi awal, hasil evaluasi pelajaran matematika tiap akhir semester maupun ujian akhir sering kali masih di bawah KKM mata pelajaran yang lain. Salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika kelas VIII SMP/MTs diantaranya adalah penguraian bentuk aljabar ke dalam faktorfaktornya.pokok bahasan ini meliputi pemaktoran bentuk ax + bx, bentuk x² + 2xy + y², bentuk x² + y² (selisih dua kuadrat), bentuk kuadrat ax² + bx + c dengan a = 1, dan bentuk kuadrat ax² + bx + c dengan a 1. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan guru yang bersangkutan ternyata banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal pada materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya dan itu terlihat dari hasil belajar mereka yaitu dari 20 orang, hampir setengah yang tidak tuntas dengan KKM 60 dan juga salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Negeri 1 Rantau Badauh dan pengalaman yang penulis waktu masih belajar di sekolah tersebut, guru sering menggunakan model pembelajaran konvensional yang kurang memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Padahal sebaiknya proses pembelajaran selalu mengikutsertakan peserta didik secara aktif guna mengembangkan kemampuan mengamati, merencanakan, melaksanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil semuanya sehingga guru mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik dan selanjutnya

4 mencari alternatif pemecahannya. Ditambah lagi dalam melaksanakan proses pembelajaran diperlukan langkah-langkah sistematik. Langkah sistematik inilah yang merupakan hal terpenting dalam melakukan strategi mengajar. Salah satu usaha guru dalam strategi mengajar adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai materinya sehingga menunjang terciptanya kegiatan pembelajaran yang kondusif dan menarik bagi peserta didik.salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning). Istilah Cooperatif Learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Johnson Cooperatif Learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. 3 Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe yaitu tipe Numbered Heads Together (NHT), Student Teams Achievement Divisions (STAD), Talking Stick, Snowball Throwing, dan sebagainya. Penulis tertarik untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Snowball Throwing karena model ini menyajikan pembelajaran yang disertai permainan sehingga siswa tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran. Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti 3 Isjoni, Cooperatif Learning Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta, Cet, ke-5, 2013), h. 17.

5 bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Perbedaan model pembelajaraan kooperatif tipe Snowball Throwing dengan model pembelajaran kooperatif lainnya adalah peserta didik bisa bertukar pendapat antar teman karena model pembelajaraan kooperatif tipe Snowball Throwing belajarnya dengan berkelompok dan juga tidak segan untuk bertanya kepada temannya pada materi yang belum dipahami selain itu, model pembelajaraan kooperatif tipe Snowball Throwing juga menyajikan pembelajaran yang menyenangkan karena selain peserta didik bisa aktif di dalam kelas juga mereka bermain perang-perangan (saling lempar) sehingga bisa mencairkan suasana di dalam kelas dan murid yang tidur atau murid yang asyik berbicara dengan temannya bisa dihindari. Sedangkan tipe kooperatif yang lain seperti STAD, pembelajaran tipe ini murid berkelompok untuk mengerjakan tugas, siapa yang mengerti terlebih dahulu menjelaskan kepada teman-temannya sehingga kurang menarik dan cenderung pada murid-murid tertentu saja. Kemudian juga ditambah dengan pengalaman penulis waktu PPL II yang menggunakan strategi pembelajaran Bola Pertanyaan dengan materi yang sama yang akan diteliti penulis terlihat hasil yang baik. Maka dengan ini penulis ingin menerapkan hal yang sama yaitu dengan model pembelajaran snowball throwing. Diketahui strategi Bola Pertanyaan juga tidak jauh berbeda dengan model pembelajaran snowball throwing. Dimana dengan model ini diharapkan bisa meningkatkan keaktifan peserta didik dan disamping itu, model pembelajaran snowball throwing merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

6 memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut. Seperti pada materi yang penulis teliti yaitu penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya. Dan didukung juga hasil penelitian Diyan Tunggal Safitri menyimpulkan ada peningkatan hasil belajar matematika siswa terhadap metode pembelajaran Snowball Throwing pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII Blitar tahun pelajaran 2010/2011. 4 Kemudian juga disini penulis ingin mengetahui bagaimana persepsi peserta didik terhadap pembelajaran yang diberikan penulis dengan materi yang sama tetapi berbeda dalam tahap pemberian pengajaran yaitu dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Dari persepsi inilah peneliti bisa mengetahui bagaimana hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan dengan menggunakan pembelajaran biasa. Disamping itu juga selain sekolah SMP Negeri 1 Rantau Badauh sangat jarang mengajar dengan menggunakan model pembelajaran sehingga kurangnya keaktifan peserta didik dalam hal pembelajaran. Maka dengan ini penulis ingin menerapkan model pembelajaran snowball throwing pada sekolah SMP Negeri 1 Rantau Badauh tersebut. Dan selain itu juga sekolah tersebut merupakan sekolah terbaik dan favorit di daerah tersebut. Itu 4 Diyan Tunggal Safitri, Metode Pembelajaran Snowball Throwing Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII Blitar Tahun Pelajaran 2010/2011, Skripsi, http:// rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/proposal-skripsi-pendidikan-matematika.html. Di akses 1 Oktober 2013, 9.00 WITA.

