ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

JUNIAR HENDRO NUGROHO

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor penyebab dan mempunyai dampak negatif yang sangat parah

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. dengan luar negeri, karena perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terakhir ini digunakan sebagai kounter indikator terhadap ukuranukuran

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

Herdiansyah Eka Putra B

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, hal ini disebabkan oleh pertambahan faktor -faktor yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1981-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Studi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : Muhammad Arif Yusuf B. 300 020 065 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan. Fundamental pembangunan ekonomi yang rapuh, penyelenggaraan Negara yang sangat birokatis dan cenderung korup serta tidak demokratis, telah menyebabkan krisis yang mengancam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu reformasi disegala bidang dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri atas paradigma baru Indonesia masa depan. Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor nonfisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan sumber-sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang maka laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. Pertumbuhan ekonomi melibatkan perubahan faktor-faktor permintaan yaitu perubahan permintaan agregatif akan menyebabkan perubahan alokasi sumber-sumber

2 daya dalam perekonomian. Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar kenaikan kapasitas produksi dapat direalisasi. Dalam proses pertumbuhan ekonimi berupa sektor atau industri mengalami penciutan atau perluasan secara lambat, pergerseran atau perpindahan sumber daya dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara efisien (Jhingan, 2000:65). Sebagian pendapat berkeyakinan akan pemikiran yang berkesimpulan bahwa hampir semua menganggap pembangunan identik dengan pertumbuhan ekonomi, seperti tercermin dalam tujuan pembangunan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari investasi yang berarti tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang ditanam dan dikembangkan dalam masyarakat. Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat pendapatan nasional. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran (Sukirno,2000:367). Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah output dan pendapatan baru pada faktor

3 produksi akan menambah output nasional sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi. Melihat kondisi Indonesia yang sedimikian rupa maka peningkatan modal sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian, oleh karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penghimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi produktif yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal dalam negeri serta penimgkatan volume perdagangan luar negeri melalui ekspor guna menambah cadangan devisa. Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dijabarkan dalam variabel-variabel ekonomi yang meliputi penciptaan kesempatan kerja, pertumbuhan PDB dan menekan laju inflasi. Ketiga tujuan ekonomi tersebut merupakan sarana dari kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah. Ketiga sasaran kebijakan ekonomi tersebut kadang satu dengan yang lainnya saling bertentangan ( trade-off ), dalam arti jika diterapkan suatu kebijakan ekonomi untuk mencapai salah satu sasaran, maka akibat kebijaksanaan tersebut justru menjauhkan dari sasaran yang lain. Sebagai misal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan pada harga umum atau menyebabkan terjadinya inflasi. kebijakan moneter merupakan salah satu kebijaksanaan pemerintah yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Apabila pemerintah memandang bahwa tujuan pembangunan ekonomi tidak seperti yang diharapkan, misal adanya pengangguran yang cukup tinggi, inflasi atau defisit dalam neraca

4 pembayaran, maka perlu adanya tindakan stabilisasi untuk menghilangkan dan mengurangi pengangguran, menekan inflasi dan defisit neraca pembayaran. Salah satu alat kebijakan ekonomi adalah easy money policy, yang diharapkan dapat menciptakan kemudahan dalam memperoleh kredit perbankkan untuk investasi. Kemudian yaang diciptakan ini akan berakibat pada meningkatnya permintaan barang-barang investasi dan juga barangbarang konsumsi. Meningkatnya permintaan ini akan mengakibatkan kecenderungan kenaikan harga-harga umum atau mengakibatkan adanya inflasi. Demikian pula sebaliknya, kebijakan untuk menekan laju inflasi dapat mengakibatkan terlambatnya laju pertumbuhan, dengan menerapkan kebijakan uang ketat. Kebijakan uang ketat ini akan ditandai dengan meningkatnya suku bunga perbankkan yang cukup tinggi. Tingkat suku bunga yang cukup tinggi akan mengakibatkan lemahnya laju pertumbuhan ekonomi dan laju penciptaan kesempatan kerja. Keadaan ini disebabkan karena suatu kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan tidak lepas dari perilaku pelaku-pelaku ekonomi. Setiap pelakupelaku ekonomi akan mempunyai respon yang berlainan terhadap adanya kebijakan ekonomi. Pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian dapat dibagi dalam sektor rumah tangga yang tercermin dalam perilaku konsumen ( C ), sektor bisnis yang tercermin dalam pola perilaku investasi ( I ), sektor pemerintahan yang tercermin dalam campur tangan pemeritah dalam perekonomian baik secara langsung melalui pengeluaran pemerintah ( G ), maupun tidak langsung yaitu melalui penarikan pajak ( TX ), dan pemberian

5 transfer payment ( TR ), sektor luar Negri yang tercermin dalam perilaku ekspor ( X ) dan impor ( M ). Keempat sektor tersebut lebih dikenal dengan sebutan sektor riil. Peranan sektor pemerintah meningkat terus sejak terjadinya kegagalan pasar dalam menyelesaikan masalah-masalah ekonomi mikro. Itu terjadi pada masa depresi besar tahun 1930-an. Pada masa itu perekonomian dunia mengalami masa yang paling sulit. Ini ditandai dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Keadaan ini menuntut pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian. Hal ini karena sektor swasta tidak memungkinkan untuk membangun sarana dan prasarana untuk menunjang seluruh kegiatan. Jika sektor swasta ikut menyediakan sarana dan prasarana, maka akan menyebabkan tingginya biaya produksi untuk barang-barangnya dan akibatnya akan menjadikan harga barang menjadi tinggi. Akibat selanjutnya, barang tidak terjual dan perusahaan akan mengalami kerugian. Dengan demikian pemerintah dituntut untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk memperlancar perekonomian. Selama pembangunan jangka panjang pertama, sudah banyak yang dinikmati antara lain berupa pertumbuhan produksi nasional. Berdasarkan harga konstan tahun 1983, selama 25 tahun terakhir ini perekonomian indonesia tumbuh rata-rata 6% pertahun. Pertumbuhan tersebut dapat dipertahankan dalam kurun waktu panjang. Pertumbuhan yang tinggi selama periode tersebut tentu tidak akan terjadi tanpa disertai dengan perkembangan, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta. Sektor pemerintah selama ini

