BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia. Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pelaksanaan zakat yang terjadi pada masyarakat Sampang.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Islam adalah agama yang menawarkan pandangan hidup seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

Sambutan Presiden RI pada Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang, 8 Januari 2010 Jumat, 08 Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

RINGKASAN. Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Zakat Di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat bukanlah sesuatu yang

BAB IV ANALISIS PROSEDUR PENGELOLAAN DANA INFAQ YDSF DAN ANALISIS DAMPAK DARI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pemberdayaan Ekonomi Pondok Pesantren Al-Fatah terhadap. 1. Kontribusi dari Koperasi Pondok Pesantren Al-Fatah

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ratu Erma Rahmayanti, Ketua DPP Muslimah HTI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bila saat ini kaum muslimin sudah faham tentang kewajiban sholat dan

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

KONFLIK KEAGAMAAN DI SUMENEP MADURA (Studi Perebutan Otoritas antara Kyai Tradisional dan Walisongo Akbar)

ANGGARAN DASAR LEMBAGA RUMAH ZAKAT GERAKAN CINTA SHALAT (RUMAH ZAKAT GENTA) MUKADDIMAH Bismillahirrahmanirrahim

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS

BAB I PENDAHULUAN. zakat berarti memberikan sebagian dari harta yang sudah sampai nishab-nya

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah serius dan kompleks yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia. Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami permasalahan tersebut. Banyak pihak yang berusaha memecahkan permasalahan kemiskinan termasuk pemerintah. Namun kita perlu mengetahui bahwasannya pemerintahpun juga belum dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan baik, walaupun setiap pemimpin di Indonesia selalu mengatakan kemiskinan sebagai misi pertama yang harus diatasi. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan perhatian dan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Karena ketika kemiskinan hanya disentuh dan berusaha diselesaikan oleh segelintir pihak tanpa adanya koordinasi yang baik, hal itu menjadi sangat berat dan terasa tidak mudah. Kemiskinan bukan masalah yang mudah untuk dipecahkan, namun apabila tidak segera di atasi dengan serius negara Indonesia akan menjadi negara yang bercitra tidak baik di mata dunia. Hal ini dikarenakan tingkat kriminalitas akan meningkat seiring banyak masyarakat yang tidak mempunyai lapangan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

2 Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kelahiran tinggi di dunia, dan mendapatkan peringkat ke 4 dengan jumlah penduduk terbanyak. Dengan melihat tingginya jumlah penduduk di Indonesia sekitar kurang lebih 258.316.05 jiwa, kita perlu menyadari bahwasannya mayoritas penduduk yang lahir di Indonesia merupakan masyarakat Muslim (www.bps.go.id). Penduduk Muslim merupakan harta terbesar untuk Indonesia. Muslim di Indonesia terbukti menjadi sumber daya yang dapat membentuk dan membangun negara ini. Hal ini dapat dilihat dari data terbaru versi Majalah Globe Asia 2016, bahwasannya dari 150 orang terkaya di Indonesia, mayoritas pemegangnya adalah orang Muslim yang asset kekayaannya jika dikelola dengan baik akan mempengaruhi perkembangan perekonomian di Indonesia. Itulah satu potensi yang dimiliki umat Muslim di negara ini. Orang hidup membutuhkan nama sebagai identitas diri agar mudah dikenal oleh banyak orang. Begitu pula dengan orang Islam, orang-orang yang menganut agama ini juga mempunyai identitas diri agar mudah dikenal oleh masyarakat banyak diluar sana. Bahkan tidak hanya dikenal di negara sendiri, namun tidak menutup kemungkinan untuk dikenal oleh orang-orang dari belahan dunia lainnya. Identitas diri umat Muslim salah satunya melalui pendirian masjid.masjid merupakan pranta keagamaan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan spiritual, sosial dan kultural umat. Dimana ada umat

