BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemeliharaan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR KOSAKATA BAHASA LAMPUNG ANTARA PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE/CRITI- CAL THINKING

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elis Nur Vita Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya tidak dapat berjalan sempurna. daripada bahasa tulis. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Manusia berkomunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

I. PENDAHULUAN. mendapatakan ilmu itu manusia harus belajar. Selain itu, belajar merupakan

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat ditempuh melalui formal dan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber media dan alat

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

I PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. media untuk melakukan pecakapan kepada orang lain. Pada umumnya di

I. PENDAHULUAN. berupa transformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan kemampuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemeliharaan Kebudayaan Lampung mengemukakan bahwa bahasa dan aksara Lampung sebagai unsur kekayaan budaya wajib dikembangkan (Pasal 7). Pelestarian bahasa dan aksara Lampung dilakukan antara lain melalui pembelajaran bahasa dan aksara Lampung mulai jenjang kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah (Pasal 8). Jauh sebelum peraturan daerah tersebut ditetapkan, sejak tahun 1990 di beberapa sekolah jenjang pendidikan dasar yang ada di Provinsi Lampung, bahasa Lampung telah dijadikan salah satu mata pelajaran untuk mengisi program muatan lokal. Bahkan, sejak tahun 1979 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, bahasa Lampung telah dijadikan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa strata-1 (S-1) dengan bobot tiga satuan kredit semester. Idealnya, setelah mengikuti pembelajaran bahasa Lampung selama beberapa tahun di pendidikan dasar dan mengikuti perkuliahan selama 1 semester dengan bobot 3 satuan kredit semester di perguruan tinggi, mahasiswa memiliki keterampilan

2 berbahasa Lampung. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa hingga saat ini prestasi belajar bahasa Lampung mahasiswa Program S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila tergolong rendah. Pada semester ganjil tahun akademik 2011/2012 perkuliahan bahasa Lampung diikuti oleh 94 mahasiswa. Dari 94 mahasiswa itu terdapat 32 mahasiswa atau 34,04 % yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal C. Nilai akhir yang diperoleh mahasiswa adalah sebagai berikut: nilai A = 14 atau 14,89 %, nilai B = 18 atau 19,15 %, nilai C = 30 atau 31,91 %, nilai D = 24 atau 25,53 %, dan nilai E = 8 atau 8,51 %. Prestasi belajar bahasa Lampung dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya penguasaan kosakata, minat belajar, strategi pembelajaran, media pembelajaran, serta bentuk soal yang digunakan dalam evaluasi. Faktor-faktor ini merupakan suatu sistem yang saling terkait antara faktor yang satu dan faktor yang lain. Jika ada faktor yang diabaikan, proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik yang pada akhirnya prestasi belajar mahasiswa akan rendah. Kosakata memiliki peranan yang sangat vital dalam keterampilan berbahasa. Jika penguasaan kosakata mahasiswa tidak memadai, ia tidak dapat mengomunikasikan pikiran dan idenya dengan baik seperti yang diinginkan, baik lisan maupun tulisan. Ia tidak bisa mengutarakan dengan baik sesuatu yang ingin disampaikan saat berbicara atau menulis. Dia tidak akan mampu membaca teks, baik yang berupa bahan ajar maupun yang ada di surat kabar dan sebagainya. Bahkan, ia tidak akan dapat memahami siaran yang dipancarkan melalui radio maupun televisi. Demikan juga kemampuan dalam menyimak dan membaca akan terkendala oleh penguasaan kosakata yang terbatas. Memiliki kosakata yang memadai me-

3 rupakan modal untuk kelancaran berkomunikasi. Jika bahasa diibaratkan tubuh, tatabahasa merupakan tulang yang membentuk rangka, kosakata merupakan daging yang membuat tubuh mempunyai bentuk. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tidak akan dapat berkomunikasi dalam bahasa Lampung dengan baik kalau penguasaan kosakatanya tidak memadai. Ketidakmampuan sebagian besar mahasiswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Lampung salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya penguasaan kosakata. Dengan memiliki penguasaan kosakata bahasa Lampung, banyak manfaat yang bisa diperoleh, seperti kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Lampung, dapat menggali nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan yang ditulis dalam bahasa Lampung, dan kelak setelah menjadi guru dapat dijadikan bahasa bantu dalam menunjang prestasi belajar bahasa dan sastra Indonesia peserta didik. Penguasaan kosakata diperoleh melalui belajar. Berbicara tentang belajar, erat kaitannya dengan minat belajar. Minat belajar merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong pencapaian tujuan belajar. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang pada objek tersebut. Minat belajar bahasa Lampung mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan prestasi belajar bahasa Lampung. Dengan adanya minat belajar yang tinggi, akan timbul perasaan senang untuk belajar bahasa Lampung dan untuk memperoleh prestasi belajar bahasa Lampung yang maksimal.

