BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

1.1. Latar Belakang Masalah. Suatu bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu SD, SMP, SMA/SMK serta Perguruan Tinggi. Siswa SMP merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 yang berisi sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional akan ditingkatkan menuju pengembangan kualitas dan kesepadanan kompetensi dasar dan kejuruan dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan dibidang pendidikan sekaligus mengantisipasi ketidakmampuan menjawab tantangan zaman. Salah satu wahana yang dijadikan penyiap tenaga terampil adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu (PP No 29 tahun 1990). Program pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan terhadap faktor-faktor non psikologis telah banyak dilakukan, tetapi pembenahan tersebut kurang diimbangi dengan usaha 1

2 pengembangan faktor-faktor psikologis pada siswa yang tidak kalah pentingnya, seperti: kemandirian, motivasi, minat, kreativitas, kepercayaan diri, dan lain-lain. Pengembangan faktor-faktor psikologis tersebut seharusnya lebih mendapatkan perhatian dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Hal yang paling penting dalam pengembangan manusia dalam situasi belajar dan juga dalam persiapan memasuki lapangan pekerjaan adalah faktor psikologis tersebut. Perencanaan karir merupakan proses pencapaian tujuan karir individu, yang ditandai dengan adanya tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, kemampuan mengelompokkan pekerjaan yang diminati, memberikan penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, kematangan dalam hal mengambil keputusan, dan menunjukkan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan. Hasil dari perencanaan itu sendiri ialah tentang sesuatu yang dipilih secara sadar biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih. Kunci dari perencanaan yang baik dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidupnya. Berdasarkan fenomena yang ada, banyak ditemukan bahwa siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ketika mencari pekerjaan tidak sesuai dengan kenampuan yang dimiliki. Mereka cenderung memilih pekerjaan/usaha yang banyak mengeluarkan tenaga namun upahnya sedikit dari pada harus memilih pekerjaan yang membutuhkan kerja otak dan bergaji cukup. Bagi mereka, mendapatkan uang dari

3 pekerjaannya sendiri memberikan kepuasan yang lebih secara materi. Akibatnya dalam kondisi demikian banyak lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak optimal dalam mengeluarkan kemampuan yang dimiliki karena kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam karirnya, adanya rasa ketidakpastian dalam bekerja dan cenderung semaunya saja. Salah satu cara untuk merencanakan karir tersebut secara optimal, di SMK diadakan program bimbingan karir. Menurut Bimo Walgito (2010:202): Bahwa melalui bimbingan karir di SMK diharapkan siswa dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan serta mampu mengetahui gambaran yang lengkap tentang karakteristik karirnya. Adanya bimbingan karir disekolah, diharapkan dapat menumbuhkan profesionalisme dalam menghadapi dunia kerja dan efikasi diri siswa dalam memilih karir yang akan dijalaninya nanti berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kemampuan merencanakan karir adalah efikasi diri. Efikasi diri merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa karena terkait dengan tugas perkembangan siswa yaitu mencapai kematangan pengembangan pribadi. Siswa diharapkan mampu mengenal karakteristik dirinya, menerima keadaan diri secara realistis dan positif, dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif dalam rangka mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Kurangnya efikasi diri akan menyebabkan semakin pesimis orientasi masa depan terhadap perencanaan karir karena banyak siswa tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki yang mana sifat tersebut menghambat

4 keinginan siswa untuk berprestasi, mencapai cita-cita atau bahkan memperbaiki kualitas hidup dimasa yang akan datang. Sehingga, perlu adanya efikasi diri dalam siswa sebagai modal untuk kematangan kondisi mental dan emosi pada diri siswa. Begitu pentingnya layanan bimbingan karir di SMK dan efikasi diri terhadap meningkatkan kemampuan merencanakan karir siswa dalam memilih karir dan berkarir, serta dapat memberikan gambaran dan harapan yang akan dicapai oleh siswa dimasa yang akan datang didunia karirnya, sehingga diharapkan lulusan SMK yang siap kerja dan memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dan mampu menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa depan karir. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 23 Januari 2017 dengan Guru BK siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 1 Medan, diperoleh informasi mengenai rendahnya layanan bimbingan karir yang diberikan kepada siswa. Hal ini terlihat dari jumlah 74 siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran masih rendah dalam memahami layanan bimbingan karir yang diberikan oleh Guru BK. Hal ini terlihat bahwa hanya 27% siswa memahami dirinya, hanya 24,3% siswa memahami nilai-nilai, hanya 17,6% siswa yang dapat memahami lingkungan, hanya 20,3% siswa paham dengan hambatan dan mengatasi hambatan, dan 10,8% siswa yang paham akan merencanakan masa depan.

5 Tabel 1.1 Persentase Layanan Bimbingan Karir Siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017 Tahun Kelas Jumlah Indikator Jumlah Persentase Ajaran 2016/2017 Semester 2 XI Program Keahlian Pemasaran Sampel 74 Peran dalam pemahaman diri Peran dalam pemahaman nilai-nilai Peran dalam pemahamn lingkungan Peran yang berhubungan dengan hambatan dan mengatasi hambatan Peran yang berkaitan dengan masa depan merencanakan siswa 20 27% 18 24,3% 13 17,6% 15 20,3% 8 10,8% Total 74 74 100% (sumber: diperoleh data guru BK dan siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran) Kemudian diperoleh juga informasi mengenai efikasi diri siswa yang rendah. Hal ini terlihat dari 74 siswa bahwa hanya 20,3% siswa yang mampu menguasai semua pelajaran yang diberikan dengan baik, hanya 16,2% siswa berlatih dalam bimbingan karir agar dapat menyusun /merencanakan karir dengan baik, hanya 14,9% siswa yang lemah dalam merencanakan karirnya, hanya 17,6% siswa yakin mendapatkan apa yang diinginkan disertai dengan usaha, hnaya 12,2% siswa berusaha mengisi waktu dengan kegiatan positif, dan 18,9% siswa menganggap kegagalan hanya karena kurang mampu mencapainya.

