Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN Sr ATAU TiB TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN FLUIDITAS PADA PADUAN Al-6%Si-0,7%Fe

PENGARUH PENAMBAHAN Sr TERHADAP PERILAKU PERAMBATAN RETAK FATIK PADA PADUAN Al-6%Si-0,7%Fe

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

KAJIAN KOMPREHENSIF STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN TERHADAP PADUAN Al-7,1Si-1,5Cu HASIL PENGECORAN DENGAN METODE EVAPORATIVE

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PERANAN MODIFIER STRONTIUM TERHADAP FLUIDITAS DAN PERUBAHAN MORFOLOGI STRUKTUR SILIKON PADA MASTER ALLOY Al-7%Si DAN Al-11%Si

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB II STUDI LITERATUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Scanned by CamScanner

PENGARUH CHILLER PENDINGIN PADA KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGARUH PENAMBAHAN CU DAN SOLUTION TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA ALUMINIUM PADUAN A356

PENGEMBANGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU KAMPAS REM KENDARAAN BERMOTOR BERBAHAN ALUMUINUM DAUR ULANG

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

ISSN hal

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

2. Logam Cair & Saluran dalam Pengecoran

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

Pengaruh Natural dan Artificial Aging Pada Velg Bahan A356.0 Centrifugal Casting Dengan Variasi Putaran Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Poros Berulir (Screw) Untuk Pengupas Kulit Ari Kedelai Berbahan Dasar Aluminium Bekas dan Piston Bekas

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

PENGARUH KONSENTRASI Cu TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al Cu PADA PROSES PEMBEKUAN SEARAH (UNIDIRECTIONAL SOLIDIFICATION)

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

BAB II DASAR TEORI AAXXX.X

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOSISI KIMIA PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM

Kekuatan Tarik Dan Porositas Silinder Al-Mg-Si Hasil Die Casting Dengan Variasi Tekanan

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

Momentum, Vol. 13, No. 1, April 2017, Hal ISSN

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING

Pencegahan Terjadinya Retak Panas pada Proses Pengecoran Squeeze Benda Tipis Al-Si

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR

PENGARUH PENAMBAHAN 12%Mg HASIL REMELTING ALUMINIUM VELG BEKAS TERHADAP FLUIDITY DAN KEKERASAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG

KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO PRODUK COR PROPELER KUNINGAN

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

85%Cu-15%Zn % Cu - 30% Zn % Cu - 40% Zn

Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas

Pengaruh Konsentrasi Cu Terhadap Sifat Mekanis Paduan

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

STUDI FLUIDITAS ALUMUNIUM MINUMAN KALENG CAIR DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN RONGGA

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II STUDI LITERATUR

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

Transkripsi:

Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si Suherman Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Tanjungbalai e-mail: herman_me_itm@yahoo.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan Sr atau TiB terhadap Secondary Dendrite Arm Spacing (SDAS), Sifat mekanis dan Fluiditas pada Paduan Al-6%Si. Paduan Al-6%Si dilebur dalam dapur krusibel pada temperatur 730 o C kemudian ditambahkan Sr atau TiB dalam logam cair, selanjutnya logam cair dituang kedalam cetakan pasir untuk membuat spesimen uji Tarik dan menguji sifat fluiditas logam cair dengan metode Birmingham. Hasil dari pengujian fluiditas diambil untuk dijadikan spesimen uji kekerasan dan pengukuran SDAS dengan memotong searah melintang benda cor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan Sr atau TiB pada paduan Al-6%Si mengurangi ukuran SDAS, akan tetapi tidak terlalu signifikan mengurangi sifat fluiditas logam cair. Penambahan Sr atau TiB pada aluminium paduan tidak begitu besar pengaruhnya terhadap peningkatan mechanical properties seperti kekerasan dan kekuatan tarik benda cor. Kata Kunci: Al-Si, fluidity, grain refiner TiB, modification Sr, SDAS 1. Pendahuluan Akhir-akhir ini paduan Al-Si banyak dipakai terutama pada komponen otomotif karena mempunyai beberapa kelebihan bila dibanding dengan aluminium paduan lainnya [9]. Kelebihan paduan ini antara lain lebih ringan dibanding dengan besi dan baja, ketahanan korosi yang baik, tahan terhadap retak panas (hot tearing), mampu mesin dan las yang baik [9], [10]. Komposisi paduan dan pemilihan proses pengecoran dapat mempengaruhi struktur mikro dari aluminium paduan. Struktur mikro dapat dirubah dengan penambahan elemen tertentu pada paduan Al-Si yang mana dapat memperbaiki mampu cor (castability), sifat mekanis dan mampu mesin yang baik (machinability) [2]. Pada proses pengecoran dengan cetakan pasir, proses pendinginan relatif lambat sehingga diperoleh struktur eutektik berbentuk lamellar yang mana mengurangi kekuatan produk yang dihasilkan. Unsur kimia yang dipakai untuk mengontrol morfologi partikel silikon dan dapat merubah struktur mikro disebut modifier [2], [5]. Umumnya penambahan Sr dan Na sebagai modifier pada paduan Al-Si bertujuan menghasilkan struktur silikon eutektik dengan bentuk berserabut [2]. Ukuran butir dari aluminium paduan tergantung pada jumlah inti yang terbentuk dalam logam cair sebelum dimulainya pembekuan dan laju pendinginan bawah (undercooling). Penambahan beberapa elemen kedalam logam cair dapat memberikan awal pembentukan inti dan akan berkembang menjadi butir. Titanium biasanya ditambahkan kedalam logam cair sebesar 0,02-0,15%, tetapi pengaruhnya akan hilang setelah 40 menit penambahan [2]. Penghalus butir (grain refiner) TiB sangat penting sekali dalam memperbaiki sifat dari aluminium paduan seperti sifat mekanis, mengurangi porositas, lebih tahan terhadap retak panas (hot cracking), merubah struktur mikro dan memperbaiki hasil akhir pada permukaannya [2]. Umumnya pada paduan Al-6%Si ditambahkan penghalus butir TiB sebagai inokulan. Ada beberapa jenis dari penghalus butir yang baru diperkenalkan seperti: TiB dan TiC. Masing-masing penghalus butir mempunyai ciri dan manfaat yang spesifik [1], [7]. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai fluiditas adalah temperatur (derajat superheat), komposisi kimia, tegangan permukaan, konduktifitas material cetakan, inklusi dan viskositas [1],[8]. Variabel pengujian seperti diameter saluran masuk 43

