BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik komite

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Tujuan utama darisetiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam laporan keuangan harus tranparan dan akuntabel agar. keputusan dibuat oleh pihak internal dan ekternal bisa tepat.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

PENGARUH KONFLIK BONDHOLDERS SHAREHOLDERS TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (principal) dan pengelola perusahaan (agent). Dengan pemisahan ini,

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. entitas atau perusahaanya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang

BAB I PENDAHULUAN. opini audit wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) dan opini audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

2016 PENGARUH KONSERVATISME TERHAD AP ASIMETRI INFORMASI D ENGAN D IMOD ERASI EFEKTIFITAS PENGAWASAN D EWAN KOMISARIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Good Corporate Governance pada Kualitas Laba Nama : Gahani Purnama Wati NIM : Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate. tarif pajak terhadap dividend payout ratio (DPR) perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Laporan keuangan perusahaan disediakan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang saham.nilai perusahaan. kepada perusahaan yang tinggi pula (Anggraini,2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya. Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlah konsep konservatisme. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi, Sari dan Adhariani (2009). Informasi akuntansi yang tidak reliability menyebabkan jatuhnya perusahaan-perusahaan besar pada awal dekade 2000an akibat dari skandal kasus-kasus hukum manipulasi akuntansi, perusahaan besar tersebut antara lain Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat, Cornett et al., (2006). Dalam kasus Enron misalnya, perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang 1

2 hampir sebesar US $ 31.2 milyar. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian.https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kaparthur-andersen/ Kasus manipulasi laporan keuangan juga terjadi di Indonesia seperti pada perusahaan PT. Kimia Farma, Tbk. Dalam kasus PT. Kimia Farma manipulasi laporan keuangan adalah kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma yang overstated, yaitu adanya penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp 32,668 miliar (karena laporan keuangan yang seharusnya Rp 99,594 miliar ditulis Rp 132 miliar). Berbagai kasus yang terjadi menunjukkan perlunya informasi keuangan yang berkualitas dan bermanfaat untuk para penggunanya. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan seharusnya relevan Laba sebagai bagian dari laporan keuangan tidak menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomi perusahaan sehingga laba yang diharapkan dapat memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan menjadi diragukan kualitasnya Gideon (2005) Dalam mengolah akuntansi agar dapat menghasilkan informasi yang berkualitas dan bermanfaat maka perusahaan dihadapkan pada keterbatasan (constraint) salah satunya adalah konservatisme. Konservatisme pada masa sekarang ini lebih dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian (prudence). Para kreditur mendesak agar laporan keuangan disusun dengan

3 berpedoman pada konsep konservatisme. Maksud utama mereka adalah untuk menetralisir optimisme para usahawan yang terlalu berlebihan dalam melaporkan hasil usahanya Sari dan Adhariani (2009). Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) masih terdapat beberapa metode akuntansi yang memungkinkan perusahaan untuk menerapkan prinsip konservatisme diantaranya yaitu PSAK No.14 mengenai persediaan yang terkait dengan pemilihan perhitungan biaya persediaan, PSAK No.16 mengenai aktiva tetap dan penyusutan, PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi dan PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan. Pilihan metode tersebut akan berpengaruh terhadap angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung konsep konservatisme ini akan mempengaruhi hasil dari laporan keuangan tersebut. Penerapan konsep ini juga akan menghasilkan laba yang berfluktuatif, dimana laba yang berfluktuatif akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan dating Sari dan Adhariani (2009). Laporan keuangan perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme dapat mencerminkan nilai pasar perusahaan. Dengan asumsi pasar yang lebih efisien secara keputusan, investor diharapkan dapat menerima sinyal dan mengoreksi undervalue ekuitas perusahaan dengan menilai ekuitas perusahan dengan harga yang lebih tinggi Purwanti dan Riduwan (2014). Konservatisme memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi penilaian ekuitas, konservatisme itu baik karena dapat

4 menghasilkan laba yang berkualitas dan membantu perusahaan agar tidak membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal Kasmir (2008:196). Laba menarik para investor untuk berinvestasi karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan selalu berupaya agar Return on Investment (ROI) dapat selalu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi ROI menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, dengan semakin meningkatnya ROI maka profitabilitas perusahaan semakin baik. Penelitian ini mencoba meneliti apakah pilihan perusahaan untuk menerapkan kebijakan akuntansi konservatisma dan ROI mempengaruhi nilai perusahaan. Adanya hasil pro dan kontra dalam penilitian pengaruh konservatisme akuntansi terhadap penilian ekuitas mendorong digunakannya variabel Corporate Governance (CG) sebagai variabel pemoderasi (Fala, 2007). CG yang mengandung lima unsur penting yaitu transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness, diharapkan dapat menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan serta nilai perusahaan akan dapat dinilai dengan baik oleh investor. CG merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen

5 perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan stakeholders lainnya. Penelitian terdahulu yang meneliti tentang konservatisme terhadap nilai perusahaan diantaranya Purwanti dan Riduwan (2014) periode 2009-2011, Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 perusahaan meneliti tentang pengaruh konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan dan good corporate governance sebagai pemoderasi, dari hasil penelitian tersebut variabel konservatisme mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, selanjutnya kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap reaksi pasar dan mampu memoderasi konservatisme akuntansi dengan reaksi pasar dan konservatif dimoderasi dengan dewan komisaris mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Fala (2007) meneliti tentang pengaruh konservatisma akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan dimoderasi oleh good corporate governance tahun 2000-2005 dengan sampel 23 perusahaan, dari penelitian tersebut hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi konservatisma berpengaruh positif secara signifikan terhadap penilaian ekuitas perusahaan, hasil penelitian ini juga membuktikan corporate governance merupakan variabel pemoderasi meskipun pengaruhnya negative sedangkan kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel pemoderasi Yenti dan Syofyan (2013) meneliti tentang pengaruh konservatisme akuntansi terhadap penilaian ekuitas dengan good corporate governance

6 sebagai variabel pemoderasi tahun 2006-2010 dengan sampel 48 perusahaan. Hasil penelitian Konservatisme akuntansi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap penilaian ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kepemilikan manajerial bukan variabel pemodersi atau tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan Jumlah Dewan Komisaris merupakan variabel pemoderasi atau memperkuat hubungan konservatisme akuntansi dengan penilaian ekuitas Jusny (2014) meneliti tentang pengaruh konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan dimoderasi oleh good corporate governance (studi empiris pada perusahaan sektor retail trade yang listing di bursa efek indonesia) tahun 2010-2012, dari penelitian tersebut Secara simultan, variabelvariabel yang diproksikan ke dalam konservatisme akuntansi dan elemenelemen good corporate governance yaitu ukuran dewan komisaris, komisaris independen, komite audit dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, Konsep konservatisme merupakan suatu konsep yang masih menjadi pro dan kontra dan adanya ketidakkonsistenan pada penelitianpenelitian sebelumnya sehingga perlu untuk diteliti lebih lanjut. Periode penelitian ini yaitu dari tahun 2011-2015. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Purwanti (2014), Fala (2007) dan lainnya yaitu dalam penelitian ini menambahkan variabel kepemilikan institusional sebagai variabel pemoderasi dan menambahkan Return on Investment (ROI) sebagai variabel independen.

7 Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara konservatisme akuntansi dan ROI terhadap Nilai Perusahaan dengan mekanisme corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Penggunaan perusahaan manufaktur sebagai sampel dalam penelitian ini karena sektor manufaktur menunjukkan beragam karakteristik perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka diambilah judul penelitian, PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI PEMODERASI. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah konservatisme akuntansi dan ROI berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah mekanisme CG (kepemilikan manajerial, komisaris independen dan kepemilikan institusional) mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi terhadap Nilai Perusahaan? 3. Apakah mekanisme CG (kepemilikan manajerial, komisaris independen dan kepemilikan institusional) mampu memoderasi hubungan antara ROI terhadap Nilai Perusahaan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1. Untuk membuktikan bahwa konservatisme akuntansi dan ROI berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Untuk membuktikan bahwa mekanisme CG (kepemilikan manajerial, komisaris independen dan kepemilikan institusional) mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi terhadap Nilai Perusahaan. 3. Untuk membuktikan bahwa CG (kepemilikan manajerial, komisaris independen dan kepemilikan institusional) mampu memoderasi hubungan antara ROI terhadap Nilai Perusahaan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi para pemakai laporan keuangan dan manajemen perusahaan Untuk membantu para pemakai laporan keuangan dan manajemen perusahaan dalam memahami peranan praktek corporate governance akan memperkuat atau memperlemah konservatisme dan ROI dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. 2. Bagi penulis Hasil penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh konservatisme dan ROI terhadap nilai perusahaan dengan corporate governance sebagai moderating variabel. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan referensi bagi peneliti lainnya di masa yang akan datang.