BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam. seorang pendidik kepada peserta didiknya

PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan manusia dalam pergaulan sehari-hari dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi siswa, karena kepadanyalah mula-mula diletakkan landasan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pemberian keterampilan dari berbagai unsur kecerdasan di mulai

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dengan pemberian. jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK B MELALUI METODE CANTOL RAUDHOH DI TK DHARMAWANITA SINGOPADU 2 KECAMATAN SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Usia Anak UsiaDini

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode Mueller dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut akan dapat tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur pada pasal 31 ayat 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah SMP N 3 Bayat memiliki permasalahan dalam pembelajaran membaca

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya. anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( pasal 1,

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu masalah yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1) mengungkapkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah sebuah pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. Anak-anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini. Pada usia ini secara Terminology disebut sebagai anak usia pra sekolah. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda, disamping itu setiap anak juga memiliki keunikannya sendiri sekalipun mereka adalah kembar siam. Salah satu karakter anak usia dini adalah dia belajar dengan caranya sendiri (Suyanto, 2005: 6). Piaget menyatakan bahwa untuk anak usia 2-7 tahun mulai dapat mengenali beberapa simbul dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Pada usia ini anak dapat mulai mengucapkan beberapa kata terlepas dari kemampuannya memahami kata yang diucapkannya (Suyanto, 2005: 55). Piaget juga menjelaskan bahwa anak-anak dalam pra operasional ini hanya percaya pada kinerja kongkrit obyek bukannya pada gagasan, mereka hanya fokus pada satu relasi pada suatu waktu, dan sering melihat hal-hal hanya dari segi pandangan 1

2 mereka sendiri. Berdasarkan Kurikulum 2004 Standar Kompetensi ada beberapa kompetensi yang hendaknya dapat dicapai oleh anak kelompok B yaitu hendaknya anak dapat: 1. Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama, 2. mengelompokkan kata-kata yang sejenis, 3. menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbul yang melambangkannya. Untuk memenuhi kompetensi tersebut seyogyanya kemampuan membaca permulaan anak kelompok B dengan usia 5-6 tahun sudah dapat membedakan huruf dan membacanya dengan benar, dapat merangkai huruf menjadi suku kata dan dapat merangkai suku kata menjadi kata. Berdasarkan pengalaman sebagai guru di taman kanak-kanak ABA Blanceran I selama ini, didapati sebuah permasalahan tentang kemampuan membaca permulaan anak. Adapun permasalahan tersebut adalah anak-anak masih belum dapat membedakan huruf yang terdapat dalam kata benda sehingga menjadi hambatan bagi anak untuk merangkai huruf tersebut menjadi sebuah suku kata, anak-anak belum bisa membaca suku kata dan belum bisa membaca kata benda yang ada di sekitar lingkungan anak. Kesulitan dalam membaca permulaan ini kemudian menjadi kesulitan bagi anak dalam membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama, mengelompokkan kata-kata yang sejenis, menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbul yang melambangkannya sebagaimana tertulis dalam Kurikulum 2004 Standar

3 Kompetensi. Hanya ada 3 anak (25%) yang memiliki kemampuan membaca permulaan memadai dari 12 siswa yang ada di kelompok B TK ABA Blanceran I. Hambatan-hambatan dalam perkembangan membaca permulaan di kelompok B dapat di identifikasikan karena beberapa hal, antara lain: 1. cara yang digunakan guru masih monoton, yaitu guru menulis bacaan dipapan tulis kemudian anak diminta untuk menirukan kembali bacaan tersebut dan mencatat bacaan dalam bukunya masing-masing. Hal ini menyebabkan anak mengalami kebosanan belajar, mengantuk, pasif yaitu anak menulis kembali bacaan tersebut namun tidak bisa membacanya jika diminta membaca lagi, 2. minimnya alat peraga yang digunakan anak mengalami kesulitan dalam me mahami materi yang disampaikan oleh guru, 3. teacher center masih menjadi budaya dalam kelompok, anak-anak sangat tergantung dengan inisiatif dari guru. Hubungan yang terjalinpun menjadi satu arah. Anak-anak tidak akan bertindak apabila guru tidak menyuruh melakukan sesuatu kegiatan akibatnya inisiatif dan peran anak dalam proses pembelajaran menjadi minim sekali. Media yang cepat diperlukan dalam upaya membantu meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelompok B. Media flash card menjadi alternative pilihan karena flash card merupakan kartu yang berisi gambar, teks, simbul, atau kombinasinya yang dapat membantu anak untuk mengingatkan atau menuntun anak kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Gambar yang digunakan dalam flash card berasal dari gambar benda-benda disekitar lingkungan anak yang dapat memudahkan anak dalam mengenali gambar benda

4 untuk dihubungkan dengan tulisan atau kata bendanya. Selain itu, melalui gambar-gambar benda di sekitar lingkungan anak tersebut menjadi pengajaran menggunakan media flash card lebih kongkrit. Hal tersebut sesuai dengan salah satu karakteristik anak usia dini yang masih berpikir secara kongkrit dan belajar mulai dari lingkungan terdekatnya. Cara tersebut menjadikan anak mudah dalam menerima materi pembelajaran dan memudahkan anak dalam mengingat huruf, memudahkan anak membaca rangkaian huruf menjadi suku kata dan mempermudah anak membaca rangkaian suku kata menjadi kata benda karena anak dapat menghubungkannya dengan gambar benda. Dengan media flash card diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelompok B, sehingga anak-anak menjadi mampu membaca huruf a sampai z secara benar. Selain itu dengan media flash card anak diharapkan mampu membaca suku kata dari benda dan mampu membaca kata benda di sekitar lingkungan secara benar. B. Pembatasan Masalah Berdasar pada identifikasi masalah yang telah peneliti paparkan, maka dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti hanya membatasi permasalahan tentang peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media flash card di TK kelompok B Blanceran I Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten.

5 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Apakah melalui media flash card dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelompok B TK ABA Blanceran I Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Meningkatkan kemampuan anak dalam menyusun kata menjadi kalimat b. Meningkatkan kelancaran membaca c. Menambah perbendaharaan kosa kata bagi anak d. Meningkatkan pemahaman kalimat dengan benar e. Meningkatkan kemampuan anak dari menyusun kata menjadi kalimat 2. Tujuan khusus Meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui media flash card di kelompok B TK ABA Blanceran I Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011 / 2012 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah teori tentang membaca permulaan anak b. Untuk menambah pengetahuan di bidang pendidikan anak usia dini, khusus nya penggunaan media flash card dalam peningkatan kemampuan membaca permulaan.

6 2. Manfaat Praktis a. Membantu mempermudah guru untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. b. Menambah pengalaman guru dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. c. Dapat menjadi acuan guru untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis