PERILAKU IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK USIA PRASEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi anak, kurangnya mengenalkan

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI IBU TENTANG KESEHATAN GIGI TERHADAP EARLY CHILDHOOD CARIES

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang paling umum dari seluruh masalah kesehatan pada masa. dengan adanya nanah di dalam gusi (Gunadi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. menunjang upaya kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

PRAKTEK MERAWAT GIGI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 54 responden

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Eviyati Sariningrum.* Irdawati, A.Kep,. M.Si,.Med ** Keyword: old fellow education, position of old fellow, knowledge, case caries, balita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. pengunyah makanan. Dengan diketahuinya fungsi-fungsi gigi tersebut

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PREVALENSI KARIES GIGI DI TK ISLAM AR RAHMAN JLN. MEDAN TG. MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFAL DESA LEBAKSIU LOR

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

Asri Atyanta*, Farichah Hanum**,Musri Amurwaningsih***

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. progresif karena gigi terpajan lingkungan rongga mulut (Hartono dan. umum dan tersebar luas di sebagian penduduk dunia.

DESTRI MAYA RANI NIM A020

BAB 1 PENDAHULUAN. berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun. Penyakit yang sering

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA SDN TUMALUNTUNG MINAHASA UTARA

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Sumbersari Dan Puger Kabupaten Jember

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, disabilitas fisik, psikis dan sosial.

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

PEMBERIAN MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENGGOSOK GIGI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH TERHADAP TIMBULNYA KARIES GIGI

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah menyusun program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat

PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK PRASEKOLAH

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

STUDI KASUS PROGRAM UKGS DI SDN KUNINGAN 04 SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dengan Karies Gigi Murid Usia 5 Tahun di Pondok Labu Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Transkripsi:

Jurnal Keperawatan Volume 7 No 2, Hal 28-34, September 2015 Sekolah Jurnal Keperawatan Tinggi Ilmu Kesehatan Volume 7 No Kendal 2, Hal 28-33, September 2015 ISSN : Cetak 2085-1049 PERILAKU IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK USIA PRASEKOLAH Andriyani Mustika N¹, Permita ayundana 1, Mariyam 1 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, ABSTRAK Pendahuluan: Karies gigi adalah suatu penyakit yang banyak dialami oleh anak-anak usia prasekolah. Kejadian karies gigi dipengaruhi perilaku Ibu perawatan gigi anak. Metode: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu dalam merawat gigi anak dengan kejadian karies pada anak usia pra sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey yang menggunakan pendekatan Cross Sectional. Hasil: ada hubungan yang signifikan. antara perilaku perawatan gigi anak dengan kejadian karies gigi ( P - V a l u e = 0, 0 0 0 < 0, 0 5). D i s k u s i : ibu dalam perawatan gigi anak sebagian besar berperilaku negatif sehingga kejadian karies gigi masih sangat tinggi. Kata kunci:, Karies Gigi, Anak Usia Prasekolah ABSTRACT Introduction: Dental caries is a disease which many caries widely experienced by children of preschool age. Methods: The purpose of this research is to know the behaviour of the mother in the care of children s teeth with dental caries occurancence in preschool-aged children kindergarten children s senses. Results: a relation between mother behaviour in children wit dental caries(p value = 0,000<0,05). Discussion: The behaviour of the mother in children s dentistry mostly behave negatively so taht dental caries incidence is still very high. Keywords: behaviour, dental caries, preschool. PENDAHULUAN Kesehatan gigi penting karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi. Peranan gigi cukup besar dalam mempersiapkan zat makanan sebelum absorbsi nutrisi pada saluran pencernaan, di samping fungsi psikis dan sosial. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies. Penyakit karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat dirugikan dan penyebabnya multifaktor (Caranza, 2006). Masalah karies gigi dialami oleh sekitar 85% anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia. Menurut laporan penelitian dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit tahun 2007 menunjukkan bahwa gigi berlubang telah meningkat khususnya pada anak balita dan anak pra sekolah, meningkat dari 24 % menjadi 28 % (Dye, 2007). mempunyai peranan penting terhadap peningkatan derajat kesehatan gigi, maka diperlukan pendekatan khusus dalam membentuk perilaku positif terhadap kesehatan gigi. Sikap yang positif akan mempengaruhi niat untuk ikut dalam kegiatan yang berkaiatan dengan hal tersebut dan sikap seseorang berhubungan erat dengan pngetahuan yang diterimanya dalam proses belajar (Rahayu, 2005). Peran serta orang tua sangat diprlukan dalam membimbing, memberikan perhatian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Poses pembentukan perilaku yang diharapkanmemerlukan waktu serta kemampuan dari orang tua dalam mengajarkan anak (Budiharto,2009). Fenomena yang ada sekarang sebagian besar anak usia prasekolah atau TK mengalami gangguan pada gigi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil laporan Penjaringan anak TK dan PAUD yang dilakukan Puskesmas Boja 01 pada tahun 2012 dari 28

1320 anak yang diperiksa sebanyak 63% anak TK menderita karies ada gigi, 22% gigi berlubang (Data Puskesmas Boja 01, 2012). seorang anak tidak mau atau malas menggosok gigi maka sebagai orang tua sebaiknya dapat membimbing anaknya untuk menggosok gigi terutama saat menjelang tidur malam dan setelah sarapan. Bila seorang anak tidak terbiasa menggosok gigi maka dari kebiasaan tersebut dapat menyebabkan anak yang mengalami (Mustaida, 2008). METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey yang menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa TK Taman Indria beserta ibunya. Jumlah siswa TK Taman Indria sebanyak 57 siswa. HASIL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu dalam Pemeliharaan Gigi Anak TK Perawatan F % Gigi Anak Negatif 49 86 Positif 8 14 Total 57 100 Tabel 1 menunjukan distribusi frekuensi perilaku pemeliharaan gigi dari 57 responden yang menunjukan 49 responden (86%) dengan perilaku negatif. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu dalam Perawatan Gigi Anak TK Perawatan Gigi f % Anak Negatif 48 84,2 Positif 9 15,6 Total 57 100 Tabel 2 menunjukan bahwa dari 57 responden penelitian sebanyak 48 responden (84,2% ) berperilaku negatif dalam perawatan gigi anak. Tabel 3. Hubungan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Pemeliharaan Gigi Anak Negatif Positif Kejadian karies Jumlah P Value Karies Tidak karies f % f % F % 43 75,4 6 10,5 49 85,1 0,001 3 5,3 5 88 9 14,9 Tabel diatas menunjukan bahwa perilaku pemeliharaan kesehatan gigi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian karies gigi dengan melihat p value = 0,001 < 0,05. Dari 49 responden yang berperilaku negatif terdapat 43 anak yang mengalami karies gigi dan 6 tidak mengalami karies gigi. Tabel 4. Hubungan Ibu dalam Perawatan Gigi Anak dengan Kejadian Karies Gigi Perawatan Gigi Anak Negatif Positif Kejadian karies Jumlah P Value Karies Tidak karies f % f % F % 45 78,9 3 5,3 48 84,2 0,000 1 1,8 8 14 9 15,8 Tabel di atas menunjukkan dari 48 responden berperilaku negatif dalam perawatan gigi anak dan tidak mengalami karies gigi sebanyak 3 anak (6,5%) selebihnya mengalami karies Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara perilaku perawatan gigi anak dengan kejadian karies gigi di TK Taman Indria Boja yaitu semakin positif perilaku perawatan makan kejadian karies gigi semakin sedikit. Secara statistik terbukti dari nilai probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada hubungan yang signifikan. PEMBAHASAN Ibu dalam Perawatan Gigi Anak Berdasarkan pemeriksaan di TK Taman Indria Boja yang dilakukan peneliti menunjukan hasil penelitian dari 48 orang berperilaku negatif dalam perawatan gigi anak dan 9 responden berperilaku positif. Hasil ini diperoleh dari proses analisa setiap komponen 29

perilaku perawatan gigi. dari empat komponen perawatan gigi dihasilkan bahwa 75,4%% responden berperilaku negatif dalam pemeriksaan ke dokter gigi, 86% responden berperilaku negatif dalam pemeliharaan gigi, 84,2,7% responden berperilaku negatif dalam penggunaan fluorida dan 87,7% responden berperilaku negatif dalam mengatur makanan anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa perilaku ibu dalam pemeriksaan ke dokter gigi masih sangat rendah, mengawasi dan mengajari anak menggosok gigi secara mandiri, serta mengatur makanan anak sehari-hari. Hal ini sejalan dengan penelitian Prasasti (2011) dan Sinaga (2011) bahwa perilaku ibu sangat mempengaruhi kejadian karies pada anak. Faktor perilkau adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kebersihan gigi dan mulut. adalah suatu bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Faktor yang terpenting dalam usaha menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah faktor kesadaran dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara personal karena kegiatannya dilakukan dirumah tanpa ada pengawasan dari siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan pemahaman, kesadaran serta kemauan pihak individu untuk menjaga kebersihan mulutnya ( Widi,E.R, 2003). Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Sariningrum (2009) menyatakan bahwa tidak ada hubungan sikap ibu terhadap kejadian karies gigi pada anak balita. Perawatan gigi sangat penting dilakukan agar terhindar dari penyakit gigi. perawatan gigi merupakan usaha pencegahan kerusakan gigi dan penyakit gusi. Gigi yang sehat dilihat dari bagaimana seseorang melakukan perawatan gigi. memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut. ibu menentukan kesehatan gigi anak, sebab ibu merupakan figur yang paling dekat dengan anak sejak ia dilahirkan. Selain itu, perilaku anak juga cukup berperan dalam menjaga kondisi kesehatan giginya, termasuk dalam hal menyikat gigi dan pola makan anak. Hal ini dapat dikontrol dengan pengawasan dan perilaku kesehatan terhadap gigi anak oleh ibu dari sejak dini (Yundali dan Aditiawarman, 2012). Hubungan Ibu dalam Pemeriksaan Ke Dokter Gigi dengan Kejadian Karies Gigi Salah satu indikator pemeriksaan ke dokter gigi berdasarkan hasil wawancara dengan responden dimana anak yang diperiksakan ke dokter gigi sejak tumbuh gigi dan rutin 6 bulan sekali terdapat 14% dari 57 responden jadi sisanya belum memiliki kesadaran untuk memeriksakan ke dokter gigi. Hasil penelitian menunjukan hubungan yang cukup kuat antara perilaku ibu dalam pemeriksaan ke dokter gigi dengan kejadian karies gigi dimana dari 11 responden yang berperilaku positif terdapat 3 anak yang mengalami karies gigi. hal ini sejalan dengan penelitian Gultom (200 9) bahwa kebanyakan ibu belum memahami peran dokter dalam peningkatan pola hidup masyarakat mengenai pemelliharaan gigi pada balita. Teori wong (2009) bahwa anak harus mengunjungi dokter gigi segera setelah gigi pertama muncul dan tidak lebih dari usia 2½ tahun ketika pertumbuhan gigi primer telah usai. Kunjungan pertama ke dokter gigi tidak boleh menjadi pengalaman traumatic. Karena anak usia prasekolah bereaksi negatif terhadap pengalaman yang baru dan berpotensi menakutkan, kunjungan awal dapat dipusatkan pada pertemuan dengan dokter gigi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Anggraini (2011) bahwa sikap orang tua mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan (dokter gigi). Hubungan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Kejadian Karies Gigi ibu menentukan kesehatan gigi anak, sebab ibu merupakan figur yang paling dekat dengan anak sejak ia dilahirkan. Selain itu, perilaku anak juga cukup berperan dalam menjaga kondisi kesehatan giginya, termasuk dalam hal menyikat gigi 30