7 terbukti dari setiap perlombaan-perlombaan yang selalu diikuti oleh sekolah tersebut baik dalam hal akademik maupun kesenian. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penguraian Bentuk Aljabar Ke Dalam Faktor-Faktornya Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Badauh Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan urian diatas, maka masalah yang dirumuskan dan perlu dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Rantau Badauh tahun pelajaran 2013/2014 yang diberikan pengajaran dengan model pembelajaran snowball throwing pada materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya? 2. Bagaimana persepsi di SMP Negeri 1 Rantau Badauh tahun pelajaran 2013/2014 terhadap penggunaan model pembelajaran snowball throwing pada materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya? C. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadikan alasan penulis memilih judul ini, adalah : 1. Mengingat masih rendahnya hasil belajar matematika khususnya pada materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.

8 2. Mengingat masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktorfaktornya. 3. Mengingat penggunaan model pembelajaran snowball throwing bisa dijadikan sebagai sebagai salah satu cara untuk menyampaikan berbagai siswa dapat lebih memahami konsep, menggunakan konsep tersebut dalam pemecahan masalah matematika dan juga membuat siswa tidak bosan, yang mana hal tersebut dapat berdampak dengan meningkatkan hasil belajar siswa. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Rantau Badauh tahun pelajaran 2013/2014 yang diberikan pengajaran dengan model pembelajaran snowball throwing pada materi penguraian bentuk bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya. 2. Mengetahui persepsi siswa di SMP Negeri 1 Rantau Badauh tahun pelajaran 2013/2014 terhadap penggunaan model pembelajaran snowball throwing pada materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktorfaktornya.

9 E. Definisi Operasional dan Batasan Masalah 1. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman tentang pengertian judul, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terkandung. a. Hasil belajar matematika adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. 5 Hasil belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah hasil pos tes di setiap pertemuan dan tes akhir siswa pada materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya setelah diajarkan oleh peneliti dengan model pembelajaran snowball throwing. b. Model pembelajaran Snowball throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melempar bola salju (Snowball Throwing) yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. 6 c. Materi pada penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya yang dimaksud disini yaitu pada bentuk x² + y² (selisih dua kuadrat), bentuk ax² + bx + c, dengan a = 1 dan bentuk ax² + bx + c, dengan a 1. 2011), h. 5. 5 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-VI, 6 Diyan Tunggal Safitri, op.cit.

10 2. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti melakukan batasan masalah yaitu: a. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Badauh tahun pelajaran 2013/2014. b. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Snowball throwing. c. Materi yang diteliti adalah sub pokok bahasan materi penguraian bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya. d. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Badauh tahun pelajaran 2013/2014. e. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai pos tes di setiap pertemuan dan tes hasil belajar keseluruhan f. Persepsi siswa terhadap pembelajaran matematika model Snowball Throwing diamati dari hasil angket siswa. F. Signifikansi Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan antara lain : 1. Sebagai masukan dan informasi bagi guru untuk dapat memvariasikan model pengajaran khususnya pengajaran matematika untuk mencapai tujuan yang optimal; 2. Sebagai informasi dalam upaya meningkatkan kualitas belajar matematika siswa;

11 3. Sebagai masukan bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan; 4. Sebagai dasar yang dapat dijadikan landasan bagi penelitian-penelitian berikutnya. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami skripsi ini, peneliti membagi pembahasan penelitian ini dengan sistematis sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, definisi operasional dan batasan masalah, signifikansi penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II, Landasan teoritis yang meliputi, pengertian belajar, teori belajar, belajar matematika, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika, hasil belajar matematika, evaluasi hasil belajar matematika, model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Snowball throwing, langkahlangkah pembelajaran Snowball throwing, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Snowball throwing, dan persepsi. Bab III, Metode penelitian yang meliputi jenis dan pendekatan penelitian, model penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen tes, teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV, Laporan hasil penelitian, yang meliputi diskripsi lokasi penelitian, diskripsi pembelajaran di kelas, diskripsi kegiatan pembelajaran, diskripsi hasil

12 belajar siswa, diskripsi persepsi siswa terhadap model pembelajaran Snowball throwing, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V, Penutup yang meliputi simpulan dan saran.