BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia diatur dalam undang-undang, termasuk pola pendidikan. Pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah. para siswa yang memiliki kecenderungan untuk meniru.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. unik, suatu sekolah di pimpin oleh seorang kepala sekolah, kepala sekolah sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya

BAB I PENDAHULUAN. seperti terdapat dalam Pembukaan UUD Pemerintah dalam hal ini terus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas merupakan faktor utama dalam mendukung suksesnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah berperan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan siswa sebagai bekal

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didayagunakan sedemikian rupa. Para guru perlu digerakkan secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi kepala sekolah merupakan peran yang penting dan memiliki tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah dituntut untuk dapat membawa sekolah untuk berkembang semakin baik dan lebih baik lagi. Kemajuan dan kemunduran sebuah sekolah juga dapat ditentukan oleh bagaimana kinerja dan kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah sebagai sebuah organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepala sekolah adalah ujung tombak keberhasilan sebuah sekolah. 1 Kepala sekolah dan guru perlu mengembangkan keterampilannya agar mampu melakukan kontrol, kemandirian dan kerjasama. 2 Karena itulah kepala sekolah, guru dan staf administrasi dituntut untuk memiliki keterampilan yang nantinya dapat membantu dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin sekolah. Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan saat ini adalah dengan menggunakan keterampilan-keterampilan yang di miliki, dan berkaitan dengan persoalan ini maka Allah Swt berfirman dalam Al-Qur an surah Ar-Ra d ayat 11 yaitu: 1 Joko Wahyono, Sekolah Kaya Sekolah Miskin Guru Kaya Guru Miskin, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010), h. 52 2 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2009), h. 138 1

2 Ayat ini menjelaskan dan dapat memotivasi seseorang untuk mengubah diri terlebih dahulu, maka yang lainnya akan dapat berubah atas bantuan Allah Swt. Jangan hanya menuntut orang lain atau yang diluar diri saja untuk berubah. Karena, lebih mudah mengubah diri sendiri, dari pada mengubah orang lain. Dan terkait dengan penjelasan ayat di atas jika lembaga pendidikan tersebut tidak melakukan perubahan baik secara fisik maupun nonfisik, maka Allah Swt tidak akan merubah lembaga pendidikan tersebut untuk menjadi lebih baik, jadi kepala sekolah yang sangat berperan bagi kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpinnya yang harus bisa merubah keadaan untuk menjadi lebih baik karena kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dipengaruhi dengan kepemimpinan kepala sekolah serta dipengaruhi dengan adanya motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah, motivasi dari sesama rekan kerja dan motivasi yang diberikan oleh keluarga serta motivasi yang ada pada diri individu masing-masing. Karena tidak jarang ditemukan tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan kurang memiliki motivasi yang kuat dalam melakukan tugasnya, yang berakibat kurang berhasilnya tujuan yang akan dicapai.

3 Setiap guru atau karyawan memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda dalam bekerja sehingga dengan diberikannya motivasi yang tinggi oleh kepala sekolah maka seorang guru atau karyawan akan lebih bersemangat dalam mencapai sasaran dan tujuan dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu lembaga pendidikan. Motivasi kerja sangat diperlukan untuk kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan baik sebagai guru maupun tenaga administrasi yang ada di sekolah. Jika motivasi kerja menurun maka tingkat keberhasilan dalam suatu pekerjaan juga akan menurun, sudah seharusnya seorang kepala sekolah memiliki keterampilan dalam meningkatkan motivasi kerja para pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat mempertahankan dan menjaga kualitas pekerjaan dari para bawahannya, seorang kepala sekolah harus mampu membangkitkan gairah kerja para guru dan tenaga administrasi agar mereka mau bekerja keras dengan sepenuh hati, dengan memberikan semua pikiran, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki untuk dapat mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas. Dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa: Pendidikan merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang di selenggarakan oleh suatu masyarakat atau bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat atau bangsa tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar dengan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar usaha peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri,