3 Muslim pasti disitu ada masjid yang berdiri, karena masjid merupakan simbol dan identitas diri masyarakat Muslim. Dalam rangka perbaikan ekonomi keumatan, kaum Muslim kembali memanfaatkan masjid. Karena masjid merupakan basis terkecil yang paling dekat dengan masyarakat. Selain itu, masjid juga merupakan sarana atau tempat beramal oleh umat Muslim. Di dalam Islam terdapat rukun yang ke empat yaitu anjuran untuk berzakat kepada umat Muslim, dan bagi yang mampu wajib menzakati hartanya sebanyak 2,5% dari jumlah harta yang dimiliknya. Masjid adalah salah satu tempat yang digunakan sebagai penyaluran zakat bagi yatim piatu, fakir dan miskin. Oleh sebab itu, jika pendapatan yang dimiliki masjid dapat disalurkan dengan baik kepada orang fakir dan miskin, ini merupakan salah satu cara untuk memberdayakan dan membantu perekonomian mereka agar mempunyai kehidupan yang lebih baik dan terhindar dari kemiskinan. Menurut (Supardi, 2001:54), pemberdayaan umat berbasis masjid berhubungan erat dengan pembangunan yang memandirikan, dimana banyak program pemberdayaan yang sifatnya memandirikan masyarakat. Program-program tersebut terdiri dari berbagai aspek, mulai dari aspek yang bersifat rohani (keagamaan), sosial budaya, dan ekonomi yang sifatnya memandirikan masyarakat. Masjid bukan hanya sebatas pusat kegiatan ibadah bagi jamaahnya, namun juga masjid diharapkan dapat menjadi pusat aktivitas

4 sosial ekonomi bagi para jamaahnya. Konsep pemberdayaan menjadi penting karena dapat memberikan perspektif positif terhadap pemanfaatan sumber daya manusia melalui pemberdayaan masjid untuk kesejahteraan umat Islam. Dewasa ini program kembali ke masjid di masyarakat sudah terasa pergerakannya. Kembali ke masjid bukan hanya kembali meramaikan masjid dengan praktik-praktik ibadah, namun benar-benar menjadikan masjid sebagai sentral kehidupan masyarakat, baik sosial, budaya maupun ekonomi.terlebih lagi didalam masalah ekonomi, masjid diharapkan mampu memainkan peran yang sangat besar didalamnya, karena masjid memiliki ikatan yang kuat dengan masyarakat. Di masjid terdapat tokoh kharismatik yang dipercaya oleh jamaah sehingga berpotensi menjadi motivator paling berpengaruh di masyarakat untuk bisa keluar dari kemiskinan menuju masyarakat yang lebih sejahtera (Saifullah, 2007:5). Salah satu masjid yang memiliki potensi dan dinilai melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi umat adalah Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Masjid Baiturrahaman ini merupakan salah satu masjid binaan korwil UIN Sunan Kalijaga.Dengan adanya program pemberdayaan umat berbasis masjid, jamaah masjid dan masyarakat sekitar, serta umat Islam pada umumnya dapat merasakan dampak positif dari kegiatan tersebut. Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, mempunyai satu lembaga keuangan koperasi berbasis masjid

5 yang bertujuan untuk membantu perekonomian jamaah serta umat Islam di sekitar masjid agar dapat meningkatkan taraf hidup dan terhindar dari kemiskinan. Koperasi merupakan sebuah lembaga ekonomi rakyat yang telah lama dikenal di Indonesia, bahkan Dr Muhammad Hatta salah seorang Proklamator Republik Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa koperasi adalah Badan Usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Selain itu, Masjid Biturrahman melakukan koordinasi di bidang pangan dan perternakan dengan pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.hal ini dimaksudkan agar para masyarakat yang masih membutuhkan fasilitas, baik dari segi modal maupun pengetahuan dapat difasilitasi oleh pihak Masjid Baiturrahman. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT BERBASIS MASJID SEBAGAI MODEL PENGENTASAN KEMISKINAN (STUDI KASUS KOPERASI MASJID DI MASJID BAITURRAHMAN KLIDON, SUKOHARJO, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA).