juga mempengaruhi sifat fluiditas [8]. Ada beberapa metode pengujian fluiditas seperti metode Spiral dan metode Double Spiral. Metode spiral adalah metode yang paling sederhana, metode spiral ini umum digunakan pada uji fluiditas paduan aluminium, dimana cetakan (dies) terbuat dari baja, kemudian aluminium cair dituang menggunakan ladel. Pada penelitian ini digunakan metode Birmingham yang dikembangkan oleh Universitas Birmingham, UK. Pada pengujian ini data yang didapat tidak hanya panjang fluiditas melainkan juga efek dimensi rongga cetakan yang akan dilalui oleh logam cair melalui proses penuangan [4] Penelitian ini menggunakan paduan Al- 6%Si yang ditambahkan Sr sebagai modifier dan TiB sebagai penghalus butir, selanjutnya observasi dilakukan pada ukuran secondary dendrite arm spacing (SDAS), sifat mekanis dan sifat fluiditas dari logam cair menggunakan metode Birmingham. Gambar 1. Metode pengujian fluiditas Birmingham 2. Material Material yang digunakan pada penelitian ini adalah paduan Al-6%Si. Hasil uji komposisi diperlihatkan pada Tabel. 1 Tabel.1 Hasil Komposisi kimia paduan Al-6%Si Paduan Al-Si Al-Si+Sr Al-Si+TiB Komposisi (%) Si Fe Cu Mn Mg Zn Ti Cr Ni Pb Sn Sr Al 6,04 0,74 0,46 0,07 0,103 0,647 0,01 0,01 0,04 0,08 0,01 91,68 6,04 0,74 0,35 0,07 0,149 0,60 0,07 0,01 0,03 0,08 0,01 0,04 91,78 6,04 0,76 0,46 0,09 0,149 0,60 0,11 0,01 0,03 0,08 0,01 91,66 3. Metode Penelitian Paduan Al-6%Si sebelum dan sesudah penambahan Sr atau TiB diuji komposisi kimia menggunakan spektrometer. Paduan dilebur dalam dapur krusibel pada temperatur 730 o C. Al-10%Sr-14%Si dalam bentuk master alloy ditambahkan kedalam logam cair dan ditahan dalam dapur (holding) selama 10 menit sebelum penuangan. Begitu juga dengan penambahan Al-5%Ti-1%B dalam bentuk master alloy kedalam logam cair pada temperatur tuang 730 o C. Sebelum penambahan Sr atau TiB, logam cair ditambahkan fluks berjenis coverall yang bertujuan untuk mengikat hidrogen dan kotoran yang ada dalam logam cair. Logam cair yang telah ditambahkan Sr atau TiB dituangkan kedalam cetakan pasir yang telah dipersiapkan sebelumnya. Logam cair sebelum dan sesudah penbambahan Sr atau TiB diuji sifat fluiditasnya dengan metode Birmingham seperti yang ditunjukkan Gambar 1, Pengukuran kemampuan alir logam cair untuk memasuki rongga yang tipis (fluiditas) dilakukan setelah logam cair membeku. Pengamatan struktur mikro dengan perbedaan ketebalan benda cor dari kedua paduan didapatkan dari pengujian fluiditas dengan cara memotong hasil coran pada arah melintang ketebalan. Untuk mengamati struktur mikro hasil coran menggunakan mikroskop optik. Pembuatan spesimen uji tarik mengacu pada standar ASTM B 26/B 26 M-01, dimana logam cair dituangkan kedalam rongga cetakan yang menyerupai spesimen uji tarik. Setelah logam cair membeku maka spesimen uji dipotong pada bagian ujung-ujungnya sehingga didapatkan spesimen uji tarik. 44

4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Hasil Pengamatan Struktur Mikro (SDAS) A B 50 μm 50 μm C D 50 μm 50 μm Gambar 2. SDAS dari Paduan, a) Al-6%Si, b) Al-6%Si+Sr, c) Al-6%Si+TiB dan d) Al-6%Si +Sr+TiB Gambar 3.Hubungan antara SDAS dengan variasi ketebalan benda cor pada paduan Al-6%Si Berkurangnya ketebalan benda cor memberikan ukuran SDAS semakin kecil pada paduan Al-6%Si sebagaimana yang dikemukakan oleh [3]. Selain karena pengaruh ketebalan benda cor ukuran SDAS juga dipengaruhi penambahan Sr atau TiB pada paduan yang ditunjukkan Gambar 3. Penambahan Sr pada paduan Al-6%Si memberikan ukuran SDAS semakin berkurang seperti yang dikemukakan Wang dan Caceres [13]. Dari hasil pengukuran sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3 bahwa ukuran rata-rata SDAS adalah 25-40 µm. Ukuran Secondary Dendrite Arm Spacing (SDAS) juga dipengaruhi oleh penambahan Sr. Penambahan Sr pada paduan Al-6%Si memberikan ukuran SDAS yang semakin kecil seperti yang dikemukakan oleh Shabestari dan Shahri 45

