BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan internet sebagai alat bantu. Dalam penelitian ini software

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kotabumi. Populasi yang diambil

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode True Eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai (skor) tes kognitif yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI Jurusan Bangunan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau produk baru dan juga melihat suatu pola baru antara satu hal dan hal lainnya yang semula tidak tampak. Dalam penelitian ini kemampuan berpikir kreatif yang diukur mencakup lima indikator yaitu: Fluency (kemampuan berfikir lancar), Flexibility (kemampuan berfikir luwes), originality (kemampuan berfikir orisinil), elaboration (kemampuan merinci) dan evaluaty (kemampuan menilai). Kemampuan berpikir kreatif tersebut dijaring dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif dengan bentuk soal essay.. Pembelajaran e-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dengan media jaringan komputer dan internet. Namun dalam penelitian ini, e-learning yang digunakan merupakan suatu pembelajaran dengan menggunakan aplikasi web gratis yang berasal dari www.freewebs.com yang didalamnya terdapat materi pelajaran berupa teks, gambar, animasi, video, game interaktif, artikel, dan latihan soal yang berhubungan dengan konsep pencemaran lingkungan. 4

5 B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design atau penelitian eksperimen yang tidak sebenarnya, karena dalam penelitian ini menggunakan kelompok penelitian yang tidak di random, yang akan dibandingkan keterampilan prosesnya (Arikunto, 007: 10). C. Desain penelitian Desain yang digunakan adalah posttest only control group design (Arikunto, 007:1). Pengunaan model ini didasarkan pada asumsi bahwa kelompok eksperimen dan kelompok pembanding yang diambil sudah betul-betul equivalen. Tujuan dari desain ini yaitu untuk mengetahui perbandingan pencapaian antara kelompok satu dan lainnya. Tabel 3.1 Desain Penelitian posttest only control group design Kelompok Perlakuan Tes Akhir E X 0 K 0 (Arikunto, 007:1) Keterangan : E : kelas eksperimen K : kelas kontrol X : Pembelajaran menggunakan e-learning 0 : pemberian test kemampuan berpikir kreatif

6 D. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah populasi siswa SMPN 5 Bandung kelas VII semester II tahun ajaran 008/009 yang terdiri dari sepuluh kelas. Dari sepuluh kelas diambil dua kelas, yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen (kelas VII C) dan satu kelas lagi untuk kelas pembanding/kelas kontrol (kelas VII B). Sampel diambil dengan teknik sampling bertujuan (purposive sampling) yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 007: 97). Pertimbangan yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen, semua siswanya mampu mengoperasikan internet. Sehingga penelitian ini bisa dilakukan tanpa harus ada kendala secara teknis. Jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian sebanyak 38 orang dari masing-masing kelas. E. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 5 Bandung yang beralamat dijalan Sumatra No.40 Bandung F. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dipergunakan teknik tes dan non tes.

7 1. Teknik Tes Teknik tes tertulis digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi siswa secara tertulis pada materi pencemaran lingkungan melalui pembelajaran e- learning berbasis webs. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kreatif berupa soal essay tertulis. Soal disusun berdasarkan indikator pencapaian kemampuan berpikir kreatif yang diberikan pada saat tes. Setelah validitas isi soal dijudge oleh dosen yang mempunyai keahlian pada materi pencemaran lingkungan serta mempunyai keahlian mengenai kreativitas, soal tersebut diujicobakan di kelas lain yang telah mendapatkan materi tentang pencemaran lingkungan. Adapun kisi-kisi soalnya sebagai berikut: Tabel 3. Kisi-kisi Soal kemampuan berpikir kreatif No Jenis indikator Jumlah soal 1 Fluency (kemampuan berfikir lancar) 4 Flexibility (kemampuan berfikir luwes) 4 3 originality (kemampuan berfikir orisinil) 1 4 elaboration (kemampuan merinci) 1 5 evaluaty (kemampuan menilai) 1 Jumlah 11. Teknik Non Tes Non tes yang digunakan berupa angket yang digunakan sebagai data tambahan. Pemberian angket dilakukan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa tentang penggunaan e-learning berbasis web pada konsep pencemaran lingkungan. Validitas isi angket dan kejelasan bahasa yang dipergunakan dalam pertanyaan angket dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dosen pembimbing. Pedoman

8 wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang kelebihan dan kekurangan e- learning yang diberikan kepada guru. G. Langkah-langkah Penelitian Secara garis besar penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahapan persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut 1. Tahap persiapan a. Studi kepustakaan b. Penyusunan proposal penelitian c. Penyusunan instrumen penelitian berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif dan kesesuaian dengan materi indera dalam kurikulum d. Judgement instrumen penelitian dilakukan oleh dosen yang berkompeten tentang kreativitas. Hal ini dilakukan untuk melihat kecocokan antara setiap indikator kemampuan berpikir kreatif dengan instrumen yang dibuat. e. Observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian dan menggunakan subjek penelitian f. Mengurus surat izin penelitian g. Menentukan uji coba instrumen untuk melihat kelayakan instrument yang dibuat dengan harapan yang diinginkan. h. Revisi instrumen berdasarkan ketidakterbacaan instrumen yang diujicobakan.