4 kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan Negara. 3 Dari penjajakan awal atau hasil observasi dari peneliti di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan masih terdapat beberapa guru yang kurang memiliki kemampuan dan kreativitas dalam mengajar di kelas, dan ada juga guru yang masuk kedalam kelas tetapi tidak mengajar hanya memberikan tugas saja, sehingga para siswa kurang mengerti dan kurang dapat menangkap materi/penjelasan dari guru-guru tersebut, jadi dalam proses belajar mengajar terasa belum optimal di karenakan kurangnya motivasi kerja dari para guru sehingga hal tersebut juga berdampak kepada siswa seperti kurang semangat dalam mengikuti materi pelajaran. Padahal semangat para siswa juga ditentukan oleh guru-gurunya, jika para guru mampu mengajar dengan rasa semangat dan motivasi yang tinggi maka proses belajar mengajar akan berjalan secara baik, dan terarah, serta para siswa juga akan mudah dalam memahami materi-materi yang di ajarkan para guru. Kepala sekolah SMK Negeri 1 Paringin dalam pelaksanaannya untuk meningkatkan motivasi kerja kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sudah terlaksana dilihat dari banyaknya keberhasilan yang dicapai oleh tenaga pendidik di sekolah tersebut, seperti terdapat beberapa guru yang berprestasi yang mampu mengharumkan nama SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan, namun masih ada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya yang kurang memiliki motivasi 3 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan UUD RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2005), h.95

5 kerja karena disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Sehingga peran kepala sekolah sebagai motivator harus selalu dilaksanakan yaitu dengan cara memberikan dorongan/motivasi kerja yang berkelanjutan kepada tenaga pendidik serta tenaga kependidikan lainnya, agar apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin dapat terlaksana dengan baik, serta tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang masih kurang memiliki motivasi kerja tersebut dapat menjadi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional. Pentingnya keterampilan kepala sekolah SMK Negeri 1 Paringin sebagai motivator sangat diperlukan bagi perkembangan dan kemajuan sekolah dan tidak hanya dari segi sumber daya manusia tetapi juga untuk kemajuan lembaga pendidikan itu sendiri karena keberhasilan peningkatan motivasi kerja berhubungan dengan proses mengajar tenaga pendidik dan pekerjaan para karyawan administrasi yang ada di sekolah, untuk itu peningkatan motivasi kerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus selalu diberikan oleh kepala sekolah SMK Negeri 1 Paringin tidak hanya sekali, tetapi bersifat berulang-ulang dan secara terus menerus. Berdasarkan dari latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai Keterampilan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan.

6 B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah yang dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keterampilan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keterampilan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan.

7 D. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang mendasari penulis memilih judul tersebut sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana keterampilan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan. 2. Mengingat pentingnya motivasi kerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan maka kepala sekolah harus memiliki keterampilan tersebut, sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana keterampilan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin kabupaten Balangan. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin kabupaten Balangan. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi upaya pengawasan keilmuan bidang Manajemen Pendidikan, khususnya tentang peningkatan motivasi kerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. 2. Kegunaan Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, di antaranya sebagai berikut:

8 1. Bagi Kepala Sekolah Sebagai saran atau masukan yang dapat digunakan dan diterapkan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatan kinerja dan menjadi lebih baik lagi kedepannya. 2. Bagi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dapat menerapkan motivasi kerja yang diberikan oleh kepala sekolah demi kemajuan proses belajar mengajar di dalam kelas serta kemajuan dalam bekerja di bidang administrasi. 3. Bagi Orang Tua Siswa dan Masyarakat Dapat digunakan sebagai bantuan dalam memaksimalkan peningkatan motivasi kerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. 4. Lainnya. Dapat dijadikan sebagai bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang tidak bisa didapat di bangku kuliah, dan dapat menerapkan ilmu yang telah didapat yang nantinya akan sangat berguna apabila penulis menjadi kepala sekolah dalam lembaga pendidikan. F. Definisi Operasional Berkaitan dengan judul di atas maka ditegaskan pengertian masing-masing istilah, yaitu sebagai berikut: 1. Pengertian Keterampilan Secara etimologis, istilah keterampilan berasal dari bahasa Inggris yaitu Skill yang artinya adalah kemahiran atau kecakapan. Secara terminologis keterampilan

