Sesi 4 Kebijakan di Sistem Kesehatan, BPJS, dan hubungan antara unit penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran.

dokumen-dokumen yang mirip
Policy Brief berbasis data/hasil penelitian epidemiologis: Studi Kasus KIA

Annual Scientific Meeting FK UGM 2012 Kampus UGM, Rabu 7 Maret 2012 pukul

Yogyakarta, Juni 2013

Diskusi. Kepemimpinan Dinas Kesehatan dalam usaha penurunan kematian ibu dan bayi

Sebuah program di ANNUAL SCIENTIFIC MEETING dalam rangka DIES NATALIES FK UGM ke 68 dan ULANG TAHUN RSUP DR. SARDJITO ke 32

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Kepemimpinan Spesialis dalam MDG4 dan MDG5

Anggaran Sektor Kesehatan, Social Determinants of Health, Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM

Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pengantar Semiloka mengenai: Penggunaan data Kematian absolut untuk Peningkatan Kinerja Program MDG4 dan MDG5 di kabupaten/kota

Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN

Kebijakan Desentralisasi untuk pembangunan bangsa di sektor Kesehatan

Semiloka Revisi PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan dan NSPK:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Professional Development

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

Mengapa perhimpunan profesi merupakan aktor kunci dalam Sistem Kesehatan? Laksono Trisnantoro

Kepemimpinan dan perubahan budaya organisasi menuju budaya keselamatan pasien

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

CARE 2. Sinergi dalam PEMBANGUNAN. terkait.

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN PONED. Terbitan : 01 No. Revisi : 00. Tgl. Mulai Berlaku : 16/5/2015. Halaman :

Sistem Pencegahan, Deteksi, dan Penindakan Fraud Layanan Kesehatan dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Perencanaan Berbasis Bukti untuk Menjawab Kebutuhan Kesehatan Anak dan Jaminan Sosial Bidang Kesehatan: Studi Kasus Tasikmalaya dan Jayawijaya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Sistem IT dan Telematika dalam konteks Struktur AHS. Laksono Trisnantoro dan Tim IKM Fakultas Kedokteran UGM

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

Surveilans Respons dalam Program KIA Penyusun: dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes

Seminar Kepemimpinan Dinas Kesehatan dalam Penurunan Kematian Ibu dan Bayi dan pelatihan eksekutif SDM

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

APOTEKER, FKTP DAN ERA JKN. Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt

Diskusi. Maternal, Child and Neonatal Health Policy (MDG 4&5)

Good Governance dan Sistem Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

PENGURANGAN KEMATIAN IBU DAN ANAK MELALUI REFORMASI KEBIJAKAN SISTEM KESEHATAN DAN PENGUATAN MANAJEMEN DI TINGKAT KABUPATEN

Kepemimpinan Kadinkes Dalam Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Neonatus

Skenario pelaksanaan Kebijakan JKN: Bagaimana mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan dan menghadapi era MEA?

Pendekatan Kebijakan di Hulu ke Hilir. dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes

PENDEKATAN PERENCANAAN KESEHATAN BERDASARKAN BUKTI SERTA ANALISA BOTTLENECK

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Kebijakan Desentralisasi Kesehatan dan Governance Sektor Kesehatan. Laksono Trisnantoro Dwi Handono Sulistyo KMPK FK UGM

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

DRAFT RANPERBUP TTG POLA BAGI JASA PELAYANAN RSUD BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Fraud di Jaminan Kesehatan Nasional

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta

Konsep RS Pendidikan milik Perguruan Tinggi (RS Universitas)

Akses Pelayanan Kesehatan di Era BPJS. Dr. E. Garianto, M.Kes

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Kerangka Acuan. Lokakarya Diseminasi Hasil Kegiatan Sister Hospital dan Performance Management Leadership Provinsi NTT: Periode Juni - Oktober 2012

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM PELAYANAN RUJUKAN DALAM UPAYA PENURUNAN AKI DAN AKB KAB. KTW. BARAT TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Visi pengembangan ilmu melalui sistem jarak jauh - Program Pengembangan Ilmu FK UGM

PERKEMBANGAN BPJS DAN UNIVERSAL COVERAGE DENGAN SISTEM PEMBAYARAN PROVIDER DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN. Yulita Hendrartini

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Kebijakan JKN: Apakah akan mencapai Pelayanan Semesta?