Jurnal Dinamis,Volume II, No.12, Januari 2013 ISSN 0216-7492 [11]. Begitu juga dengan penambahan penghalus butir TiB memberikan ukuran SDAS yang semakin kecil. Dengan penambahan Sr pada paduan Al-6%Si dengan kandungan 0,7%Fe menghasilkan berkurangnya ukuran SDAS, begitu juga dengan penambahan TiB menghasilkan berkurangnya ukuran SDAS untuk masing variasi ketebalan. Perbedaan ketebalan benda cor memberikan efek terhadap struktur mikro yang dihasilkan, walaupun perbedaan ketebalan tidak terlalu besar. Berkurangnya ketebalan benda cor memberikan struktur silikon eutektik yang lebih halus pada paduan Al-6%Si dengan kandungan Fe 0,7%, sedangkan dengan penambahan Sr untuk benda cor yang lebih tebal memberikan ukuran dendrit aluminum yang lebih besar pada paduan Al-6%Syang dikemukakan oleh Shabestari dan seperti Shahri [11]. Hal ini disebabkan karena pengaruh laju pembekuan dari logam cair, semakin tipis benda cor makaa memberikan laju pembekuan yang semakin tinggi [8]. 4.2. Pengukuran Panjang Fluiditas Paduan Al-Si Hubungan antara panjang fluiditas terhadap perbedaan ketebalan benda cor pada temperatur tuang logam cair 730 o C ditunjukkan pada Gambar 4. Sifat fluiditas logam cair menurun seiring berkurangnya ketebalan benda cor untuk masing-masing penambahan Sr atau TiB pada paduan Al- seperti Si. Penambahan elemen paduan Sr atau TiB sangat signifikan mempengaruhii sifat fluiditas logam cair pada paduan Al-Si, terutama pada rongga cetakan yang sangat tipis. Penambahan Sr kedalam paduan Al-6%Sii cenderung menurunkan sifat fluiditas logam cair. Kemampuan logam cair paduan Al-6%Si untuk mengisi rongga cetakan telah tercapai kestabilan pada ketebalan benda cor 6 mm, yakni logam cair telah mampu mengalir sepanjang 500 mm rongga cetakan. Semakin tebal rongga cetakan memberikan sifat fluiditas yang semakin baik. Kemampuan logam cair untuk mengisi seluruh ronga cetakan dipengaruhi beberapa faktor penting seperti tegangan permukaan, atom pengotor (impurities), temperatur dan ketebalan benda cor. Berkurangnya ketebalan benda cor mengakibatkan turunnya kemampuan logam cair untuk mengisi seluruh rongga cetakan, hal ini penting untuk pembuatan komponen-komponen dengan dinding yang tipis. Sifat fluiditas logam cair menurun seiring dengan berkurangnya ketebalan benda cor pada pengujian fluiditas Birmingham pada paduan Al-6%Si [4,[8]. Hal ini disebabkan karena rongga saluran yang kecil sehingga mengakibatkan meningkatnya tegangan permukaan [4]. Tegangan permukaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan kecuali dalam saluran masuk yang sangat kecil kira-kira diameternya 1/10 in [8]. Penambahan Sr atau TiB menurunkan sifat fluiditas logam cair padaa paduan Al- 6%Si, hal ini bertolak belakang sebagaimana yang dilaporkan oleh Sabatino, dkk [12]. Gambar 4. Hubungan panjang fluiditas terhadap perbedaan ketebalan benda cor pada paduan Al-6%Si 4.3. Pengaruh penambahann Sr dan TiB terhadap sifat mekanis 4.3.1. Hasil Pengujian kekerasan Harga Kekerasan Brinell benda cor sangat dipengaruhi oleh ketebalan, harga kekerasan Brinell menurun seiring dengan peningkatan ketebalan benda cor. Peningkatan kekerasan Brinell benda cor erat kaitannya dengan struktur mikro dan ukuran SDAS yang dihasilkan. Semakin kecil ukuran SDAS menghasilkan peningkatan harga kekerasannya. Harga kekerasan yang paling tinggi adalah pada 46