9 adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi pekerjaan dan hasilnya dapat diamati. 4 2. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan ada kaitan yang erat antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. 5 Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. 3. Pengertian Motivasi Kerja Pengertian motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu potensi dalan diri manusia yang perlu ditanggapi atau di respons. 6 Menurut Saefullah motivasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah pada tujuan tertentu. Dengan demikian, 4 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organizatio, (Bandung: Alfabeta, 2009). h. 67. 5 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h.24 6 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 114

10 motivasi adalah kondisi yang dapat menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhannya. 7 Adapun definisi operasional menurut peneliti sebagai berikut: 1. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab dan hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah pimpinan dalam suatu lembaga pendidikan yang bertugas sebagai manajer yang menjadi peran utama dalam keberhasilan dan peningkatan mutu pendidikan, sehingga seorang kepala sekolah adalah seorang pendidik yang benar-benar terampil di bidangnya. 3. Pengertian Motivasi Kerja Dorongan dan kemauan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. 7 Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 260

11 G. Kajian Pustaka Hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk pembanding penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mahrita mengangkat judul Peranan Kepala Madrasah sebagai Motivator dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalumpang Kecamatan Kalumpang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja peranan kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan kinerja guru pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalumpang Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peranan kepala madrasah sebagai motivator kinerja guru pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalumpang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peranan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalumpang dalam proses pelaksanaannya tergolong cukup optimal. Begitu juga dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalumpang Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam pelaksanaannya tergolong baik terbukti dengan terlaksananya tugas dan tanggung jawab guru dengan baik. 8 2. Penelitian yang dilakukan oleh Maulana Alsar mengangkat judul Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator Terhadap Guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 8 Mahrita, Peranan Kepala Madrasah sebagai Motivator dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalumpang Kecamatan Kalumpang Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan IAIN Antasari, 2011).

12 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Madrasah sebagai Motivator Terhadap Guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah serta untuk Mengetahui Faktor apa saja yang Mempengaruhi Motivasi Guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepala Madrasah sebagai Motivator Terhadap Guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam pelaksanaannya tergolong baik. Begitu juga dengan pemberian motivasi oleh kepala madrasah kepada guru-guru sudah terlaksana dengan baik. 9 3. Penelitian yang saya lakukan yaitu mengangkat judul Keterampilan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Keterampilan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan serta untuk mengetahui Faktorfaktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja pada Tenaga Pendidik dan Tenaga 9 Maulana Alsar, Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator Terhadap Guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari, 2014).

13 Kependidikan di SMK Negeri 1 Paringin Kabupaten Balangan dan Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. H. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui dan mempermudah pembahasan ini maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Alasan Memilih Judul, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Kajian Pustaka dan Sistematika Penulisan. Bab II: Tinjauan teoritis yang terdiri dari, Motivasi Kerja Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Pengertian Motivasi Kerja, Motivasi Kerja Tenaga Pendidik, Motivasi Kerja Tenaga Kependidikan, Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMK; Pengertian Tenaga Pendidik, Pengertian Tenaga Kependidikan, Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator; Pengertian Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja, Keterampilan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Pengertian Keterampilan, Pengertian Kepala Sekolah, Jenis-jenis Keterampilan Kepala Sekolah dan Faktor-Faktor yang Menjadi Penghambat dan Pendukung Kepala Sekolah dalam Memberikan Motivasi Kerja pada Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

14 Bab III: Metode penelitian yang terdiri dari Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data serta Prosedur Penelitian. Bab IV Hasil Penelitian, berisi uraian tentang Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Penyajian Data, Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian. Bab V Penutup, berisi tentang Simpulan dan Saran.