BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kelompok prestasi, hobi, ataupun rekreasi. 1 Berdasarkan World Health

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

PENGARUH PENAMBAHAN ELECTRICAL MYOSTIMULATION (EMS) DAN LATIHAN HURDLE HOPS TERHADAP TINGGI LOMPATAN PADA PEMAIN BOLA VOLI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

PENGARUH LATIHAN LOMPAT GAWANG DENGAN BEBAN DAN TANPA BEBAN TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP ATLET VOLLY

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

PENGARUH PENAMBAHAN BEBAN LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION DAN LATIHAN PLIOMETRIK TERHADAP PENINGKATAN TINGGI LOMPATAN PADA PEMAIN BULUTANGKIS

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sarana prasarana dan peralatan olahraga, keadaan psikologis atlet,

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN SQUAT JUMP TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA DI SMK NEGERI 1 GENENG

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6

BAB V PEMBAHASAN. sampel yang berasal dari warga yang berada di daerah Pasarkamis- Tangerang. Sampel pada penelitian ini dengan kondisi penurunan

PERBANDINGAN PENGARUH LARI RUTIN DENGAN LARI RUTIN DITAMBAH LATIHAN OTOT INTI TERHADAP LINGKAR PINGGANG PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP ATLET BOLA VOLI DI UKM BOLA VOLI PUTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. latihan pliometrik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP DAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN SEPAK BOLA CLUB SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

PERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN KONTRAKSI ISOMETRIK VOLUNTER DENGAN ATAU TANPA ELECTRICAL MUSCLE STIMULATION PADA KEKUATAN KONTRAKSI OTOT LENGAN BAWAH

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : AJI CANDRA WINATA NIM : J

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. setengah miliar mengalami obesitas. 1. meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BASKET DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Kata Kunci : Small Sided Games, small sided games three-a-sided, small sided games four-asided,sepak Bola,Daya Tahan Cardovascular,Kelincahan.

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

MEMBENTUK DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI MELALUI METODE LATIHAN MAXEX.

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN AQUATIC DAN LAND PLYOMETRIC SQUAT JUMP TERHADAP TINGGI LONCATAN PEMAIN PEMULA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PENAMBAHAN PLANK EXERCISE PADA LATIHAN HEXAGON DRILL TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN VOLI

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

Kata Kunci : Pelatihan Plyometric incline bound, knee tuck jump, Kekuatan Tungkai dan Ketepatan Tembakan

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK SINGLE LEG HOP DAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN WAKTU TEMPUH PELARI 110 METER GAWANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : Amalia Rahma Fathinita, Edwin Basyar, A.

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

PENGARUH PEMBERIAN PLYOMETRIC EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN BOLA DI SSB KRIDA DI BOYOLALI

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH LATIHAN DYNAMIC STRETCHING DAN DEPTH JUMP TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP PADA PEMAIN BOLA VOLI DI SMPN 1 KAUMAN PONOROGO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : AJI CANDRA WINATA NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. kelompok. 1 kelompok terdiri dari 6 orang. voli merupakan kegiatan fisik

10. Porcari JP, Miller J, Cornwell K, Foster C, Gibson M, McLean K, et al. The effects of neuromuscular electrical stimulation training on abdominal

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH VARIASI LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI SISWA SSO REAL MADRID UNY KELOMPOK UMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

Whitney. Hasil perlakuan dan kaitan pengaruhnya diketahui dengan menguji perbedaan inter dan antar kelompok.

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

THE EFFECT OF ONE LEG BODY WEIGHT CALF RAISE ON A STEP TRAINING TOWARD THE STRENGTH OF LEG MUSCLE OF SMP 25 VOLLEYBALL TEAM PEKANBARU

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA ATLET USIA REMAJA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO NOMOR POOMSAE DAN KYORUGI DI KOTA SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu aspek kehidupan yang erat hubungannya dengan kesehatan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan individu atau masyarakat baik dalam kelompok prestasi, hobi, ataupun rekreasi. 1 Berdasarkan World Health Organization (WHO), aktivitas fisik berupa latihan aerobik intensitas sedang pada kelompok usia 18-64 tahun yang sehat sebaiknya dilakukan total 150 menit setiap minggu. Apabila berupa latihan aerobik intensitas tinggi atau kombinasi keduanya sebaiknya dilakukan total selama 75 menit setiap minggu dengan durasi latihan minimal 10 menit per sesi latihan. 2 Dewasa ini kemajuan teknologi menyebabkan gaya hidup yang serba cepat dan semakin mudah. Gaya hidup sedentari, alat transportasi yang praktis, kemacetan, dan kurangnya fasilitas umum untuk berolahraga merupakan beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya aktivitas fisik. 3 Sekitar 3,2 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan aktivitas fisik yang tidak adekuat. 3 Pusat kebugaran saat ini terdapat banyak di kota besar, namun kurangnya waktu dan minat ke tempat tersebut menjadi penghalang untuk melakukan olahraga. Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya metode latihan yang lebih efisien dalam waktu singkat, dan tidak membutuhkan kekuatan fisik yang berat, namun memberikan hasil yang sama dengan latihan fisik yang biasa. 1

