Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL

Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Dan Sistem Informasi Perdagangan Alat Berat Multicabang Pada UD X

ANALISIS SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PENJUALAN OBAT PADA APOTEK CEMARA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PT. HASIL WINDU MAKMUR DI PACIRAN, LAMONGAN

Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Terintegrasi Pada Klinik Kecantikan X. Riky Stevanus Adi Wijaya Teknik Informatika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN...

1. Hasil wawancara dan kuisioner dengan pihak perusahaan. 1. Bergerak di bidang apakah perusahaan ini?

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR X

Perencanaan dan Pembuatan Sistem Informasi Administrasi dengan Inventory Control Pada Perusahaan Mie Ikan Mas

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Aplikasi Sistem Informasi Administrasi Dan Inventori Berbasis Website Pada Toko Sumber Mulia

PERTEMUAN 3 DIAGRAM ALIR DATA

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh pada informasi penerimaan barang yang diperoleh dari supplier. Oleh

Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Leveransir Material Galian C Berbasis Web Pada CV X

Keywords: Cost of Production, Process Costing, Bakery

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PERHITUNGAN HPP (HARGA POKOK PRODUKSI) PERCETAKAN MELIWIS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB ORDER COSTING

DATA FLOW DIAGRAM STUDI KASUS ANALISA SISTEM BERJALAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

A. Prosedur Pemesanan dan

Keywords Cost of Goods Manufactured, Job Order Costing, Slipper Factory,

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Administrasi pada Dealer Jaya Abadi Motor Jember

IMPLEMENTASI VISUAL BASIC NET PADA PROGRAM RETAIL PRODUK HASIL LAUT PADA TOKO KBS SECARA TUNAI

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY

APLIKASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG DAN JASA

Sistem Informasi Manajemen pada Apotek Christ Berbasis Website

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PADA UD. DUTA MOTOR

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UD. ERFIN JAYA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI APOTEK (STUDI KASUS : APOTEK LEUWI SEHAT MAJALENGKA )

Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi, Penjualan, Pembelian dan Persediaan Barang Pada Toserba X

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

eksternal maupun internal perusahaan, disusunlah suatu sistem informasi akuntansi secara manual maupun terkomputerisasi.

JSIKA Vol. 5, No ISSN X

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN APOTEK

Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi dan Price Calculator pada Perusahaan Manufaktur CV Berkat Anugerah

pada tabel 2. Untuk mengurangi resistance to change serta agar tidak mempersulit

Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi dan Perhitungan PPN untuk CV. X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh instansi. Semua aktivitas yang dilakukan oleh bidang usaha semakin tidak

BAB III ANALISIS SISTEM. dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada sehingga ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Sistem Informasi Administrasi Pada Toko Mulia Sport

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Administrasi Pada PT Swanindo Jaya

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UD X. Hendri Susanto Gunawan

Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi dan Inventory Control pada Salon Mobil XYZ

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD. PRIBUMI yang terletak di Jl. Pahlawan No 53, Wonotengah, Purwoasri

BAB I PENDAHULUAN. baik dan canggih. Teknologi yang dibutuhkan bukan saja berupa perangkat keras

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR. No. Judul Gambar Halaman. 2.1 Simbol Dokumen Simbol Kegiatan Manual...

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

3.2 ANALISIS PROSEDUR YANG SEDANG BERJALAN. bidang kedokteran spesialis anak dimana sistem perhitungan stok obat dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

SISTEM INFORMASI PROSES TRANSAKSI PENJUALAN DI RUMAH MAKAN SUN ABSTRAK

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SARANA AGUNG SEJAHTERA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan. barang yang dijual. Adapun manfaat harga pokok penjualan, yaitu:

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. System Development Life Cycle (SDLC) yang berfungsi untuk memberi gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DATABASE SISTEM PENJUALAN MENGGUNAKAN DELPHI DAN MICROSOFT SQL SERVER

BAB II. LANDASAN TEORI

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERORIENTASI OBYEK

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan bermotor

Pembuatan Sistem Informasi Administrasi Pada PT. Galoeh Husada Farma

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. identifikasi masalah. Adapun penjelasannya sebagai berikut: beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain:

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN OBAT PADA APOTEK LANGGENG WARAS BATANG

Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi pada CV. X di Surabaya

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

Perancangan Aplikasi Client-Server Untuk Sistem Informasi Inventori Studi Kasus di Toko Bangunan Santoso

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan Sistem Informasi (SI) telah berlangsung dengan

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN SUB KONTRAK PADA PERUSAHAAN GARMEN X

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di

ABSTRACT. Keywords: Point Of Sale system, accounting information systems, selling transaction. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. satu dari metode strategi pengembangan yaitu Rapid Application Development

APLIKASI AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG DENGAN FITUR KUSTOMISASI

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PD MASA BARU BAN PONTIANAK

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Perumahan pada PT. Anugerah Bangun Cipta

Nama : Totok Suprawoto NIM : Program : Sistem Informasi

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kosong. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan berapa jumlah limit yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama informasi mengenai harga jual, harga pokok penjualan, hutang dagang,

BAB I PENDAHULUAN. berakibat bahwa di suatu perusahaan yang barang penjualannya lengkap maka

ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. Pertemuan 5-DATA FLOW DIAGRAM (DFD) DIAGRAM ALUR DATA (DAD)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Yang menjadi rumusan masalah dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :

Transkripsi:

DATA FLOW DIAGRAM (DFD) PADA APOTEK CANDRA KOTA JAMBI Yunan Surono 1 Abstract Apotek Candra is a trading business engaged in the sale of drugs, which in the process of doing business is still using manual systems. This can lead to many mistakes in recording, so that the resulting data is not accurate. To view information from the data processing requires a process that takes a long time. Because it takes a design and manufacturing information system that can manage the data so as to generate information in the form of a well-organized report. Designing a new system design that uses Data Flow Diagrams (DFD). Keywords: Data Flow Diagrams (DFD) PENDAHULUAN Sistem informasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan. Sistem informasi digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyediakan informasi dengan tujuan untuk membantu pengambilan keputusan. Apotek Candra adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang penyediaan obat-obatan, yang didirikan pada tahun 2003. Selama 10 tahun lebih, dalam pengoperasiannya, apotek ini memiliki banyak supplier dan customer. Kegiatan yang ada di apotek ini yaitu transaksi obat-obatan kepada customer dan transaksi obat dari supplier. Penjualan dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan resep dokter dan juga tanpa resep dokter. Selain menjual obat yang sudah jadi, apotek juga menjual obat racikan yang diracik berdasarkan resep dokter. Apotek ini juga menyediakan layanan pesan antar ke rumah customer tersebut. Customer dapat melakukan pemesanan melalui telepon maupun dengan mengirimkan resep dokter via faks, kemudian pihak apotek akan mengirimkan obat tersebut ke rumah customer. Permasalahannya adalah pencatatan sistem informasi pada apotek ini masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan kemungkinan terjadinya human errors. Selain itu, dengan semakin banyaknya jenis obat-obatan, maka proses pendataan yang dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu yang lama. Oleh sebab itu, apotek ini perlu mengubah sistem informasinya dari sistem manual menjadi sistem terkomputerisasi yang diharapkan dapat membantu apotek dalam penanganan fungsi administrasi dan pendataan transaksitransaksi yang terjadi. Tinjauan Pustaka Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram (DFD) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus data dalam 1 Dosen Fak. Ekonomi Universitas Batanghari suatu perusahaan, yang digambarkan dengan sejumlah simbol tertentu untuk menunjukkan perpindahan data yang terjadi dalam proses suatu sistem bisnis (Kendall & Kendall, 2004). Ada 4 macam simbol yang digunakan untuk menggambarkan arus data dalam DFD, yaitu : 1. Kesatuan luar (External entity) Kesatuan luar (external entity) atau biasa juga disebut entity saja, digambarkan dengan simbol kotak persegi panjang. External entity (dapat berupa departemen lain, orang, ataupun mesin) dapat mengirim maupun menerima data dari sistem. Setiap external entity diberikan nama yang sesuai dan nama tersebut harus merupakan kata benda. Simbol external entity dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. External entity 2. Arus data (Data Flow) Arus data menunjukkan pergerakan data dari satu bagian ke bagian lain dalam sistem, dan ujung/kepala dari panah tersebut menunjukkan arah tujuan data. Simbol arus data berupa tanda panah, seperti yang terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Arus data 3. Proses Proses adalah simbol yang mengubah suatu data dari suatu bentuk menjadi bentuk yang lain. Atau dengan kata lain, proses menerima input data dan mengeluarkan output data lain yang telah diproses. Suatu proses harus diberi nomor untuk mengindikasikan level diagramnya. Simbol dari proses dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Proses 4. Simpanan data (Data store) 56

Simpanan data (data store) adalah tempat menyimpan data dalam suatu sistem, baik secara manual maupun secara elektronik. Simpanan data digunakan jika suatu proses perlu menggunakan data tersebut lagi kemudian. Simbol dari simpanan data dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Data store DFD dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan level. Level tertinggi dalam DFD disebut context diagram. Context diagram hanya terdiri dari satu proses yang mewakili sistem secara keseluruhan dan proses tersebut diberi nomor 0. Level yang berada di bawah context diagram adalah diagram level 0. Diagram level 0 berisi penjabaran dari context diagram sehingga dapat menyediakan gambaran sistem secara lebih jelas daripada gambaran sistem yang tergambar dalam context diagram. Karena diagram level 0 merupakan penjabaran dari context diagram, maka diagram ini dapat terdiri dari beberapa proses. Setiap proses yang terdapat dalam diagram level 0 dapat dipecah lagi menjadi diagram level 1 agar dapat menjelaskan proses secara lebih detail. Jika proses-proses pada diagram level 1 dianggap kurang detail, maka proses-proses tersebut dapat dipecah lagi menjadi diagram level 2. Begitu seterusnya hingga diagram tersebut dianggap sudah dapat menjelaskan sistem secara mendetail dan tidak dapat dipecah lagi ke dalam level yang lebih rendah. Persediaan Perhitungan biaya persediaan diilustrasikan berdasarkan data persediaan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Contoh Data Persediaan 1/1 persediaan 100 unit @$10 $1.000 15/4 200 unit @$11 $2.200 24/8 300 unit @$12 $3.600 7/11 400 unit @$13 $5.200 total 1.000 unit $12.000 Selama tahun tersebut, 550 unit telah terjual dan 450 unit ada di tangan. Metode perhitungan harga pokok (HPP) terhadap persediaan yang pada umumnya digunakan ada 3, yaitu: a. Metode FIFO (First In First Out), metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dijual adalah barang yang pertama kali dibeli. 7/11 400 unit @$13 $5.200 24/8 50 unit @$12 $1.600 Total 450 unit $5.800 Cost of goods available for sale $12.000 Less: Ending inventory $05.800 Cost of goods sold $06.200 b. Metode LIFO (Last In First Out) Metode LIFO mengasumsikan bahwa barang yang terakhir kali dijual merupakan barang yang pertama kali dibeli. 1/1 100 unit @$10 $1.000 15/4 200 unit @$11 $2.200 24/8 150 unit @$12 $1.800 Total 450 unit $5.00 0 Cost of goods available for sale $12.000 Less: Ending inventory $05.000 Cost of goods sold $07.000 c. Metode Harga Perolehan Rata-rata (Average) Metode harga perolehan rata-rata mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual mempunyai harga perolehan (rata-rata) yang sama tiap unitnya. $12.000 1.000 = $12 450 unit $12 = $5.400 Cost of goods available for sale $12.000 Less: Ending inventory $05.400 Cost of goods sold $06.600 METODE Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu : a. Wawancara Melakukan wawancara kepada pihak Apotek Candra yang berhubungan dengan proses-proses yang terdapat pada perusahaan. b. Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara melihat dan mencatat data-data yang ada pada dokumen atau arsip Apotek Candra. HASIL DAN PERANCANGAN Analisis Sistem Berjalan Sekarang Selama ini, semua kegiatan dan transaksi yang terjadi pada Apotek Candra dilakukan secara manual. Berikut ini adalah penjelasan mengenai sistem yang ada. Sistem Pembelian Karyawan apotek (dalam hal ini adalah Asisten Apoteker) melakukan order/pemesanan barang ke supplier. Barang yang dipesan adalah barang yang stoknya sudah atau hampir habis. Hal ini dapat diketahui dari pemeriksaan stok barang yang dilakukan setiap hari setelah apotek tutup. Apabila order dilakukan melalui telepon maka karyawan yang melakukan pemesanan 57

akan mencatat barang apa saja yang dipesan ke supplier. Tapi jika order dilakukan secara langsung kepada petugas PBF (Pedagang Besar Farmasi) yang datang ke apotek, maka petugas PBF akan memberikan Surat Pesanan kepada pihak apotek sehingga barang yang dipesan tidak perlu dicatat sendiri oleh pihak apotek. Ketika barang yang di-order telah dikirim ke apotek maka karyawan yang menerima barang akan memeriksa apakah barang yang dibawa tersebut sudah sesuai dengan yang diminta dengan cara mencocokan nota dengan catatan pemesanan barang yang dimiliki olah pihak apotek. Karyawan juga akan memeriksa tanggal expired dari barang-barang tersebut. Jika semua sudah sesuai maka pihak apotek akan melakukan pembayaran sesuai dengan cara yang sudah disepakati sebelumnya yaitu tunai atau kredit. Kemudian karyawan akan meletakkan barang pada tempatnya dan menambahkan stok barang pada kartu stok barang tersebut. Kartu stok barang diletakkan di tempat yang sama dengan diletakkannya barang tersebut. Sistem Retur Pembelian Apabila diketahui terjadi kerusakan pada barang yang dibeli maka pihak apotek akan melakukan retur dan mengembalikan barang tersebut kepada pihak supplier untuk ditukarkan dengan barang yang sesuai. Barang yang diretur akan dicatat oleh pihak apotek. Tetapi tidak semua barang yang rusak dapat dikembalikan ke supplier. Untuk melakukan retur, pihak apotek harus mempunyai kesepakatan dengan pihak supplier. Begitu pula retur barang yang dikarenakan barang tersebut kadaluwarsa/expired, ada jenis barang yang boleh diretur dan ada juga yang tidak boleh, semua itu bergantung pada kebijakan supplier. Untuk mengetahui barang-barang yang akan expired, maka apotek melakukan stock opname setiap 6 bulan sekali. Sistem Penjualan Sistem dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu tanpa resep dokter, dengan resep dokter, dan layanan pesan antar. a. Penjualan Tanpa Resep Dokter Customer memberikan data barang yang diinginkan kepada karyawan apotek lalu karyawan tersebut memberikan konfirmasi mengenai harga barang kepada customer. Harga barang dapat dilihat pada sebuah buku yang berisi daftar harga jual, maupun pada kotak barang tersebut. Jika customer setuju dengan harga tesebut maka karyawan apotek akan mengambilkan barang yang diinginkan dan mengurangi stok barang pada kartu stok barang. Karyawan tersebut akan menghitung total harga customer dan memberitahu kepada kasir jumlah pembayaran yang harus diterima dari customer. Setelah kasir menerima pembayaran maka barang akan diserahkan kepada customer dan barang yang dijual akan dicatat pada sebuah buku. b. Penjualan Dengan Resep Dokter Customer memberikan data barang atau resep dokter kepada karyawan apotek lalu karyawan tersebut memberikan konfirmasi mengenai harga barang kepada customer. Harga barang dapat dilihat pada sebuah buku yang berisi daftar harga jual, maupun pada kotak barang tersebut. Jika customer setuju dengan harga tesebut maka customer harus melakukan pembayaran terlebih dahulu. Lalu karyawan akan memberi nomor pada resep tersebut dan mengambilkan barang sesuai dengan yang tertulis pada resep dan mengurangi stok barang pada kartu stok barang. Jika resep tersebut membutuhkan racikan maka resep tersebut akan diserahkan kepada karyawan khusus (Reseptir/Penggerus obat) yang akan mengerjakannya. Setelah itu karyawan akan membuatkan copy resepnya dan menanyakan alamat customer dan juga memberikan aturan pemakaiannya lalu barang akan diserahkan kepada customer. c. Layanan Pesan Antar Layanan ini dapat dilakukan apabila jumlah harga barang yang dipesan oleh customer lebih dari Rp 20.000,-. Cara pemesanannya, customer menghubungi apotek melalui telepon, lalu karyawan akan mencatat pesanan barang customer beserta alamatnya. Apabila barang yang dipesan merupakan obat racikan/puyer, maka pihak apotek akan datang ke rumah customer untuk mengambil resep obat tersebut. Lalu karyawan akan mengambilkan barang yang sesuai dengan yang dipesan dan mengurangi stok barang pada kartu stok barang. Jika barang yang dipesan sudah siap maka karyawan akan membuat tagihan dan meneruskannya ke bagian pengiriman untuk dikirim dan ditagih. Setelah pengiriman selesai maka bagian pengiriman akan menyetorkan hasil tagihan tersebut ke bagian kasir, dan kasir akan mencatat hasil setoran itu pada sebuah buku. Layanan pengantaran ini juga dapat terjadi tanpa melalui telepon. Maksudnya, customer yang datang langsung ke apotek untuk membeli barang, terutama obat racikan/puyer, tidak mempunyai waktu luang untuk menunggu sampai obat selesai dikerjakan sehingga 58