9. Tahap Pelaksanaan a. Mengumpulkan data berupa kemampuan berpikir kreatif siswa melalui tes untuk mendapatkan data mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pembelajaran e-learning berbasis web dan pembelajaran mengunakan multimedia (Microsoft Power Point). b. Pengambilan angket dari siswa dan wawancara dengan guru untuk mengetahui informasi mengenai e-learning 3. Tahap Akhir a. Mengolah data dengan pengujian statistik b. Menarik kesimpulan H. Analisis Uji Coba Instrumen Dalam menganalisis butir soal yang diujicobakan digunakan rumus-rumus sebagai berikut: 1. Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas butir soal didapat dengan cara mengkorelasikan setiap butir pertanyaan dengan skor total. Skor butir soal dianggap sebagai X dan skor total dianggap sebagai Y. untuk menguji validitas instrumen tes hasil belajar digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

30 (Arikunto 007: 7) Keterangan : Koefisien Korelasi antara variabel X dan Y Skor tiap buti soal Skor total tiap butir soal Jumlah peserta tes Interpretasi koefisien korelasi yang menunjukan nilai validitas ditunjukan oleh tabel berikut (Arikunto 007: 75): Tabel 3.3 Kriteria validitas soal Koefisien korelasi Kriteria 0,80-1,00 Sangat Tinggi 0,60-0,79 Tinggi 0,40-0,59 Cukup 0,0-0,39 Rendah 1,00-0,19 Sangat Rendah Dari perhitungan validitas 11 butir soal yang diujicobakan diperoleh hasil sebagai berikut : (Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.1) Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Interpretasi validitas Jumlah soal No. soal sangat rendah 3 1a, 1b, 5 Rendah 3, 4a, 4b cukup 1c, 6a Tinggi 3 3, 6b, 7

31. Reliabilitas Reliabilitas menunjukan kestabilan skor yang diperoleh ketika instrumen diujikan secara berulang kepada seseorang dalam waktu yang berbeda. Nilai reliabilitas instrumen ditunjukan oleh Koefisien Reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik belah dua. Reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut : Keterangan : Reliabilitas Instrumen Korelasi antara skor skor tiap belahan tes (Arikunto, 007: 93) Interpretasi Reliabilitas Instrumen ditunjukan dalam tabel berikut (Arikunto, 007: 75): Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 1,00 Sangat Tinggi 0,61 0,80 Tinggi 0,41 0,60 Cukup 0,1 0,40 Rendah 0,00 0,0 Sangat Rendah Dari perhitungan reliabilitas instrumen yang diujicobakan, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,57. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan

3 termasuk dalam kategori cukup. (Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.1) 3. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda butir soal dihitung dengan dengan menggunakan persamaan berikut: Keterangan: DP = Indeks Daya Pembeda B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar J A = Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah J A (Arikunto (00: 13) Kriteria indeks daya pembeda adalah sebagai berikut Arikunto (00: 13): Tabel 3.6 Daya Pembeda Butir Soal Indeks Daya Pembeda Kualifikasi DP 0,00 Sangat buruk, sebaiknya dibuang saja 0,00 0,19 buruk 0,0 0,39 Cukup 0,40 0,69 Baik 0,70 1,00 Sangat Baik Dari perhitungan daya pembeda 11 butir soal yang diujicobakan, diperoleh hasil sebagai berikut (Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.1)

33 Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Interpretasi daya pembeda Jumlah soal No. soal Sangat baik 1 6b Baik 4 3, 4a, 6a, 7 Sedang 1 1c Buruk 3 1b, 4b, 5 Sangat buruk 1a, 4. Tingkat Kesukaran Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran suatu butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1995): Keterangan : TK = tingkat kesukaran SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah IA = jumlah skor ideal kelompok atas IB = jumlah skor ideal kelompok bawah Kriteria acuan untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Soal Rentang Keterangan 68%-100% Sangat mudah sebaiknya dibuang 71%-85% mudah 31%-70% Sedang 16%-30% sukar 0%-15% Sangat sukar sebaiknya dibuang