2 Salah satu metode olahraga tersebut adalah EMS. EMS atau Electrical Muscle Stimulation adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan kontraksi otot dengan menggunakan impuls listrik. 4 EMS pada awalnya merupakan suatu alat elektroterapi untuk mencegah otot yang atrofi misalnya pada orang yang mengalami imobilisasi. 5 Alat ini kemudian dikembangkan sehingga dapat diterapkan pada atlet dan individu sehat untuk olahraga.. Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa pemakaian EMS dapat meningkatkan kekuatan otot. Baskan et al menunjukan pemakaian EMS dapat meningkatkan kekuatan otot dan kemampuan fisik 6, namun keefektifan EMS ini masih diperdebatkan. 7 Pada penelitian sebelumnya tentang perbandingan latihan EMS dengan latihan isometrik volunter, didapatkan hasil latihan isometrik volunter memberikan hasil yang lebih baik dari EMS. 6 Penggunaan EMS saja belum dapat memberikan efek yang sama dengan olahraga biasa. Sehingga perlu dipertimbangkan kombinasi suatu latihan volunter dengan EMS agar efeknya menjadi lebih optimal. Otot lengan bawah merupakan salah satu otot tubuh yang banyak digunakan dalam berbagai aktivitas. Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan adalah tentang manfaat EMS untuk memperkuat otot-otot ekstremitas bawah. 8 Penelitian tentang manfaat EMS untuk memperkuat otot-otot lengan bawah belum pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian tentang manfaat latihan kontraksi otot isometrik kombinasi EMS dengan latihan isometrik volunter pada otot lengan bawah.

3 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, disusun permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan kekuatan otot lengan bawah pasca latihan antara kelompok latihan kombinasi kontraksi isometrik volunter dan EMS dengan latihan kontraksi isometrik volunter saja? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh latihan kombinasi kontraksi isometrik volunter dan EMS dengan latihan kontraksi isometrik volunter saja terhadap kekuatan otot lengan bawah. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui kekuatan otot lengan bawah sebelum melakukan latihan kontraksi isometrik volunter. b. Mengetahui kekuatan otot lengan bawah sebelum melakukan latihan kombinasi kontraksi isometrik volunter dan EMS. c. Mengetahui kekuatan otot lengan bawah sesudah melakukan latihan kontraksi isometrik volunter. d. Mengetahui kekuatan otot lengan bawah sesudah melakukan latihan kombinasi kontraksi isometrik volunter dan EMS. e. Menilai perbedaan antara latihan kombinasi kontraksi isometrik volunter dan EMS dengan latihan kontraksi isometrik volunter saja.

4 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manfaat latihan kontraksi isometrik volunter dan EMS terhadap kekuatan otot. 1.4.2 Manfaat untuk masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai manfaat latihan kontraksi isometrik volunter dan EMS untuk memperkuat kontraksi otot. 1.4.3 Manfaat untuk penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian manfaat latihan kontraksi isometrik volunter EMS dalam meningkatkan kontraksi otot, khususnya otot lengan bawah. 1.5 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka di internet, penelitian tentang pengaruh pemberian latihan kontraksi isometrik volunter dengan atau tanpa EMS pada kontraksi otot lengan bawah belum ditemukan. Tabel 1. Keaslian Penelitian No Pengarang, judul, publikasi, dan nama jurnal 1. Oakman A, et al. Cross education effect observed in voluntary and electromyostimulation training. Journal of Medicine and Science Metode penelitian Tempat: Southern Cross University Penelitian eksperimental. Hasil penelitian Kelompok EMS dan isometrik volunter mengalami peningkatan kekuatan ekstensi lutut secara signifikan (p<0,05). Terdapat peningkatan

5 No Pengarang, judul, publikasi, dan nama jurnal in Sports and Exercise. 1999; (32): 401-404. 9 2. Pocari J, et al. The effects of neuromuscular electrical stimulation training on abdominal strength, endurance, and selected anthropometric measures. J Sports Sci Med. 2005; 4(1): 66 75. 10 3. Billot M, et al. Effects of an electrostimulation training program on strength, jumping, and kicking capacities in Metode penelitian 30 orang laki-laki. 10 orang pada kelompok stimulasi EMS, 10 orang pada kelompok latihan isometrik volunter, dan 10 orangkelompok kontrol. Kekuatan ekstensi lutut Tempat: University of Winconsin La Crosse, USA. Penelitian eksperimental 24 pada kelompok stimulasi dan 16 orang pada kelompok control. - Skinfold - Abdominal and waist circumference - Abdominal strength - Abdominal endurance Tempat: University of Burgundy Penelitian eksperimental Hasil penelitian MVIC yang signifikan pada tungkai yang tidak dilatih pada kedua kelompok (p<0,05). Namun tidak ditemukan adanya peningkatan kekuatan isokinetik baik pada kelompok EMS dan kelompok isometrik. Kelompok stimulasi mengalami peningkatan kekuatan perut 58 %, sedangkan kelompok kontrol tidak berubah. Kelompok stimulasi juga mengalami peningkatan 100 % dalam daya tahan perut, sedangkan kelompok kontrol mengalami peningkatan 28 %. Lingkar pinggang menurun dari 3,5 cm pada kelompok stimulasi dibandingkan dengan tidak adanya perubahan yang signifikan pada kelompok kontrol. Terdapat peningkatan secara signifikan pada kekuatan eccentrik (p<0,001) dan kekuatan isometrik (p<0,05) otot

6 No Pengarang, judul, publikasi, dan nama jurnal soccer player. J Strength Cond Res. 2010 ;24(5):1407-13. 11 4. Baskan E, et al. Comparison of electrical stimulation and isometric training on isokinetic strength of knee extensors: A randomized clinical trial. Pak J Med Sci.2011;27(1). 6 5. Mathias V, et al. Promoting lower extremity strength in elite volleyball players: Effects of two combined training methods. Medicine in Sport15.5 (2012): 457-62. 12 Metode penelitian 20 orang pemain sepak bola. 10 orang kelompok EMS dan 10 orang kelompok kontrol - Kekuatan ekstensor lutut - Vertical jump - Kecepatan dan waktu berlari sprint Tempat: Pamukkale University Medical Faculty. Penelitian eksperimental. 10 orang pada kelompok stimulasi EMS dan 10 orang pada kelompok latihan isometrik volunter. Isokinetic strength. Peneletian eksperimental 16 orang atlit voli. 8 orang pada kelompok resisten+latihan pliometrik (RT+P), 8 orang pada kelompok EMS+latihan pliometrik (EMS+P). Exlosive force Hasil penelitian ekstensor lutut. Terdapat pula peningkatan pada vertical jump (p<0,05). Namun tidak terjadi peningkatan signifikan pada kecepatan dan waktu berlari sprint. Terdapat perbedaan yang signifikan pada dua kelompok perlakuan (p<0,05). Kemampuan fisik dan kekuatan isokinetik pada otot quadricep femoris orang normal pada kedua kelompok mengalami peningkatan (p<0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan (p>0,05). Kelompok RT+P memberikan peningkatan yang signifikan pada squat jump (SJ) (+2.3%) dan three-step reach height (RH) (+0.4%). Kelompok EMS+P memberikan peningkatan yang signifikan pada counter movement jump (CMJ) (+3.8%),

7 No Pengarang, judul, publikasi, dan nama jurnal Metode penelitian Hasil penelitian production. drop jump (DJ) (+6.4%), RH (+1.6%), straight and lateral sprint (S151) (- 3,8%) dan setelah 5 m dan 10 m dari 15s S (- 2,6%; -0,5%). Kedua kelompok intervensi menunjukan perbedaan yang signifikan untuk SJ (p = 0,023) pada RT+P, dan S15s setelah 5 m (p = 0,006) pada EMS + P. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Penelitian sebelumnya otot yang diberi latihan adalah otot abdomen, dan ekstensor lutut. Pada penelitian ini otot yang diberikan latihan adalah otot lengan bawah. 2. Penelitian sebelumnya latihan yang diberi hanya menggunakan EMS, dan dibandingkan dengan latihan isometrik volunter atau EMS yang dikombinasikan dengan latihan pliometrik. Pada penelitian ini latihan EMS dikombinasikan dengan latihan kontraksi isometrik volunter kemudian dibandingkan dengan kontraksi isometrik volunter konvensional.

8 3. Pada penelitian sebelumnya, hasil penelitian diukur menggunakan isokinetic dynamometer dan biodex dynamometer. Pada penelitian ini hasil penelitian diukur menggunakan handgrip dynamometer.