customer meminta agar barang tersebut dikirim ke alamatnya. Selain itu, layanan pengantaran juga dapat terjadi karena apotek sedang kehabisan stok barang yang diinginkan customer, sehingga pihak apotek akan menawarkan kepada customer agar barang tersebut akan diantarkan keesokkan harinya begitu persediaan barang sudah ada. Sistem Retur Penjualan Retur terjadi apabila antara pihak apotek dan customer sudah mempunyai perjanjian sebelumnya. Biasanya retur terjadi karena barang yang dijual mengalami kerusakan. Jika customer mengembalikan barang karena rusak maka karyawan akan mengambil barang yang baru untuk menggantikan barang tersebut. Tentu saja karyawan akan mengurangi stok barang pada kartu stok ketika karyawan mengambil barang itu dan data retur yang terjadi akan dicatat. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem Lama Selama ini, semua kegiatan dan transaksi yang terjadi pada Apotek Candra dilakukan secara manual. Berikut ini adalah penjelasan mengenai sistem yang ada. Sistem Pembelian Karyawan apotek (dalam hal ini adalah Asisten Apoteker) melakukan order/pemesanan barang ke supplier. Barang yang dipesan adalah barang yang stoknya sudah atau hampir habis. Hal ini dapat diketahui dari pemeriksaan stok barang yang dilakukan setiap hari setelah apotek tutup. Apabila order dilakukan melalui telepon, maka karyawan yang melakukan pemesanan akan mencatat barang apa saja yang dipesan ke supplier. Tapi jika order dilakukan secara langsung kepada petugas PBF (Pedagang Besar Farmasi) yang datang ke apotek, maka petugas PBF akan memberikan Surat Pesanan kepada pihak apotek sehingga barang yang dipesan tidak perlu dicatat sendiri oleh pihak apotek. Ketika barang yang di-order telah dikirim ke apotek maka karyawan yang menerima barang akan memeriksa apakah barang yang dibawa tersebut sudah sesuai dengan yang diminta dengan cara mencocokan nota dengan catatan pemesanan barang yang dimiliki olah pihak apotek. Karyawan juga akan memeriksa tanggal expired dari barang-barang tersebut. Jika semua sudah sesuai maka pihak apotek akan melakukan pembayaran sesuai dengan cara yang sudah disepakati sebelumnya yaitu tunai atau kredit. Kemudian karyawan akan meletakkan barang pada tempatnya dan menambahkan stok barang pada kartu stok barang tersebut. Kartu stok barang diletakkan di tempat yang sama dengan diletakkannya barang tersebut. Sistem Retur Pembelian Apabila diketahui terjadi kerusakan pada barang yang dibeli, maka pihak apotek akan melakukan retur dan mengembalikan barang tersebut kepada pihak supplier untuk ditukarkan dengan barang yang sesuai. Barang yang diretur akan dicatat oleh pihak apotek. Tetapi tidak semua barang yang rusak dapat dikembalikan ke supplier. Untuk melakukan retur, pihak apotek harus mempunyai kesepakatan dengan pihak supplier. Begitu pula retur barang yang dikarenakan barang tersebut kadaluwarsa/expired, ada jenis barang yang boleh diretur dan ada juga yang tidak boleh, semua itu bergantung pada kebijakan supplier. Untuk mengetahui barang-barang yang akan expired, maka apotek melakukan stock opname setiap 6 bulan sekali. Sistem Penjualan Sistem dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu: tanpa resep dokter, dengan resep dokter, dan layanan pesan antar. a. Penjualan Tanpa Resep Dokter Customer memberikan data barang yang diinginkan kepada karyawan apotek lalu karyawan tersebut memberikan konfirmasi mengenai harga barang kepada customer. Harga barang dapat dilihat pada sebuah buku yang berisi daftar harga jual, maupun pada kotak barang tersebut. Jika customer setuju dengan harga tesebut, maka karyawan apotek akan mengambilkan barang yang diinginkan dan mengurangi stok barang pada kartu stok barang. Karyawan tersebut akan menghitung total harga customer dan memberitahu kepada kasir jumlah pembayaran yang harus diterima dari customer. Setelah kasir menerima pembayaran maka barang akan diserahkan kepada customer dan barang yang dijual akan dicatat pada sebuah buku. b. Penjualan Dengan Resep Dokter Customer memberikan data barang atau resep dokter kepada karyawan apotek lalu karyawan tersebut memberikan konfirmasi mengenai harga barang kepada customer. Harga barang dapat dilihat pada sebuah buku yang berisi daftar harga jual, maupun pada kotak barang tersebut. Jika customer setuju dengan harga tesebut maka customer harus melakukan pembayaran terlebih dahulu. Lalu karyawan akan memberi nomor pada resep tersebut dan mengambilkan 59