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

Perkembangan Kebijakan Otonomi Rumahsakit dan Pengawasan Rumahsakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro

KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

Ernawaty dan Tim AKK FKM UA

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Transkripsi:

Sesi 4 Kebijakan di Sistem Kesehatan, BPJS, dan hubungan antara unit penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran. Kasus: Kebijakan mencapai indikator MDG4 dan MDG5, dan Kebijakan BPJS. Laksono Trisnantoro

Deskripsi Sesi Sesi ini membahas perlunya program pengembangan Kelompok Riset Kebijakan Kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran. Mengapa perlu di dua fakultas? Dua kasus kebijakan yaitu (1) Kebijakan MDG dan (2) Kebijakan BPJS yang membutuhkan kerja bersama antara peneliti ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu biomedik. Dari kasus ini, akan dibahas bagaimana strategi pengembangan kerjasama antara di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran.

Tujuan sesi 1. Membahas kasus kebijakan pencapaian MDG4 dan MDG5 2. Membahas kasus kebijakan BPJS 3. Membahas kerjasama antara ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu biomedik dalam kebijakan kesehatan.

Kasus MDG4 dan MDG5 4

Data: Tempat kematian Ibu dan bayi kecenderungannya berbeda letak di berbagai region Hilir RS Pemerintah dan Swasta Propinsi di Jawa Hulu Puskesmas dan RB swasta Rumahtangga dan Masyarakat Papua Propinsi Seperti NTT

Kasus NTT Upaya yang sungguh-sungguh untuk percepatan penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara-cara yang luar biasa (Pergub NTT No. 42 Tahun 2009). Selama 4 tahun terakhir berhasil menurunkan kematian ibu dan bayi Kematian Ibu dan Bayi tinggi Persalinan banyak di non faskes Prosentase Tempat Persalinan di NTT (Riskesdas 2007) 80 77,7 60 40 20 6,7 6,9 6,5 3,5 3 2,2 0 Persalinan diharapkan dilakukan di faskes Terjadi perubahan tempat kematian Semakin banyak kematian di RS; Pengalaman yang terjadi di Jawa 6

Pkm Memadai Pkm Memadai Pkm Memadai Pkm Memadai 7

Di NTT Kematian di non-faskes berkurang persentasenya. Kematian di puskesmas memadai dan PONED persentase kematian meningkat Kematian di rumahsakit bertambah persentasenya 8

Kasus di Propinsi-propinsi Jawa Persalinan semakin di fasilitas kesehatan Sebagian besar kematian terjadi di rumahsakit Banyak kematian di RS yang bisa dicegah dengan penanganan medik yang tepat Propinsi di Jawa 9

Kasus Di DIY terjadi kenaikan kematian 95% kematian berada di RS Hasil AMP: 59% kematian bisa dicegah 10

Propinsi-propinsi di Jawa Masalah KIA di masyarakat (Hulu) tidak sebesar Papua dan NTT Sebagian besar kematian ada di hilir dan dapat dicegah dengan perbaikan: Sistem rujukan Mutu Pelayanan rujukan dan mutu pelayanan klinik ditingkatkan 11

Apa strategi untuk mengatasi masalah di hulu dan hilir KIA? Hilir RS Pemerintah dan Swasta Puskesmas dan RB swasta Penanganan Medik ( termasuk PONEK) Apa strateginya? Perbaikan situasi rujukan? Promosi Kesehatan Hulu Rumahtangga dan Masyarakat Apa strategi di sini? Perbaikan Social Determinants?

Penanganan MDG4 dan MDG5 Membutuhkan kerjasama yang continuum antara pelayanan kesehatan promotifpreventif dengan kuratif Membutuhkan kerjasama antara klinisi dengan ahli kesehatan masyarakat Membutuhkan kerjasama erat antara pelayanan primer dan sekunder-tertier.

