BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Implementasi karakter positif sangat penting dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tengah. Tawangmangu menjadi salah satu objek wisata favorit karena daerahnya

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai peran pengajaran yang cukup penting, hal tersebut sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenyam pendidikan. Negara harus adil dalam mendistribusikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

PENGGAMBARAN KARAKTER KERJA KERAS PADA FILM MENEBUS IMPIAN (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhlak mulia. Kurikulum 2013 mengkajikan pelajaran lebih komprehensip,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENANAMAN KARAKTER SAFT SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN CALON PENDIDIK BERKARAKTER DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman karakter kejujuran sangat penting untuk dikembangkan pada anak usia dini. Pembentukan karakter sebaiknya dilakukan sejak usia dini dengan memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang positif akan membentuk karakter anak tersebut. Pihak yang berperan dalam penanaman karakter pada anak usia dini antara lain adalah orang tua, guru, serta orang dewasa yang berada di sekitar anak tersebut. Salah satu karakter yang perlu ditanamkan pada anak usia dini adalah kejujuran. Menurut Syafri (2012:xi), jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidupnya. Menurut Mansur (2007:17), pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimulai sejak dalam kandungan hingga akhir hayat. Pertumbuhan lebih menitikberatkan pada perubahan fisik yang bersifat kuantitatif. Perkembangan yang bersifat kualitatif berarti serangkaian perubahan progresif sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Usia lahir hingga memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan situasi yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosialemosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. 1

2 Penanaman karakter pada anak usia dini dilakukan melalui keteladanan dan kebiasaan. Anak selanjutnya dapat mempraktikkan kebiasaan yang bersifat baik dan positif dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman karakter pada anak usia dini tidak hanya dengan memberikan contoh yang baik atau positif, selain itu perlu diajarkan rasa kecintaan kepada Tuhan YME. Menurut Mansur (2007:vii), anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi yang tercangkup dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan agama (RQ). Berangkat dari permasalahan di atas peneliti menganggap perlu untuk melakukan kajian mengenai penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Alasan dipilihnya Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen sebagai lokasi penelitian, karena di tempat ini terdapat orangtua berpendidikan rendah dan memiliki anak usia dini. Pengetahuan dan pemahaman yang luas mengenai penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini yang efektif, diharapkan bisa membantu masyarakat di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen dalam membimbing putra-putri yang dimilikinya. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya. Hal itu meliputi pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional, bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai dasar

3 pembentukan pribadi yang utuh agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu contoh persoalan riil mengenai seseorang yang tidak mempunyai karakter kejujuran seperti termuat dalam kompas (2014), Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Alfian Mallarangeng, didakwa memperkaya diri sendiri sebesar Rp 4 miliar dan 550.000 dollar AS dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa siapapun bahkan menteri bisa menjadi seorang koruptor apabila tidak mempunyai karakter kejujuran dalam dirinya. Jadi penanaman karakter kejujuran sangat penting untuk ditanamkan sejak usia dini. Masa usia dini merupakan masa unik dalam kehidupan anak-anak. Masa ini merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Salah satu permasalahan yang muncul dalam penanaman karakter pada anak antara lain orang tua yang tidak memahami cara yang tepat dalam mendidik. Tidak sedikit orang tua mengalami kekecewaan karena anak sebagai tumpuan harapan ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterkaitan judul skripsi yang akan diteliti dengan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UMS terletak pada visi dan misi yang terdapat kata karakter. Visi dan misi program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai berikut. Visi program studi: Menjadi pusat pengembangan pendidikan dan pembelajaraan bidang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan serta ketatanegaraan, untuk

4 membentuk bangsa yang berkarakter kuat dan memiliki kesadaaran berkonstitusi menuju masyarakat madani. Misi program studi: 1. Menyelenggarakan pendidikan guru bidang studi pendidikan dan kewarganegaraan serta ketatanegaraan. 2. Memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta meningkatkan sumber daya manusia yang berkarakter kuat, sehingga mampu memecahkan permasalahan bangsa dan memberikan pelayanan pendidikan menuju masyarakat madani. 3. Menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui program pendidikan kepramukaan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Progdi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UMS menaruh perhatian pada karakter dan selaras dengan tema penelitian ini. Keterkaitan lainnya adalah dengan adanya mata kuliah Sosiologi Indonesia di Progdi PPKn FKIP UMS. Hal tersebut selaras dengan cakupan mata kuliah Sosiologi Indonesia yang menaruh perhatian pada masalahmasalah sosial, sebagaimana tema penelitian ini. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah digunakan untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen? 2. Bagaimanakah hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen?

5 C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan. Tujuan dalam penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mendapatkan apa yang menjadi fokus permasalahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. 2. Untuk mendeskripsikan hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya dan masyarakat luas tentang penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini. b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan luas tentang penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Bagi masyarakat. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui bentuk-betuk dan hambatan dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

6 b. Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini. E. Daftar Istilah Penelitian ini ingin meneliti tentang penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Daftar istilah yang berkaitan dengan penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini, akan diuraikan sebagai berikut. 1. Penanaman. Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1134), penanaman dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan, menanam, atau menanamkan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penanaman adalah sebuah proses melakukan sesuatu. 2. Karakter. Menurut Hidayatullah (2010:14), karakter adalah kualitas atau kekuatan mental, moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Menurut Majid dan Andayani (2011:12), karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan kualitas mental atau budi pekerti yang dimiliki individu sebagai pendorong serta yang membedakan dengan individu lainnya. 3. Kejujuran. Menurut Syafri (2012:xi), jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Menurut Samani dan

7 Hariyanto (2011:51), jujur menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya, amanah, dan tidak curang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan individu sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 4. Anak Usia Dini. Menurut Sujiono (2009:6), anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Menurut Suyanto (2005:1), anakanak adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus generasi penerus bangsa. Anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. 5. Keluarga. Menurut Hasan (2010:24), keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan pertama. Menurut Lickona (2013:48), keluarga merupakan sumber pendidikan moral yang paling utama bagi anak-anak. 6. Orangtua. Menurut Lickona (2013:48), orang tua adalah guru pertama dalam pendidikan moral. Menurut Ihsan (2003:8), orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama, karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibu) dalam keadaan tidak berdaya.