barang sesuai dengan yang tertulis pada resep dan mengurangi stok barang pada kartu stok barang. Jika resep tersebut membutuhkan racikan maka resep tersebut akan diserahkan kepada karyawan khusus (Reseptir/Penggerus obat) yang akan mengerjakannya. Setelah itu karyawan akan membuatkan copy resepnya dan menanyakan alamat customer dan juga memberikan aturan pemakaiannya lalu barang akan diserahkan kepada customer. c. Layanan Pesan Antar Layanan ini dapat dilakukan apabila jumlah harga barang yang dipesan oleh customer lebih dari Rp 20.000. Cara pemesanannya, customer menghubungi apotek melalui telepon, lalu karyawan akan mencatat pesanan barang customer beserta alamatnya. Apabila barang yang dipesan merupakan obat racikan/puyer, maka pihak apotek akan datang ke rumah customer untuk mengambil resep obat tersebut. Lalu karyawan akan mengambilkan barang yang sesuai dengan yang dipesan dan mengurangi stok barang pada kartu stok barang. Jika barang yang dipesan sudah siap maka karyawan akan membuat tagihan dan meneruskannya ke bagian pengiriman untuk dikirim dan ditagih. Setelah pengiriman selesai maka bagian pengiriman akan menyetorkan hasil tagihan tersebut ke bagian kasir, dan kasir akan mencatat hasil setoran itu pada sebuah buku. Layanan pengantaran ini juga dapat terjadi tanpa melalui telepon. Maksudnya, customer yang datang langsung ke apotek untuk membeli barang, terutama obat racikan/puyer, tidak mempunyai waktu luang untuk menunggu sampai obat selesai dikerjakan sehingga customer meminta agar barang tersebut dikirim ke alamatnya. Selain itu, layanan pengantaran juga dapat terjadi karena apotek sedang kehabisan stok barang yang diinginkan customer, sehingga pihak apotek akan menawarkan kepada customer agar barang tersebut akan diantarkan keesokkan harinya begitu persediaan barang sudah ada. Sistem Retur Penjualan Retur terjadi apabila antara pihak apotek dan customer sudah mempunyai perjanjian sebelumnya. Biasanya retur terjadi karena barang yang dijual mengalami kerusakan. Jika customer mengembalikan barang karena rusak maka karyawan akan mengambil barang yang baru untuk menggantikan barang tersebut. Tentu saja karyawan akan mengurangi stok barang pada kartu stok ketika karyawan mengambil barang itu dan data retur yang terjadi akan dicatat. Analisis Permasalahan Permasalahan yang terjadi pada apotek Candra diantaranya adalahnya (a) Kesulitan dalam melakukan pengecekan stok barang karena harus dilakukan pengecekan secara manual dengan melihat setiap kartu stok barang.; (b) harga barang ditulis pada sebuah buku sehingga pencarian harga barang akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan akan mengalami kesulitan dalam melakukan update; (c) kadangkala pengambilan barang tidak dicatat pada kartu stok barang sehingga terjadi perbedaan antara data pada kartu stok barang dengan sisa persediaan barang; (d) data customer tidak pernah disimpan; dan (e) tidak ada nota. Analisis Kebutuhan Berdasarkan pemasalahan diatas, maka sistem yang dibutuhkan adalah: (a) sistem yang dapat memproses transaksi-transaksi yang terjadi yaitu transaksi,, retur dan retur ; (b) sistem yang dapat menyediakan laporan-laporan mulai dari laporan data obat, data, data, data retur, data retur hingga laporan laba rugi ; (c) sistem yang dapat membantu mempermudah dalam meng-update data; (d) sistem yang dapat membantu dalam pencarian data harga barang; (e) sistem yang dapat mencetak nota ; dan (f) menyimpan data customer dan supplier. Perancangan DFD (Data Flow Diagram) Setelah melakukan analisa sistem, maka DFD yang dibuat adalah sebagai berikut: a. Context Diagram Gambar 5 menunjukkan context diagram dari sistem informasi apotek yang menggambarkan sistem secara umum. Pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem adalah supplier, customer, owner dan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). Supplier adalah pihak yang menjadi pemasok barang untuk apotek. Pihak customer adalah pihak yang membeli barang dari apotek. Pihak owner adalah pemilik dari apotek. BPOM adalah instansi pemerintah yang mengawasi peredaran obat dan makanan. 60

Supplier Surat pesanan Customer pembayaran 0 Sistem operasi apotek pembayaran Return Laporan Laporan Laporan obat Owner Laporan retur BPOM Laporan retur Laporan laba-rugi b. DFD Level 0 Gambar 6 menunjukan DFD level 0 yang di dalamnya terdiri dari 5 (lima) proses. Kelima proses itu adalah : 1. Pembelian (Proses 1) Proses melibatkan external entity supplier. Proses ini melakukan barang dari supplier. 2. Retur Pembelian (Proses 2) Proses retur melibatkan external entity supplier. Ketika melakukan retur ke supplier maka data retur tersebut akan disimpan ke dalam database. Dan data barang pada database juga akan di update. 3. Penjualan (Proses 3) Proses melibatkan external entity customer. Proses ini melakukan barang kepada customer. 4. Retur Penjualan (Proses 4) Proses retur melibatkan external entity customer. Ketika terjadi Gambar 5 Context Diagram retur maka data retur tersebut akan disimpan ke dalam database. Dan data barang pada database juga akan di update 5. Pembuatan Laporan (Proses 5) Proses pembuatan laporan melibatkan external entity owner dan BPOM. Proses pembuatan laporan dilakukan dengan mengambil data barang, data, data retur, data dan data retur. Semua data itu kemudian diolah menjadi laporan laba rugi, laporan, laporan retur, laporan dan laporan retur. Laporan-laporan itu diperuntukkan bagi pemilik (owner) apotek. Dalam proses pembuatan laporan, juga dibuat laporan obat-obatan keras (narkotika, psikotropika, bius) yang akan diberikan untuk BPOM. 61