6 Tabel 1.2 Persentase Efikasi Diri Siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017 Tahun Kelas Jumlah Indikator Deskriptor Jumlah Persentase Ajaran 2016/ 2017 Semester 2 XI Program Keahlian Pemasaran Sampel 74 Dimensi Level Dimensi Stregth Dimensi Generality Pengharapan efikasi tingkat tugas Menghindari situasi perilaku pada kesulitan dan diluar batas kemampuan Pengharapan yang lemah, pengalaman yang tidak menguntungkan Pengharapan yang mantap bertahan dalam usahanya Pengharapan hanya pada bidang tingkah laku yang khusus Pengharapan yang menyebar berbagai perilaku pada bidang siswa 15 20,3% 12 16,2% 11 14,9% 13 17,6% 9 12,2% 14 18,9% Total 74 74 100% Total (sumber: diperoleh data guru BK dan siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran)

7 Kedua kondisi tersebut menggambarkan bahwa tingkat layanan bimbingan karir dan efikasi diri siswa belum baik atau masih tergolong rendah. Disaat bersamaan penulis juga mendapat informasi mengenai peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa, diperoleh informasi dari guru BK dan siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari 74 siswa bahwa hanya 23% siswa memahami kelebihan dan kelemahan dirinya, hanya 27% siswa mencapai kepuasan pribadi, hanya 20,3% siswa mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai, hanya 12,1% siswa dapat mengefisiensi usaha dan penggunaan waktu, dan hanya 17,6% siswa siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan menunjang pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Tabel 1.3 Persentase Peningkatan Kemampuan Merencanakan Karir Siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017 Tahun Kelas Jumlah Indikator Jumlah Persentase Ajaran 2016/2017 Semester 2 XI Program Keahlian Pemasaran Sampel 74 Pemahaman kelemahan dan kelebihan diri siswa 17 23% Mencapai kepuasan pribadi 20 27% Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai Efisiensi usaha dan penggunaan waktu Berpartisipasi aktif dalam kegiatan menunjang pendidikan lanjutan dan 15 20,3% 9 12,1% 13 17,6%

8 pekerjaan Total 74 74 100% (sumber: diperoleh data guru BK dan siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran) Lemahnya perencanaan karir ditandai dengan rendahnya layanan bimbingan karir dan efikasi diri siswa adalah yang menjadi masalah siswa dalam merencanakan karirnya di masa depan. Hal inilah yang menjadi tumpuan perhatian dan harus didapatkan pemecahannya. Demikianlah permasalahan yang dialami siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran T.A 2016/2017. Berdasarkan keterangan diatas terlihat upaya untuk meningkatkan kemampuan merencanakan karir siswa dalam memilih karir masa depannya melalui suatu layanan bimbingan karir disekolah dan efikasi diri. Maka berangkat dari latar belakang inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Layanan Bimbingan Karir Dan Efikasi Diri Terhadap Peningkatan Kemampuan Merencanakan Karir Siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang menarik untuk dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa kurang berperan aktif dalam layanan bimbingan karir. 2. Siswa belum memahami apa itu efikasi diri (self efficacy).

9 3. Siswa kurang memiliki efikasi diri atau keyakinan diri dalam merencanakan karir. 4. Rendahnya kemampuan siswa dalam merencanakan karir. 1.3 Pembatasan Masalah Agar masalah tidak berkembang luas, perlu adanya pembatasan masalah untuk mempermudah penelitian ini. Berdasarkan permasalah yang muncul, peneliti membatasi masalah penelitian ini yaitu: 1. Layanan bimbingan karir yang di teliti adalah layanan bimbingan karir siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017. 2. Efikasi diri yang di teliti adalah efikasi diri siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017. 3. Peningkatan kemampuan merencanakan karir yang di teliti adalah peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh layanan bimbingan karir terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017?

10 2. Apakah ada pengaruh efikasi diri terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017? 3. Apakah ada pengaruh layanan bimbingan karir dan efikasi diri terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan karir terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017. 3. Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan karir dan efikasi diri terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Medan T.A 2016/2017.

11 1.6 Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini di laksanakan, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk: 1. Untuk menambah wawasan bagi penulis tentang bagaimana pengaruh layanan bimbingan karir, dan efikasi diri terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir. 2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah SMK Negeri 1 Medan dalam upaya memperhatikan layanan bimbingan karir, dan efikasi diri terhadap peningkatan kemampuan merencanakan karir. 3. Untuk Universitas Negeri Medan, diharapkan dengan adanya penelitian ini maka pihak universitas akan mendapatkan informasi tentang apakan dengan adaya layanan bimbingan karir dan efikasi diri tersebut telah mampu meningkatkan merencanakan karir, dan juga sebagai tambahan referensi diperpustakan UNIMED untuk keperluan penelitian selanjutnya.