dan pola makan anak. Hal ini dapat dikontrol dengan pengawasan dan perilaku kesehatan terhadap gigi anak oleh ibu dari sejak dini. Penelitian mengenai perilaku pemeliharaan kesehatan gigi diantaranya menyikat gigi anak dimana terdapat 86% responden berperilaku negatif dalam hal menggosok gigi setelah makan, 78,9% responden berperilaku negatif dalam mengajari anak menggosok gigi dan menggosok gigi secara lembut. Dan dari 57 responden terdapat 82,5% responden tidak mengawasi anak ketika menggosok gigi. hasil penelitian menunjukan masih banyak yang tidak menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur. Waktu menggosok gigiini mempengaruhi terjadinya karies gigi (Hockenberry, 2003). Hal ini didukung hasil penelitian Sandstrom, Cressey dan Blicks (2010) bahwa waktu sikat gigi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian karies gigi. Menurut Wong (2009) metode yang paling efektif untuk membersihkan plak adalah dengan menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur. Untuk menumbuhkan perilaku positif pada anak perlu mendapat bimbingan dari orang tua dengan cara mengajari anak menggosok gigi secara mandiri namun masih dalam pengawasan serta memfasilitasi anak dengan sikat gigi yang menarik dan menggunakan pasta gigi yang disukai anak. Idealnya, gigi arus dibersihkan setiap kali sehabis makan dan terutama sebelum tidur, dan anak tidak boleh diberi apapun untuk dimakan atau diminum setelah menyikat gigi malam kecuali air. Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi. Cara menggosok gigi yang benar juga merupakan faktor yang mempengarui kesehatan gigi (Yundali dan Aditiawarman, 2012). Cara menggososk gigi dengan gerakan maju mundur, gerakan atas bawah serta gerakan memutar pada permukaan gigi Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar (82,5) responden belum menggunakan metode ini sehingga kejadian karies banyak dialami anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitiaan Hutabarat (2009) yang melakukan penelitian tentang peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam melaksanakan UKGS dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan murid sekolah dasar di Kota Medan dimana sebagian besar responden belum melakukan metode sikat gigi dengan tepat. Hubungan Ibu dalam Perawatan Gigi Anak dengan Kejadian Karies Gigi Berdasarkan pemeriksaan di TK Taman Indria Boja yang dilakukan peneliti menunjukan hasil penelitian dari 48 orang berperilaku negatif dalam perawatan gigi anak dan tidak mengalami karies gigi sebanyak 3 anak (5,3%) selebihnya mengalami karies gigi. Dan dari 9 orang yang berperilaku positif dan tidak mengalami karies gigi sebanyak 8 anak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara perilaku perawatan gigi anak dengan kejadian karies gigi di TK Taman Indria Boja yaitu semakin positif perilaku perawatan maka kejadian karies gigi semakin sedikit. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pamunarsih (2008) yang berjudul perilkau ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah di wilayah puskesmas Kedung Mundu Kota Semarang menunjukan praktik ibu yang masih kurangn baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya. Menurut Budiharto (2009) menyatakan faktor perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut seseorang termasuk tentang bagaimana menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi. Perawatan gigi merupakan usaha untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Perawatan gigi sangat penting dilakukan karena dapat mencegah kejadian karies, mengurangi rasa sakit pada anak, infeksi, bahkan malnutrisi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perawatan gigi responden di TK taman Indria Boja masih kurang dan sebagian besar anak mengalami karies gigi. perawatan gigi negatif maka akan meningkatkan kejadian karies gigi pada anak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 31

Ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dalam perawatan gigi anak dengan kejadian karies gigi anak di TK taman Indria Boja. Saran Bagi Peneliti selanjutnya Diharapakan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan pemeriksaan karies gigi oleh peneliti dan didampingi dokter gigi dalam waktu yang sama. DAFTAR PUSTAKA Budiharto. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta EGC Carranza F.A. (2006). Clinical Periodontology. 10th Ed. Philadelphia: W.B. Saunders. Dewanti. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan gigi dengan perilaku perawatan gigi anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok. Skripsi Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depkes RI. (2007). Laporan Kerja Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional. Dye BA. (2007). Early childhood caries American academy of pediatric dentistry, (284):.1-3. Endro Eko Cahyono. (2010). Hubungan pengetahuan dan motivasi ibu terhadap perawatan gigi anak usia 1-3 tahun di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Eviyati Sariningrum dan Irdawati, A.Kep, M.Si.Med. (2009). Hubungan tingkat Pendidikan, Sikap dan Pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak Balita 3-5 tahun dengan tingkat kejadian karies di PAUD Jatipurno, Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 2. No.3 September 2009, 119-12 Gultom, Meinarly.(2009). Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu rumah tangga terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan ulut anak balinya di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir Sumatra Uatara. USU Medan. Skripsi Hutabarat. (2009). Peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam melaksanakan UKGS dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah dasar di Kota Medan tahun 2000. Tesis Sumatera Utara. USU. Pamunarsih, (2008). Ibu dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Prasekolah di Wilayah Puskesmas Kedung Mundu Kota Semarang.Skripsi.Semarang. UNDIP. Pangestu RD, (2007). Karakteristik Konsumen Susu Formula Balita, Buletin Penelitian system kesehatan: 309-314 Prasasti A, Trining Widodorini, Ken anggun R Paranti, (2011). Hubungan tingkat keparahan karies pada siswa SD usia 10-12 tahun dengan perilaku Ibu di SDN Tanjungrejo III Kota Malang, Majalah Anggun Ramadinar Paranti Rustiana, Eunike, (2005), Psikologi Kesehatan, Semarang: Universitas Negeri Semarang press Sinaga, Anni (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam mencegah karies gigi anak usia 1-5 Tahun di Puskesmas Babakan Sari Bandung, STIK Immanuel Bandung Soemanto W (2003) Psikologi pendidikan. Landasan kerja 32

pemimpin pendidikan. Cetakan ke- 4. Jakarta. PT. Rineka Cipta Tarigan, Rasinta. (2004). Karies Gigi. Jakarta: EGC. Wong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC 33