benda cor yang paling tipis, karena berkurangnya ketebalan benda cor menghasikan struktur dendrite dan ukuran SDAS yang lebih halus. Ini disebabkan oleh kecepatan dari logam cair mengalami pembekuan yang menyebabkan ukuran SDAS semakin halus. Sifat fluiditas logam cair sangat dipengaruhi oleh proses pembekuan, Suatu aliran logam cair dapat berhenti mengalir akibat terjadinya proses pembekuan dendrit yang tebal pada bagian ujung aliran sehingga menghambat aliran logam cair dibelakangnya. Semakin tipis rongga cetakan proses pembekuan lebih mudah terjadi. Dari grafik hubungan antara ketebalan benda cor dengan nilai kekerasan (gambar 5) menunjukkan bahwa semakin tipis benda cor akan meningkatkan nilai kekerasan pada paduan Al-6%Si tanpa penambahan dan dengan penambahan Sr atau TiB. Gambar 5. Hubungan antaraa perbedaan ketebalan benda cor dengan nilai kekerasan pada paduan Al-6%Si 4.3.2. Hasil Pengujian Tarik Dari hasil uji tarik menunjukkan bahwa spesimen yang ditambahkan Sr atau TiB pada paduan Al-6%Si tidak terlalu signifikan meningkatkan tegangan tarik. Untuk paduan Al-6%Si dengan penambahan Sr memberikan peningkatan tegangan tarik sebesar 3,7%, tegangan tarik mula-mula 157 MPa naik menjadi 164 MPa seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Begitu juga dengan penambahan TiB pada paduan Al-6%Si, tegangan tarik cenderung meningkat, tegangan tarik yang mula-mula sebesar 157 Mpa naik menjadi 161 MPa. Gambar 6. Hasil uji tarik pada paduan Al-6%Si dengan penambahan dan tanpa penambahan paduan Tegangan tarik paduan Al-6%Si dengan penambahan Sr+TiB kurang signifikan meningkatkan tegangan tarik benda cor. Tegangan tarik maksimum (ultimate tensile strength) hasil pengujian menunjukkan peningkatan sebesar 3% yaitu sebesar 162 Mpa. Penambahan modifier Sr paduan Almemperbaiki kekuatan tarik sebagaimana yang dikemukakan oleh 6%Si Shabestari dan Shahri [8], begitu juga dengan penambahan TiB paduan Al-6%Si menghasilkan peningkatan kekuatan tarik maksimum [6] Kesimpulan Penambahan Sr atau TIB pada paduan Al- 6%Si tidak terlalu signifikan mempengaruhi sifat fluiditas logam cair. Tetapi mempengaruhi ukuran SDAS, ukuran SDAS berkurang seiring dengan berkurangnya ketebalan benda cor. Penambahan Sr atau TiB pada paduan Al- 6%Si meningkatkan kekuatan tarik maksimum benda cor tetapi kurang signifikan. Begitu juga dengan nilai kekerasan benda cor setelah penambahan 47

paduan Sr atau TiB menunjukkan pengaruh yang tidak terlalu besar. Daftar Pustaka 1. ASM Specialty Handbook, 1993, Aluminium and Aluminium Alloys, Ohio, USA. 2. Brown, J.R., 1999, Foseco Non- Ferrous Foundryman s Handbook, Butterworth Heinemann, Eleventh Edition, Oxford. 3. Backman, J. dan Svensson, I.L., 2000, Influence of In Gate System Design on Mechanical Properties of Cast Al-10Si- 0,38Mg Alloy, School of Engineering, Jonkoping University, Sweden, p.p. 1-20. 4. Campbell, J. and Harding, R.A., 1994, The Fluidity of Molten Metals, Training in Aluminium Application Technologies (Talat ) Lecture 3205, p.p. 2-4 5. Cook, R., 1998, Modification of Aluminium Silicon Foundry Alloy, www. Metallurgical. Com, London and Scandinavian Metallurgical Co. Limited, p. p. 1-10. 6. Campbell, J., 2000, Castings, Butterworth Heinemann, Oxford, p.p. 74 85 7. Cooper, P and Barber, A., 2003, Review of the Latest Development and Best Use of Grain Refiners, International Melt Quality Workshop, Prague, Czech Republic. 8. Flemings, M.C., 1974, Solidification Processing, McGraw-Hill Book Company, New York. 9. Surdia, T. dan Saito, S., 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, P.T Pradnya Paramitha, Jakarta. 10. Smith, W.F., 1993, Structure and Properties of Engineering Alloys, McGraw-Hill inc, Second Edition. 11. Shabestari, S.G. and Shahri, F., 2004, Influence of Modification, Solidification Conditions and Heat Treament on The Microstructure and Mechanical Properties of A356 Aluminium Alloy, Kluwer Acedemic Publisher, Journal of Material Science 39, p.p. 2023 2032. 12. Sabatino, M.D., Shankar, S., Apelian, D. and Amberg, L., 2005, Influence of Temperature and Alloying Elements on Fluidity of Al-6%Si Alloy, The John Campbell Symposium. 13. Wang, Q.C. and Caceres, C.H., 1997, Mg Effect on The Eutectic Structure and Properties of Al-Si-Mg Alloys, Material Science Forum, Vol. 242, p.p. 159-164. 48