BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan berupa seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana pembelajaran. Pembelajaran tidak. pembangunan untuk masa depan bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan pada hakekatnya memiliki tujuan utama untuk menghasilkan dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Untuk melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai tantangan masa depan yang sulit sekali untuk diramalkan, serta mengalami perubahan. Reformasi pendidikan yang diterapkan di lembaga-lembaga sekolah merupakan respon terhadap perkembangan tuntuntan global sebagai upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntuntan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang bisa menjamin bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasi perserta didik secara optimal. Tujuan Pendidikan Nasional tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,kereatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Depdikbud, 2003 : 6-7)

2 Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dibutuhkan kerjasama antar pihak sekolah, wali murid atau siswa. Peranan sekolah sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan dengan menciptakan peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang tinggi di sekolahnya. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi di sekolah, maka peranan sekolah telah berhasil dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Namun kenyataannya disetiap sekolah tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi, masih ada beberapa siswa yang prestasi belajarnya rendah. SMA Kristen 1 Metro merupakan salah satu SMA swasta yang terletak di jalan Flores No. 21 Kelurahan Ganjarasri Kecamatan Metro Barat Kota Metro, pada awal berdirinya memiliki tenaga pengajar sebanyak 11 orang, dan sekarang berjumlah 28 tenaga pengajar yang mendidik 385 siswa. Yang terbagi kedalam 12 kelas yang rata-rata setiap ruangan berjumlah 35 siswa. Terdapat beberapa fasilitas yang mendukung seperti Laboratorium, Aula, Perpustakaan, dan Lab Komputer. Prestasi belajar yang dicapai siswa berbeda-beda, ada siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan ada pula siswa yang berprestasi rendah. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik faktor intern (berasal dari dalam siswa itu sendiri) maupun faktor ekstern (berasal dari luar siswa itu sendiri). Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa timbul dari dalam dan luar diri siswa adalah motivasi belajar dan cara belajar siswa. Kebiasaan atau sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang merupakan suatu cara bertindak yang telah

3 dikuasai, diuji, seragam, dan berlaku secara otomatis tanpa dipikirkan lagi, yang dapat mempengaruhi tujuan siswa untuk mencapai hasil belajar yang di inginkan. Banyak faktor penentu yang dapat mengakibatkan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang tinggi, di antaranya adalah motivasi belajar siswa dan cara belajar siswa. Karena dengan dorongan motivasi yang baik kepada peserta didik, maka peserta didik akan terpacu semangatnya untuk lebih rajin lagi dalam belajar di sekolah maupun di rumah. Cara belajar yang teratur akan bermanfaat bagi peserta didik dalam mencapai keberhasilan di dalam pendidikan. Jika kedua faktor tersebut dapat terlaksana dengan baik, pasti akan mendapatkan hasil atau prestasi yang baik bagi peserta didik. Motivasi mempunyai peranan yang cukup besar di dalam upaya belajar. Tanpa motivasi, siswa tidak mungkin melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi merupakan tenaga dari dalam yang menyebabkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Energi yang di timbulkan motivasi dapat mempengaruhi gejala kejiwaan, misalnya adalah perasaan. perasaan akan timbul simpati yang menyebabkan kegiatan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, kemungkinan akan dapat melakukan belajar dengan sebaik-baiknya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah Cara belajar siswa. Dalam rangka merubah tingkah laku yang merupakan hasil dari belajar. Siswa sebagai subjek yang sedang belajar haruslah mengetahui cara-cara belajar yang baik dan efisien. Hal ini dipertegas oleh The Liang Gie (1985;82) yang menyatakan bahwa: pokok pangkal pertama dari cara belajar yang baik adalah mengetahui cara belajar, karena cara belajar siswa mempunyai peranan yang

4 sangat besar dalam mencapai keberhasilan belajar. Dengan tidak mengetahui cara belajar tersebut dapat menimbulkan kegagalan dalam belajar. Lebih lanjut menurut Slameto (1995;73) mengatakan bahwa: banyak siswa atau mahasiswa gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajaran karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menhafal. Jadi pada dasarnya cara belajar yang baik dan efisien dapat memberikan hasil belajar yang baik kepada siswa. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar siswa diharapkan mempunyai semangat hidup yang tinggi, rasa optimis yang besar, motif sukses yang tinggi dan cara belajar yang teratur dan efisien pula sehingga diharapkan siswa mempunyai prestasi belajar yang optimal. Karena motivasi belajar dan cara belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya di SMA Kristen 1 Metro. Penulis melakukan wawancara kepada beberapa siswa, meminta pendapat dari guru geografi, dan memberikan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa ternyata masih terdapat motivasi belajar dan cara belajar siswa yang masih rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1.Motivasi belajar dan cara belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Kristen 1 Metro Kota Metro Tahun Pembelajaran 2010/2011. No Motivasi & cara belajar Tinggi Rendah TOTAL 1 Motivasi belajar 1 4 5 2 Cara belajar 2 3 5 Jumlah 3 7 10 Sumber: Hasil Penelitian Pendahuluan