6 masih dianggap sebagai leading sektor yang mampu memberi dorongan kuat terhadap perkembangan ekonomi Indonesi. Peranan pemerintah dalam perekonomian tersebut dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Aziz, 2006:5). Pelaku ekonomi yang lain dalam suatu perekonomian : sektor bisnis. Sektor bisnis inilah yang menginvestasikan dananya untuk investasi yang sangat menunjang untuk pembentukan PDB. Meningkatnya peran sektor swasta ini sangat penting, karena untuk mencukupi kebutuhan dan barangbarang dan jasa dari sektor lain. Maka banyak sekali kebijakan pemerintah dilakukan untuk mendorong adanya investasi. Investasi sektor swasta ini dapat berupa swasta domestik maupun swasta asing. Untuk merangsang investasi asing dilakukan dengan cara memberikan kemudahan-kemudahan sistem kerjasama dengan pengusaha domestik, jaminan keamanan dan lain-lain. Selain sektor riil yang telah disebutkan diatas, masih ada sektor lain yang juga ikut berperan dalam perekonomian, yaitu sektor moneter. Sektor moneter ini menyangkut perilaku pasar uang yang akan berkaitan dengan sumber dana yang dibutuhkan secara riil. Sektor moneter ini menyangkut perilaku masyarakat dalam menawarkan uang. Perilaku masyarakat dalam meminta uang tergantung pada motif orang yang memegang uang. Sedang perilaku pemerintah dalam menawarkan uang tergantung pada kondisi perekonomian secara umum dan sesuai dengan arah kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh pemerintah.

7 Berdasarkan uraian diatas, maka ada keinginan untuk melakukan pengkajian seberapa besar pengaruh investasi, inflasi, pengeluaran pemerintah penawaran uang, dan ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,maka dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa pertumbuhan ekonomi dengan indikator PDB secara terperinci. Perumusan masalah dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh investasi terhadap perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB). 2. Seberapa besar pengaruh inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 3. Seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap perkembangan Produk Domestik Bruto PDB). 4. Seberapa besar pengaruh Penawaran Uang terhadap perkembangqan Produk Domestik Bruto (PDB). 5. Seberapa besar pengaruh Ekspor terhadap perkembangqan Produk Domestik Bruto (PDB). C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

8 a) Untuk mengetahui apakah variabel investasi, inflasi, pengeluaran pemerintah, penawaran uang, dan ekspor berpengaruh terhadap PDB. b) Untuk mengetahui besarnya pengaruh investasi, inflasi, pengeluaran pemerintah, penawaran uang, dan ekspor terhadap PDB. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a) Dapat diketahui pengaruh investasi, inflasi, pengeluaran pemerintah, penawaran uang terhadap perkembangan PDB. b) Sebagai sumber-sumber informasi bagi penelitian yang sejenis. D. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder ini diperoleh dari laporan BPS, Jurnal ekonomi, Nota Keuangan, Laporan BI serta buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. 2. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk mengestimasi model penelitian adalah menggunakan model linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh hubungan variabel-variabel independen investasi, inflasi, pengeluaran pemerintah, penawaran uang, dan ekspor terhadap varibel dependen GDP periode 1983-2006 digunakan model koreksi kesalahan (ECM) dengan formulasi sebagai berikut :

9 Model Analisis : D ln Y t = δ t + δ1 D ln I t + δ 2 DlnINF t + δ 3 DlnG t + δ 4 DlnM1 t + δ 5 DlnX Keterangan: + δ 6 lni t-1 + δ 7 INF t-1 + δ 8 lng t-1 + δ 9 lnm1 t-1 + δ10 + δ 11 ECT lnx LNY t LNI t INF t LNG t LNM1 t LNX t LNI t-1 INF t-1 LNG t-1 LNM1 t-1 LNX t-1 δ 0 = Produk Domestik Bruto = Investasi Di Indonesia = Tingkat Inflasi di Indonesia = Pengeluaran Pemerintah = Jumlah uang beredar = Eksport = Investasi di Indonesia tahun sebelumnya = Tingkat Inflasi di Indonesia tahun sebelumnya = Pengeluaran Pemerintah tahun sebelumnya = Jumlah uang beredar tahun sebelumnya = Eksport = Konstanta δ 1. δ 11 = Koefisien regresi Ln = Logaritma nature ECT = LNI t-1 + INF t-1 + LNG t-1 + LNM1 t-1 + LNX t-1 Y t-1

10 E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, Perumusan Masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diambil dalam penelitian yaitu berkaitan dengan masalah Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi beserta model-modelnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang definisi variabel data, sumber data, uji stasioneritas, metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis data, deskripsi data, hasil analisis data dan pembahasannya. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA