BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kebutuhan dasarnya agar bisa belajar mandiri. Anak bukan. yang berbeda dengan orang dewasa (Mansur, 2009).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sendirinya. Mereka membutuhkan orang tua dan lingkungan yang kondusif

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap penting untuk dikembangkan karena sebagai dasar untuk. perkembangan sosial selanjutnya (Maulana, 2011).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ekspresi terhadap pemikiran menjadi kreatif. Permainan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik pada usia 1-5 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

: RIZKA RATNA NURVITASARI

HUBUNGAN STIMULASI PENDIDIKAN TK DENGAN INDEKS PRESTASI DI SD JURANG SAPI 3 KECAMATAN TAPEN KABUPATEN BONDOWOSO

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

HUBUNGAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK YAYASAN WANITA KERETA API MOJOKERTO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang mengalami masalah gizi ganda. Sementara gizi buruk

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual (Syaodih, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dari bayi hingga remaja (Departemen Kesehatan RI, 2008). Derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu aspek perkembangan pada anak yang seyogyanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan. fisik, kognitif, emosi maupun psikososial (Soetjiningsih, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang. anak prasekolah dipusatkan untuk menjadi manusia sosial, belajar bergaul

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang. Salah satu tahap tumbuh kembang adalah usia prasekolah yang mempunyai karakteristik sendiri sebagai masa persiapan menuju periode sekolah (Hidayati, 2008). Anak sebagai tolak ukur kecerdasan suatu bangsa yang memiliki peran penting dalam membanguan suatu bangsa. Menurut Hurlock (1998), seorang anak merupakan harapan orang tua sebagai penerus dan tumpuan masa depan bangsa. Untuk mendapatkan anak yang sehat, cerdas dan sesuai dengan perkembangan membutuhkan pemenuhan semua kebutuhan anak baik itu kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritualnya. Perkembangan yang optimal bertujuan untuk menjadikan anak menjadi manusia yang berkualitas untuk berdaya guna dan berhasil baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, masa anak-anak perlu mendapatkan perhatian. Pembinaan anak untuk menghantarkan menuju manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah. Masyarakat dalam hal ini adalah keluarga, yang merupakan tanggung jawab paling utama dalam optimalisasi perkembangan anak (Hidayati, 2008). Hasil studi Zeitlin (2000, dalam Briawan & Herawati, 2008) menunjukkan bahwa anak diasuh dengan baik akan memiliki tingkat perkembangan yang baik. 1

2 kedua orang tuanyalah yang membuat Bukhari). Dari hadits tersebut mencerminkan bahwa kedua orang tua memiliki peran penting untuk perkembangan, kecerdasan dan perilaku anak. Menurut Monks, dkk., (2001) perkembangan adalah suatu proses yang maju ke depan ke arah yang lebih sempurna. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, tingkah laku dan kemampuan rasa percaya diri anak sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Anak memerlukan lingkungan subur dan tentram yang sengaja diciptakan untuk perkembangan mereka, yang memungkinkan potensi mereka dapat berkembang dengan optimal. Perkembangan anak dimulai dari bayi, dimana bayi memperoleh berbagai rangsangan mental dalam bentuk pengalaman dan supaya anak cenderung untuk memiliki perkembangan jiwa yang sehat. Pengalaman tersebut dapat berupa sentuhan yang hangat, dekapan, belaian, senandung lagu-lagu dan dongeng-dongeng. Menurut Wong (2001), tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap tahapan mempunyai ciri tersendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak adalah usia prasekolah (4-6 tahun). Untuk memperbaiki tugas-tugas yang sudah dikuasai pada masa toodler. Usia prasekolah mempunyai karakteristik sendiri, masa ini sebagai masa persiapan anak menuju periode sekolah, kemampuan interaksi dengan anak lain, menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuan mental, bertambahnya perhatian terhadap waktu dan ingatan. Perkembangan anak menjadi proses yang sangat penting dalam membangun kepribadian seorang anak.

3 Semua bentuk tindakan dan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan menjadi suatu pelajaran bagi mereka untuk perkembangannya. Menurut teori Erikson (dalam Potter & Perry, 2009) pada tahap prasekolah, anak mengembangkan inisiatif versus rasa bersalahsetelah berhasil menanamkan rasa percaya dan otonomi yang berkembang pada tahap sebelumnya. Inisiatif dapat berkembang jika anak merasa aman dalam psikososialnya yaitu melalui interaksi yang sesuai dengan orangtuanya. Anak pada masa ini tidak mampu membedakan antara kenyataan dengan fantasi dalam semua situasi. Hal ini sangat penting diketahui karena jika anak berperilaku tidak baik, orangtua perlu menekankan pada anak bahwa perilaku mereka yang tidak disukai bukan dirinya. Jika tidak, maka anak akan mempersepsikan bahwa karena mereka melakukan sesuatu yang tidak baik, maka diri mereka juga berarti tidak baik. Permainan yang memfasilitasi interaksi sangat penting untuk mengembangkan kemampuan bermain bersama, rasa toleransi dan menanamkan sifat-sifat baik. Membangun rasa percaya diri anak diperlukan peran orang tua dalam memberikan stimulasi kepada anak seperti, memberikan pujian atas keberhasilan anak, bantu anak untuk menemukan kemampuan uniknya, apresiasi prestasi dan hasil kerja keras anak, serta berikan motivasi positif kepada anak. Apabila anak diberikan perhatian dan diberikan kasih sayang berupa sentuhan, belaian, senyuman, maka anak akan mengembangkan sikap positif atau menaruh kepercayaan kepada orang tua dan lingkungan (Yusuf, 2004). Hubungan ibu dan anak yang positif, latihan fisik dan rangsangan dalam bermain mempengaruhi kepercayaan diri anak. Stimulasi merupakan hal penting dalam

4 perkembangan anak, karena anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Perhatian dan kasih sayang merupakan stimulasi yang penting. Stimulasi yang terarah dan terencana akan memungkinkan berkembangnya secara optimal kognitif, emosional sosial dan motorik serta kepercayaan diri anak (Hidayati, 2008). Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pembentukan dan perkembangan kepribadian anak diantaranya cara orang tua memperlakukan anak dengan baik, akan tetapi lebih kepada bagaimana orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak (Casmini, 2007). Masa perkembangan anak terdapat masa kritis sehingga diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi dapat berkembang dengan baik. Pengetahuan dan peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak dimana ibu memberikan stimulasi perkembangan dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Pengetahuan yang harus diketahui ibu tentang stimulasi meliputi pengertian, macam-macam stimulasi, prinsip-prinsip stimulasi dan peran stimulasi. Orang tua harus memahami tahap-tahap perkembangan anak dan memberikan penghargaan berupa pujian, belaian, pelukan dan kasih sayang (Cahyani, 2009). Sikap dan pengetahuan orang tua tentang stimulasi perkembangan akan sangat menentukan dalam membantu proses perkembangan anak terutama perkembangan dalam kepercayaan diri anak.

5 Hasil studi pendahuluan pada bulan Desember 2012 di TK Retnoningrum Perum Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta, didapatkan data bahwa jumlah anak 4-6 tahun ada 119 anak. Anak laki-laki berjumlah 62 anak dan anak perempuan berjumlah 57 anak. Terdiri dari 5 kelas yaitu kelas A1 ada 18 anak, A2 ada 22 anak, B1 ada 25 anak, B2 ada 26 anak, dan B3 ada 28 anak. Menurut salah satu guru di TK Retnoningrum, masing-masing kelas sesuai dengan usia dan tingkatan perkembangan berbeda yaitu perkembangan yang melebihi harapan, anak sudah dapat berkembang sesuai harapan, anak sudah dapat berkembang dan anak masih perlu bimbingan. Guru tersebut juga memaparkan ada anak yang mempunyai rasa percaya dirinya rendah. Hasil observasi yang peneliti lakukan berkaitan dengan kepercayaan diri anak adalah pengajar memberikan penghargaan kepada anak tersebut. Teman-teman juga mengajak anak tersebut untuk mengobrol, tetapi anak tersebut tidak merespon. Hasil wawancara pada orang tua khususnya pada ibu yang mendampingi anaknya, mereka memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik sehingga anak menjadi lebih percaya diri. Ada juga orang tua yang tidak memberikan stimulasi karena sibuk bekerja, yaitu membiarkan anak bermain sendiri atau bermain dengan teman-teman dan keluarganya. Dampak kepada anak yang tidak diberikan stimulasi oleh orang tuanya adalah rasa percaya diri anak menjadi kurang, anak menjadi murung, pendiam dan tidak bersosialisasi dengan lingkungan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di TK Retnoningrum karena setelah melakukan wawancara ke orang tua anak, orang tua tersebut lebih

6 cenderung sibuk dengan pekerjaan dibandingkan memberikan stimulasi. Sehubungan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi perkembangan dengan kepercayaan diri anak di TK Retnoningrum Perum Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan orang tua terhadap stimulasi perkembangan dengan kepercayaan diri anak di TK Retnoningrum Perum Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang stimulasi perkembangan dengan kepercayaan diri anak di TK Retnoningrum Perum Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a. Diketahui karakteristik orang tua (umur, pekerjaan, pendidikan) dan karakteristik anak (jenis kelamin, anak keberapa) b. Diketahui pengetahuan orang tua tentang stimulasi perkembangan. c. Diketahui kepercayaan diri anak usia prasekolah.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Praktis a. Orang tua Hasil penelitian ini mendorong orang tua untuk selalu ikut berperan dalam menstimulasi perkembangan anak dan memberikan informasi serta menambah motivasi orang tua tentang pentingnya pemberian stimulasi segera di rumah secara tepat terhadap perkembangan anaknya supaya mencapai perkembangan yang optimal. b. TK Retnoningrum Perum Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk guru dalam mengemas metode bimbingan dan memberikan stimulasi. Menambah informasi dan pengetahuan tentang stimulasi perkembangan anak usia 4-6 tahun yang bersekolah di TK tersebut. c. Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai cara menstimulasi perkembangan anak usia prasekolah. 2. Teoritis a. Profesi Keperawatan Jiwa Sebagai dasar pengembangan dan pengaplikasian ilmu keperawatan jiwa yaitu sebagai bahan acuan untuk meningkatkan pengetahuan terkait stimulasi perkembangan dengan kepercayaan diri anak usia prasekolah.

8 b. Profesi Keperawatan Anak Sebagai dasar pengembangan dan pengaplikasian ilmu keperawatan anak yaitu dengan pentingnya pemberian informasi bagi orang tua tentang stimulasi perkembangan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi demi menunjang perkembangan anak yang optimal. E. Penelitian Terkait 1. terhadap pengetahuan dan motivasi ibu dalam menstimulasi perkembangan anak usia balita di Posyandu Dahlia Lemahdadi Kasihan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental dengan rancangan one group pre test and post test. Desain sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Hasil menunjukkan bahwa penyuluhan tentang stimulasi dini dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam menstimulasi perkembangan anak usia balita adalah signifikan. Penelitian tersebut menggunakan pre ekperimental dengan rancangan one group pre test dan post test. Sedangkan peneliti menggunakan desain deskriptif analitik dengan menggunakan metode korelasi. Persamaan dalam penelitian adalah desain sampel yang menggunakan purposive sampling. 2. antara pengetahuan dan sikap ibu mengenai stimulasi tumbuh kembang terhadap perkembangan motorik

9 anak bawah lima tahun di Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasioanl dan bersifat korelasi. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu-ibu yang mempunyai balita sebanyak 40 orang dan 40 anak balitanya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu mengenai stimulasi tumbuh kembang terhadap perkembangan motorik anak balita. Penelitian tersebut menggunakan metode observasional dan bersifat korelasi. Desain penelitian adalah cross sectional. Sedangkan peneliti menggunakan desain deskriptif analitik dengan menggunakan metode korelasi. 3. ayah pada masa tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun di desa Geblangan, Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional, dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan perhitungan sampel menggunakan rumus arikunto (2006) yaitu apabila jumlah populasi <100 responden, maka semuanya dijadikan responden. Apabila populasi >100 responden, maka diambil 10-15% atau 20-25%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup yang berjumlah 16 orang (53,3%), mempunyai perilaku cukup 21 orang (70.0%). Hasil analisa dengan

10 rank spearman menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku ayah. Penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional, dengan metode survey. Sedangkan peneliti menggunakan desain deskriptif analitik dengan menggunakan metode korelasi.