5 Berdasarkan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di SMA Kristen 1 Metro, masih adanya motivasi belajar dan cara belajar siswa kelas x yang rendah, hal ini dikarenakan siswa sering ijin keluar kelas, sering mengobrol, main hp, tidak memperhatikan pelajaran, mencontek dan jarang mengerjakan tugas. Sedangkan cara belajar siswa di SMA Kristen 1 Metro masih kurang teratur terbukti dengan adanya siswa yang belum memiliki jadwal belajar sebagai pedoman untuk setiap kegiatan dalam belajarnya, kurang teratur dalam membaca buku pelajaran, kurang teraturnya siswa dalam membuat catatan dan malas untuk belajar. Berdasarkan dokumentasi guru geografi dan wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 18 februari 2011, tentang data prestasi belajar siswa kelas X di SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010-2011 menunjukan bahwa masih ada beberapa siswa memperoleh Prestasi belajar yang rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Pada Mata Pelajaran Geografi kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010-2011 No Nilai Siswa KELAS Total Persentase % XA XB XC XD 1 < 64 (Tidak 21 19 10 3 51 39,2 Tuntas) 2 64 (Tuntas) 13 14 25 25 79 60,8 Jumlah 34 33 35 28 130 100 Sumber: dokumentasi guru mata pelajaran geografi kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010-2011.

6 Dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa Prestasi Belajar Geografi pada siswa kelas X SMA Kristen 1 Metro masih rendah. Menurut Bimo Walgito (1980 : 125-129) mengemukakan bahwa faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu: 1. Faktor yang berasal dari dalam diri individu (intern), meliputi : a. Intelegensi. b. Motivasi belajar c. Sikap siswa terhadap guru d. Minat siswa terhadap mata pelajaran e. Persepsi siwa terhadap guru yang mengajar 2. Faktor yang berasal dari luar individu (eksternal), meliputi : a. Pekerjaan orang tua b. Pendapatan orang tua c. Pendidikan orang tua d. Aktifitas / Cara belajar siswa e. Sarana belajar siswa Rendahnya prestasi belajar siswa diduga karena berbagai faktor baik itu faktor internal maupun faktor ekternal. Faktor internal salah satunya adalah motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan faktor eksternal salah satunya adalah cara belajar siswa di rumah yang digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Kristen 1 Metro diduga ada kaitannya dengan motivasi belajar dan cara belajar yang perlu dibuktikan melalui penelitian ini. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi titik tekan kajian dalam penelitian ini meliputi: 1. Intelegensi. 2. Motivasi belajar 3. Sikap siswa terhadap guru

7 4. Minat siswa terhadap mata pelajaran 5. Persepsi siwa terhadap guru yang mengajar 6. Pekerjaan orang tua 7. Pendapatan orang tua 8. Pendidikan orang tua 9. Aktifitas / Cara belajar siswa 10. Sarana belajar siswa C. Batasan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Motivasi belajar siswa kelas X SMA Kristen 1 Metro masih rendah 2. Cara belajar siswa kelas X SMA Kristen 1 Metro yang tidak teratur 3. Prestasi Belajar siswa kelas X SMA Kristen 1 Metro yang rendah D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010/2011? 2. Apakah terdapat hubungan antara Cara Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010/2011? 3. Apakah terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010/2011?

8 E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010/2011? 2. Untuk mengetahui hubungan antara Cara Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro tahun pembelajaran 2010/2011? 3. Untuk mengetahui hubungan antara Motivasi Belajar dan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro tahun pembelajaran 2010/2011? F. Kegunaan Penelitian Kegunaan Peneliti ini yaitu : 1. Meningkatkan Motivasi Belajar dan Cara Belajar dalam rangka meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro. 2. Sebagai wawasan bagi penulis, khususnya mengenai Motivasi Belajar dan Cara Belajar Siswa dengan Prestasi Belajarnya. 3. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Stadi Pendidikan Geografi Jurusan IPS FKIP Universitas Lampung. 4. Memberikan masukan bagi berbagai pihak terutama bagi guru SMA Kristen 1 Metro dalam upaya meningkatkan Prestasi Belajar. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subyek Penelitian adalah Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pembelajaran 2010/2011 yang Prestasi Belajarnya rendah

9 2. Obyek Penelitian adalah Motivasi Belajar (X1), Cara Belajar (X2) dan Prestasi Belajar (Y). 3. Tempat Penelitian SMA Kristen 1 Metro 4. Waktu Penelitian penelitian ini dilaksanakan pada Tahun 2011. 5. Ruang Lingkup Ilmu adalah Pendidikan Geografi Jadi pendidikan geografi adalah usaha yang disengaja dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk membantu anak dalam usaha mencapai pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.