34 Dari perhitungan daya pembeda 11 butir soal yang diuji cobakan, diperoleh hasil sebagai berikut (Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.1) Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Interpretasi tingkat kesukaran Jumlah soal No. soal Sangat mudah 5 1a, 1b,, 4b, 5 Mudah 4 1c, 3, 4a, 6a Sedang 6b, 7 I. Pengolahan Data Data yang diperoleh diolah dengan kategorisasi data, yang diperoleh berdasarkan sumber dan jenis data. 1. Kemampuan Berpikir kreatif Soal kemampuan berpikir kreatif yang digunakan berbentuk soal uraian dan berjumlah 5 buah. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut: Skor Total Siswa NP = X 100 % Skor ideal yang diharapkan Keterangan : NP = nilai persen yang dicari atau yang diharapkan Adapun tahapan dari pengolahan data tersebut terdiri dari dua tahap, yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas yang diuraikan sebagai berikut:

35 a. Uji Prasyarat 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat ( χ ) dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sudjana, 1996: 93): a) menentukan rentang skor (r) r = data terbesar data terkecil b) menentukan banyaknya kelas interval (k) dengan rumus: k = 1+ 3,3 log n (n = banyaknya data) c) menentukan panjang interval (p) dengan rumus: r p = k d) membuat tabel distribusi frekuensi e) menentukan mean (x) dan simpangan baku (SD) f) menentukan nilai z g) menentukan luas tiap interval dari tabel kurva normal berdasarkan nilai z h) menentukan frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan rumus: Ei = n x 1 i) menentukan frekuensi pengamatan (Oi) j) menentukan nilai Chi-Kuadrat ( χ ) dengan rumus: χ ( Oi = Ei Ei ) k) membandingkan nilai x hitung dengan x tabel, dengan kriteria sebagai berikut:

36 a) Bila χ hitung < χ tabel, maka disimpulkan bahwa data tabel berdistribusi normal b) Bila χ hitung > χ tabel, maka disimpulkan bahwa data tabel tidak berdistribusi normal. ) Uji Homogenitas Setelah melakukan uji normalitas, untuk mengetahui bahwa kelas kontrol dan eksperimen mempunyai variansi homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas variansi dengan rumus: s b = s k F Keterangan: s b = variansi yang lebih besar s k = variansi yang lebih kecil (Sudjana, 1996: 50) Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung < F tabel, maka variansi homogen. b. Uji Hipotesis Uji Wilcoxon (populasi tidak berdistribusi normal). Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji Z adalah sebagai berikut : 1) Memberi nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak berikutnya diberi

37 nomor, dan akhirnya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n. Jika terdapat harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya. ) Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih X-Y. 3) Menghitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor urut yang bertanda negatif. 4) Untuk jumlah nomor urut yang didapat, diambil jumlah yang harga mutlaknya paling kecil (J). 5) Menentukan Z tabel 6) Membandingkan Z hitung dengan Z tabel. Apabila Z hitung > Z tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. (Sudjana, 005: 450) Untuk mengetahui kategori kemampuan berpikir kreatif siswa maka nilai kelompok subjek penelitian dikelompokkan seperti yang dikemukakan oleh Syah (1995) sebagai berikut: Tabel 3.10 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Persentase Kategori 81% - 100% sangat tinggi 61% - 80% tinggi 41% - 60% sedang 1% - 40% rendah 0% - 0% sangat rendah Untuk mengetahui kelebihan dan kendala yang dihadapi pada pembelajaran e- learning berbasis web diperoleh dari catatan peneliti, hasil angket siswa dan

38 wawancara sebagai data penunjang. Pengolahan data angket dilakukan dengan cara melakukan perhitungan secara sederhana. Indeks = JumlahSiswaMenjawab JumlahSeluruhSiswa x 100 % Selanjutnya data hasil pengolahan angket diinterpretasikan dengan menggunakan persentase berdasarkan Koentjoroningrat (1997:51): Tabel 3.11 Persentase Pengolahan Angket Persentase Kategori 0% Tidak ada 1%-5% Sebagian kecil 6%-49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 51%-75% Sebagian besar 76%-99% Pada umumnya 100% Seluruhnya Pengolahan selanjutnya adalah dengan menganalisis catatan lapangan (field notes). Kesimpulan dan rekomendasi dirumuskan dari hasil analisis data utama dan data penunjang.

39 J. Alur Penelitian Menentukan masalah penelitian Menyusun proposal penelitian Pembuatan instrumen Judgement dan uji coba Revisi Penentuan siswa Pembelajaran dengan e- learning Instrument baru Pelaksanaan tes kemampuan berpikir kreatif Angket dan wawancara Pengolahan data Kesimpulan

Menyusun laporan 40