6 B. Batasan dan Rumusan Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalahan pada program-program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang dilaksanakan oleh Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Kemudian agar dalam penulisan skripsi ini menjadi fokus dan terarah serta pembahasan tidak melebar maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasi masjid yang dilaksanakan oleh Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta? 2. Bagaimana implementasi konsep koperasi masjid dalam pemberdayaan ekonomi umat di Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta? 3. Program apa saja yang terkait dalam konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid di Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, serta bagaimanakah pelaksanaan program-program tersebut? C. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah seperti dikemukakan sebelumnya penelitian ini bertujuan untuk:

7 1. Untuk mengetahui konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang dilaksanakan oleh Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui implementasi konsep koperasi masjid dalam pemberdayaan ekonomi umat di Masjid Baiturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui program-program apa saja yang terkait dalam konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid di Masjid Biturrahman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, serta bagaimanakah pelaksanaan program-program tersebut. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan yang nantinya dapat digunakan sebagai acauan ataupun referensi untuk penelitian sejenis sebagai pengembangan ilmu ekonomi Islam. 2. Secara praktis a. Bagi Masjid Baiturrahman Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi, agar lebih optimal dan lebih baik lagi dalam menjalankan

8 program pemberdayaan ekomomi umat berbasis masjid sebagai upaya menanggulangi jumlah penyandang masalah kemiskinan di Indonesia. b. Bagi penulis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran dalam melakukan proses penelitian yang baik, memperluas jaringan dan menjadi peneliti yang kredibel. c. Bagi masyarakat umum Diharapkan penelitian ini menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas bahwa program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang dilakukan oleh Masjid Baiturrahaman Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, dalam rangka bertanggung jawab terhadap pemberdayaan umat sekitar masjid serta dalam rangka membantu program pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan kurangnya kesejahteraan di Indonesia. E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan, penulis membuat kerangka penulisan dengan sistematis yang mana terdiri dari 5 Bab dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, yaitu meliputi sebagai berikut:

9 BAB I Bab ini merupakan Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah; Batasan dan Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; Sistematika Penulisan dan Tinjauan Pustaka. BAB II Bab ini merupakan penjelasan tentang Landasan Teori, yang meliputi Pembahasan tentang Pemberdayaan Masyarakat (Definisi, Konsep Pemberdayaan dan Ekonomi Umat); Masjid (Pengertian, Peranan, serta Fungsi Masjid); Kemiskinan (Pengertian, Konsep, Indikator, Faktorfaktor penyebab, Pengentasan, serta Sikap Islam Terhadap Problematika Kemiskinan). BAB III Bab ini merupakan pembahasan tentang Metodologi Penelitian yang meliputi Desain Penelitian; Lokasi Penelitian; Sumber Data Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Keabsahan Data serta Teknik Analisa Data. BAB IV Bab ini merupakan pembahasan tentang Analisis Data dan Temuan lapangan yang meliputi konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid; Implementasi konsep koperasi masjid; Program yang terkait dalam konsep pemberdayaan ekonomi umat Berbasis Masjid yang dilakukan oleh Masjid Baiturrahman Klidon Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta; Serta pelaksanaan program pemberdayaan berbasis masjid.

10 BAB V Bab ini merupakan penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran. F. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan penulisan serta plagiasi, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan skripsi ini, diantara penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Robiyatul Auliyah pernah melakukan penelitian pada tahun 2014, sifat penelitiannya adalah kualitatif, yaitu: Tentang Studi Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid At-Taqwa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bangkalan. Dalam penelitiannya ia menyimpulkan bahwa pengurus Masjid At-Taqwa hanya memberdayakan masyarakat miskin melalui pemberian bantuan modal yang dananya berasal dari dana zakat, infaq dan shadaqah. Program dana bergulir yang diberikan kepada pengusaha kecil menjadi suatu keunggulan Masjid At-Taqwa dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ada beberapa perbedaan yang perlu penulis tekankan yaitu: Saudari Robiyatul Auliyah melakukan penelitian dengan melihat bagaimana peran manajemen masjid At-Taqwa dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, sedangkan saya lebih condong melakukan penelitian mengenai bagaimana konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang dilaksanakan oleh Masjid Baiturrahman serta implementasi koperasi

11 untuk umat sekitar masjid. Perbedaan yang selanjutnya terletak pada objek penelitian. Tinah Afriani melakukan penelitian pada tahun 2005, sifat penelitiannya adalah kualitatif, yaitu; Tentang Manajemen Pemberdayaan Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Masjid (Studi Kasus Manajemen Masjid Agung Sunda Kelapa). Dalam penelitiannya penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan manajemen masjid dengan professional dan optimalisasi potensi yang dimiliki masjid adalah bagian terpenting yang dapat menjadikan masjid mandiri dari segi semua aktivitas masjid. Perbedaan penelitian ini dengan yang di teliti oleh penulis terletak pada: Saudari Tinah Afriani memfokuskan penelitian kepada manajemen pemberdayaan ekonomi dan pengaruhnya terhadap kemandirian masjid, sedangkan saya fokus melakukan penelitian kepada bagaimana konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid dilaksanakan serta implementasinya di masyarakat seperti apa. Hardi Hidayat melakukan penelitian pada tahun 2010, sifat penelitiannya adalah kualitatif dan kuantitatif, yaitu: Tentang Dampak Program KUM3 BMM dalam pemberdayaan Ekonomi Berbasis Masjid (Studi Komparasi di Tiga Masjid Binaan). Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah penerapan KUM3 pada sebuah masjid sangat terasa perbedaanya meningat program tersebut selain dari sisi ekonomi, sisi keagamaan memperoleh perhatian dan pendamping serta ada rasa

12 persaudaraan dan tali silaturahmi dapat terjaga antar anggota peserta program KUM3. Dan juga pemberdayaan ekonomi berbasis masjid lebih cocok diterapkan atau di aplikasikan pada masjid-masjid pertengahan antara kota dan desa karena melihat dari beberapa perbandingan ketiga masjid yang diteliti. Ada perbedaan yang perlu penulis tekankan yaitu: Penulis ingin mencari tahu lebih dalam mengenai implementasi program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid di satu tempat saja, sedangkan dalam penelitian ini disebutkan bahwa peneliti melakukan studi komparasi terhadap tiga masjid binaan sekaligus. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat bagaimana perbandingan penelitian jika di komparasikan dengan 3 objek sekaligus. Abdul Fikri Abshari melakukan penelitian pada tahun 2011, sifat penelitaian kualitatif, yaitu: Tentang Strategi Masjid Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi Pada Masjid Raya Pondok Indah dan Jami Bintaro Jaya). Dalam penelitiannya penulis fokus melakukan penelitian kepada bagaimana strategi yang dilakukan kedua masjid tersebut dalam memberdayakan ekonomi umat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid, Masjid Raya Pondok Indah memiliki strategi dengan mendirikan BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah. Sehingga dengan berdirinya BMT tersebut dapat dijadikan instrument dalam pemberdayaan ekonomi umat.serta dapat

13 mengoptimalkan fungsi dan peran masjid sebagai pusat peradaban umat serta kesejahteraan ekonomi para jamaah atau masyarakat sekitar masjid. Perbedaan penelitian ini dengan yang di teliti oleh penulis terletak pada:objek penelitian, tahun penelitian serta dalam penelitian ini Saudara Abdul Fikri fokus melihat pada bagaimana strategi yang dilakukan masjid tersebut dalam memberdayakan ekonomi umat. Sedangkan saya lebih melihat bagaimana konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid dilaksanakan serta program-program apa saja yang termasuk kedalam konsep tersebut. Ahmad Rifa i melakukan penelitian pada tahun 2014, sifat penelitiannya adalah kualitatif, yaitu: Tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid (Studi Kasus Di Masjid Al-Ikhlas Jati Padang Pasar Minggu, Jakarta Selatan). Dalam penelitiannya, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis masjid sebagai upaya dalam rangka mengembangkan kemampuan kemandirian jamaah masjid dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan tersebut juga dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang membina keutuhan ikatan jamaah, sebagai wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan umat Muslim serta sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kaderkader Islam melalui pendidikan dan pengajaran. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini merupakan yang paling mirip dengan judul yang peneliti ambil, namun terdapat perbedaan dalam hal obyek penelitian serta fokus penelitian, karena saya

14 lebih melihat bagaimana konsep pemberdayaan ekonomi umat yang dilaksanakan serta bagaimana implementasinya terhadap umat sekitar masjid.