Kasus 2: Pelaksanaan Kebijakan BPJS UU SJSN dan UU BPJS yang mengenai pelayanan kesehatan, adalah kebijakan publik tentang pelayanan klinik yang didanai oleh pemerintah dan masyarakat Inti kegiatannya adalah pendanaan proses penanganan masalah kesehatan individual dari pelayanan primer-sekunder-tertier dan rujukan baliknya. Apa Konsep Dasarnya?

Konsep Dasar: Pendekatan kegiatan BPJS berdasarkan Perjalanan Alamiah Penyakit Pencegahan I Pencegahan II Pencegahan III Awal Faktor Risiko (FR) Aktivitas: Awal Kontak dengan Faktor Risiko (FR) Pencegahan I Awal Kontak dengan agen Penyakit (AP) Awal terlihat ciri dan gejala Awal kecacatan atau kematian : Diagnosa dan Penanganan Faktor Risiko Pencegahan II : Diagnosa dan Penanganan Dini Pencegahan III : Diagnosa dan Penanganan Klinis Sembuh/ Perbaikan

Program Pencegahan: Menggunakan pendekatan faktor risiko, atau Social Determinant for Health

Berdasarkan konsep di atas: Persiapan penting untuk BPJS 1. Penanganan kegiatan promotif dan pencegahan perlu ada; 2. Pelayanan kesehatan primer harus mempunyai keterpaduan dengan pelayanan kesehatan tertier; 3. Pelayanan kesehatan primer sebagai gatekeeper harus diperhatikan; 4. Perbaikan mutu pelayanan klinik di sistem rujukan.

Perlu ada kebijakan publik yang mengikuti UU BPJS, misal: Kebijakan penanganan kanker Kebijakan penanganan AIDS Kebijakan penanganan Penyakit Tidak Menular Kebijakan tersebut mencakup pencegahan sampai ke penanganan klinik yang didanai dengan cara INA-CBG. Perlu ada kerjasama antara ahli kesehatanmasyarakat dengan klinisi (plus ekonom)

3. Refleksi Kasus: 1. Perubahan yang terjadi di Kementerian Kesehatan 2. Perubahan yang terjadi lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian

Dulu DitJen Binkesmas PONED DitJen YanMed PONEK Pencegahan I Pencegahan II Pencegahan III Awal Faktor Risiko (FR) Aktivitas: Awal Kontak dengan Faktor Risiko (FR) Pencegahan I Awal Kontak dengan agen Penyakit (AP) Awal terlihat ciri dan gejala Awal kecacatan atau kematian : Diagnosa dan Penanganan Faktor Risiko Pencegahan II : Diagnosa dan Penanganan Dini Pencegahan III : Diagnosa dan Penanganan Klinis Sembuh/ Perbaikan Perubahan yang terjadi di Kementerian Kesehatan

Sekarang DitJen Bina Gizi KIA DitJen BUK Pencegahan I Pencegahan II Pencegahan III Awal Faktor Risiko (FR) Aktivitas: Awal Kontak dengan Faktor Risiko (FR) Pencegahan I Awal Kontak dengan agen Penyakit (AP) Awal terlihat ciri dan gejala Awal kecacatan atau kematian : Diagnosa dan Penanganan Faktor Risiko Pencegahan II : Diagnosa dan Penanganan Dini Pencegahan III : Diagnosa dan Penanganan Klinis Sembuh/ Perbaikan

Situasi di lembaga pendidikan Jenis Pendidikan yang dimiliki perguruan tinggi Fakultas Kedokteran dengan Bagian IKM-IKP Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat tanpa FK Contoh perguruan tinggi Universitas Padjadjaran, Unversitas Gadjah Mada, Universitas Trisakti, dll Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, dll Sebagain besar ada di Swasta atai di STIKES Pengamatan: Sebagian perguruan tinggi mengalami kesulitan komunikasi antara kelompok kedokteran dengan kesehatan masyarakat

Apakah diperlukan perubahan di dalam lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian? Dulu Kerjasama antara ahli kesehatan masyarakat dan ahli kedokteran masih terbatas Mendatang Perlu Kerjasama antara ahli Kesehatan Masyarakat dan ahli kedokteran erat lagi Perlu kerjasama penelitian antara FK-FKM dalam MDG dan BPJS

Diskusi: Bagaimana strategi pengembangan kerjasama penelitian antara ahli kesmas dengan klinisi?