4 Demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan merupakan salah satu penentu keberhasilan proses pembelajaran. Belajar akan lebih bermakna jika pebelajar mengalami apa yang dipelajari. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang (Depdiknas, 2006:1). Fenomena pembelajaran yang berkembang di lapangan selama ini masih banyak dosen yang mengajar hanya sekadar menyelesaikan materi tanpa memikirkan apakah yang diberikan itu bermakna atau ada keterkaitan dengan dunia nyata. Akibatnya, materi yang disampaikan tidak ada yang terinternalisasi dalam diri mahasiswa, lewat tanpa meninggalkan bekas apa pun di kepala. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan agar materi yang dibahas bermakna atau ada keterkaitan dengan dunia nyata sangat banyak, di antaranya adalah Deep Dialogue (DD)/Critical Thinking (CT). Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking terpusat pada mahasiswa, dosen hanya berfungsi sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran ini, interaksi yang terjadi bersifat multiarah: antarmahasiswa dalam kelompok, antarkelompok, dan antara mahasiswa dengan dosen. Dengan demikian, setiap mahasiswa dapat belajar untuk menemukan sendiri pengetahuan yang dituntut dari mereka tanpa dijejali dosen. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung, perlu dilakukan penelitian. Dari penelitian itu dapat diketahui letak-letak kelemahan pembelajaran. Dengan diketahuinya letak-letak kelemahan itu, prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa dapat ditingkatkan.

5 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis (1) interaksi antara strategi pembelajaran yang digunakan dan minat belajar bahasa Lampung terhadap prestasi belajar kosakata bahasa Lampung, (2) perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa Program S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila yang dalam pembelajarannya menggunakan Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung dan berbahasa Indonesia, dan (3) perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa Program S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila yang dalam pembelajarannya menggunakan Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung dan berbahasa Indonesia antara yang memiliki minat belajar tinggi dan yang memiliki minat belajar rendah. Secara teoretis, penelitian ini mengembangkan konsep, teori, prinsip, dan prosedur teknologi pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa Lampung mahasiswa. Di samping itu, hasil penelitian ini berguna bagi dosen bahasa pada umumnya, khususnya berguna bagi dosen bahasa Lampung dalam upaya meningkatkan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah-masalah sbb. 1) Perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung antara penggunaan pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking serta minat belajar. 2) Perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung antara penggunaan media berteknologi modern (slide projektor dan LCD projektor) dan media konvensional serta minat belajar.

6 3) Perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung yang dalam evaluasinya menggunakan tes esai dan yang menggunakan tes pilihan berganda serta minat belajar. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada butir pertama dari identifikasi masalah di atas, yakni tentang perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung antara penggunaan pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking serta minat belajar. Strategi pembelajaran dan minat belajar sebagai variabel bebas, prestasi belajar kosakata bahasa Lampung sebagai variabel terikat. 1.4 Perumusan Masalah Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1) Adakah interaksi antara minat belajar dan strategi pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa? 2) Apakah prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung lebih tinggi daripada prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Indonesia? 3) Apakah prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking ber- bahasa Lampung lebih tinggi daripada prestasi belajar kosakata bahasa Lam-

7 pung mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Indonesia? 4) Apakah prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung lebih rendah daripada prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis hal-hal berikut. 1) Interaksi antara minat belajar dan strategi pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa. 2) Perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung dan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Indonesia. 3) Perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung dan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Indonesia.

8 4) Perbedaan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung dan prestasi belajar kosakata bahasa Lampung mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah dalam pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Indonesia. 1.6 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini terdiri atas dua macam: kegunaan teoretis dan kegunaan praktis. 1.6.1 Kegunaan Teoretis Secara teoretis, penelitian ini mengembangkan konsep, teori, prinsip, dan prosedur teknologi pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa Lampung mahasiswa. 1.6.2 Kegunaan Praktis Bagi mahasiswa: memperoleh pengalaman pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking. Bagi dosen: memperoleh gambaran mengenai pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Lampung dan pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking berbahasa Indonesia.