supplier Surat pesanan Pembayaran 1 Data Pembelian Return Data retur Retur Data retur Return Retur Data retur Data retur 2 Retur customer 4 Retur Data Pembayaran 3 Data 5 Pembuatan laporan Data Data Barang Penjualan Data Data Laporan laba rugi Laporan Laporan owner Laporan retur Laporan retur Laporan obat BPOM c. DFD Level 1 Proses Pembelian Level ini menjelaskan lebih detail mengenai proses barang yang dilakukan oleh apotek. Pada level ini, proses barang dibagi menjadi 3 (tiga) proses, seperti yang terlihat pada Gambar 7. 1. Pemesanan barang (Proses 1.1) Dalam proses ini, pihak apotek memberikan data barang yang ingin dibeli kepada pihak supplier. Data barang tersebut didapat dari pengecekkan stok barang pada tabel barang. Kemudian supplier memberikan surat pesanan dan data pesanan barang dimasukkan ke dalam tabel pesanan. 2. Beli barang (Proses 1.2) Gambar 6. DFD Level 0 Pada saat penerimaan barang, supplier akan memberikan nota dan barang yang diterima akan disesuaikan dengan data pesanan., data dan data hutang pada database akan di update. 3. Pembayaran (Proses 1.3) Jika pengecekan barang sudah sesuai, maka akan dilakukan proses pembayaran. Besar pembayaran didasarkan pada data. Jika pembayaran dilakukan secara kredit, maka besar pembayaran akan dilihat dari data hutang yang diambil dari tabel hutang. 62

supplier Data supplier supplier 1.1 Pemesanan barang Barang Surat pesanan Data pesanan Pembayaran 1.2 Beli barang Data pesanan Pesanan Data Data Hutang Pembelian Data Pembelian 1.3 pembayaran Hutang Data Hutang Data Hutang Gambar 7. DFD Level 1 Proses Pembelian d. DFD Level 1 Proses Penjualan Level ini menjelaskan lebih detail mengenai proses barang yang dilakukan oleh apotek. Pada level ini, proses barang dibagi menjadi 2 (dua) proses, seperti yang terlihat pada Gambar 8. Customer customer Pembayaran Data resep 1 Input data Data dokter resep Barang Dokter 2 Terima pembayaran Data Penjualan 1. Input data (Proses 3.1) Customer memberikan data barang yang ingin dibeli, kemudian dilakukan pengecekkan stok barang. Apabila data barang tersebut disertai dengan resep Gambar 8. DFD Level 1 Proses Penjualan dokter maka data resep akan disimpan ke dalam data store resep. Tidak lupa meminta data customer, dan data itu disimpan ke data store customer. Jika data customer sudah pernah tersimpan, 63

maka data customer langsung diambil dari data store customer. 2. Terima pembayaran (Proses 3.2) Jumlah pembayaran yang diterima dari customer disesuaikan dengan data barang yang dibeli oleh customer tersebut. Kemudian dilakukan update data barang pada data store barang, dan memasukkan data pada data store. Setelah itu, nota diberikan kepada customer. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari pengerjaan penelitian ini berupa perancangan sistem informasi Apotek Candra adalah yang diperkirakan dapat menyediakan aplikasi untuk pencatatan barang telah dapat membantu dalam proses pencatatan barang-barang yang ada, pencatatan, penyimpanan, dan menampilkan data dan barang beserta laporan-laporannya, menghasilkan laporan laba rugi, dan dapat menghasilkan grafik tingkat barang DAFTAR PUSTAKA Gruber, Martin., 1990. Understanding SQL. Unitad States of America: Sybex, Inc. Kendall, Kenneth E., & Kendall, Julie E., 2004. System analysis and design. New Jersey: Prentice Hall. Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., & Warfield, Terry D., 2001. Intermediate accounting, 10 th ed.. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. McLeod, Raymond, Jr., 1998. Management information systems, 7 th ed, New York: Prentice-Hall International, Inc. 64